Pelindo Tpks
Pelindo Tpks
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin didapat dalam Praktek Kerja lapangan adalah sebagai berikut:
v Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja lapangan.
v Dapat memahami dan mengerti secara garis besar mengenai sistem dan cara pengoperasian
RTG.
v Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari dunia pendidikan dengan dunia industi.
v Mengetahui sejauh mana teori yang didapat dari bangku kuliah dengan yang ada didunia
industri.
v Tempat
Semarang
v Waktu
b)
c)
Mencatat jawaban.
d)
v Metode Observasi
yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada tempat kerja.
Langkah- langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah;
a)
b)
c)
Hal ini dilakukan pada saat RTG tidak digunakan pada saat operasional.
v Metode literature
yaitu suatu cara pengumpuln data dengan cara mengambil data dari buku- buku untuk
mendapatkan data sesuai data yang dikehendaki.
Langkah- langkah yang dilaikukan adalah:
a)
b)
BAB II
PT. PELABUHAN INDONESIA III
CABANG TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG
Terminal Petikemas Semarang adalah perusahaan handling peti kemas, yang sebelumnya
merupakan salah satu divisi dari PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Semarang.
Sebagai langkah antisipasi terhadap pertumbuhan angkutan peti kemas di Pelabuhan Tanjung
Mas Semarang, yang secara nyata memerlukan pengelolaan yang lebih profesional, manajemen
Pelabuhan III (Persero) telah melakukan pemekaran organisasi Pelabuhan III cabang Tanjung
Mas menjadi dua bagian yaitu pengelolaan Terminal Petikemas secara mandiri di bawah
tanggung jawab General Manager Pelabuhan Tanjung Mas, yang keduanya bertanggung jawab
langsung kepada Direksi Pelabuhan Indonesia III. Dengan pemekaran tersebut, diharapkan mutu
pelayanan handling petikemas menjadi lebih baik. Terminal Petikemas Semarang berdiri
berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor: Kep .
46/PP. 1.08/P . III tanggal 29 juni 2001 tentang Pembentukan Terminal Petikemas Semarang
sudah merupakan Cabang sendiri yang terpisah dengan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang,
sehingga semua urusan handling (bongkar muat) petikemas Semarang.
BAB III
RUBBER TYRED GANTRY ( RTG )
Engine room dan control source berada pada bagian samping dari RTG. Dalam pengoperasian
alat RTG, terlebih dahulu mesin dinyalakan pada engine panel dan mesin akan berjalan idle
speed. Pada kondisi full speed ini tegangan dari generator yang dihasilkan sebesar 420 Volt
dengan mengatur tegangan pada AVR ( Automatic Voltage Regulator ). Ketika menyalakan
mesin MCCB pada kondisi ON untuk mengunci rangkaian kontrol didalam Engine Control.
Mesin hanya dapat bekerja jka interlock:
v Over & under voltage
v Over heat dari AC generator
v Eart fault
v Under Current
Dalam keadaan off. karena RTG menggunakan PLC untuk mengontrol keseluruhan sistem
pengoperasian dan proteksi dari masing-masing bagian dari RTG. Tiap bagian dilengkapi dengan
interlock untuk mencegah kesalahan sistem kerja dari RTG.
Nyalakan sumber kontrol pada operator kabin dengan interlock:
v Emergency stop
v Engine interlock
v PLC fault
v Inverter unit fault
v Hoist over speed
v Over hoist
Dalam keadaan off
2.
Hoist
Hoist digunakan untuk menaik turunkan container yang akan dipindahkan. Syarat interlock untuk
menggerakkan hoist :
v Inverter fault off
v Over speed switch off
v Hoisting controller zero notch
v Hoist select normal
v Gantry kondisi berhenti
v Anti sway master on
v Steering pump off
v Steering 0o or 90o limit switch (LS) on
v Spreader connection
v Spreader interlock normal
v Steering lockpin LS on
v Main power on
v Speed controlfunction check off
v Space heater MCB off
Ketika interlock diatas ada yang bekerja, maka secara otomatis kontraktor motor hoist akan
terbuka dan menghentikan motor hoist dengan disk brake. Untuk menggerakan hoist, hidupkan
Hoisting master circuit dan atur hoist naik atau turun dengan joystick pada operator kabin control
desk bagian kanan. Pada batas jarak tertentu dari tanah ( lower limit position ) dan dari atas
( upper limit position ), kecepatan motor hoist akan pada batas nilai 85 rpm. Hoist dilengkapi
dengan disk brake untuk pengereman motor hoist.
3.
Trolley
Trolley berfungsi untuk menggerakkan hoist dan memindahkan kontainer kedepan dan belakang.
Syarat interlock untuk menggerakkan trolley :
v Inverter fault off
v Spreader lock or unlock
v Hoisting controller zero notch
v Trolley select normal
v Gantry kondisi berhenti
v Steering pump off
v Spreader landed LS off
v Spreader interlock normal
v Steering lockpin LS on
v Main power ON
v Speed control function check off
v Space heater MCB off
Ketika interlock diatas ada yang bekerja, kontaktor motor trolley akan terbuka dan secara
otomatis motor akan berhenti dengan disk brake. Kecepatan gerak dari trolley adalah 70m/min.
kecepatan minimum berkisar antara 10% - 15% dari 70m/min. Trolley digerakkan melalui
joystick pada operator kabin posisi forward dan reverse. Trolley dilengkapi dengan disk brake
untuk pengereman motor trolley.
4.
Gantry
Gantry berfungsi untuk memindah posisi RTG ke tiap-tiap blok penampungan dari kontainer.
Syarat interlock untuk menggerakkan Gantry :
v Inverter fault off
v Hoisting stoppage
v zero notch of traveling controller (kondisi start)
v Trolley traveling stoppage
v Tyrelock position (lockpin lock LS on)
v Steering pump off
v Spreader landed LS off
v Gantry select normal
v Steering 0o or 90o LS on
v Main power on
v Speed control function check off
v Space heater MCB off
v Shore power off
Ketika interlock diatas ada yang bekerja, kontaktor motor Gantry akan terbuka dan secara
otomatis motor akan berhenti dengan disk brake. Gantry digerakkan dengan menggunakan
joystick sama dengan hoist pada operator kabin tetapi pada posisi left atau right. Kecepatan
gerak dari motor gantry yaitu 130m/min (tanpa container). Gantry dilengkapi dengan disk brake
untuk pengereman motor gantry.
Untuk memindahkan RTG ke blok penampungan pada sisi lain maka RTG harus berbelok 90o,
maka dari itu maka gantry dilengkapi dengan steering switch 0o to 90o pada operator kabin.
Sebelum steering switch 0o to 90o bekerja, maka hoist, trolley dan gantry dalam keadaan
berhenti. Ketika dinyalakan, maka oil pump steering akan on dan pin cylinder steering pada
posisi unlock. Setelah roda pada gantry berputar 90o , maka pin cylinder steering pada posisi
lock dan oil pump steering akan off. Langkah diatas juga berlaku untuk mengembalikan roda
gantry dari posisi 90o ke posisi 0o.
5.
Spreader
Spreader digunakan untuk menempelkan dan mengunci container yang akan dipindahkan
ketempat lain.
Flipper
Flipper berfungsi untuk penempatan posisi spreader agar tepat pada posisi container yang akan
dipindahkan. Empat flipper berada pada tiap-tiap ujung spreader yang digerakkan dengan naik
turun dengan flipper switch pada control desk di operator kabin.
Skewing Switch
Skewing switch digunakan jika posisi spreader terhadap container agak miring. Maka skewing
switch berfungsi memiringkan posisi spreader agar tepat pada posisi container.
v Twist lock
Twist lock berfungsi untuk mengunci spreader pada kontainer agar dapat diangkat dan
dipindahkan. Twist lock berada pada ujung-ujung spreader.
v
Dikarenakan ukuran dari container ada yang 20 ft, 40 ft, 45 ft maka spreader dilengkapi dengan
telescopic beam yang berfungsi memanjangkan ukuran dari spreader sehingga twist lock dan
flipper dapat tepat pada posisi dari container.
Ukuran spreader dapat diset dengan Switch pada control desk posisi 20 ft dan 40 ft. sedangkan
untuk ukuran container sepanjang 45 ft menggunakan uuran spreader 40 ft karena posisi twist
lock pada container 45 ft sama dengan container 40 ft.
Dalam pengoperasian Spreader untuk mengangkat kontainer (hoist up) pertama kita nyalakan
spreader pump. Pilih ukuran spreader pada posisi 20 ft atau 40 ft. setelah itu turunkan spreader
pada kontainer yang akan dipindahkan (hoist down) dengan syarat Twist Lock pada kondisi
Unlocked dan flipper diturunkan. Ketika posisi spreader tepat pada posisi kontainer maka
spreader landed limit switch akan bekerja dengan ditandai dengan menyala lampu landed pada
control desk. Jika lampu landed tidak aktif maka spreader landed limit switch tidak akan
menyala dan Twist Lock tidak dapat bekerja . kuci spreader pada kontainer dengan switch Twist
Lock pada posisi lock ditandai dengan lampu Lock Detecting Light menyala. Kontainer dapat
diangkat ( hoist up )dan dipindahkan dengan mengoperasikan Trolley untuk arah maju mundur
dan gantry untuk arah kiri dan kanan. Lalu turunkan kontainer pada posisi yang di inginkan
( hoist down ). Spreader landed akan menyala dan atur Switch Twist Lock pada posisi unlocked
sehingga kontainer lepas dari spreader. Angkat kembali spreader (hoist up).ulang kembali
langkah-langkah di atas untuk pemindahan ulang kontainer.
6.
Ruang Kontrol
Ruang kontrol merupakan ruang pusat pengendali dari RTG. Letaknya di bagian atas dan dapat
bergerak ke kanan dan ke kiri bersama spreader. Di dalam ruang kontrol terdapat peralatan
kontrol utama seperti tombol-tombol utama misalnya pengendali engine, hoist, trolley, spreader,
dan pengendali drive kanan kiri, kendali maju mundur, control keseimbangan, kontrol kecepatan,
indicator engine, indicator spreader, dll. Di dalam ruang kontrol itu juga terdapat berbagai
peralatan tambahan seperti saklar darurat security system yang akan memberi peringatan dini
apabila terjadi kesalahan. Untuk komunikasi dengan petugas di bawah ketika bekerja biasanya
operator menggunakan speaker atau lewat intercom. Untuk mencapai ruang control operator
harus menaiki tangga terlebih dahulu.
BAB IV
MOTOR LISTRIK
Motor listrik adalah mesin yg berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga
gerak, tenaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor. Motor listrik merupakan sebuah perangkat
elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri
sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
4.2. Prinsip kerja motor listrik
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama, yaitu:
v Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
v Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
v
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torsi sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:
v Beban torsi konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan
kecepatan operasinya namun torsi nya tidak bervariasi.
v Beban dengan variabel torsi adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan
operasi.
v Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan.
Efisiensi motor ditentukan oleh kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya oleh perubahan
pada rancangan motor dan kondisi operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih dua
persen hingga 20 persen. Tabel dibawah memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.
Jenis Kehilangan pada Motor Induksi (BEE India, 2004)
Efisiensi motor dapat didefinisikan sebagai perbandingan keluaran daya motor yang dirgunakan
terhadap keluaran daya totalnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah:
v
Kecepatan. Motor dengan kecepatan yang lebih tinggi biasanya lebih efisien.
v Jenis. Sebagai contoh, motor kandang tupai biasanya lebih efisien daripada motor cincin
geser
v Suhu. Motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total (TEFC) lebih efisien daripada
motor screen protected drip-proof (SPDP)
v
Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik motor membuat
rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien pada beban 75%.
Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat seperti ditunjukkan pada
Gambar dibawah. Mengoperasikan motor dibawah laju beban 50% memiliki dampak pada faktor
dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor daya yang mendekati 1 sangat diinginkan untuk
operasi yang efisien dan untuk menjaga biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk
motor.
Efisiensi Motor Beban Sebagian (sebagai fungsi dari % efisiensi beban penuh)
Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor akan bermanfaat bila menentukan beban
dan efisiensinya. Pada hampir kebanyakan negara, merupakan persyaratan bagi pihak pembuat
untuk menuliskan efisiensi beban penuh pada pelat label motor. Namun demikian, bila motor
beroperasi untuk waktu yang cukup lama, kadang-kadang tidak mungkin untuk mengetahui
efisiensi tersebut sebab pelat label motor kadangkala sudah hilang atau sudah dicat.
Untuk mengukur efisiensi motor, maka motor harus dilepaskan sambungannya dari beban dan
dibiarkan untuk melalui serangkaian uji. Hasil dari uji tersebut kemudian dibandingkan dengan
grafik kinerja standar yang diberikan oleh pembuatnya.
Jika tidak memungkikan untuk memutuskan sambungan motor dari beban, perkiraan nilai
efisiensi didapat dari tabel khusus untuk nilai efisiesi motor. Nilai efisiensi disediakan untuk:
v
Motor dengan efisiensi standar 900, 1200, 1800 dan 3600 rpm
Dua jenis motor: motor anti menetes terbuka/ open drip-proof (ODP) dan motor
Dimana,
HP
= Nameplate untuk Hp
Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di seluruh pabrik.
Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil. (mengakibatkan motor
terbakar) atau terlalu besar (mengakibatkan ketidak efisiensian). US DOE merekomendasikan
untuk melakukan survei beban motor yang beroperasi lebih dari 1000 jam per tahun.
Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang beroperasi secara
individu:
v Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya
masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%.
v Pengukurann jalur arus. Beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur (diukur
dengan alat analisis daya) dengan laju amper. Metode ini digunakan bila faktor daya tidak
dketahui dan hanya nilai amper yang tersedia. Juga direkomendasikan untuk menggunakan
metode ini bila persen pembebanan kurang dari 50%
v Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor
beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban penuh. Ketelitian metode ini terbatas namun
dapat dilakukan dengan hanya penggunaan tachometer (tidak diperlukan alat analisis daya).
Karena pengukuran daya masuk merupakan metode yang paling umum digunakan, maka hanya
metode ini yang dijelaskan untuk motor tiga fase.
Pengukuran daya masuk
Tahap 1. Menentukan daya masuk dengan menggunakan persamaan berikut:
Dimana,
Pi
= RMS (akar kwadrat rata-rata) tegangan, nilai tengah garis ke garis 3 fase
PF
Alat analisis daya dapat mengukur nilai daya secara langsung. Industri yang tidak memiliki alat
analisis daya dapat menggunakan multi-meters atau tong-testers untuk mengukur tegangan,
arus dan faktor daya untuk menghitung daya yang masuk.
Tahap 2. Menentukan nilai daya dengan mengambil nilai pelat nama/nameplate atau dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana,
Pr
HP
= Efisiensi pada beban penuh (nilai pada nameplate atau dari table
efisiensi motor)
Dimana,
Beban = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
Pi
Pr
4.4.1.
Motor DC
Adalah motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang
luas.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
a)
b)
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk
beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti
peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di
area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga
relatif mahal dibanding motor AC.
4.4.1.1. Prinsip Kerja Motor DC
Prinsip motor listrik berdasarkan pada kaidah tangan kiri. Sepasang magnet permanen utara
selatan menghasilkan garis medan magnet , kawat penghantar diatas telapak tangan kiri
ditembus garis medan magnet . Jika kawat dialirkan arus listrik DC sebesar I searah keempat
jari tangan, maka kawat mendapatkan gaya sebesar F searah ibu jari. Aksi tersebut didasari pada
prinsip bahwa ketika arus mengalir pada konduktor yang ditempatkan di dalam medan magnet,
maka pada konduktor tersebut timbul gaya yang arahnya ditentukan oleh kaidah tangan kiri
fleming.
lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari
sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet
yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal
ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
3.
Commutator.. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam
dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
diberikan beban maksimum putaran motor menjadi nn. Motor penguat terpisah digunakan pada
beban relatif konstan dan tidak berubah secara drastis.
4.4.2. Motor AC
Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada
rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor"
seperti ditunjukkan dalam Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan
komponen listrik berputar untuk memutar as motor.
Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih
mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari
harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi
(sekitar dua kali motor DC).
Motor sinkron
Komponen utama motor sinkron adalah:
v Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor
mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
v Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut:
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
b. Motor induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri.
Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat
langsung disambungkan ke sumber daya AC.
Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama:
1.
Rotor.
2.
Stator.
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase.
Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat
2.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga
fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki
kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan
sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai
contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran
1/3 hingga ratusan Hp.
Kecepatan motor induksi
Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan
magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor
menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang
menyebabkan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun
pada kecepatan dasar yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut
disebabkan adanya slip/geseran yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya
terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincingeser/ slip ring,
dan motor tersebut dinamakan motor cincin geser/ slip ring motor. Persamaan berikut dapat
digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran:
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi
Gambar dibawah menunjukan grafik torsi-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus
yang sudah ditetapkan. Bila motor:
v Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torque yang rendah (pullup torque).
v Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (pull-out torque) dan
arus mulai turun.
v
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
kecepatan. Baik motor AC sinkron dan induksi keduanya cocok untuk penggunaan control
variasi kecepatan.
Karena motor induksi adalah motor yang tidak sinkron, perubahan pasokan frekuensi dapat
memvariasikan kecepatan. Strategi pengendalian untuk motor khusus akan tergantung pada
sejumlahnfaktor termasuk biaya investasi, ketahanan beban dan beberapa
persyaratanpengendalian khusus. Hal ini memerlukan suatu tinjauan rinci mengenai karakteristik
beban, data historis pada aliran proses, ciri-ciri sistim pengendalian kecepatan yang diperlukan,
biaya listrik dan biaya investasi.
Karakteristik beban terutama penting dalam memutuskan apakah pengendalian kecepatan
merupakan suatu opsi. Potensi terbesar untuk penghematan listrik dengan penggerak variabel
kecepatan (variable speed drive) pada umumnya ada pada penggunaan variasi torque, contohnya
adalah pompa sentrifugal dan fan, dimana kebutuhan dayanya berubah sebesar kubik kecepatan.
Beban torsi yang konstan juga cocok untuk penggunaan VSD juga dikenal dengan inverter.
4.5. Perawatan dan perbaikan motor listrik
a. Memperbaiki kualitas daya
Kinerja motor dipengaruhi oleh kualitas daya yang masuk, yang ditentukan oleh tegangan dan
frekuensi aktual dibandingkan dengan nilai dasar. Fluktuasi dalam tegangan dan frekuensi yang
lebih besar daripada nilai yang diterima memiliki dampak yang merugikan pada kinerja motor.
Ketidakseimbangan tegangan bahkan dapat lebih merugikan terhadap kinerja motor dan terjadi
apabila tegangan tiga fase dari motor tiga fase tidak sama. Hal ini biasanya disebabkan oleh
perbedaan pasokan tegangan untuk setiap fase pada tiga fase. Dapat juga diakibatkan dari
penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda pada sistim distribusinya. Contoh dari pengaruh
ketidakseimbangan tegangan pada kinerja motor ditunjukkan dalam Tabel 7.
Tegangan masing-masing fase pada sistim tiga fase besarannya harus sama, simetris, dan
dipisahkan oleh sudut 120. Keseimbangan fase harus 1% untuk menghindarkan penurunan daya
motor dan gagalnya garansi pabrik pembuatnya. Beberapa faktor dapat mempengaruhi
kesetimbangan tegangan: beban fase tunggal pada setiap satu fase, ukuran kabel yang berbeda,
atau kegagalan pada sirkuit. Ketidakseimbangan sistim meningkatkan kehilangan pada sistim
distribusi dan menurunkan efisiensi motor.
2.
Memisahkan setiap beban fase tunggal yang mengganggu keseimbangan beban di
umpankan dari jalur/trafo terpisah
b. Penggulungan Ulang
Penggulungan ulang untuk motor yang terbakar sudah umum dilakukan oleh industri. Jumlah
motor yang sudah digulung ulang di beberapa industri lebih dari 50% dari jumlah total motor.
Pegulungan ulang motor yang dilakukan dengan hati-hati kadangkala dapat menghasilkan motor
dengan efisiensi yang sama dengan sebelumnya. Pegulungan ulang dapat mempengaruhi
sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya efisiensi motor: desain slot dan
gulungan, bahan gulungan, kinerja pengisolasi, dan suhu operasi. Sebagai contoh, bila panas
diterapkan pada pita gulungan lama maka pengisolasi diantara laminasinya dapat rusak, sehingga
meningkatkan kehilangan arus eddy. Perubahan dalam celah udara dapat mempengaruhi faktor
daya dan keluaran torque.
Walau begitu, jika dilakukan dengan benar, efisiensi motor dapat terjaga setelah dilakukan
pegulungan ulang, dan dalam beberapa kasus, efisiensi bahkan dapat ditingkatkan dengan cara
mengubah desain pegulungan. Dengan menggunakan kawat yang memiliki penampanglintang
yang lebih besar, ukuran slot yang diperbolehkan, akan mengurangi kehilangan stator sehingga
akan meningkatkan efisiensi. Walau demikian, direkomendasikan untuk menjaga desain motor
orisinil selama pegulungan ulang, kecuali jika ada alasan yang berhubungan dengan beban
spesifik untuk mendesain ulang.
Dampak dari pegulungan ulang pada efisiensi motor dan faktor daya dapat dikaji dengan mudah
jika kehilangan motor tanpa beban diketahui pada sebelum dan sesudah pegulungan ulang.
Informasi kehilangan tanpa beban dan kecepatan tanpa beban dapat ditemukan pada dokumentasi
motor yang diperoleh pada saat pembelian. Indikator keberhasilan pegulungan ulang adalah
perbandingan arus dan tahanan stator tanpa beban per fase motor yang digulung ulang dengan
arus dan tahanan stator orisinil tanpa beban pada tegangan yang sama.
Sebagaimana sudah dikenal sebelumnya, karakteristik motor induksi adalah faktor dayanya yang
kurang dari satu, menyebabkan efisiensi keseluruhan yang lebih rendah (dan biaya operasi
keseluruhan yang lebih tinggi) untuk seluruh sistim listrik pabrik.
Kapasitor yang disambung secara paralel (shunt) dengan motor kadangkala digunakan untuk
memperbaiki faktor daya. Kapasitor tidak akan memperbaiki faktor daya motor itu sendiri akan
tetapi terminal starternya dimana tenaga dibangkitkan atau didistribusikan. Manfaat dari koreksi
faktor daya meliputi penurunan kebutuhan kVA (jadi mengurangi biaya kebutuhan utilitas),
penurunan kehilangan I2R pada kabel di bagian hulu kapasitor (jadi mengurangi biaya energi),
berkurangnya penurunan tegangan pada kabel (mengakibatkan pengaturan tegangan meningkat),
dan kenaikan dalam efisiesi keseluruhan sistim listrik pabrik.
Ukuran kapasitor tergantung pada kVA reaktif tanpa beban (kVAR) yang ditarik oleh motor.
Ukuran ini tidak boleh melebihi 90% dari kVAR motor tanpa beban, sebab kapasitor yang lebih
tinggi dapat mengakibatkan terlalu tingginya tegangan dan motor akan terbakar. kVAR motor
hanya dapat ditentukan oleh pengujian motor tanpa beban. Alternatifnya adalah menggunakan
faktor daya motor standar untuk menentukan ukuran kapasitor.
e. Meningkatkan perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang dihilangkan
karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk
dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai
contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan
penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan
kenaikan suhu.
Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai
contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat
merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat
mengakibatkan kesalahan penggabungan.
Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek
perawatan yang baik akan meliputi:
1.
Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk
mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran ventilasi motor
(untuk menjamin pendinginan motor)
2.
Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau
kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan suatu
perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.
3.
Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi rekomendasi
untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan
masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga
menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat
masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau
mengakibatkan resiko kebakaran.
4.
Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang
digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih
cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.
5.
Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya
benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan
kebersihan dan kekencangnya.
6.
Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan. Umur
isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu
puncak yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan
separuhnya.
BAB V
MOTOR AC DALAM KERJA RTG 03
mengatur kecepatan motor listrik pada gantry. Gerakan gantry adalah kekiri dan kekanan pada
gantry area sepanjang dermaga. Pada saat gantry bergerak, sirine akan menyala sebagai
peringatan bagi orang- orang yang berada pada gantry area untuk berhati hati. Terdapat pula
magnetic disk brake untuk menghentikan atau mengerem putaran motor.
Dengan name plate sebagai berikut,
Di produksi oleh
Jenis motor
Tipe
: MVK 9221T
Output
: 55 kW
Volt
: 375
Hz
: 79.4
Sec V
: JPW 44
Frame
: 225S
Rating S3
: 40%
AMP
: 107
Rpm
: 2350
Sec A
: JC 4F
Poles
:4
Insul
:F
Rule
Bearing
: D- END 0315
E-END 6312C3
Serial No
: 96108395MS2
Grease
: Alvania 2
Regreasing
: 400
259
Interval
: 1600 h
Heater
: 80 W, 1 ph , V 220
Qty
: 2 (420 kg)
MFD 1996
b. Gerakan trolley
Gerakan maju mundur ruang operator beserta spreader pada jalurnya dan diatur oleh joystick.
User program yang telah dibuat sebelumnya untuk mengatur kecepatan motor listrik pada trolley
menjadikan data analog arus dari joystick sebagai masukan program dan menghasilkan output
yang bervariasi untuk menggerakan motor listrik pada trolley. Pengukuran posisi trolley dari titik
netral (zero point) pada jalur trolley.
Pergerakan motor listrik pada trolley kemudian feedback yang kemudian dijadikan sebagi
masukan dalam pengukuran kecepatan yang sebenarnya pada motor trolley. Pada motor trolley
juga terdapat over speed swith sebagai penanda bahwa kecepatan motor trolley melebihi
kecepatan yang diperbolehkan. Terdapat pula magnetik disk brake untuk menghentikan/
mengerem putaran motor.
Dengan name plate sebagai berikut:
Di produksi oleh
Jenis motor
Tipe
: MVK 6207B-C
Output
: 37 kW
Volt
: 376/ 378
Hz
: 51/ 59
Sec V
: JPW 44
Frame
: 200L
Rating S3
: 60%ED
AMP
: 72/ 69
Rpm
: 1500/ 1750
Poles
:4
Insul
:F
Rule
Bearing
: D- END 6313ZZC3
E- END 6311UUC3
Serial No
: 9610D83139
: 3 , 380V
(150), 50Hz, 4P
VAS355
Pulse encoder
: 1024 P/ R
DC 15V
Brake
: ESB 250
20 kgm DC 90V
Qty
: 1 (370 kg)
c. Gerakan hoist
Gerakan naik turun spreader dilakukan oleh motor hoist. Ketika joystick digerakan pada arah
bersilangan dengan arah maju mundur trolley, maka motor pada hoist akan membuat posisi
spreader naik turun. Posisi hoist diukur dari posisi saat spreader masih terhubung pada
tempatnya. Seperti pada trolley, setiap pergerakan joystick menghasilkan arus yang bervariasi
dan data besar arus ini menjadikannya informasi untuk mengatur kecepatan pada motor hoist.
User program untuk mengatur kecepatan motor hoist menjadikan data arus ini sebagai masukan
program dan menghasilkan output yang bervariasi untuk menggerakan driver hoist. Pada empat
sisi spreader terdapat sensor berat. Pengukuran tiap- tiap sensor menghasilkan data yang berbeda.
Pengukuran dari berat beban ini termasuk dalam data pengukuran hoist RTG, dikarenakan beban
berat mempengaruhi arus total yang dialirkan menggerakan hoist. Daya total pada motor hoist
sebagian untuk mengendalikan kecepatan hoist setelah sebelumnya dikurangi berat beban dan
dipengaruhi oleh kecepatan angin. Pergerakan motor pada hoist kemudian menghasilkan
feedback untuk mengukur kecepatan yang sebenarnya dari motor hoist. Pada motor hoist juga
terdapat over speed switch sebagai pendeteksi terjadinya over speed fault pada hoist.
Dengan name plate sebagai berikut,
Di produksi oleh
Jenis motor
Tipe
: MVK 9318B
Output
: 150 kW
Volt
: 350/ 365
Hz
: 43/ 86
Sec V
: JPW 44
JC4F
Frame
: 225S
Rating S3
: cont
AMP
: 320/ 300
Rpm
: 850/ 1700
Sec A
: JC 4F
Poles
:6
Insul
:F
Rule
Bearing
: D- END G322C 3
E-END NV 322 M CCC 70
Serial No
: 96108341DS2
Grease
: Alvania 2
Regreasing
: 80 G
80 G
Interval
: 2000 h
Heater
: 80 W, 1 ph , V 220
MFD 1996
d. Gerakan Skewing Switch
Skewing switch digunakan jika posisi spreader terhadap container miring. Maka skewing switch
berfungsi untuk memiringkan posisi spreader agar tepat berada pada posisi container. Cara kerja
motor listrik pada skewing switch adalah jika terjadi kemiringan di salah satu sudut maka motor
tersebut akan mengulur sedangkan di sisi yang lain akan menarik sampai dengan keadaan yang
diinginkan agar tepat berada pada posisi container.
Dengan name plate sebagai berikut,
AC 380V, 50Hz, 3
3,7 kW, 1500 rpm, 4P
Outdoor use with MB
Insu. Class E
Qty 1
d. Gerakan Anti Sway
Motor listrik pada anti sway berfungsi untuk menahan container agar tidak bergoyang
( movable),
Dengan name plate sebagai berikut,
Fuji Seimitsu
AC 380V, 50 Hz, 3
DPFV, Indoor use insu, Class B
Pada Gantry
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 79.4 Hz
Jml Kutub
:4
Put. Rotor
: 2350 rpm
Tegangan
: 375 Volt
Perhitungan:
Ns = 120.f/P= 120.79,4 /4= 2382 rpm
= Ns- Nr/ Ns
Pi
= 3. V. I. cos
= 54 kW (1- 0,013 )
= 53, 298 kW
Daya output
Efisiensi
= Po/ Pi x 100%
= 51, 298/ 55 x 100% = 93,2 %
b.
Pada hoist
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 43 Hz
Jml Kutub
:6
Put. Rotor
: 850 rpm
Tegangan
: 350 volt
Perhitungan;
Ns = 120.f/P= 120.43/ 6= 860 rpm
= Ns- Nr/ Ns
Pi
= 3. V. I. cos
Daya output
= 147, 36 kW- 2 kW
= 145, 36 kW
Efisiensi
= Po/ Pi x 100%
= 145,36/ 150 x 100% = 96,9 %
c.
Pada Trolley
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 51 Hz
Jml Kutub
:4
Put. Rotor
: 1500 rpm
Tegangan
: 376 volt
Perhitungan;
Ns = 120.f/P= 120.51/4= 1530 rpm
= Ns- Nr/ Ns
= 3. V. I. cos
= 36 kW (1- 0,019 )
= 35, 316 kW
Daya output
Efisiensi
= Po/ Pi x 100%
= 33,316/ 37 x 100% = 90, 04 %
d.
Pada Skewing
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 50 Hz
Jml Kutub
:4
Put. Rotor
: 1500 rpm
Perhitungan;
Ns = 120.f/P= 120.50/4= 1500 rpm
Slip S = Ns- Nr/ Ns = 1500 rpm- 1500 rpm/ 1500 rpm
=0
Nilai slip yng sudah didapat kemudian dimasukkan kedalam rumus,
S
= Ns- Nr/ Ns
Jadi putaran rotor yang tertera pada name plate dengan hasil perhitungan sama
e.
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 50 Hz
Jml Kutub
:4
Put. Rotor
: 1430 rpm
Perhitungan;
Ns = 120.f/P= 120.50/4= 1500 rpm
= Ns- Nr/ Ns
f.
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 50 Hz
Jml Kutub
:4
Put. Rotor
: 1500 rpm
Tegangan
: 380 volt
Perhitungan;
Ns = 120.f/P= 120.50/4= 1500 rpm
= Ns- Nr/ Ns
Jadi putaran rotor yang tertera pada name plate dengan hasil perhitungan sama
Pi
= 3. V. I. cos
= 10 kW (1- 0 )
= 10 kW
Daya output
= 10 kW- 2 kW
= 8 kW
Efisiensi
= Po/ Pi x 100%
= 8/ 11 x 100% = 72,72 %
g.
Dengan spesifikasi,
Jenis
Frekuensi
: 50 Hz
Jml Kutub
:4
Put. Rotor
: 1500 rpm
Daya
: 5,5 kW
Tegangan
: 380 V
Perhitungan;
Ns = 120.f/P= 120.50/4= 1500 rpm
= Ns- Nr/ Ns
Jadi putaran rotor yang tertera pada name plate dengan hasil perhitungan sama
Pi
= 3. V. I. cos
5500
Input = 5,5 kW
Rugi Stator = 1 kW
Rugi angin dan geseran = 1 kW
Daya masuk rotor = 5,5 kW- 1kW
= 4,5 kW
Daya mekanik
= 4,5 kW (1- 0 )
= 4,5 kW
Daya output
= 4,5 kW- 1 kW
= 3,5 kW
Efisiensi
= Po/ Pi x 100%
= 3,5/ 5,5 x 100% = 63,63 %
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan dari awal hingga akhir dari laporan Praktek kerja lapangan ini yang
dilaksanakan pada PT. Pelabuhan Indonesia III ( Persero ) cabang Terminal Petikemas Semarang
maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a)
RTG (Rubber Tyred Gantry) adalah suatu alat berat yang digunakan untuk
memindahkan box container dari trailer ke tempat penampungan kontainer sementara atau
sebaliknya.
b)
c)
Motor AC pada RTG 03 digunakan pada trolley, hoist, gantry, Anti sway, skewing,
steering hydrolik pump motor, dan spreader hydrolik pump motor.
d)
Besarnya slip di RTG 03 pada setiap motor AC sangat kecil karena tidak sampai 5%.
Slip timbul dikarenakan perbedaan putaran medan putar stator dan perputaran rotor.
e)
90%.
5.2
Motor AC pada RTG 03 sudah efisien karena tingkat efisiensinya antara 60% -
Saran
Setelah melakukan praktek kerja lapangan di PT. Pelabuhan Indonesia III ( Persero) cabang
Terminal Petikemas Semarang, dalam laporan ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
a)
Dikarenakan fungsi motor listrik pada RTG sangat penting maka perlu dilakukan
perawatan dan perbaikan yang teratur.
b)
Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan dan
Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang digerakkan
c)
Motor harus setiap kali dilakukan pengecekan suhu, arus, serta, tegangan untuk
mengantisipasi kerusakan secara dini.
d)
Dikarenakan operator adalah pengendali utama dari kerja RTG, maka keleluasaan
gerak operator pada ruang operator sangat penting.