Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN ALAT PROSES 02

TUGAS HEAT EXCHANGER

Disusun Oleh:
Nydia Amelia Madiadipura
1306449214

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Depok, 2016
TUGAS HEAT EXCHANGER

Heat exchanger, atau disebut juga sebagai alat penukar panas adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan
padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada temperatur yang berbeda serta
terjadi kontak termal. Lebih lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang
panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian, ekstraksi),
pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol sebuah proses fluida.

Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas. Pada
permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain. Semakin luas bidang
kontak total yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi
perpindahan panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini, yaitu sirip.
Terdapat beberapa jenis heat exchanger yang akan dibahas di bagian-bagian berikut ini:
Shell and Tube
Heat Exchanger Shell and Tube adalah salah satu tipe penukar kalor yang paling terkenal
karena fleksibilitasnya, sehingga memiliki kisaran tekanan dan suhu yang luas. Ada dua kategori
utama dari Shell and Tube Exchanger:
1. Heat Exchanger Shell and Tube yang digunakan pada industri petrokimia sesuai dengan
standard TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association)
2. Heat Exchanger Shell and Tubbe yang digunakan pada industri energy seperti pemanas
feedwater dan kondenser power plant
Alat penukar kalor shell and tube terdiri dari sejumlah tube yang berada didalam shell
berbentuk silinder. Dua fluida dapat mempertukarkan panas, satu fluida mengalir dibagian luar
dari tube sedangkan fluida kedua mengalir melalui tube. Fluida dapat berupa satu atau dua fasa
dan dapat mengalir secara parallel atau counter-flow.

Gambar 1. Shell and tube exchanger


Heat Exchanger Shell and Tube memiliki empat bagian utama:

Front Header
Bagian dimana fluida masuk ke bagian tube dari alat penukar kalor, disebut juga sebagai
Stationary Header
Rear Header
Bagian dimana fluida dibagian tube keluar dari alat penukar kalor atau dikembalikan ke
bagian front header pada alat penukar kalor dengan aliran tube yang banyak.

Tube Bundle
Bagian ini terdiri dari tube, tube sheets, baffles dan lainnya untuk menahannya
Shell
Bagian ini terdiri dari tube bundle
Bagian-bagian pada shell and tube heat exhanger yaitu

Nozzle
Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger, entah itu sisi shell ataupun sisi tube,
dibutuhkan sebuah komponen agar fluida kerja dapat didistribusikan merata di semua titik.
Komponen tersebut adalah nozzle. Nozzle ini berbeda dengan nozzle-nozzle pada
umumnya yang digunakan pada mesin turbin gas atau pada berbagai alat ukur. Nozzle pada
inlet heat exchanger akan membuat aliran fluida yang masuk menjadi lebih merata,

sehingga didapatkan efisiensi perpindahan panas yang tinggi.


Front-End dan Rear-End Head
Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuk dan keluar dari fluida sisi pipa tubing. Selain
itu bagian ini juga berfungsi untuk menghadapi adanya efek pemuaian. Berbagai tipe front-

end dan rear-end head ditunjukkan pada gambar di atas.


Buffle
Ada dua jenis buffle yang ada pada heat exchanger tipe shell & tube, yakni tipe
longitudinal dan transversal. Keduanya berfungsi sebagai pengatur arah aliran fluida sisi

shell. Beberapa contoh desain buffle ditunjukkan pada gambar di samping.


Tubesheet
Pipa-pipa tubing yang melintang longitudinal membutuhkan penyangga agar posisinya bisa
stabil. Jika sebuah heat exchanger menggunakan buffle transversal, maka ia juga berfungsi
ganda sebagai penyangga pipa tubing. Namun jika tidak menggunakan buffle, maka
diperlukan penyangga khusus.
Berikut ini merupakan tipe dari Heat Exchanger Shell and Tube

Gambar 2 Tipe-Tipe Desain Front-End Head, Shell, dan Rear-End Head

Sedangkan karakteristik dari masing-masing jenis reaktor diatas dijelaskan dalam tabel
berikut ini:

Gambar 3. Karakteristik dari masing-masing tipe shell and tube

Fixed Tube

Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N)


Tipe ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari alat penukar panas dimana
tube sheet dilas dengan shell pada tiap ujungnya. Hal ini berdampak pada konstruksi
yang sederhana dan ekonomis, juga tube bore dapat dibersihkan baik secara mekanis
maupun kimiawi. Tube sheet biasanya memanjang melebihi shell dan berperan sebagai
flange untuk attachment dari channel pada tiap sisi sebagaimana yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini :

Gambar 4. Penampang Fixed Tube Sheet Exchanger

Pada alat penukar kalor tipe ini material dari shell dan tube sheet harus dapat
dilas satu sama lain. Channel pada tiap sisi dilindungi oleh channel cover dan dilengkapi
dengan nozzle connection pada bagian masukan. APK ini diperuntukkan bagi kondisi
aliran fluida counterflow 1-1 exchanger (single pass pada tube dan shell) maupun untuk
multipass pada bagian tube. APK tipe ini digunakan untuk fluida yang tidak
menyebabkan korosi dan fouling pada shell side. Dalam pengoperasian APK ini
dibutuhkan analisis terhadap suhu operasi (pada fase start up, normal, maupun abnormal)
apabila terdapat masalah . Kekurangan dari APK jenis ini ialah bagian bunddle tidak
dapat dipindahkan dari shell untuk dilakukan pembersihan
APK jenis ini digunakan untuk :
Dibutuhkan desain dengan jumlah sambungan yang sedikit
Dibutuhkan perlindungan yang tinggi terhadap kontaminan pada aliran fluida
Floating Head

Outside-Packed-Floating Heat Exchanger


Fluida dari sisi shell mengandung balutan dari banyak cincin, yang ditekan diantara
kotak isian dengan balutan penyokong cincin. Dulu, konstruksi ini sering digunakan di
industri kimia, tapi beberapa tahun belakangan ini penggunaannya telah berkurang.
Konstruksi bundle yang dapat dipindahkan menyesuaikan dengan perbedaan ekspansi
antara shell dan tube dan penggunaannya untuk perbaikan bagian shell hingga 4137 kPa
dan 600 lbf/ in2 pada 3160C (6000F). Tidak terdapat batasan angka pada jumlah dari sisi
tube yang dilalui atau pada desain tekanan dan temperature bagian tube. Outside-packed
floating heat exchanger merupakan tipe umum yang sering digunakan untuk konstruksi
bundle yang dapat dipindahkan di industri kimia.

Gambar 5. Outside Packed Floating Exchanger

Saat floating-tube-sheet skirt mengalami kontak dengan balutan dari cincin, dapat
menghaluskan akhir mesin. Split-shear-ring masuk pada alur floating-tube-sheet skirt.
Slip on backing flange, pada saat penggunaannya, ditahan di tempat untuk shear ring,
terpasang pada external floating-head cover.
Floating head cover biasanya berupa cakram bundar, dengan sejumlah ganjil dari tubeside passes, nozzle aksial bisa dipasang pada floating-head cover. Jika sisi nozzle
diperlukan, cakram bundar diganti oleh dished head atau channel barrel

terpasang

diantara floating-head cover dan floating-tube-sheet skirt.

Internal Floating Head Exchanger


Desain internal-floating-head exchanger digunakan secara ekstensif di jasa pertroleum
refinery, tapi beberapa tahun belakangan ini, penggunaannya menurun,Tube bundle lebih
mudah dipindahkan dan floating tube sheet yang bergerak ( atau mengambang ) dapat
menyesuaikan dengan perbedaan ekspansi antara shell dan tube. Batas tube terluar
mendekati diameter bagian dalam gasket pada floating tube sheet. Jarak (antara shell dan
OTL) adalah 29 mm (1 1/8 in) untuk shell pipa dan 37 mm (1 7/16 in untuk diameter
plate shell sedang).
Split backing ring dan baut biasanya menahan floating head cover pada floating tube
sheet. Split backing ring dan baut biasanya terletak melebihi ujung shell dan di dalam
cover-shell berdiameter besar. Shell cover, split backing ring, dan floating head cover
harus dipindahkan sebelum tube bundle bisa melewati exchanger shell.

Pull-Through-Floating Heat Exchanger.


Konstruksinya sama seperti internal-floating-head split-backing ring exchanger kecuali
floating-head covernya yang terpasang tepat pada floating tube sheet, Tube bundle dapat

diambil tanpa memindahkan shell cover atau floating-head cover. Hal ini dapat
mengurangi waktu perawatan saat pemeriksaan dan perbaikan.
Jarak yang besar antara shell dan tube harus tesedia untuk gasket dan baut pada
floating-head cover. Jaraknya sekitar 2-2,5 kali dibandingkan dengan desain yang
dibutuhkan split-ring. Sealing strips atau dummy tubes biasanya dipasang untuk
mengurangi tube bundle yang melewati.

Gambar 6. Pull-Through-Floating Heat Exchanger

Anda mungkin juga menyukai