Anda di halaman 1dari 12

KESEHATAN KERJA

A. PENGERTIAN KESEHATAN KERJA


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sedangkan kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi,
sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan
sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat
melakukan pekerjaan yang bertujuan, agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, sosial,
ekonomi dengan usaha-usaha preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan),
terhadap penyakit-penyakit ,gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja.
Kesehatan kerja juga didefenisikan oleh para ahli :
a. Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan
aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan,
pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan
kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahan tersebut.
Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif
(peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja
pedomannya ialah: penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah.
Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari
kesehatan kerja ialah meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin.

Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat kesehatan

KESEHATAN KERJA

kerja mencakup dua hal, yakni:

1. Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya.


2. Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan
kepada meningkatnya efisiensi dan produktifitas.
Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan
dan kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan
kerja dengan kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja
dengan kemampuan untuk melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam
menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah
dengan penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :
a.
Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c.
Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaanpemeriksaan langsung di tempat kerja.

B. TUJUAN KESEHATAN KERJA


1. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan :
untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental
dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis

pekerjaan
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya

dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan


penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja

yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.


2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaankecelakaan akibat kerja.

KESEHATAN KERJA

3. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.


4. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.

5. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta


kenikmatan kerja.
6. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran
yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
7. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
C. FOKUS DAN TUGAS KESEHATAN KERJA
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus
utama kesehatan kerja , yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan
dan kesehatan
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial
yang positif dan operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja
antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja ,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja
D. KAPASITAS KERJA, BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA
Kapasitas kerja,beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen

KESEHATAN KERJA

utama dalam system kesehatan kerja. Dimana hubungan interaktif dan serasi

antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik
dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang
baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada saat
bekerja, misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam
tambahan trhadap pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri
atau bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya di
tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam
Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja.

E. KEBIJAKAN UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)


Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya kesehatan
kerja di tempat pelayanan kerja yaitu :
1. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu.
2. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan
kesehatan pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan.
3. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi, surveilans
& standar pelayanan sesuai dengan peraturan undang-undang dan IPTEK.
4. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna
5. Promosi K3 dilaksanakan secara optimal
6. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional,

KESEHATAN KERJA

Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa.

7. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif


dibidang kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor
informal.
8. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK)
sebagai mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
F. STRATEGI UPAYA KESEHATAN KERJA
1. PEMBINAAN PROGRAM
2. PEMBINAAN INSTITUSI
3. PENINGKATAN PROFESIONALISME.
1)

Pembinaan Program
Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja

formal & informal melalui sistem yankes yang sudah berjalan & potensi
pranata sosial yang sudah ada.

Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM


(Sistem Informasi Manajemen)

Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina Suasana,


dan Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia usaha &
keluarganya serta masyarakat sekelilingnya.

Pengembangan program Upaya Kesehatan

Kerja

melalui

Kabupaten/Kota Sehat
2)

Pembinaan Institusi
Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik

Perusahaan, Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat) &


Rumah Sakit

Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas


program maupun lintas sektor

Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama


penerapan program K3

Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.


3) Peningkatan Profesionalisme

Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan

KESEHATAN KERJA

Kabupaten/Kota.

Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan

melalui Diklat.
Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi
terkait.

G. PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
di tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap tenaga kerja yang berdampak positif
bagi peningkatan produktifitas kerja.
Syarat pengadaan pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada :
UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang

medik.
Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja
dimana Pelayanan Kesehatan kerja diadakan tergantung pada jumlah
tenaga kerja & tingkat bahayanya

RUANG LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja


Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif)
Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja
Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja
Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam
pelayanan kesehatan kerja

JENIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:

Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :


Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
Pemeliharaan berat badan yang ideal

KESEHATAN KERJA

1.

Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif dan
Pelayanan Rujukan

Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat &

2.

aman, Higiene Kantin.


Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)
Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran
Konseling berhenti merokok /napza
Koordinasi Lintas Sektor
Advokasi

Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :

Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)


Imunisasi
Identifikasi & pengukuran potensi risiko
Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan

Kerja (PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.


Monitoring Lingkungan Kerja .
3.

Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :

Pertolongan pertama pada kasus emergency.


Pemeriksaan fisik dan penunjang
Melakukan rujukan
Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan

kesehatan.
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja.
Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
4.

Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :


Rehabilitasi medik
Latihan dan pendidikan

pekerja

untuk

dapat

menggunakan

kemampuannya yang masih ada secara maksimal.


Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke

KESEHATAN KERJA

sarana kesehatan yang lebih tinggi.

RUJUKAN MEDIK > pengobatan & rehabilitasi > Pos UKK >
Puskesmas > BKKM > RSU/RS.Khusus
RUJUKAN KESEHATAN :
1. Sampel Lingkungan > Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Sampel Laboratorium > Balai Latihan Kerja
3. Kasus Pencemaran > Kabupaten/Kota
H. Gangguan Kesehatan Dan Daya Kerja
Beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan dan daya kerja :
1) Beban kerja :

Fisik
Mental
Sosial

2) Beban tambahan akibat lingk.kerja :

gol. fisik -gol. Fisiologis


gol. kimia -gol. Psikologis
gol. Biologis

3) Kapasitas kerja :

ketrampilan
jenis kelamin
keserasian/fittness usia
gizi
ukuran tubuh

4) Faktor bahaya
Suara
Suhu
Cahaya
Radiasi
Tekanan tinggi
Getaran
Bahan kimia
Debu, uap, gas, larutan
biologics
fisiologis

KESEHATAN KERJA

mental-psikologis
tuli, ggn komunikasi
heat stroke, heat cramps,
hyperpyrexia
frostbite
ggn penglihatan, silau, kecelakaan
kelainan kulit, kelainan ssn darah
katarak pada lensa mata
conjunctivitis photoelectrica
caisson disease
kelelahan, ggn. gerak, penglihatan
pneumoconiosis, dermatosis
keracunan, dermatitis, metal fume
fever
hewan, tumb, parasit, kuman dll
konstruksi mesin, sikap, cara kerja
hubungan sosial tk, monoton

5) Faktor Fisik
faktor fisik adalah faktor didalam tempat kerja yg bersifat fisika
diantaranya adalah :
iklim kerja
kebisingan
pencahayaan
Getaran
gelombang mikro, dll
6) Faktor Kimia

Debu
: menyebabkan pneumoconiosis,silicosis
Uap menyebabkan
: metal fume fever, dermatitis, keracunan
gas menyebabkan
: keracunan mis H2S, CO dll
larutan menyebabkan
: dermatitis, keracunan dll
awan, kabut menyebabkan: keracunan

7) Ergonomi
Mempermasalahkan hal-ihkwal manusia kerja dg tujuan membina
keserasian antara kesanggupan tenaga kerja dg sarana kerjanya, tata kerja dan
lingkungannya shg diperoleh efisiensi dan produktivitas kerja tinggi dan akhirnya

KESEHATAN KERJA

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja.sikap tubuh dlm kerja :

semua pekerjaan sebaiknya dalam sikap duduk / duduk berdiri

bergantian
semua sikap tubuh yang tak alami hindari. bila tak mungkin usahakan

beban statik diperkecil


tempat duduk harus menjamin relaksasi otot-otot, tidak ada penekanan
pada paha shg terjaga sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha.

8) Gizi Kerja
Gizi kerja adalah nutrisi (zat makanan) yg diperlukan pekerja unt
memenuhi kebutuhan sesuai dg jenis pekerjaan, sehingga kesehatan dan daya
kerja menjadi setinggi-tingginya.
gizi pd umumnya: mempelajari bgmn memberikan makanan sebaik-baiknya shg
kesehatan tubuh optimal dipertimbangkan dlm menyusun menu :
pola makan
: kebiasaan makanan pokok
kepercayaan / agama : pantang makanan tertentu
keuangan
: ekonomis tetapi tetap bergizi
daya cerna
: makanan yg biasa dimakan masyarakat sekitar
praktis
: mudah diselenggarakan
volume
: cukup mengenyangkan
variatif
: jenis menu bervariasi

9) Faktor Internal Mempengaruhi Tenaga Kerja :


ekonomi
pengetahuan ttg. Gizi
prasangka buruk thd. bahan makanan
faddisme: kesukaan berlebihan thd. jenis makanan tertentu
Lingkungan kerja :
tekanan panas: air 1,9 - 2,8 l, garam 0,1- 0,2 %
pengaruh kronis bahan kimia: vit c mengurangi pengaruh racun
logam berat, larutan organik, fenol, sianida dll
parasit & mikro organism
psikologis
kesejahteraan tinggi, tanpa perhatian gizi & olah raga
KESIMPULAN
Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah

KESEHATAN KERJA

antara pekerjaan dan kesehatan. Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja

dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja merupakan beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya
panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap
pekerja. Beban - beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama
sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja
Strategi dalam Kesehatan kerja meliputi :
1. Pembinaan program
2. Pembinaan institusi
3. Peningkatan profesionalisme.

Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:


1.
2.
3.
4.
5.

Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif dan
Pelayanan Rujukan
Sasaran kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi Tenaga Kerja & orang

lain yg berada di tempat kerja , terjadinya kecelakaan kerja , peledakan, penyakit


akibat kerja kebakaran, & polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban,
keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat.
SARAN
Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, perlu dilakukan pelaksanaan upaya Kesehatan sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja .
Lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang Kesehatan melalui Pendidikan
dan Pelatihan terkait Kesehatan kerja

KESEHATAN KERJA

KESEHATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai