Keberadaan sebuah observatorium diperlukan untuk melakukan berbagai macam
kegiatan yang berhubungan dengan pengamatan objek langit seperti planet-planet dan galaksi. Di Indonesia sendiri, Observatorium Bosscha sudah dibangun di daerah Lembang, Bandung, Jawa Barat. Observatorium tersebut secara usia sudah terbilang tua dan kita memerlukan observatorium baru. Hal ini juga ditambah dengan kondisi Bosscha yang sudah banyak terpengaruh cahaya-cahaya malam hari dari kota Bandung sehingga terjadi polusi pengamatan. Baru-baru ini sebuah observatorium lain akan dibangun di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di daerah Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kupang. Tim survei dan analisis dampak lingkungan dari berbagai disiplin ilmu hingga saat ini masih bergerak secara langsung di lapangan. Penulis sendiri sempat melihat lokasi rencana pembangunan Observatorium Timau ketika melakukan survei geologi bulan lalu. Lokasi yang berada di sebelah selatan Gunung Timau itu berupa padang rumput yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi. Hewanhewan peliharaan milik warga seperti sapi dan kuda digembalakan di sekitar padang rumput tersebut. Suasana yang selalu cerah saat siang hari ditambah perbukitan yang terlipat-lipat menambah nilai wisata lokasi tersebut. Pemandangan saat malam hari menunjukkan keberadaan objek-objek langit yang mengagumkan seperti Galaksi Bimasakti dan berjuta-juta bintang serta objek langit lainnya. Rencananya pembangunan observatorium tersebut akan mulai dilakukan pada tahun 2017 berdasarkan informasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Adapun secara kondisi geologi, tanah dan batuan yang berada dalam lokasi rencana Observatorium Timau ini tidak menunjukkan perilaku bahaya alam yang signifikan. Beberapa longsoran akibat erosi dari air sungai dapat ditemukan di beberapa tempat, tetapi masih dapat diatasi dengan mudah. Selama ini observatorium memang memiliki fungsi yang vital untuk penelitian di bidang astronomi serta kegunaan lain dalam mengamati peristiwa-peristiwa astronomis yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat, seperti terjadinya gerhana matahari total. Sosialisasi dengan masyarakat setempat diperlukan agar terjadi saling keterbukaan dan kepercayaan. Tidak jarang respon masyarakat di daerah tersebut berujung penolakan jika tidak dibarengi dengan komunikasi yang baik antara semua pihak. Hal ini dapat
terlihat dari beberapa kasus penolakan warga terhadap beberapa perusahaan
pertambangan pada tahun-tahun sebelumnya. Harapan bagi kita semua, dengan dibangunnya observatorium baru tersebut dapat meningkatkan kualitas riset di Indonesia, khususnya di bidang astronomi.