Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

QADA DAN QADAR


PERIHAL KEMATIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam

Nama : Amalia luri S.S


Suci Octaviani
Kelas : IX C
SMP NEGERI 1 CIKEMBAR
Jl.Pelabuhan II Km.18 (0266) 321280 Cikembar-Sukabumi

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahNya, sehingga kami selaku penyusun makalah ini
diberi kekuatan dan kemampuan dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul KEMATIAN.Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan Pada dasarnya
makalah ini di buat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
QADA dan QADAR.
Saya berharap semoga apa yang ditulis di dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamuaalaikum Wr.Wb
Cikembar, 24 februari 2015
penyusun

Kami

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI..
PENDAHULUAN..
- Latar Belakang
- Tujuan.
PEMBAHASAN.
BAB I QADA dan QADAR
1.1 Pengertian QADA dan QADAR
1.2 Ciri-Ciri beriman kepada QADAdan QADAR.
1.3 Contoh QADA dan QADAR
1.4 Ayat ayat al-quran yang berkaitan dengan QADA dan QADAR

BAB II KEMATIAN.
2.1 Mengingat mati dalam agama islam.

BAB III KEMATIAN MENURUT AL-QURAN..


3.1 Definisi mati.
3.2 Perjalanan panjang tanpa akhir..

BAB IV MEMAKNAI KEMATIAN.


4.1 Makna kematian
4.2 Kehidupan setelah mati

PENUTUP .
- Kesimpulan.
- Saran
DAFTAR PUSTAKA....

ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kaum muslimin rahimatumullah, Allah SWT membagi kehidupan menjadi dua bagian
yakni kehidupan dunia dan akhirat. Apa yang dilakukan manusia di dunia akan berdampak dalam
kehidupan akhirat enak dan tidaknya kehidupan seseorang sangat bergantung pada bagaimana ia
menjalani kehidupan di dunia ini. Manakala manusia beriman dan beramal shaleh dalam
kehidupan di dunia ia pun akan mendapatkan kenikmatan dalam kehidupan di akhirat. Karena itu
ketika seseorang berorientasi memperoleh kebahagiaan di akhirat maka ia akan menjalani
kehidupan di dunia ini sebaik-baiknya sebagaimana ditentukan oleh Allah dan RasulNya. Ketika
manusia berorientasi kepada kehidupan akhirat bukan berarti ia tidak boleh menikmati
kehidupan di dunia, hal ini karena sehala hal-hal yang bersifat duniawi sangat disukai oleh
manusia karenanya Islam tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati kehidupan
duniawinya selama tidak melanggar ketentuan Allah SWT apalagi sampai melupakan Allah SWT
sebagai pencipta dan pengatur dalam kehidupan ini. Manusia memang memandang indah segala
hal yang bersifat duniawi dan itu wajar-wajar saja selama ia tidak mengabaikan tempat
kembalinya.

Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan untuk
menambah Wawasan.

PEMBAHASAN
BAB I
QADA DAN QADAR
1.1 Pengertian QADA dan QADAR
QADA DAN QADAR Menurut bahasa, qada memiliki beberapa arti yaitu
hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan.
Qada artinya ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang bersifat azali, yakni
zaman sebelum Allah SWT menciptakan makhluk.
Jelasnya Qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak
zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya
sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan
mati, dan seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran.
Qadar adalah keputusan Allah SWT yang telah terjadi pada diri seseorang
atau makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa
yang dilakukan orang tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa disebut juga
dengan takdir.
Iman kepada qada dan qadar adalah meyakini bahwa Allah telah membuat
ketetapan terhadap ciptaan-Nya dan Allah juga berkuasa mengubah
ketetapan-Nya apabila orang mau berusaha untuk mengubahnya disertai
dengan doa yang sungguh-sungguh.

1.2 Ciri-ciri beriman kepada Qada dan Qadar


a. Selalu menyadari dan menerima kenyataan
Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima
kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada hakekatnya
bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT.
b. Senantiasa bersikap sabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan
penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi
senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa
dalam keadaan yang stabil jiwanya.
c. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah
Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu
diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan.
d. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis

Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah
putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan
berputus asa.

2
e. Senantiasa menerapkan sikap tawakal
Tawakal (berserah diri kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini
bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga menurut
keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak
mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan.

1.3 Contoh-contoh Qada dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari.


Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh Allah sejak
zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang mengikutsertakan peran
makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq
:
a. Takdir Mubram
Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan. Jadi, takdir
mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku atas setiap diri
manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau
rekayasa dari manusia.
Contoh takdir mubram antara lain :
- Waktu ajal seseorang tiba
- Usia seseorang
- Jenis kelamin seseorang
- Warna darah yang merah
- Bumi mengelilingi matahari
- Bulan mengelilingi bumi
Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu tempat, pada
jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan tempat yang sudah ditentukan itu.
Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah
tembok benteng yang sangat kokoh.
Allah SWT. berfirman :

Artinya : Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (QS. an-Nisa : 78)
b. Takdir Muallaq
Dalam Bahasa Arab, muallaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir muallaq berarti
ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Dan
hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin dari Allah SWT.
Allah SWT. berfirman :

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. ar-Rad [33]: 11)

3
Beberapa contoh takdir muallaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan.
Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan
menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha. Untuk menjadi pandai
kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk
menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pandai kalau kita
malas belajar atau suka membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan
suka hidup boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka
apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud.

1.4 Membaca dan mengartikan ayat-ayat Al Quran yang


berkaitan dengan Qada dan Qadar.
- QS al Hadid (57): 22:

artinya:Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
QS An Nisa: 78

Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di
dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh.
QS. Ar Radu [13]: 11)

Artinya:Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
QS. An Najm (53): 39-41:

. ..
.

Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya,Dan
bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan
yang paling sempurna.

BAB II
KEMATIAN
2.1 Mengingat Mati dalam Agama Islam
Mengingat mati sangat disarankan dalam agama Islam. Hidup di dunia ini
tidaklah selamanya, jarang sekali kita melihat manusia yang hidup di atas
100 tahun, bahkan banyak yang sudah meninggal dunia disaat muda. Akan
datang juga masanya kita akan berpisah dengan dunia fana berikut isinya
ini. Perpisahan itu akan terjadi saat kematian menjemput kita. Kematian bak
sebuah pintu dan setiap manusia akan memasuki pintu itu, tanpa ada
seorang pun yang dapat menghindarinya. Sebagai seorang muslim yang
taat, janganlah kita selalu terpesona dan tenggelam dengan kenikmatan
duniawi, terkadang kita memang lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah
sementara, ada kehidupan kekal yang menunggu dihadapan kita, yaitu
kehidupan setelah mati, itulah sebabnya mengapa mengingat mati dalam
Islam sangat ditekankan dalam Agama Islam.
Allah SWT berfirman tentang kematian yang artinya : Tiap-tiap yang
bernyawa akan merasakan mati. (QS. Ali Imran/3:185)
Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kita
juga akan mati karena kita ini manusia yang memiliki nyawa. Kematian pasti
akan datang dan tidak pernah tebang pilih. Apabila ajal datang, tidak ada
satu kekuatan pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya.
Adakalanya kematian itu menjemput saat masih bayi, kanak-kanak, remaja,
dewasa, apalagi orang yang sudah tua renta.

5
Kadang kala kematian menjemput saat manusia sedang tidur, terjaga, sedang
sedih, sedang sendiri, sedang bahagia, atau sedang bersama-sama. Waktu kapan kematian datang
juga tak pernah ada yang tahu. Oleh karena itu, mengingat mati harus terus dilakukan agar
manusia menyadari bahwa hidupnya tidaklah akan hidup kekal. Tentu saja di samping kita
mengingat mati, kita juga harus mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah
mati, yaitu segera bertobat dan memperbanyak amal saleh.
Salah satu cara untuk mengingat mati dalam Islam adalah dengan sering ber-taziyyah
(mendatangi keluarga yang terkena musibah meninggal dunia), mengurus jenazah, mulai dari
memandikan, mengafani, menyalati, sampai menguburnya.
Sesungguhnya, hanya orang-orang yang cerdaslah yang akan banyak mengingat mati dan
menyiapkan bekal untuk kematiannya. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah SAW pada riwayat
berikut ini.
Seorang putra dari seorang sahabat Nabi, Abdullah bin Umar ra. bercerita, Aku sedang duduk
bersama Rasulullah saw. saat datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam
kepada Rasulullah saw., kemudian berkata, Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling
utama?.
Beliau menjawab, Yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Mukmin manakah yang
paling cerdas? tanya lelaki itu lagi.
Beliau menjawab: Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya
untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas. (HR. Ibnu Majah).

BAB III
KEMATIAN MENURUT AL-QURAN
Firman Allah SWT :

10- Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari
kiamat): Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada
kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu
kafir
11- Mereka menjawab: Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan
telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami.
Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?

Ketika manusia dikumpulkan dipadang Mahsyar pada hari berbangkit


kelak dan orang kafir telah melihat dengan jelas akibat perbuatan mereka
menentang ayat ayat Allah selama ini, mereka mengeluh : Ya Allah Engkau
telah mematikan kami dua kali, dan menghidupkan kami dua kali pula, lalu
kami mengakui dosa kami, adakah jalan keluar bagi kami dari kesulitan yang
dahsyat pada hari ini (neraka jahanam) . Dialog antara orang kafir dengan
Allah ini diabadikan dalam surat Al Mukmin ayat 10 -11, sebagaimana kami
kutipkan diawal artikel ini.

Selama hidup didunia ini kita hanya mengerti bahwa mati dan hidup itu
hanya sekali saja, namun setelah diakhirat kelak kita baru, mengerti bahwa
kita hidup dan mati sebanyak dua kali. Memperhatikan dialog diatas kita jadi
bertanya, apakah yang dimaksud dengan kematian itu? Dalam Al Quran
dikatakan bahwa kita mati dan hidup sebanyak dua kali, padahal yang kita
ketahui selama ini kita hidup dan mati hanya satu kali.

7
3.1 Definisi mati menurut Al-Quran
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari
jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika
jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Quran adalah
terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad.
Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan
mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula.
Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih
berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh
manusia ketika itu belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan mereka
dialam Ruh dan berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al Araaf 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orangorang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), (Al Araaf 172)

Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam


rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh
yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup,
ditandai dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat
kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir kedunia
berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi remaja,
dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan
tubuh tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh
dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan
Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan didalam tanah. Pada
hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad yang baru, kemudia
Allah meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk dan menyatu dengan
tubuh yang baru sebagaimana disebutkan dalam surat Yasin ayat 51:

51- Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari
kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. 52- Mereka berkata: Aduh celakalah
kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?
Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul
(Nya). (Yasin 51-52)

8
Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi dan
tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua kali
inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan
peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka
selama hidup yang pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada
Allah agar dizinkan kembali kedunia untuk berbuat amal soleh, berbeda
dengan yang telah mereka kerjakan selama ini sebagaimana disebutkan
dalam surat As Sajdah ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang
berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): Ya
Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke
dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orangorang yang yakin. (As Sajudah 12)

Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian


hidup kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan
hidupnya yang panjang dan tak terbatas. Proses ini juga disebutkan Allah
dalam surat Al Baqaqrah ayat 28:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al Baqarah 28)

Demikianlah definisi mati menurut Al-Quran, mati adalah saat


terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua
kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan
musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad
sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah
ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh
dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat
mati yang kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut

mati, namun Ruh tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah
ditinggalkan oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat
hidup yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit,
jasad yang baru itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama
ini disimpan dialam barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua
ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan
antara Ruh dengan jasad sesudah itu.
Kalau kita amati proses hidup dan mati diatas ternyata yang
mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh tidak
pernah mengalami kematian dan musnah. Ruh tetap hidup selamanya, ia
hanya berpindah pindah tempat, mulai dari alam Ruh, alam Dunia, alam
Barzakh dan terakhir dialam Akhirat. Pada saat datang kematian pada
seseorang yang sedang menjalani kehidupan didunia ini, maka yang
mengalami kematian hanyalah jasadnya saja, sedangkan Ruhnya tetap hidup
dialam barzakh. Allah mengingatkan hal tersebut dalam surat Al Baqarah
ayat 154 :

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah,
(bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu h idup, tetapi kamu
tidak menyadarinya. (Al Baqarah 154)

3.2 Perjalanan panjang tanpa akhir


Kalau kita amati proses perjalan hidup dan mati seperti yang
disebutkan diatas , maka yang mengalami kematian hanyalah jasad kita
saja, sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian. Sejak diciptakan
pertama kali dan diambil kesaksiannya tentang ke Esaan Allah ketika
dikumpulkan dialam Ruh sebagaimana disebutkan dalam surat Al Araaf 172,
mulailah Ruh menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah
berkahir.
Sifat Ruh sama seperti energy, dalam ilmu fisika kita mengenal teori
kekekalan Energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa Energy bersifat
kekal, tidak bisa dimusnahkan, dihancurkan ataupun dilenyapkan. Ia hanya
mengalami perubahan bentuk. Ruh memiliki sifat seperti Energy ini, ia tidak
bisa dimusnahkan, dilenyapkan ataupun dihancurkan, ia kekal selamanya, ia
hanya berubah bentuk mulai dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan
alam Akhirat kelak.
Kita bisa merasakan selama hidup didunia ini bahwa Ruh kita tidak
pernah tidur atau beristirat. Kalau kita tidur pada malam hari, yang tidur

adalah jasad atau jasmani kita sedang Ruh kita sendiri, pergi berjalan entah
kemana. Ruh tidak bisa hancur, musnah dan lenyap namun ia bisa merasa
lemah, sakit dan menderita. Ruh yang kurang mendapat perawatan akan
menjadi lemah menderita dan sakit. Penyakit Ruh umumnya akan merembet
pada penyakit fisik atau jasmani, penyakit ruh yang umum kita kenal antara
lain, gelisah, kecewa, dengki, cemas, takut, sedih, tertekan dan stress
berkepanjangan.
Ruh mengalami proses pendewasaan selama hidup didunia. Semua
bekal yang dibawa untuk perjalanan hidup dialam barzakh dan akhirat
didapat dari alam dunia. Namun sayang selama hidup didunia banyak orang
yang tidak memperdulikan kebutuhan Ruhnya untuk menghadapi perjalan
panjang yang tak akan pernah berakhir ini. Kebanyakan manusia hanya
fokus pada masalah kehidupan dunia, dan tidak perduli dengan masalah
kehidupan akhirat yang lebih dahsyat dibandingkan dengan kehidupan
dunia.
Mereka baru menyadari kekeliruan mereka tatkala ruh telah sampai
ditenggorokan, hingga tatkala mereka telah pindah kelam barzakh mereka
mengeluh sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100 :
99- (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke
dunia),

10
100- agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (Al
Mukminun 99-100)

Penyesalan itu memang selalu terlambat datangnya, namun


penyesalan yang muncul setelah datangnya kematian hanyalah sesuatu
yang sia-sia. Masa lampau tidak akan pernah kembali, kita hanya terus maju
menghadang masa yang akan datang, apapun keadaan kita. Orang yang
bijaksana akan mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya untuk menempuh
perjalanan panjang dialam barzakh dan akhirat. Orang yang lalai hanya
fokus pada kehidupan dunia, tidak pernah mempersiapkan diri untuk
menempuh perjalanan panjang itu. Bahkan terkesan tidak peduli dengan
kehidupan akhirat. Sebagian besar manusia didunia termasuk kedalam
golongan orang yang lalai ini, sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus
ayat 92: sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan Kami. Lebih tegas lagi disebutkan dalam surat al Insan ayat 27 :

Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak
memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). (Al Insan
27)

Mudah2an kita tidak termasuk orang yang lalai, seperti disebutkan


dalam ayat Quran diatas. Mari kita persiapkan perbekalan kita untuk
menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berakhir didunia dan
akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu tidak akan
pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi. Bersiaplah
menghadap berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalan
hidup yang amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik bekal
adalah Taqwa.

11

BAB IV
Memaknai Kematian
4.1 Makna kematian
Satu makna kematian yang diajarkan oleh orang-orang suci sepanjang sejarah dan
bersumber dari Rosulullah Saw, yaitu kematian sebagai proses penyucian. Manusia berasal dari
Allah dalam kedaan suci, kemudian kembali kepadanya seharusnya dalam keadaan suci pula.
Jika semua itu masih saja belum terhapuskan dosa-dosa kita, pembersihan yang terahir adalah
ampunan Allah SWT dan kasih sayangnya. Marilah kita pahami kematian sebagai penyucian,
sebagai kamar mandi, supaya kita bia berlabuh dipangkuan kasih sayang Tuhan dalam keadaan
bersih. Dengan begitu, kita tidak usah takut mati. (Rakhmat, 2006).

Fenomena maut adalah salah satu fenomena yang paling jelas dan kuat bagi mahkluk
hidup. Semuanya ingin mempertahankan hidupnya. Semut kecil yang diremehkan manusia pun,
melawan jika hidupnya terancam. Para filosof memiliki dua pandangan yang bertolak belakang
tentang hidup. Ada yang pesimis sehingga memandang hidup ini sebagai suatu yang berat, penuh
kesedihan, dan kesulitan lalu berakhir dengan maut yang berarti kepunahan. Ada juga yang
optimis menilai hidup sebagai penghormatan dan tanggung jawab yang dapat berakhir dengan
kebahagiaan dan kekekalan yang baru diperoleh melalui maut. Tanpa kita sadari, keyakinan
bahwa setiap saat kita bisa dijemput kematian memiliki pengaruh yang amat besar bagi
kehidupan seseorang. Begitupun keyakinan adanya kelanjutan hidup setelah kematian. Dalam
islam secara tegas mengajarkan bahwa tiada seorangpun yang bisa menemani dan menolong
perjalanan arwah kecuali akumulasi dari amal kebaikan kita sendiri (Hidayat, 2005).
Dalam QS Annisa ayat 78, yang berisi ingatlah, mau tidak mau kematian akan menjemput
anda. Anda tidak mungkin lari darinya. Dimanapun anda berada, kematian akan menjemput.
Anda jangan pernah membayangkan bisa menghindarinya sekalipun benteng dari baja
mengelilingi anda. Begitu pula yang dijelaskan dalam Surat Ali Imron ayat 185, yang berisi
setiap jiwa itu pasti akan merasakan mati dan sesungguhnya akan dipenuhi segala pahala
amalmu pada hari kiamat. Dari ayat tersebut dapat diperoleh informasi bahwa setiap mahluk
termasuk manusia pasti akan mengalami kematian.
Umat manusia harus memahami dan mengerti bahwa Allah menciptakan manusia di dunia
untuk beribadah dan semua kenikmatan dunia berupa harta, jabatan dan lain-lain hanya untuk
sementara. Menurut firman Allah dalam QS Al-Imron ayat 185 yang berisi anda jangan sampai
tertipu oleh kehidupan dunia yang memberdayakan kekayaan, jabatan atau keturunan yang anda
miliki tidak bisa menghindarkan anda dari kematian. Siapa pun sepanjang ia memiliki jiwa akan
merasakan kematian. Dan dalam QS. Lukman ayat 34 menerangkan tentang dimana pun anda
berada ingatlah selalu Allah. Berusahalah untuk selalu berbuat kebaikan, kapan pun dan dimana
pun karena tidak ada seorang pun yang mampu mengetahui di bumi mana dia akan mati.

12
Pemahaman tentang memaknai surga dan neraka telah di firmankan oleh Allah STW
dalam QS. An-Nahl ayat 32 yang berisi bila kematian telah menjemput suami atau istri, anak,
keluarga, teman, harta dan jabatan akan anda tinggalkan. Hanya amal yang akan menemani anda.
Amal anda pula yang akan menentukan dimana anda akan tinggal nanti. Bila amal kebaikan yang
menemani, surga akan menjadi tempat anda berlabuh. Dan dalam QS. Al-Ahkaf ayat 20
apabila amal kejelekan yang anda bawa neraka lah yang akan anda terima (Anwar, 1981).

4.2 Kehidupan setelah Mati


Banyak pernyataan yang mengatakan bahwa kehidupan setelah mati bukan hal yang bersifat
ilmiah, karena ilmu pengetahuan merupakan klasifikasi dan analisis serangkaian data empirik.
Semua Nabi mengajak manusia untuk beribadah kepada Tuhan dan percaya kepada kehidupan
setelah mati. Ada beberapa tahapan kehidupan setelah mati dalam Hasan (2006) :

1. Alam Barzakh
Alam barzakh meruoakan dinding yang memiahkan kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat. Al-Quran mengatakannya ketika menggambarkan keadaan orang-orang kafir yang
memohon untuk dikembalikan kedunia setelah mereka mengalami kematian, sebagaimana
berikut ini: hingga apabila datang kematian pada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya
Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal soleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu perkataan adalah perkataan yang diucapkannya
saja dan dihadapan mereka ada dinding (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan.(QS AiMukminun [23] :99-100). Alam barzakh atau alam kubur merupakan perantara antara dunia dan
akhirat namun, ia lebih menyerupai alam akhirat dari pada alam duniawi. Disini ruh terbebas dari
tubuhnya.
2. Hari Kebangkitan
Tahan kedua dari kehidupan setelah mati adalah hari kebangkitan yang melibatkan
seluruh manusia dan alam semesta. Hari kebangkitan merupakan masa ketika seluruh umat
manusia dikumpulkan, sehingga disebut juga sebagai hari berkumpul dan hari pertemuan. Tidak
ada manusia yang mengetahui kapan hari kebangkitan terjadi, termasuk para nabi-nabi.
Pada hari kebangkitan, manusia akan dikumpulkan Allah untuk diadili berdasarkan apa
yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia. Allah akan meninmbang dan membalas semua
perbuatan manusia, walaupun sekecil apapun. Tak seorang pun yang dikecualikan. Dalam AlQuran dinyatakan : Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan pekerjaan mereka. Barang siapa
yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang
siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya ia akan melihat balasannya (QS
Al-Zalzalah [99]:6-8).

13
3. Kehidupan Surga dan Neraka
Setelah melewati tahap penimbangan amal baik dan amal buruk seseorang, maka manusia
akan diberi ganjaran sesuai dengan pebuatannya itu. Surga merupakan suatu tempat kediaman
yang disediakan oleh Allah untuk hamba-hambanya yang bertaqwa kepadaNya sebagai balasan
kepada mereka atas keimanannya yang jujur dan benar serta amal perbuatannya yang saleh.
Neraka yaitu tempat dilakukannya hukuman terhadap mereka, sebab mereka telah melakukan
dosa yang besar serta kejahatan-kejahatan yang luar biasa.
B. Analisis Observasi dan Wawancara
Analisis wawancara yang dilakukan pada seorang wanita berusia 49 tahun, yang telah
dipaparkan dalam hasil observasi dan wawancara, tampak wanita tersebut kurang memaknai

kematian sebagai suatu hak yang setiap makhluk hidup akan merasakannya. Pengetahuannya
akan kehidupan setelah mati tampak kurang mendukung, sehingga perilakunya dalam hal
beragama pun kurang. Ketakutannya akan kematian, membuat ia lebih cenderung menghindar
untuk memikirkannya. Menurut Hidayat (2005), kematian sudah merupakan kepastian, dan
kematian merupakan peristiwa menakutkan, maka orang lebih memilih tidak memikirkannya dan
berusaha menghindarinya agar bisa merasakan kebahagiaan setiap saat yang dilaluinya. Dari
sudut psikologi, perilaku menghindar tersebut terjadi tak lain dari rasa ketakutan akan kehilangan
hidup duniawi di satu sisi, dan bayangan kengerian akan kematian disisi lain.
Wanita yang mengakui jika dirinya masih kurang percaya dengan kehidupan setelah mati
memaknai kematian sebagai suatu hal dimana seseorang tidak dapat berlaku apa-apa lagi.
Sehingga, ia merasa hidup perlu dimanfaatkan sebaik mungkin dengan bersenang-senang. Tetapi
karena kurangnya pengetahuan tentang agama, sehingga ia tidak memaknai suatu kematian
sebagai jalan menuju kehidupan yang abadi dan perilaku yang dimunculkan dalam kehidupan
sehari-harinya pun cukup jauh dari bagaimana seorang muslim harus bersikap mengumpulkan
amal.
Hasil observasi menunjukan bahwa perilaku yang dimunculkan wanita tersebut
cenderung pada jarangnya melakukan ibadah kepada Allah seperti Shalat. Sehingga ketakutan
akan kematian yang muncul pada wanita tersebut melainkan dari hati dan pikirannya yang
merasa tidak terikat dengan Tuhan. Hidayat (2005) mengatakan, bagi mereka yang hati, pikiran,
dan perilakunya selalu merasa terikat dan memperoleh bimbingan Tuhan, kematian sama sekali
tidak meakutkan, karena dengan berakhirnya episode kehidupan duniawi berarti seseorang
setapak menjadi lebih dekat pada Tuhan yang selalu dicintai dan dirindukan. Hasan (2006) Islam
memberikan perspektif yang positif tentang kematian. Kehidupan dan kematian merupakan
tanda-tanda kebesaran Allah. Kehidupan dan kematian adalah ujian bagi manusia, agar manusia
dapat mengambil pelajaran dari keduanya, dan berbuat baik di atas bumi.

14
Jika analisis, meskipun tempat tinggal seorang wanita tersebut dekat dengan masjid dan
sering mendengar masalah surga dan neraka, namun wanita tersebut tetap belum mau dan belum
terbuka hatinya untuk ibadah kepada Allah dan mengumpulkan amalan untuk kehidupan setelah
mati. Padahal dalam Al-Quran dinyatakan : (Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalannya. (QS Al-Mulk
[67]:2). Beliau juga belum percaya adanya kehidupan setelah mati. Karena yang bisa membuka
hatinya sesorang atau yang menentukan orang tersebut iman atau tidak hanya Allah. Sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Qashas [28]:56 yang berisi sesungguhnya
engkau (Muhammad) tidak akan memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.

Hasan (2006) menurut perspektif Islam, kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan,
dari kehidupan dunia menuju kehidupan di alam lain. Menurut Islam, setelah meninggal akan
dikuburkan, manusia akan di hidupkan kembali. Kematian di alam kubur seperti tidur untuk
menghadapi hari kebangkitan. Mereka yang berpisah karena kematian di dunia, dapat bertemu
kembali dalam kehidupan setelah mati. Dalam kehidupan setelah mati, manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seorang lansia yang
diwawancarai mengenai sebab kematian menganggap kematian dimasa lansia itu karena sakit
dan kematian pada saat muda itulah karena sebuah takdir. Selain Ia merasa bahwa kematian
tidaklah begitu penting, wanita tersebut kurang memperoleh pengetahuan akan kehidupan setelah
mati dikarenakan faktor internal yang masih meragukan akan kehidupan di surga dan neraka atau
bahkan pertemuan dengan orang-orang yang terdahulu di suatu tempat alam barkzah.
Makna sesungguhnya dalam kematian tercermin dalam sikap yang ditunjukan seseorang
sebelum akhirnya individu mati. Dalam Islam Semakin seseorang menjalani kehidupan sebaikbaiknya untuk digunakan beramal dan beribadah kepada Allah, maka semakin tinggi ia
memaknai kematian dengan baik. Begitu pun sebaliknya, jika seseorang semakin jauh dari sikap
dan rasa terikat dengan Allah maka semakin rendah Ia memaknai kematian dan ketakutan akan
mati akan semakin besar dalam dirinya. Memaknai kematian dilihat dari bagaimana perjalanan
seseorang menjalani hidupnya untuk mempersiapkan segala amal ibadah yang akan Ia bawa
setelah mati.

15

PENUTUP
Kesimpulan
Dengan kita mempelajari tentang kehidupan manusia menurut Islam, dihaapkan dapat
menjadikan hidup kita lebih optimis, selamat di dunia dan akhirat. dan kita sebagai manusia tahu
bahwa setelah kehidupan di dunia ada kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan dunia
akhirat dan kegidupan setelah hari kiamat. Dan bagi orang yang sholeh yang belum berhasil
mencapai kebahagiaan hidup di dunia maka, ia yakin bahwa hal itu akan tercapai di akhirat.
Dengan demikian apapun yang dialami dalam kehidupan dunia ini tidak akan menimbulkan
kekecawaan. Dan percayalah bahwa hari akhir itu kekal.

Saran
Saran peneliti dalam penelitian ini agar setiap diri berusaha mengajak kebaikan pada
keluarga terdekat terlebih dahulu , kemudian dengan orang-orang terdekat dan orang-orang
sekitar. Mengajak kebaikan dan ibadah pada Allah bisa dengan kita berbicara baik-baik dengan
orang disekitar kita atau dengan mencontohkan dari perbuatan kita yang baik dan mencontohkan
ibadah pada Allah.

16

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. 1981. Ada Apa Setelah Mati. Bandung: PT.Almaarif
Bali Post, 2 Juni 2002
Eep Khunefi (2011). KH. Zainuddin MZ, Dai Sejuta Umat yang Menginspirasi. Di ambil
dari : http://www.majalah-hidayah.com/figurtokoh/tokoh/kh-zainuddin-mz-dai-sejuta-umanyang-menginspirasi.html) unduhan: 19 April 2012

17

Anda mungkin juga menyukai