PROSEDUR KLINIS
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
GIGI KARIES
No. Dokumen :
Halaman
: 060
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Pengertian
Tujuan
Alat & Bahan
Prosedur Kerja
Paraf
PROSEDUR KLINIS
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
MUMIFIKASI
No. Dokumen :
Halaman
: 061
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Pengertian
Tujuan
Prosedur Kerja
Paraf
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
PROSEDUR KLINIS
PENATALAKSANAAN KARIES GIGI
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 062
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Pengertian
Tujuan
Alat & Bahan
Prosedur Kerja
Paraf
PROSEDUR KLINIS
PENATALAKSANAAN PERIODONTITIS
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 063
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Pengertian
Tujuan
Alat & Bahan
Prosedur Kerja
Paraf
PROSEDUR KLINIS
PENCABUTAN GIGI PERMANEN
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 064
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Paraf
Pengertian
Tujuan
Prosedur Kerja
betadine
memberikan tampon pada soket gigi yang dicabut
dengan tampon yang telah disiapkan
melepaskan handscoon kedalam tempat sampah
medis
mencuci tangan dan melepas masker
PROSEDUR KLINIS
PENCABUTAN GIGI SULUNG
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 065
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Pengertian
Tujuan
Prosedur Kerja
Paraf
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dilakukann
Tahap yang akan dilakukan :
Anesthesi/penyuntikan gigi yang akan dicabut bila
gigi tidak goyang
Pemakaian khlorethyl bila gigi sudah goyang derajat
2/3
Pencabutan gigi sulung
Dan menjelaskan kepada pasien kemungkinan rasa sakit
yang akan dirasakan seperti digigit semut
Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan kelengkapan
pencabutan gigi.
Alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan yang
disebutkan diatas.
Mengolesi sekitar gusi/mucosa yang akan disuntik
dengan
desinfektor
(larutan
betadine),
dengan
menggunakan kapas yang dijepit dengan pinset dan
dioleskan satu kali dan searah
Lakukan anesthesi:
Chlor ethyl: Semprotkan chlor ethyl pada kapas,
tekan di daerah bukal dan lingual sampai mukosa
berubah pucat.
Penyuntikan dengan lidocaine / Pehacaine comp 2 %
dengan tehnik INFILTRASI
o Ambil spuit 2.5 cc ukuran jarum 26
o Buka ampul dengan cara menggergaji leher
ampul. Dipatahkan dengan melapisi leher ampul
memakai kain kasa
o Rahang Atas: suntikkan lidocaine adrenalin 2 %
pada gusi daerah bukal / labial dan daerah
palatinal @ CC setinggi apex gigi
o Rahang Bawah: suntikkan lidocaine adrenalin 2 %
pada gusi daerah bukal / labial dan daerah lingual
@ CC setinggi apex gigi
Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan
anestesi, apakah merasa gemetar, keringat dingin,
berkunang-kunang, gelap, dan lemas
Dilakukan pencabutan gigi
Bila anesthesinya khlorethyl, pencabutan dilakukan
langsung dan segera
Bila anesthesinya lidocain, pencabutan dilakukan
langsung setelah mukosa berwarna menjadi pucat
dengan ketentuan bila tidak bisa dilakukan langsung
dengan tang digunakan bein kecil.
Pemberian tampon
Pemberian obat analgetik dan antibiotik bila perlu
Instruksi pasca pencabutan
Meminta kepada pasien dengan suara lembut dan
ramah sambil menatap mata pasien untuk tetap
menggigit tampon steril kurang lebih jam
Meminta
kepada
pasien
untuk
menghindari
menyedot-nyedot kembali bekas cabutan agar tidak
terjadi perdarahan
Meminta kepada pasien agar tidak kumur-kumr bila
ada trauma besar agar tidak terjadi perdarahan
PROSEDUR KLINIS
PULP CAPPING
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 066
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Paraf
Pengertian
Tujuan
Prosedur Kerja
PROSEDUR KLINIS
SCALLING
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 067
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Paraf
Pengertian
Tujuan
Prosedur Kerja
Ciprofloksasin (dosis dewasa : infeksi ringansedang 250 mg 2x/hari dan infeksi berat 500 mg
2x/hari, selama 5 hari, diminum sesudah makan,
kontraindikasi anak-anak
PROSEDUR KLINIS
STERILISASI ALAT POLI GIGI
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 068
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Paraf
Pengertian
Tujuan
Prosedur Kerja
Merupakan
tindakan
untuk
menghancurkan
semua
mikroorganisme, termasuk virus, bakteri atau spora bakteri,
pada alat-alat yang habis dipakai, guna :
Menghindari semua infeksi silang antar pasien atau
pasien dengan petugas Poli Gigi.
Menghindari infeksi lokal dan sistemis pasca yang
diakibatkan masuknya mikroorganisme melalui jaringan
luka.
Menghindari infeksi nasokomial.
Kebersihan optimal.
Sebagai pedoman kerja bagi petugas poli gigi dalam
mempersiapkan pembersihan alat-alat medis poli gigi
1. Chlorin 0,5% + wadah
2. Air sabun (deterjen) + wadah
3. Air masak + wadah
4. Sarung tangan
5. Sikat alat
6. Korentang
7. Baki alat + handuk bersih
1. Cairan chlorine diencerkan sampai 0,5% dengan cara
mencampur 1 tutup botol chlorine dicampur dengan 9 tutup
botol yang diisi air (wadah A)
2. 1/3 wadah diisi air yang dicampur dengan setengah
genggam deterjen bubuk (wadah B)
3. 1/3 wadah diisi air masak (wadah C)
Instruksi kerja no 1-3 selalu dipersiapkan sebelum pelayanan
dimulai oleh petugas poli gigi.
4. Setiap alat yang keluar dari mulut pasien langsung
dimasukkan ke dalam wadah A selama 10 menit.
5. Kemudian alat dimasukkan ke dalam wadah B selama 10
menit, lalu alat dicuci dan disikat sampai bersih.
6. Selanjutnya alat dimasukkan dalam wadah C.
7. Terakhir, alat diangkat dari wadah C dan diletakkan di atas
handuk bersih dan kering yang dialasi baki.
8. Setelah alat dikeringkan, bungkus alat dengan kain linen dan
masukkan ke dalam sterilisator kering selama waktu yang
telah ditentukan.
9. Keluarkan alat setelah dingin dan siap untuk digunakan
PROSEDUR KLINIS
PERAWATAN TUMPATAN GIGI
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 069
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Paraf
Pengertian
Tujuan
Instruksi Kerja
a) Perawatan tumpatan adalah perawatan pada gigi yang karies (lubang), yang
dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil/membuang jaringan gigi yang
mengalami kerusakan, dan menggantinya dengan bahan tumpatan tertentu
sesuai dengan indikasi tumpatan, sehingga dapat mempertahankan keberadaan
gigi asli di rongga mulut maupun mengembalikan fungsi gigi sebagai alat
pengunyahan dan sebagai faktor estetik.
b) Perawatan tumpatan karies diberikan sesuai dengan diagnosa kasus yang telah
ditentukan terlebih dahulu.
c) Tumpatan gigi dengan menggunakan bahan amalgam bertujuan :
Mencegah terbentuknya karies baru.
Merestorasi bagian gigi yang hilang karena proses karies.
Umumnya dipergunakan untuk gigi posterior.
d) Tumpatan gigi dengan bahan Glass Ionomer Cement bertujuan untuk :
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
PROSEDUR KLINIS
PULPITIS
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit : 01/02/2015
Revisi
:Dibuat oleh :
drg.Rena Dhiar E
No. Dokumen :
Halaman
: 070
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
1. Tujuan
Paraf
3.2.1Pulpotomi.
3.2.2Pulpectomi
prosedur
4.1 Perawat atau pembantu perawat menyiapkan alat dan bahan
4.2 Perawat atau pembantu perawat mempersilahkan pasien duduk pada kursi dental unit.
4.3 Dokter atau perawat mencatat atau memeriksa identitas pasien pada buku status.
4.4 Dokte melakukan anamnesa.
4.5 Dokter melakukan pemeriksaan secara intra oral atau dengan Ro foto ( bila dipandang
perlu )
4.6 Dokter menegakkan diagnosa
4.7 Dokter melakukan tindakan perawatan.
5. Catatan mutu
5.1 Status pasien dalam rekam medis
PROSEDUR KLINIS
HIPEREMI PULPA
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
1.
No. Dokumen :
Halaman
: 071
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf :
Paraf :
Tujuan
Paraf
Sebagai acuan kerja untuk mendapatkan diagnosa yang tepat pada kasus Hiperaemi pulpa
sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat.
2.
Ruang lingkup
Dilaksanakan diruang pemeriksaan / klinik gigi oleh seorang dokter gigi dibantu seorang perawat
gigi pada semua pasien yang berobat.
3.
Uraian umum
3.1 Hiperaemi Pulpa adalah kerusakan pada gigi dimana terjadi dilatasi dari pembuluh darah pada
pulpa sehingga aliran darah arteri dalam pulpa akan bertambah.
3.2 Gejala Subyektif :
3.2 1 Adanya rasa sakit bila kemasukkan makanan.
3.2.2 Nyeri dapat dtahan sebentar, tetapi setelah rangsang hilang, nyeripun hilang.
3.2.3 Rangsangan asam, manis dan dingin terasa sakit.
3.2.4 Tidak ada nyeri spontan.
3.3 Gejala Objektif.
3.2.1 Gigi dengan caries media sampai profunda.
3.2.2 Pulpa belum terbuka.
3.2.3 Test dengan Chlor Ethyl : +
3.2.4 Gigi masih vital.
3.2.5 Tidak ada periodontitis
4.
Prosedur
4.1 Perawat mempersiapkan alat diagnosa seperti sonde, kaca mulut, pinset dan excavator.
4.2Dokter gigi melakukan anamnesa :
4.2.1 Sejak kapan sakitnya.
4.2.2 Apakah ada rasa sakit bila kemasukkan makanan dan minum dingin.
4.2.3 Apakah ada rasa sakit spontan pada malam hari.
4.3 Dokter melakukan pemeriksaan :
4.3.1Visual : tampak caries media sampai profunda.
4.3.2Thermis : dengan Chlor Ethyl +
4.4Setelah didapat diagnosa yang tepat dokter gigi melakukan penambalan
Catatan mutu : Status pasien BP gigi dalam rekam medik