Anda di halaman 1dari 31

DEPARTEMEN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

PEDOMAN
PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI

Bogor, Januari 2006

DAFTAR ISI
Halaman
Keputusan Direktur Jenderal PHKA No
tanggal tentang Pedoman Pembentukan
Kader Konservasi

Lampiran Surat Keputusan

ii

I.

II.

III.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Pengertian

DASAR PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI

A. Arah Kebijaksanaan

B. Strategi

PROSES PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI

A. Pemilihan calon Kader Konservasi


a. Kriteria calon Kader Konservasi
b. Cakupan calon Kader Konservasi

4
4
5

B. Tingkatan dan Kriteria Kader Konservasi


a. Tingkat Kader Konservasi
b. Kriteria Kader Konservasi
c. Pembentukan Kader Konservasi melalui pendidikan
d. Kurikulum dan Syilabus
e. Pembentukan Kader Konservasi melalui penetapan
f. Pengesahan dan Penomoran Kader Konservasi
IV.

V.

5
5
5
6
8
10
11

KEGIATAN KADER KONSERVASI


A. Jenis-jenis Kegiatan

13

B. Tugas Kader Konservasi

13

C. Hak Kader Konservasi

14

MONITORING DAN EVALUASI

15

A. Evaluasi terhadap peserta dan penyelenggara


Pembentukan Kader Konservasi

15

B. Monitoring dan evaluasi Kegiatan Kader Konservasi


Contoh Angket Kader Konservasi

16

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
Nomor :
TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI
DIREKTUR JENDERAL
PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
Menimbang

a. bahwa sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya


adalah kekayaan negara dan merupakan anugerah
Tuhan Yang Maha Esa dan dapat dimanfaatkan untuk
sebesar-besarnya

bagi

kemakmuran

rakyat

oleh

karenanya perlu dijaga kelestariannya.


b. bahwa dalam rangka menjaga kelestarian sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya tersebut diperlukan upaya
kegiatan Bina Cinta Alam melalui pembentukan dan
pembinaan Kader Konservasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut
huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
tentang Pedoman Pembentukan Kader Konservasi.
Mengingat

1. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi


Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 123/Kpts-II/2001
tentang

Organisasi

Kehutanan;

dan

Tata

Kerja

Departemen

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA

Pedoman

Pembentukan

Kader

Konservasi

sebagaimana

dimaksud dalam lampiran keputusan ini.


KEDUA

Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan


kemudian.

KETIGA

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
pada tanggal : ___________
DIREKTUR JENDERAL

Ir. M. Arman Mallolongan, MM.


NIP. 080028672

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bapak Menteri Kehutanan, di Jakarta


Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan, di Jakarta
Pejabat Eselon II lingkup Departemen Kehutanan, di Jakarta
Kepala Balai Taman Nasional, di seluruh Indonesia
Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam, di seluruh Indonesia
Kepala Balai Latihan Kehutanan, di Seluruh Indonesia

Lampiran

: Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Nomor

Tanggal

Tentang

: Pedoman Pembentukan Kader Konservasi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekayaan keanekaragaman sumberdaya alam hayati yang dimiliki, tersebar
di seluruh kawasan pelestarian alam dan suaka alam di seluruh Indonesia
yang cenderung makin menurun akibat perlakuan manusia yang kurang
memperhatikan aspek konservasi.
Dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar
turut berperan serta dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya perlu dilaksanakan kegiatan pembinaan cinta alam. Salah satu
yang ditempuh adalah dengan Pembentukan Kader Konservasi.
Kader Konservasi merupakan unsur penting dalam pembinaan cinta alam
karena merupakan unsur pelopor dan penggerak dalam upaya konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta diharapkan dapat berperan
aktif bersama pemerintah dalam mewujudkan manusia yang sadar
konservasi.
Perhatian pemerintah dalam bidang konservasi sumberdaya alam terus
meningkat terutama setelah diterbitkan Undang-undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
serta perlu upaya yang nyata guna mengimplementasikan hal tersebut.
Kader Konservasi telah terbentuk sejak tahun 1982 yang dari tahun ke tahun
terus bertambah, baik yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah cq.
Departemen Kehutanan di pusat maupun di daerah di seluruh Indonesia, juga
Kader Konservasi yang dibentuk oleh lembaga non pemerintah.
Diperlukan petunjuk dasar serta tata cara dalam rangka pembentukan Kader
Konservasi bagi semua pihak yang terkait terutama para pejabat dan
pelaksana lingkup Departemen Kehutanan baik di pusat maupun daerah,
maka perlu disusun suatu Pedoman Pembentukan Kader Konservasi.
B. Maksud dan Tujuan
1. Memberikan arahan dalam pembentukan Kader Konservasi sesuai
dengan ketentuan serta persyaratan yang telah ditetapkan kepada para
pejabat, pengelola maupun pelaksanaan lingkup Departemen Kehutanan
baik Pusat dan Daerah serta pihak lain yang terkait.

2. Agar para Kader Konservasi yang akan dibentuk, berdasarkan pada


ketentuan dan aturan yang sama sehingga diharapkan kemampuan para
Kader Konservasi di tiap propinsi di seluruh Indonesia tidak jauh berbeda.
C. Pengertian
1. Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang
terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam
hewani (satwa) yang bersama unsur non hayati di sekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem.
2. Konservasi Sumber Daya Alam hayati adalah pengelolaan sumber
daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana
untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
3. Ekosistem Sumber Daya Alam hayati adalah sistem hubungan timbal
balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non hayati yang
saling tergantung dan pengaruh mempengaruhi.
4. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik, di
darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya
yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
5. Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu
baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya.
6. Kader Konservasi adalah seseorang/sekelompok orang yang telah
dididik atau ditetapkan oleh instansi pemerintah atau lembaga non
pemerintah yang secara sukarela berperan sebagai penerus upaya
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, bersedia serta
mampu menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada masyarakat.

II. DASAR PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI

A. Arah Kebijaksanaan
Arah kebijaksanaan pembentukan Kader Konservasi ialah agar anggota
masyarakat yang berminat di bidang konservasi dan memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan dapat menyalurkan minatnya melalui wadah yang resmi
dan mendapatkan pendidikan serta latihan yang cukup memadai, sehingga
mampu menjadi kader-kader konservasi yang memiliki :
Kemandirian
Mampu mengembangkan kepekaan dan kepedulian terhadap kelestarian
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Mampu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan di bidang
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Mampu menjadi motivator agar masyarakat peduli dan menghayati
pentingnya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
B. Strategi
Agar kegiatan pembentukan Kader Konservasi merupakan suatu kegiatan
yang dilaksanakan secara menyeluruh di tiap propinsi seluruh wilayah
Indonesia dan dapat mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan, maka
ditempuh melalui penyusunan Pedoman Pembentukan Kader Konservasi.
Hal tersebut merupakan penjabaran dari kebijaksanaan umum Departemen
Kehutanan, kebijaksanaan bidang perlindungan hutan dan pelestarian alam
serta kebijaksanaan departemen lainnya yang terkait dengan pengembangan
sumberdaya manusia terutama generasi muda di bidang konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

III. PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI

A. Calon Kader Konservasi


a. Kriteria calon Kader Konservasi
Untuk dapat menjadi Kader Konservasi, seseorang harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Umur
Berumur minimal 15 tahun, dengan harapan seseorang itu telah
dewasa dan mampu berfikir serta dapat memahami tentang upaya
konservasi sekaligus mampu menyampaikan pesan konservasi
kepada masyarakat.
2. Berkelakuan Baik
Secara formal memiliki surat keterangan berkelakuan baik dari pihak
yang berwenang.
Memiliki kesadaran dalam upaya konservasi baik secara langsung
maupun tidak langsung.
3. Pengetahuan
Memiliki pengetahuan secara umum tentang konservasi, mau dan
mampu menyebarluaskan pesan konservasi kepada masyarakat
sesuai dengan bekal kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
4. Berminat Aktif Dalam Upaya Konservasi
Dalam hal ini diutamakan bagi orang atau sekelompok orang yang
betul-betul berminat dan aktif dalam kegiatan upaya konservasi,
seperti kegiatan reboisasi, penghijauan, gerakan kebersihan
lingkungan, ceramah dan diskusi, serta menulis tentang upaya
konservasi dalam mass media.
5. Berbadan sehat
Secara formal memiliki surat keterangan berbadan sehat dari dokter,
Secara umum seorang calon kader tidak memiliki penyakit yang
menular, mampu secara fisik melaksanakan tugas yang berkaitan
dengan upaya konservasi yang dilakukan di lapangan.
b. Cakupan calon Kader Konservasi.
Calon Kader Konservasi berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang
antara lain :
1. Siswa sekolah (SLTP/SLTA)
2. Mahasiswa
3.
4.
5.
6.
7.

Generasi muda
Pramuka
Kelompok Pecinta Alam
Kelompok wanita
Petani, pedagang, pengusaha

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Guru-guru mulai SD/Ibtidaiyah s/d SLTA/Aliyah negeri maupun swasta


Dosen perguruan tinggi
Tokoh-tokoh masyarakat
Tokoh agama
Pegawai pemerintah sipil/militer
Anggota profesi
Volunteer

B. Tingkatan dan Kriteria Kader Konservasi


a. Tingkatan Kader Konservasi
1. Kader Konservasi Tingkat Pemula
2. Kader Konservasi Tingkat Madya
3. Kader Konservasi Tingkat Utama
b. Kriteria Kader Konservasi
1. Kriteria Kader Konservasi Tingkat Pemula
1.1 Mengetahui kegiatan-kegiatan konservasi secara umum baik di
dalam maupun di luar kawasan konservasi.
1.2 Mengetahui
habitatnya.

secara umum hubungan flora, fauna dan dengan

1.3 Mengetahui manfaat


ekosistemnya.

upaya

konservasi

flora,

fauna

dan

1.4 Mau dan mampu mengamalkan pengetahuan di bidang


konservasi dalam kehidupan sehari-hari serta menyebarluaskan
pesan konservasi di lingkungannya masing-masing.
2. Kriteria Kader Konservasi Tingkat Madya
2.1 Telah mencapai Kader Konservasi Tingkat Pemula
2.2 Mengetahui pembagian kawasan konservasi berdasarkan
fungsinya dan mengetahui manfaat masing-masing kawasan
konservasi tersebut.
2.3 Mampu mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka upaya
konservasi sumberdaya alam secara nyata, seperti gerakan
kebersihan lingkungan, pengamanan dan penyelamatan
sumberdaya alam dan kegiatan lain yang berkaitan.
2.4 Mau dan mampu mengamalkan serta menyebarluaskan pesan
konservasi kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yang dimilikinya.
3. Kriteria Kader Konservasi Tingkat Utama
3.1 Telah mencapai Kader Konservasi Tingkat Madya
3.2 Mengetahui
masalah-masalah
konservasi
dan
strategi
kebijaksanaan konservasi sumberdaya alam di Indonesia.

3.3 Mengetahui dasar-dasar pengelolaan sumberdaya alam dan


lingkungan hidup. Mengenal jenis flora dan fauna yang dilindungi
serta upaya-upaya perlindungan dan pelestariannya.
3.3 Mau dan mampu aktif menggerakan masyarakat untuk ikut
berperan aktif dalam upaya konservasi sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.
c. Pembentukan Kader Konservasi Melalui Pendidikan
Pendidikan Kader Konservasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran peserta didik (calon kader) yang berasal dari seluruh
lapisan masyarakat di bidang konservasi sumberdaya alam dalam rangka
mewujudkan peranserta masyarakat yang memiliki tanggung jawab dan
perhatian yang besar terhadap kegiatan-kegiatan konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya.
Pelaksanaan
pendidikan Kader Konservasi tersebut diharapkan
membawa perubahan terhadap tingkah laku, sikap dan cara berfikir
kearah yang lebih positif mengenai kegiatan konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya sehingga mau berperan aktif didalamnya.
Materi pelajaran yang diberikan dalam pendidikan Kader Konservasi
disesuaikan dengan tingkatan Kader Konservasi. Secara umum, mata
pelajaran yang diberikan dalam pendidikan Kader Konservasi dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok
penunjang.
1. Materi Pendidikan Kader Konservasi Tingkat Pemula.
Jumlah jam pelajaran untuk pendidikan Kader Konservasi Tingkat
Pemula sebanyak 25 jam pelajaran, terdiri dari 16 jam pelajaran teori
dan 7 jam pelajaran praktek lapangan dan 2 jam pelajaran untuk
kegiatan (teknik) pelaporan dan diksusi. 1 jam pelajaran adalah 45
menit.
1. Kelompok Dasar (16%)
- Kehutanan umum
- Dasar-dasar kepemimpinan
2. Kelompok Inti (32%)
- Dasar-dasar ekologi
- Flora dan fauna Indonesia
- Dasar-dasar konservasi
- Pembinaan Cinta Alam
3. Kelompok Penunjang (16%)
- Wisata alam
- PPPK dan SAR
4. Praktek Lapangan (28%)
- Dasar-dasar ekologi
- Pengenalan flora dan fauna
- PPPK dan SAR

5. Lain-lain (8%)
- Laporan dan diskusi
2. Materi Pendidikan Kader Konservasi Tingkat Madya
Jumlah jam pelajaran untuk pendidikan Kader Konservasi Tingkat
Madya sebanyak 50 jam pelajaran, terdiri dari 26 jam pelajaran teori
dan 20 jam pelajaran praktek lapangan dan 4 jam pelajaran untuk
kegiatan (teknik) pelaporan dan diskusi. 1 jam pelajaran adalah 45
menit.
a. Kelompok Dasar (12%)
- Kebijaksanaan Departemen Kehutanan di bidang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
- Kepemimpinan
- Kependudukan dan lingkungan hidup
b. Kelompok Inti (32%)
- Ekologi
- Flora dan fauna Indonesia
- Interpretasi konservasi
- Pengelolaan sumberdaya alam
- Dasar-dasar komunikasi masa
- Dasar-dasar konservasi
- Pembinaan Cinta Alam
c. Kelompok Penunjang (8%)
- Wisata alam
- PPPK dan SAR
d. Praktek Lapangan (40%)
- Ekologi
- Pengenalan flora dan fauna
- Dasar-dasar pengelolaan kawasan konservasi
- Interpretasi konservasi
- PPPK dan SAR
e. Lain-lain (8%)
- Teknik penyusunan laporan dan diskusi.
3. Materi Pendidikan Kader Konservasi Tingkat Utama
Jumlah jam pelajaran untuk pendidikan Kader Konservasi Tingkat
Utama sebanyak 90 jam pelajaran, terdiri dari 48 jam pelajaran teori
dan 40 jam pelajaran praktek lapangan dan 12 jam pelajaran untuk
kegiatan (teknik) pelaporan dan diskusi. 1 jam pelajaran adalah 45
menit.
1. Kelompok Dasar (8%)
- Kebijaksanaan dan ketenagaan bidang kehutanan
- Kepemimpinan
- Kependudukan dan lingkungan hidup
- Kehutanan kemasyarakatan

2. Kelompok Inti (32%)


- Ekologi
- Flora dan fauna Indonesia
- Komunikasi sosial
- Pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
pemandu wisata alam, penangkaran flora dan fauna.
- Interpretasi konservasi
- Pembinaan cinta alam
3. Kelompok Penunjang (8%)
- Wisata alam
- PPPK dan SAR
4. Praktek Lapangan (44%)
- Ekologi
- Pengenalan flora dan fauna
- Dasar-dasar pengelolaan kawasan konservasi
- Interpretasi konservasi
- PPPK dan SAR
5. Lain-lain (8%)
- Teknik penyusunan laporan dan diksusi
d. Kurikulum dan Sylabus
1. Kurikulum
Kurikulum merupakan program pelajaran/mengajar yang terdiri dari
sejumlah mata pelajaran untuk mencapai seperangkat kemampuan/
keterampilan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
penyelenggaraan pelatihan.
Jumlah jam pelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan
Kader Konservasi adalah 25 jam untuk tingkat Pemula, 50 jam untuk
tingkat Madya dan 90 jam untuk tingkat Utama yang terdiri dari
pelajaran teori dan praktek.
2. Kelompok Dasar
Kelompok ini meliputi mata pelajaran yang penting dikuasai oleh
peserta pendidikan yang berguna untuk mengembangkan diri dalam
sikap yang dilandasi nilai-nilai moral Pancasila serta memiliki
pengetahuan dalam bidang program pembangunan negara, selain itu
dapat menguasai dan memahami kedudukan, fungsi serta tugasnya.
3. Kelompok Inti
Kelompok inti meliputi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta
pendidikan dalam usaha memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan tugasnya, serta dapat menghayati fungsi tugas
dan kedudukannya dalam melaksanakan tugas sebagai pelaksana
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya di lapangan.

4. Kelompok Penunjang
Kelompok ini meliputi mata pelajaran yang bersifat melengkapi
pengetahuan dasar maupun inti yang berguna untuk menunjang
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya.
5. Sylabus
Sylabus merupakan isi kurikulum yaitu bahan kajian atau materi
pengetahuan atau keterampilan yang disusun sebagai satu kesatuan
dalam mencapai tujuan pendidikan serta merupakan pedoman umum
dalam pelaksanaan belajar-mengajar.
Pokok bahasan merupakan target minimal yang harus diberikan oleh
setiap pengajar dan instruktur atau penyelenggara pendidikan.
6. Metoda Penyajian
Metoda penyajian dipilih berdasarkan Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) yang telah ditetapkan, yaitu melalui :
6.1. Ceramah dan Tanya Jawab
Materi disampaikan melalui bahasa lisan maupun tulisan dengan
menggunakan alat bantu pengajaran dan alat peraga seperti
gambar, slide, film dan lain-lain. Disamping itu kepada para
peserta latihan diberi kesempatan pula untuk tanya jawab.
6.2. Diskusi
Diskusi diadakan dengan tujuan :
a. Sebagai sarana untuk bertukar
pengetahuan dan prakarsa.

pikiran,

pandangan,

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam


mengemukan pendapat secara obyektif dan sistematis dalam
suatu kelompok.
c. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta dalam
menyerap dan memahami pikiran/pendapat orang lain.
d. Meningkatkan
keterampilan, kemampuan dan semangat
kerjasama dalam rangka menyebarluaskan informasi
pembangunan.
6.3. Praktek Lapangan
Praktek lapangan diadakan dengan tujuan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para peserta.
Disamping itu juga untuk dapat memperoleh bahan perbandingan
guna meningkatkan daya kreatifitas dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan di bidang konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya.
e. Pembentukan Kader Konservasi Melalui Penetapan

Pembentukan Kader Konservasi selain melalui pendidikan juga dapat


dilakukan melalui penetapan.
1. Dasar pertimbangan penetapan Kader Konservasi
Seorang atau sekelompok orang dipertimbangkan untuk ditetapkan
sebagai Kader Konservasi atas dasar bahwa yang bersangkutan telah
menunjukan kemauan, kemampuan dan partisipasinya dalam
kegiatan-kegiatan
konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
-

Selalu aktif dalam kegiatan nyata dalam upaya konservasi.

Selalu aktif dalam pembinaan masyarakat menuju masyarakat


sadar dan menghayati serta mengamalkan upaya konservasi.

Memiliki pengetahuan tentang konservasi dan mampu


menyampaikan pesan konservasi kepada masyarakat secara
teratur.

Pernah mendapat penghargaan dari pemerintah di bidang


pelestarian alam dan lingkungan hidup.

Anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang secara aktif


bergerak di bidang pembangunan berwawasan lingkungan.

Non anggota LSM namun aktif bergerak dibidang konservasi


sumberdaya alam dan menjadi pelopor dibidang pembangunan
yang berwawasan lingkungan.

2. Penetapan Kader Konservasi


Yang berhak menetapkan Kader Konservasi ialah Kepala Unit
Pelaksana Teknis yang ada di wilayahnya, antara lain Kepala Balai
Taman Nasional dan Kepala Balai KSDA.
3. Kriteria penetapan Kader Konservasi
Kader Konservasi yang dibentuk berdasarkan penetapan didasarkan
pada kriteria sebagai berikut :
a. Menyuluh kepada kelompok-kelompok masyarakat atau pada
pertemuan masyarakat;
- Tingkat Pemula minimal 3 bulan sekali
- Tingkat Madya minimal 2 bulan sekali
- Tingkat Utama minimal 1 bulan sekali
b. Menggerakan masyarakat dalam upaya pelestarian alam dan
penanggulangan kerusakan hutan;
- Tingkat Pemula minimal 3 bulan sekali
- Tingkat Madya minimal 2 bulan sekali
- Tingkat Utama minimal 1 bulan sekali
c. Melaksanakan kegiatan temu wicara/temu karya dengan kelompok
masyarakat yang berkaitan dengan bidang konservasi;
- Tingkat Pemula minimal 3 bulan sekali

Tingkat Madya minimal 2 bulan sekali


Tingkat Utama minimal 1 bulan sekali

d. Membuat karya tulis masalah konservasi dan lingkungan hidup


yang dipublikasikan kepada masyarakat/dimuat di mass media;
- Tingkat Pemula minimal 1 karya tulis setiap tahun
- Tingkat Madya minimal 2 karya tulis setiap tahun
- Tingkat Utama minimal 3 karya tulis setiap tahun
e. Pernah mengikuti seminar/lokakarya dibidang
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya;
- Tingkat Pemula minimal 1 tahun satu kali
- Tingkat Madya minimal 1 tahun dua kali
- Tingkat Utama minimal 1 tahun tiga kali
f.

konservasi

Selain kriteria umum tersebut pada point a


s/d e maka Kepala UPT dapat menentukan kriteria lainnya yang
berkaitan dengan bidang konservasi sumberdaya alam sebagai
dasar penetapan Kader Konservasi yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi diwilayahnya masing-masing.

f. Pengesahan dan Penomoran Kader Konservasi


1. Pengesahan
Pengesahan piagam dan kartu Kader Konservasi untuk semua
tingkatan dapat dilakukan oleh Kepala Balai KSDA, Kepala Balai
Latihan Kehutanan (BLK) dan Kepala Balai Taman Nasional.
2. Nomor dan Teknik Penomoran
Penomoran Kader Konservasi baik tingkat nasional maupun tingkat
propinsi dikeluarkan dan didaftar oleh Direktorat Pemanfaatan Jasa
Lingkungan dan Wisata Alam, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan
dan Konservasi Alam.
Sedangkan tingkatan Kader Konservasi dapat diketahui melalui kode
tingkatan Kader Konservasi dan warna dasar pada kartu Kader
Konservasi.
Teknik penomoran kartu Kader Konservasi, sebagai berikut :
Kader Konservasi tingkat Pemula, memiliki kartu dengan warna
dasar kuning, kode tingkatan adalah Pl, yang penulisannya
digabungkan dengan Nomor Urut Kader Konservasi, 1/2/3/Pl/4/5. *)
Kader Konservasi tingkat Madya, memiliki kartu dengan warna dasar
hijau, kode tingkatan adalah Md, yang penulisannya digabungkan
dengan Nomor Urut Kader Konservasi, 1/2/3/Md/4/5. *)
Kader Konservasi tingkat Pemula, memiliki kartu dengan warna
dasar biru, kode tingkatan adalah Ut, yang penulisannya
digabungkan dengan Nomor Urut Kader Konservasi, 1/2/3/Ut/4/5. *)

Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi maka setiap peksanaan


pembentukan Kader Konservasi hendaknya dilaporkan kepada
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam cq.
Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam paling
lambat 14 (empat belas) hari setelah selesai pembentukan Kader
Konservasi tersebut.

Keterangan *) :
1 : Nomor urut Kader Konservasi di Propinsi.
2 : Kode Propinsi penyelenggara pendidikan Kader Konservasi
3 : UPT Penyelenggara Pendidikan Kader Konservasi (BKSDA/BTN).
4 : Bulan penyelenggaraan pendidikan Kader Konservasi
5 : Tahun Penyelenggaraan pendidikan Kader Konservasi.

IV. KEGIATAN KADER KONSERVASI


Kegiatan-kegiatan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang
KSDAH & E, adalah melalui kegiatan-kegiatan :

perlindungan sistem penyangga kehidupan


pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan eksosistemnya.

A. Jenis-jenis Kegiatan
Berdasarkan arahan Undang-undang No.5 Tahun 1990 tersebut di atas, jenisjenis kegiatan yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh Kader Konservasi
baik perorangan maupun kelompok adalah :
1. Melaksanakan penerangan dan penyuluhan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

tentang

konservasi

2. Menyelenggarakan seminar/diskusi tentang konservasi sumberdaya alam


hayati dan ekosistemnya.
3. Melakukan kegiatan penelitian atau ekspedisi tentang potensi flora, fauna
dan ekosistemnya.
4. Membantu menjaga kelestarian alam kawasan-kawasan konservasi
(Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya, Taman Laut,
Cagar Alam dan Suaka Margasatwa).
5. Menyebarluaskan informasi tentang konservasi sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya dalam bentuk barang cetakan.
6. Menjadi pemandu wisata alam (Taman Nasional, Taman Wisata Alam,
Taman Hutan Raya dan Taman Laut).
7. Membuat tulisan/artikel di media massa tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya.
8. Memanfaatkan media elektronik seperti radio dan TV sebagai sarana
kampanye tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya.
9. Berupaya meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
10. Melaporkan kepada petugas atau Polisi Kehutanan atau Jagawana bila
ada perambahan hutan, pencurian flora, fauna ataupun hasil hutan ikutan
lainnya.
11. Mengusahakan atau membantu memadamkan kebakaran hutan.

B. Tugas Kader Konservasi


Tugas Kader Konservasi adalah :
1. Membantu pemerintah
dalam menyebarluaskan upaya konservasi
sumberdaya alam dan lingkungan hidup kepada masyarakat.
2. Memelihara dan
ekosistemnya.

mengamankan

sumberdaya

alam

hayati

dan

3. Menerapkan disiplin pribadi untuk mencintai lingkungan hidup dengan


berwawasan azas konservasi.
4. Meningkatkan sikap dan jiwa keteladanan dalam upaya konservasi.
5. Apabila dalan suatu kawasan konservasi, selalu berusaha menyampaikan
pesan-pesan konservasi kepada pengunjung melalui kegiatan
pemanduan, mencegahan terjadinya vandalisme dan perusakan terhadap
sumberdaya alam.
6. Selalu berperan aktif dalam acara diskusi, seminar, penyuluhan dan lainlain acara yang berkaitan dengan upaya konservasi di daerahnya.
7. Berperan aktif dalam menggerakan masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran dan menghayati serta mengamalkan upaya konservasi.

8. Selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang konservasi


atas inisiatif sendiri baik melalui jalur kegiatan formal maupun non formal.
9. Selalu berusaha mengadakan koordinasi antara sesama Kader
Konservasi dalam rangka memikirkan masalah-masalah upaya konservasi
sekaligus berusaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
bentuk kegiatan nyata.
10. Berperan aktif dalam kegiatan kelompok pecinta alam dan pelestari alam
serta aktif dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan Pusat
Informasi Konservasi Alam (PIKA).
11. Membuat dan menyampaikan laporan setiap kegiatan yang berkaitan
dengan upaya konservasi yang telah dilakukan kepada instansi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di wilayahnya masing-masing (Balai KSDA, Balai
Taman Nasional).
12. Apabila Kader Konservasi pindah alamat, melapor kepada instansi
kehutanan setempat, untuk kepentingan monitoring Kader Konservasi.
C. Hak Kader Konservasi
Untuk Kader Konservasi disamping memiliki tugas-tugas, ia juga memiliki
hak-hak sebagai berikut :
1. Mendapat kemudahan memasuki dan memanfaatkan fasilitas pada
kawasan konservasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Dapat mengikuti kegiatan dalam Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam
Nasional.
3. Bagi Kader Konservasi yang melaksanakan tugas dengan baik dapat
mengikuti ke jenjang pendidikan Kader Konservasi yang lebih tinggi.
4. Dapat membina Kader Konservasi yang lebih rendah tingkatannya.
5. Mendapat penghargaan di bidang konservasi sumberdaya alam hayati
dan lingkungan hidup.

V. MONITORING DAN EVALUASI


A. Evaluasi Terhadap Peserta dan Penyelenggaraan Pembentukan Kader
Konservasi
1. Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi terhadap peserta mencakup :
a. Evaluasi partisipasi meliputi ;
- Kedisiplinan
- Prakarsa
- Kerjasama
- Kepemimpinan/kepeloporan
b. Evaluasi presensi seluruh kegiatan meliputi kehadiran selama
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
2. Tata cara evaluasi
a. Evaluasi dilaksanakan terhadap partisipasi/keaktifan masing-masing
peserta dalam seluruh kegiatan pendidikan untuk masing-masing
tingkatan yang terdiri dari komponen prakarsa, kerjasama,
kedisiplinan, kepemimpinan/kepeloporan dan tanggung jawab.
b. Presensi

Penilaian presensi diperoleh dari kehadiran peserta selama pendidikan


berlangsung.
Setiap peserta minimal menghadiri 90% dari program kegiatan yang
telah disusun sesuai dengan tingkatannya.
3. Evaluasi penyelenggaraan pendidikan
Evaluasi penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk memperoleh
masukan dari para peserta sebagai bahan peningkatan mutu
penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari
a. Bidang edukatif, meliputi :
- Waktu penyelenggaraan
- Kurikulum
- Praktek/studi lapangan
b. Bidang administrasi, meliputi :
- Kesekretariatan
- Ruang belajar
- Akomodasi dan konsumsi
- Alat Tulis Kantor
- Pelayanan lainnya
4. Evaluasi terhadap pengajar/instruktur
Bertujuan untuk mendapat masukan dari para peserta pendidikan
mengenai para pengajar/instruktur, meliputi :
- Penguasaan materi
- Sistematik penyajian
- Penggunaan metoda dan alat bantu
- Penggunaan bahasa
- Pemberian motivasi
- Pencapaian tujuan instruksional
- Kesempatan tanya jawab
- Ketepatan waktu mengajar
Cara penilaiannya setiap peserta dapat memberikan penilaian setelah
pengajar/instruktur menyelesaikan tugasnya, dengan cara mengisi blako
isian yang sudah disiapkan oleh penyelenggara pendidikan dan
dikumpulkan kembali kepada panitia.
B. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kader Konservasi
1. Monitoring dan evaluasi kegiatan Kader Konservasi dimaksudkan :
1. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Kader
Konservasi di wilayahnya masing-masing.
2. Memudahkan evaluasi dan penyebaran langkah-langkah penyempurnaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Kader
Konservasi.
3. Mengetahui jumlah penyebaran Kader Konservasi di daerah seluruh
Indonesia.

4. Memudahkan dalam penyempurnaan data administrasi yang berkaitan


dengan perubahan ataupun kepindahan alamat Kader Konservasi
yang berada di wilayahnya.
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala :
1. Monitoring yang dilakukan oleh petugas lapangan setiap bulan dan
hasilnya dilaporkan kepada pengelola kawasan konservasi (Kepala
Balai Taman Nasional, Kepala Balai KSDA).
2. Monitoring dan evaluasi triwulan/semester yang dilakukan oleh UPT
(Kepala Balai Taman Nasional, Kepala Balai KSDA) yang terkait dan
hasilnya di laporkan ke pusat.
3. Monitoring dan evaluasi tahunan yang dilakukan :
- Unsur pengelola tingkat pusat/Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam.
- Unsur pengelola kawasan konservasi di daerah.
-

Untuk memudahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan


Kader Konservasi selain pengisian blanko isinya yang disesuaikan
dengan keperluan juga dibagikan blanko Angket Kader Konservasi
yang diisi oleh para Kader Konservasi (contoh angket terlampir).

Contoh Angket Kader Konservasi :


DEPARTEMEN KEHUTANAN
BALAI TAMAN NASIONAL : .
BALAI KSDA :..
PROPINSI :

1.

BIODATA
1. N a m a

2. Jenis Kelamin

3. Tempat, Tgl. Lahir

4. A g a m a

5. Alamat lengkap

6. Keanggotaan dalam organisasi

Nama Organisasi

Kedudukan dalam organisasi

Menjadi anggota sejak

Alamat sekretariat organisasi

7. Kader Konservasi Tingkat

Nomor Kader Konservasi

Diperoleh melalui :

Pendidikan/Penetapan *)

8. Apabila melalui pendidikan

Penyelenggara

Waktu penyelenggaraan

9. Apabila melalui penetapan

Pejabat yang menetapkan

*) Coret yang tidak perlu

2.

AKTIVITAS KADER KONSERVASI


3. Kegiatan apa yang telah Saudara laksanakan dalam upaya KSDAH &
E?
a. Tulis secara kronologis kegiatan yang Saudara lakukan sejak tahun
.. s/d tahun . dst.
2. Informasi mengenai kegiatan yang Saudara lakukan meliputi :
- Nama kegiatan
- Waktu kegiatan
- Tempat kegiatan
- Penyelenggara
- Jumlah peserta
- Lokasi
- Sasaran kegiatan
- dan lain-lain yang dianggap perlu
2. Dalam mengupayakan

kegiatan KSDAH & E, agar dapat berjalan

dengan lancar, dengan pihak mana saja Saudara pernah bekerjasama


dan jelaskan bentuk kegiatannya.
3. Hambatan, harapan dan rencana Saudara dalam pelaksanaan kegiatan
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

20.
Yang membuat,

-----------------------------

KURIKULUM, SYLABUS DAN JADWAL


PENDIDIKAN KADER KONSERVASI
A. PENDIDIKAN KADER KONSERVASI TINGKAT PEMULA
Lamanya pendidikan : 3 hari, jumlah jam pelajaran : 25 jam
1 (satu) Jam Pelajaran @ 45 menit.
No.
1
A.

Mata Pelajaran
Tujuan Pelajaran
2

Metoda

Jumlah
Jam
Pelajaran
5

KELOMPOK DASAR (16%)


1.

2.

Kehutanan Umum
- Memperkenalkan secara sepintas
gambaran
umum
Kehutanan
Indonesia,
memperkenalkan
Organisasi Kehutanan
Dasar-dasar kepemimpinan
- Meningkatkan sikap dan kepribadian
kepemimpinan
pemuda
sehingga berperan dilingkungannya.

Pengertian umum bidang kehutanan

Ceramah,
Tanya Jawab

2 jam

Organisasi, tugas dan


Departemen Kehutanan.

Pengertian umum
Dasar-dasar kepemimpinan
Peranan
pemimpin
dalam
menggerakan bawahannya.
Motivasi dan kreatifitas pemuda
khususnya dibidang konservasi
sumberdaya alam.

sda.

2 jam

Pengertian ekologi
Ekosistem
Azas-azas lingkungan dan faktorfaktornya.
Tipe-tipe ekosistem.

sda.

2 jam

Klasifikasi
penyebaran
secara
umum jenis dan habitat flora &
fauna Indonesia.
Upaya-upaya perlindungan dan
pelestarian alam.

sda.

2 jam

Pengertian konservasi
Sejarah konservasi di Indonesia

sda.

2 jam

Pengertian-pengertian
Tujuan dan sasaran
Obyek
Organisasi dan wadah pecinta alam
yang baik.
3

sda.

2 jam

B.
1.

KELOMPOK INTI (32%)


Dasar-dasar Ekologi
- Mengenal masalah ekologi
- Mengenal tipe-tipe ekosistem

2.

Flora dan Fauna Indonesia


- Mengenal jenis flora dan fauna
Indonesia
dan
upaya
pelestariannya.

3.

4.

Uraian Bahan Pelajaran


(Sylabus)

Dasar-dasar Konservasi
- Mengenal secara umum sejarah
dan perkembangan konservasi di
Indonesia.
Pembinaan Cinta Alam
- Mengetahui
secara
umum
kegiatan bina cinta alam di
Indonesia.
2

fungsi

C.
1.

2.

D.

E.

KELOMPOK PENUNJANG (16%)


Wisata Alam
- Mengenal jenis kegiatan dan
obyek wisata alam di Indonesia.

PPPK dan SAR


- Mengenal PPPK dan SAR

PRAKTEK LAPANGAN (28%)


- Dasar-dasar ekologi
- Pengenalan flora dan fauna
- PPPK dan SAR

LAIN-LAIN (8%)
Laporan dan Diksusi
- Diskusi antar peserta & kelompok

Pengertian umum wisata alam


Obyek dan tujuan wisata alam
Upaya pemerintah di bidang wisata
alam.

sda.

3 jam

Pengertian umum
Organisasi BASARNAS
Teknik dan prosedur PPPK & SAR

Ceramah,
Diskusi,
Tanya jawab,
Peragaan

3 jam

Pengenalan
lapangan di
lapangan,
praktek SAR
& PPPK

5 jam

Diskusi

2 jam

Kegiatan selama praktek


- Peninjauan lapangan ke kawasan
konservasi.
- Praktek inventarisasi flora & fauna
- Latihan PPPK dan SAR

Membuat laporan singkat hasil


kegiatan praktek di lapangan dan
diskusi kelompok

B. PENDIDIKAN KADER KONSERVASI TINGKAT MADYA


Lamanya pendidikan : 6 hari, jumlah jam pelajaran : 50 jam

1 (satu) Jam Pelajaran @ 45 menit.


No.
1
A.
1.

Mata Pelajaran
Tujuan Pelajaran
2
KELOMPOK DASAR (12%)
Kebijaksanaan Departemen Kehutanan di Bidang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya.
- Mengetahui kebijaksanaan umum
Departemen Kehutanan.
- Mengetahui kebijaksanaan dan
strategi pembangunan Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.

2.

3.

B.
1.

Kepemimpinan
- Meningkatkan
sikap
dan
kepribadian selaku pemimpin.
Kependudukan & Lingkungan Hidup
- Mengetahui masalah kependudukan dan lingkungan hidup di
Indonesia.

KELOMPOK INTI (32%)


Ekologi
- Mengetahui lebih jauh masalah
ekologi

3.

Interpretasi Konservasi
- Mengenal interpretasi

2
4.

Pengelolaan Sumberdaya Alam

Kebijaksanaan dan strategi umum


Departemen Kehutanan Pelita VI
dst.
Kebijaksanaan dan strategi pembangunan sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya.
Dasar-dasar hukum, peraturan
bidang konservasi.

Jumlah
Jam
Pelajaran
5

Ceramah,
Diksusi,
Tanya jawab

2 jam

Sikap dan kepribadian pemimpin


Teknis kepemimpinan
Motivasi dan kreatifitas pemimpin

sda.

2 jam

Keadaan
kependudukan
dan
lingkungan hidup di Indonesia.
Permsalahan-permasalahan
Upaya-upaya
penanggulangan
masalah
kependudukan
dan
lingkungan hidup.

sda.

2 jam

Pengertian lebih lanjut masalah


ekologi.
Pengenalan lebih lanjut alam
lingkungan.
Uraian tipe-tipe ekosistem.

sda.

3 jam

Penyebaran flora-fauna di setiap


kawasan konservasi secara umum.
Manfaat flora dan fauna secara
umum di Indonesia terutama yang
berada di kawasan konservasi.

sda.

3 jam

Pengertian interpretasi
Kegiatan-kegiatan
interpretasi
konservasi

sda.

3 jam

Flora dan Fauna Indonesia


- Mengetahui flora dan fauna di
Indonesia.
- Mengenal manfaat flora dan fauna
di Indonesia secara umum.

Metoda

2.

Uraian Bahan Pelajaran


(Sylabus)

Mengenal lebih jauh tentang


hutan dan kehutanan di Indonesia.

Pengertian
dan
pengelolaan
sumberdaya alam.
Pengertian hutan dan kehutanan
Masalah-masalah dan upaya-upaya
penanggulangannya.

sda

2 jam

sda.

2 jam

Pengertian
dan
pemahaman
kegiatan bina cinta alam.
Obyek
Pembinaan para pecinta alam

Pengertian umum komunikasi


Proses komunikasi
Metode komunikasi
Jenis saran promosi dan informasi

sda.

2 jam

Pengertian lebih lanjut kegiatan


wisata alam.
Pengenalan lebih lanjut.

sda.

2 jam

Kegiatan-kegiatan PPPK
Kegiatan Basarnas
Pengertian dan pemahaman dan
prosedur PPPK dan SAR.

Ceramah,
Diskusi,
Tanya jawab,
Peragaan.

2 jam

Kegiatan selama praktek


- Pengenalan di lapangan potensi
kawasan konservasi.
- Praktek lanjutan inventarisasi flora
dan fauna.
- Latihan lanjutan PPPK dan SAR.

Terjun
langsung ke
lapangan,
praktek
lanjutan
inventarisasi
flora-fauna,
PPPK & SAR

19 jam

Diskusi

6 jam

5.

6.

C.
1.

Pembinaan Cinta Alam


- Mengetahui lebih jauh kegiatan
Bina Cinta Alam di Indonesia.

Dasar-dasar Komunikasi Masa


- Mengetahui dasar-dasar cara dan
teknik berkomunikasi.

KELOMPOK PENUNJANG (8%)


Wisata Alam
- Mengetahui jenis kegiatan dan
obyek wisata alam di Indonesia.

2.

PPPK dan SAR


- Mengetahui lebih lanjut kegiatan
PPPK dan SAR.

D.

PRAKTEK LAPANGAN (40%)


- Ekologi
- Dasar-dasar pengelolaan kawasan
konservasi.
- PPPK dan SAR

E.

LAIN- LAIN (8%)


- Teknik penyusunan laporan dan
diskusi.

Membuat laporan singkat hasil


kegiatan praktek di lapangan.
Diksusi antar kelompok

C. PENDIDIKAN KADER KONSERVASI TINGKAT UTAMA


Lamanya pendidikan : 12 hari, jumlah jam pelajaran : 90 jam
1 (satu) Jam Pelajaran @ 45 menit.

No.
1
A.
1.

2.

Mata Pelajaran
Tujuan Pelajaran
2
KELOMPOK DASAR (8%)
Kebijaksanaan
dan
Ketenagaan
bidang Kehutanan.
- Memahami organisasi, tugas dan
fungsi Departemen Kehutanan.

Kepemimpinan
- Menjadi teladan dalam bersikap

Uraian Bahan Pelajaran


(Sylabus)

Metoda

Kebijaksanaan umum Departemen


Kehutanan.
Struktur
Organisasi
lingkup
Departemen Kehutanan Pusat dan
Daerah.

Rumusan sikap dan kepribadian

Jumlah
Jam
Pelajaran
5

Ceramah,
Diskusi,
Tanya jawab

2 jam

sda

2 jam

3.

4.

Mengetahui dan mampu bekerja


secara professional efektif dan
efisien.

Kependudukan dan Lingkungan


Hidup
- Dapat membantu memecahkan
masalah
kependudukan
dan
lingkungan hidup di Indonesia.

Memahami
Strategi
Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
- Memahami upaya Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya secara nasional.

Sifat-sifat azasi manusia


Pengendalian diri
Motivasi dan kreatifitas kerja
Pengahayatan tugas

Keadaan kependudukan dan lingkungan hidup di Indonesia.


Permasalahan-permasalahan
Upaya-upaya
penanggulangan
masalah
kependudukan
dan
lingkungan hidup.

sda

2 jam

Perlindungan sistem penyangga


kehidupan.
Pengawetan
keanekaragaman
hayati.
Pemanfaatan
secara
lestari
sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya.

sda

2 jam

UU. Kehutanan
UU.
Pengelolaan
Hidup
UU. Perikanan

sda

4 jam

B.
1.

KELOMPOK INTI (32%)


Peraturan Perundangan Kehutanan
dan Lingkungan Hidup.
- Mengetahui dan memahami UU,
PP tentang kehutanan dan
lingkungan hidup.

2.

3.

Konservasi Keanekaragaman hayati


(biodiversity)
- Mengetahui
dan
memahami
keanekaragaman hayati.
Mengetahui
dan
memahami
pentingnya
konservasi
biodiversity.
Sejarah Alam
- Mengetahui
dan
memahami
sejarah terbentuknya bumi, flora
dan fauna.
- Mengetahui
dan
memahami
geografi, flora dan fauna di dunia
dan di Indonesia.

Lingkungan

3
-

UU. Pariwisata
UU. KSDAH & E
UU. Tata Ruang
UU. Perlindungan Hutan

Keanekaragaman genetik
Keanekaragaman jenis
Keanekaragaman ekosistem
Konservasi biodiversity (In situ dan
Ex situ)

sda

4 jam

Aspek fisik biosfera, litosfera,


hidrosfera dan atmosfera.
Konsep
dasar
dan
prinsip
klasifikasi flora dan fauna.

sda

4 jam

4.

Aspek Ekonomi Konservasi Alam


- Mengetahui
dan
memahami
bahwa konservasi menunjang
pembangunan yang berkelanjutan.
- Mengetahui
dan
memahami
pemanfaatan
secara
lestari
lingkungan alam.

Aspek antropologis dan budaya


pada kegiatan konservasi.
Aspek sosial dan ekosistem
Pengembangan
dan
bentuk
pemanfaatan sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya
Kelangkaan dan pencegahannya.

sda

4 jam

Inventarisasi satwa (langsung, tak


langsung)
Jenis-jenis yang terancam punah
(Mamalia, burung, ikan, serangga,
Invetebrata Laut)

sda

4 jam

sda

4 jam

Unsur-unsur pengelolaan secara


umum.
Penerapan prinsip pengelolaan
untuk kawasan konservasi alam
(Suaka Alam dan Cagar Biosfer).

Teknik inventarisasi dan sensus


Teknik monitoring dan evaluasi
Mengolah dan menganalisa data

sda

4 jam

5.

6.

C.
1.

Pengelolaan
satwa
(Mamalia,
Burung, Ampibhia, Ikan, Serangga,
Invetebrata Laut).
- Mengetahui teknik inventarisasi
satwa.
- Mengetahui konsep klasifikasi
dan mengenal satwa yang penting.
Pengelolaan Kawasan Konservasi
- Mengetahui
prinsip-prinsip
pengelolaan kawasan konservasi
alam.
- Mengetahui unsue-unsur pengelolaan kawasan konservasi.
KELOMPOK PENUNJANG (8%)
Inventarisasi dan Monitoring
- Mengetahui
teknik-teknik
inventarisasi alam.
- Mengetahui
cara
monitoring
perkembangan flora-fauna.

2
2.

D.
1.

2.

3.

Menulis Makalah (studi kasus)


- Memahami dan menulis dengan
jelas permasalahan yang dihadapi
di daerahnya.

Studi kasus tentang satwa dan


habitatnya.

sda

4 jam

PRAKTEK LAPANGAN (44%)


Pengelolaan Kawasan Konservasi
Alam.
- Mempraktekan cara pengelolaan
kawasan konservasi.
- Menganalisas data dan cara
pelaksanaan pengelolaan.

Aspek pengelolaan administrasi


dan teknis.
Pengelolaan daerah penyangga
kawasan konservasi alam.

Kunjungan

10 jam

Survey dan Pemetaan


- Melaksanakan
survey
dan
pemetaan.
- Membuat laporan kegiatan survey

Teknik survey dan pemetaan


Cara membuat laporan survey

Praktek
Lapangan

15 jam

Teknik inventarisasi
Teknik sensus

Praktek
Lapangan

15 jam

Inventarisasi dan Sensus


- Meningkatkan
keterampilan
tentang inventarisasi dan sensus

Pelaporan

Menulis laporan/tulisan
Menyajikan dalam forum seminar
Menyimpulkan hasil pembahasan

secara langsung maupun tidak


E.
1.

LAIN-LAIN (18%)
Seminar
- Menganalisa
permasalahan,
menulis dan menyajikan dalam
forum seminar.

Seminar

10 jam

Anda mungkin juga menyukai