dipergunakan pada retinopati diabetes dan insufisiensi vena kronik serta dalam
pengobatan terhadap gejala-gejala hemoroid. Hal ini ditunjukkan bahwa kalsium
debosilate menurunkan permeabilitas kapiler, menghambat agregasi platelet, dan
meningkatkan kekentakan (viskositas) darah; oleh karena itu menghasilkan
penurunan oedema jaringan. Sebuah percobaan klinis pada penatalaksanaan
hemoroid menunjukkan bahwa kalsium dobesilate, bersama dengan suplementasi
serat, memberikan suatu perbaikan gejala secara efektif dari pendarahan akut, dan
hal itu telah dihubungkan dengan suatu peningkatan yang signifikan dalam
peradangan dari hemoroid.
Penatalaksanaan Topikal: Tujuan utama dari sebagian besar pengobatan topical
bertujuan untuk mengontrol berbagai gejala dibandingkan dengan mengobati
penyakit. Dengan demikian, berbagai pengobatan terapeutik lainnya dapat
dipergunakan kemudian. Sejumlah persiapan agen topikal tersedia termasuk krim
dan supositoria, dan sebagian besar dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter.
Bukti kuat yang mendukung efikasi sesungguhnya dari berbagai pengobatan ini
masihlah kurang. Obat-obatan topikal ini dapat mengandung berbagai bahan baku
seperti anestesi local, kortikosteroid, antibiotik, dan obat-obatan anti-peradangan.
Pengobatan topikal mungkin efektif pada kelompok terpilih dari pasien
hemoroid. Sebagai contohnya, penelitian yang dilakukan oleh Tjandra dkk
menunjukkan suatu hasil yang baik dari penggunaan salep gliseril trinitrat 0,2%
topikal untuk menghilangkan gejala-gejala hemoroid pada pasien dengan
hemoroid derajat rendah dan tekanan saluran anus saat istirahat yang tinggi. Akan
tetapi, 43% dari pasien mengalami sakit kepala selama pengobatan. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Perroti dkk melaporkan efikasi yang baik pada
aplikasi secara lokal dari salep nifedipine dalam pengobatan trombosis akut
hemoroid eksternal. Hal ini perlu dicatat bahwa efek dari aplikasi topikal nitrit
dan penghambat saluran kalsium pada penghilangan gejala hemoroid mungkin
merupakan dampak dari efek relaksasinya terhadap sfingter anal internal, daripada
jaringan hemoroid per se dimana salah satunya mengantisipasi suatu efek
vasodilator yang dominan.
prosedur
tersering
dilakukan,
setelah
skleroterapi
dan
hemoroidektomi.
Terapi Operasi
Sebuah operasi diindikasikan ketika pendekatan non-operatif telah gagal atau
berbagai komplikasi telah terjadi. Berbagai filosofi yang berbeda berkaitan
dengan pathogenesis penyakit hemoroid membuat beberapa pendekatan bedah
berbeda.
DGHAL
terhadap
SH
untuk
hemoroid
derajat
II-III
menunjukkan hasil akhir jangka pendek dan panjang dari dua prosedur ini adalah
serupa. Meskipun demikian, pasien-pasien yang menjalani DGHAL dapat kembali
bekerja lebih cepat, dan memiliki angka komplikasi lebih rendah dibandingkan
dengan pasien yang memperoleh SH.
KESIMPULAN
Pengobatan terapeutik dari hemoroid berkisar dari modifikasi gaya hidup dan
asupan makanan hingga pembedahan radikal, bergantung pada derajat dan
beratnya gejala. Meskipun pembedahan merupakan suatu pengobatan yang efektif
dari hemoroid, hal ini lebih diperuntukkan pada penyakit yang lebih berat, serta
pembedahan dapat dihubungkan dengan komplikasi yang dapat diterima.
Sementara itu, pengobatam non-operatif tidaklah sepenuhnya efektif, khususnya
pada pendekatan farmakologi atau topikal. Oleh karena itu, peningkatan
pemahaman kita terhadap patofisiologi dari hemoroid diperlukan untuk
mempercepat perkembangan metode-metode inovatif dan terbaru terhadap
penanganan hemoroid.