PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk lebih
meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang dimiliki
oleh suatu negara berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber
daya finansial. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya dapat dikatakan usaha
dasar untuk mengubah masa lampau yang buruk menjadi zaman baru yang lebih baik
untuk mewariskan masa depan kepada generasi yang akan datang.
Untuk
melaksanakan
pembangunan
yang
berkesinambungan
maka
tanpa campur tangan pihak lain adalah sangat tepat karena dengan demikian sudah
memiliki kekuatan hukum untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan
daerahnya, meskipun pada dasarnya tetap dikoordinir oleh pemeritah pusat.
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintah daerah, bahwa: Hal hal yang mendasarkan Undang Undang ini adalah
untuk mendorong memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan
kreatifitas serta msyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Oleh sebab itu
Undang-Undang ini menempatkan Otonomi Daerah secara utuh pada daerah
kabupaten dan kota. Retribusi Daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan
bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan
kontribusinya untuk menunjang pemarintah daerah.
2.
1)
2)
3)
Identifikasi Masalah
Apa saja yang menjadi subjek dan objek retribusi?
Apa saja yang menjadi prinsip dan sasaran retribusi?
Apa perbedaan pajak dengan retribusi?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Retribusi
Retribusi merupakan suatu kata yang sudah familier dan sering didengar dalam
menjalankan suatu aktifitas kehidupan sehari-hari. Retribusi sering dilihat di tempattempat umum seperti di pasar, terminal, tempat rekreasi atau tempat-tempat tertentu
yang digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Secara awam retribusi
merupakan suatu pungutan atas pemakaian dan pemanfaatan suatu fasilitas tertentu.
Namun apakah semua pungutan-pungutan atas fasilitas tertentu merupakan suatu
retribusi atau tidak semua pungutan atas beragam fasilitas yang digunakan merupakan
retribusi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata retribusi adalah pengembalian,
penggantian kerugian, pemungutan uang oleh pemerintah (kotapraja, dsb) sebagai
balas jasa.1 Retribusi menurut undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah pengertian retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Sedangkan wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. Masa retribusi adalah suatu
jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk
memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintahan Daerah yang
bersangkutan.2
1 W.J.S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indoensia Edisi Ketiga,
Jakarta: Balai Pustaka, 2003, hlm 1.
2 Aristanti Widyaningsih, Hukum Pajak Dan Perpajakan, Bandung :
Alfabeta, 2013, hlm. 219.
Salah satu ahli hukum Ahmad Yani berpendapat, daerah provinsi, kabupaten/kota
diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan
menetapkan jenis retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.3
Pada prinsipnya retribusi sama dengan pajak. Unsur-unsur pengertian pajak
sama dengan retribusi. Yang membedaannya adalah bahwa imbalan atau kontraprestasi dalam retribusi langsung dapat dirasakan oleh pembayar. Unsur-unsur
yang melekat dalam retribusi antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Hal ini dapat dipahami ketika melakukan pembayaran retribusi daerah, maka
pembayaran yang dilakukan merupakan kompensasi atas sebuah jasa/layanan yang
diberikan oleh pemerintah daerah, atau bila seseorang ingin menikmati jasa yang
disediakan oleh pemerintah daerah, ia harus membayar retribusi yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila ada sebuah pungutan yang dinamakan
retribusi namun tidak terdapat jasa/layanan yang diberikan kepada pembayar
retribusi, maka pada hakikatnya pembayaran tersebut tidak dapat dikategorikan
sebagai retribusi.
3 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 77.
4 http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertianretribusi-subjek.html diakses pada tanggal 3 Agustus 2016 pukul 20.54
WIB.
2.
Subjek retribusi daerah menurut Undang-undang No. 29 Tahun 2009 terdiri dari tiga,
yaitu:
1. Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
Subjek retribusi jasa umum ini dapat ditetapkan menjadi retribusi jasa umum
yaitu orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi jasa umum.
2. Subjek retribusi jasa usaha adalah orang atau badan yang menggunakan atau
menikmati layanan jasa usaha yang bersangkutan. Subjek ini dapat merupakan
wajib retribusi jasa usaha, yaitu orang pribadi atau badan yang diwajibkan
unutk melakukan pembayaran retribusi jasa usaha.
3. Subjek retribusi perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang
memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah. Subjek ini dapat merupakan
wajib retribusi jasa perizinan tertentu, yang orang pribadi atau badan yang
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi perizinan tertentu.
lokasi
pembuangan sementara
b. Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan
sampah sementara ke lokasi pembuangan akhir sampah
c. Penyediaan ke lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah (Pasal
112 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009)
3) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan
sipil
Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk Dan
Akta Catatan Sipil meliputi KTP, kartu keterangan bertempat tinggal,
kartu identitas kerja, kartu penduduk sementara, kartu identitas penduduk
musiman, kartu keluarga, akta catatan sipil yang meliputi akta
perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan akta pengakuan anak,
akta ganti nama bagi warga negara asing dan akta kematian (Pasal 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
8)
2009).
Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
Objek Retribusi Pelayanan Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah
pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, dan alat
penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam
kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang
dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat (Pasal 118 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
Kakus adalah
pelayanan
Telekomunikasi adalah
4) Retribusi terminal
Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir
untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan
fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pasal 131 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
5) Retribusi tempat khusus parkir
rumah
pemotongan
hewan
ternak
termasuk
pelayanan
adalah pelayanan
jasa
10)
10
2)
11
3)
4)
jasa
umum,
ditetapkan
dengan
memperhatikan
biaya
12
5.
Pemanfaatan Retribusi
13
6.
7.
14
ditujukan
untuk
orang-orang
tertentu
yang
menggunakan
jasa
pemerintah.
4. Pajak bersifat dapat dipaksakan (menurut UU). Jadi, wajib dibayar. Jika
tidak, maka akan mendapatkan sanksi, sedangkan retribusi dapat
dipaksakan juga, akan tetapi paksaannya bersifat ekonomis yang hanya
berlaku kepada orang-orang yang menggunakan jasa pemerintah.
5. Lembaga pemungut pajak adalah pemerintah pusat maupun daerah
(negara), sedangkan lembaga pemungut retribusi hanya pemerintah
daerah.
6. Pajak bertujuan untuk kesejahteraan umum, sedangkan retribusi
bertujuan untuk kesejahteraan individu tersebut yang menggunakan jasa
pemerintah.9
7.
9 Kuliah info, http://www.kuliah.info/2015/05/pengertian-persamaan-danperbedaan.html diakses pada tanggal 3 agustus 2016 pukul 14.04 WIB.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Yang
mempunyai subjek dan objek yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha,
dan retribusi perizinan tertentu.
2) Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi terbagi menjadi tiga yaitu
retribusi jasa umum dengan prinsip memperhatikan biaya penyediaan jasa
yang bersangkutan, dll. Kemudian retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan
untuk memperoleh keuntungan layak, dll. Dan retribusi perizinan tertentu
didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya
penyelerenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.
3) Kemudian salah satu perbedaan pajak dan retribusi yaitu Pajak bersifat dapat
dipaksakan (menurut UU). Jadi, wajib dibayar. Jika tidak, maka akan
mendapatkan sanksi, sedangkan retribusi dapat dipaksakan juga, akan tetapi
paksaannya bersifat ekonomis yang hanya berlaku kepada orang-orang yang
menggunakan jasa pemerintah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. Perpajakan. 2013. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Kuliah info, http://www.kuliah.info/2015/05/pengertian-persamaan-danperbedaan.html diakses pada tanggal 3 agustus 2016 pukul 14.04 WIB.
Widyaningsih, Aristanti. Hukum Pajak Dan Perpajakan. 2013. Bandung: Alfabeta.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-retribusi-subjek.html
diakses pada tanggal 3 Agustus 2016 pukul 20.54 WIB.
Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
17