Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FISIKA

NAMA : NIDA ULI AL-AZMIYA


KELAS : XI IPA

SMAN 1 CILAMAYA
2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua, sehingga keNdala-kendala yang penulis hadapi teratasi
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Terutama dalam pengembangan pelajaran di sektor pendidikan Untuk itu
penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan Fluida yang tidak mudah
untuk di fahami oleh setiap individu.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berkaitan dengan judul paper ini Fluida, maka masalahnya dapat di
definisikan sebagai berikut :
1 Bagaimana konsep Fluida statis dan fluida ideal ?
2 Bagaimana menganalisis pemecahan masalah Fluida?

BAB II
A. Fluida statis
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit
hambatan terhadap bentuk ketika ditekan, misalnya zat cair dan gas. Fluida
dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan fluida
dinamis.Fluida atau zat alir adalah bahan yang dapat mengalir dan bentuknya
dapat berubah dengan perubahan volume.Fluida mempunyai kerapatan yang
harganya tertentu pada suhu dan tekanan tertentu.Jika kerapatan fluida
dipengaruhi oleh perubahan tekanan maka fluida itu dapat mampat atau
kompresibel.Sebaliknya fluida yang kerapatannya hanya sedikit dipengruhi
oleh perubahan tekanan disebut tidak dapat mampat atau inkompresibel.
Contoh fluida kompresibel adalah udara ( gas ) sedangkan yang
inkompresibel adalah air ( zat cair ). Fluida statis adalah fluida yang tidak
bergerak atau dalam keadaan diam, misalnya air dalam gelas. Dalam fluida
statis kita mempelajari hukum-hukum dasar yang dapat menjelaskan antara
lain: mengapa makin dalam kita menyelam makin besar tekanan yang kit
alami; mengapa kapal laut yang terbuat dari besi dapat mengapung di
permukaan air laut; managpa kapal selam dapat melayang, mengapung dan
tenggelam dalam air laut; mengapa nyamuk dapat hinggap dipermukaan air;
berapa ketinggian zat akan naik dalam pipa kapiler.
1. Tekanan Hidrostatis
Gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik ke
bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, makin berat zat cair itu
sehingga makin besar tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar
wadah. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri
disebut tekanan hidrostatis.
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada
bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung
pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa jenis zat cair ( r )
dalam bejana. Secara matematis, tekanan hidrostatis dirumuskan
sebagai berikut .
Ph =

. g. H

Keterangan :

= massa jenis zat cair

h = tinggi zat cair dari permukaan


g = percepatan gravitasi
Pt = tekanan total
Po = tekanan udara luar
2. Hukum Archimedes
Hukum archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang
dialami oleh benda apabila berada dalam fluida. Besarnya gaya
ke atas sebanding dengan berat air yang ditumpahkan oleh
balok, artinya suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair mengalami gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh
benda tersebut. Pernyataan itu di kenal sebagai
hukumArchimedes. Gaya Archimedes di rumuskan sebagai
berikut.
F a = Vf .

.g

c
Vc
=
c
Vb
Keterangan : Fa = W
V .

.Vb

FA = gaya Archimedes (N)


Vf =
(m3)

volume zat cair yang di pindahkan atau di desak

= massa jenis zat cair (kg.m3)

g = gravitasi (m.s-2)
= massa jenis benda (kg.m-3)
b

Vb = volume benda yang tercelup (m 3)


Sebuah benda yang di masukkan ke dalam zat cair akan mengalami
peristiwa terapung, melayang, atau tenggelam.
3. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan zat cair dalah kecenderungan permukaan zat
cair untuk menegang sehingga permukaannya sepert di tutupi oleh
suatu lapisan elastis. Adanya tegangan permukaan itulah, nyamuk

dapat hinggap pada permukaan air, air yang menetes cenderung


berbentuk bulat-bulat dan air berbentuk bola di permukaan daun talas.
a. Persamaan tegangan permukaan
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja
pada permukaan zat cair tiap satuan panjang yang di rumuskan
sebagai berikut.
=

Keterangan:

F
L

= tegangan permukaan (Nm-1)

F = gaya (N)
L = panjang permukaan (m)
Permuukaan dengan dua muka (misal pada gelembung sabun)
berlaku rumus sebagai berikut.
=

F
2L

b. Sudut kontak
Sudut kontak (sudut sentuh = q) yaitu sudut yang di bentuk antara
permukaan zat cair dengan permukaan dinding pada titik
persentuhan zat cair dengan dinding.

Jika <90 , sudut kontaknya adalah lancip dan termasuk


meniskus cekung (adheis > kohesi).

Jika >90 , sudut kontaknya adalah tumpul dan termasuk


meniskus cembung (adheis < kohesi).

4. Kapilaritas
Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( h ) dalam tabung
kapiler yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah
adhesi dan kohesi. Besarnya kapilaritas dirumuskan sebagai berikut.
h=

2 . cos
.g.r

keterangan: h = kenaikan/ penurunan zat cair dalam pipa (m)

= tegangan permukaan (N.m-1)

= sudut kontak (derajat)

= massa jenis zat cair (kg.m-3)

r = jari-jari pipa (m)


g = percepatan gravitasi (m.s-2)
5. Viskositas atau kekentalan
Viskositas (kekentalan) merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar
viskositas maka makin sulit suatu benda bergerak dalam fluida. Alat
untuk mengukur viskositas zat cair disebut viskosimeter.
a. Hukum stokes
Apabila suatu benda bergerak dengan kecepatan V dalam suatu
fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut
akan mengalami gaya gesekan fluida, yang disebut gaya Stokes.
Fs = 6. . . r . V

Keterangan:

Fs = gaya stokes (N)


= koefisien viskositas fluida (Nsm-2)/pas
r = jari-jari bola (m)
V = kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s)

b. Kecepatan terminal
Sebuah bola jatuh ke dalam fluida yang kental maka selama bola
bergerak di dalam fluida pada bola bekerja gaya-gaya berikut.

Gaya berat bola (W) berarah vertikal ke bawah.

Gaya archimedes (FA) berarah vertikal ke atas.

Gaya stokes (Fs) berarah vertikal ke atas.

B. Fluida Dinamis atau Fluida Bergerak


1. Fluida ideal
Pembahasan tentang fluida bergerak di batasi pada fluida ideal,
yaitu fluida yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan).

dapat berpindah tanpa mengalami gesekan.

mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap


partikel).

kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang


sama.

2. Persamaan kontinuitas

a. Pengertian debit
Cepat aliran (Q) adalah volume fluida yang dipindahkan tiap
satuan waktu.
Q=

V
t

Keterangan: Q = debit (m3/s)


V = volume fluida (m3)
t = waktu (s)
setelah fulida melalui penampang pipa seluas A. Setelah selang
waktu t menempuh jarak sejauh L maka volum fluida V=AL
sebagai berikut.

Q = A.V

b. Persamaan kontinuitas
Apabila kecepatan fluida dalam penampang A1 dan A2 masingmasin V1 dan V2 serta perpindahan fluida selama Dt adalah D1
dan D2, maka tiap Dt volume fluida yang keluar lewat A1 =
volume yang keluar lewat A2.
A1.V1 = A2.V2
Keterangan: A1 dan A2 = luas penampang 1 dan 2 (m2)
V1 dan V2 = kecepatan aliran fluida 1 dan 2 (m/s)
3. Asas bernoulli
Apabila fluida dialirkan melalui alat bernouli maka:

Ketinggian air pada pipa berpenampang kecil lebih rendah di


bandingkan dengan pipa berpenampang besar.

Dari a dan b disimpulkan bahwa jika kecepatan aliran fluida


besar maka tekanan fluida kecil dan kecepatan fluida kecil
maka tekanan fluida besar.

Persamaan bernoulli
Berdasarkan atas konsep usaha dan energi pada aliran fluida,
persamaan bernoulli dapat diturunkan sebagai berikut.
P + . g. h +

Keterangan:

1
2

. . V2 = konstan

P = tekanan dalm fluida (N/m2)


r = massa jenis fluida (kg/m3)
V = kecepatan jenis fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (kg/s2)
h = tinggi pipa (m)

a. Persamaan bernoulli untuk fluida diam


Untuk fluida diam, V1 = V2 = 0 sehingga berlaku persamaan
sebagai berikut.
P1 P2 = . g. h

b.

Persamaan bernoulli untuk fluida bergerak


Persamaan bernoulli untuk fluida yang mengalir pada pipa
horizontal h1 = h2 sehingga di peroleh hubungan berikut.

P1 P 2 =

1
. (V 2 V 2)
2
1
2 .

DAFTAR PUSTAKA

http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Fisika/0277%20Fis-1-4b.htm
Jam : 12:34/ 15-01-2012

http://bodaesmunti.wordpress.com/2009/03/30/fluidastatis/
Jam : 11:55/ 15-01-2012

LKS fisika kresna semester II halaman 21-29.

Anda mungkin juga menyukai