Anda di halaman 1dari 11

Cara Mengukur Dan Menghitung Tinggi Fundus Uteri / TFU Berdasarkan Teknik Mc.

Donald
Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU berdasarkan teknik Mc. Donald, harus
memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut :
1.

Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU berdasarkan teknik Mc.
Donald harus menggunakan alat ukur panjang atau meteran yang tidak elastis.

2.

Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU berdasarkan teknik Mc.
Donald dilakukan dengan keadaan kandung kemih yang kosong. Karena kandung kemih
yang penuh dapat memperbesar hasil pengukuran tinggi fundus uteri.

3.

Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU berdasarkan teknik Mc.
Donald dilakukan dengan posisi ibu hamil setengah duduk. Hal ini dilakukan bertujuan agar
ibu hamil terhindar dari gangguan peredaran darah baik yang dapat berpengaruh pada ibu
maupun janin. Ibu hamil dilarang untuk berbaring terlentang karena dapat terjadinya
penekanan uterus terhadap vena pelvis mayor, vena cava inferior, dan bagian dari aorta
desenden. Dengan demikian, hal ini dapat memngurangi sirkulasi d

4.

arah ke jantung bagian kanan. Akibatnya pengurangan aliran darah ke jantung, dapat
terjadi pengurangan oksigen ke otak yang dapat menyebabkan ibu hamil jatuh pingsan.

5.

Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU berdasarkan teknik Mc.
Donald dimulai dari usia kehamilan 22 minggu.

6.

Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU berdasarkan teknik Mc.
Donald dilakukan dengan cara terlebih dahulu posisikan ibu setengah duduk, lalu
menentukan bagian fundus dengan bantuan tangan kanan dan kiri, setelah diketahui posisi
dari fundus, lakukan pengukuran dimulai dari simfisis sampai dengan fundus dengan posisi
meteran terbalik. Posisikan angka nol berada di atasa simfisis. Setelah diposisikan secara
tepat, balikan meteran lalu baca hasil pengukurannya.

7.

Cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU dapat dilakukan untuk
menentukan usia kehamilan dan menentukan perkiraan berat badan janin. Cara menghitung
tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Tinggi Fundus (cm) x 2/7 = ( durasi kehammilan dalam bulan )
2. Tinggi Fundus (cm) x 8/7 = ( durasi kehamilan dalam minggu )
3. Tinggi Fundus uteri dalam sintimeter (cm), yang normal harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir.
Misalnya, jika umur kehamilannya 33 minggu, tinggu fundus uteri harus 33 cm. jika
hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih
kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin,
sedangkan bila deviasi lebih besar dari 2 cm, kemingkinan terjadi bayi kembar,
polihidramnion, atau janin besar.

Sedangkan cara mengukur dan menghitung tinggi fundus uteri / TFU dalam menentukan
perkiraan berat badan janin dapat dihitung menurut rumus Jhonson. Berat janin (dalam gram)
sama dengan pengukuran fundus (dalam sentimeter) dikurangi n, yaitu 12 jika kepala pada atau
diatas spina iskhiadika atau 11 jika kepala dibawah spina iskhiadika atau sudah masuk panggul
dikali 155.
TBBJ = TFU- n (11 atau 12) x 155

n = 12 jika vertex pada atau spina iskhiadika atau 11 jika vertex dibawah spina iskhiadika
Contoh soal : Seorang ibu hamil dengan tinggi fundus 30 cm dengan verteks pada station -2.
Berapakah perkiraan berat janin? Jawab: PBJ = 30 12 x 155 = 2790 gram. Jadi perkiraan berat
janin adalah 2790 gram.

Anemia Pada Kehamilan Akibat Kekurangan Zat Besi


Anemia atau lebih dikenal dengan istilah kurang darah adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin di bawah nilai normal, dimana nilai normal kadar hemoglobin di dalam
tubuh berkisar antara 12-14g%. WHO (World Health Organization) menetapkan bahwa kadar
hemoglobin normal pada wanita hamil adalah > 11g% . Maka, kadar hemoglobin < 11g%
padawanita hamil dapat sebagai suatu keadaan anemia pada kehamilan.
Namun

pada negara berkembang seperti Indonesia dan negara negara

berkembang

lainnya, WHO menetapkandefinisi anemia dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin < 10g%. Prevalensi terjadinya anemia pada wanita hamil di Indonesia cukup tinggi
yaitu berkisar 20%-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukan prevalensi
anemia pada wanitahamil yang lebih besar dari 50% . Sehingga dapat dikatakan 5 dari 10 wanita
hamil di Indonesiamenderita Anemia. WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada
kehamilan secara global55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester III. Dari beberapa
penyebab terjadinya anemia pada kehamilan, anemia defisiensi besi merupakankeadaan yang

paling sering ditemukan. Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal mulai darikelahiran
prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Mengingat masih tingginya angka
prevalensi anemia pada kehamilan dan fatalnya risiko yangdiakibatkan, maka sangatlah penting
bagi masyarakat dan para praktisi kesehatan untuk lebihmemperhatikan masalah ini.
Penambahan Volume Darah Selama Kehamilan
Secara normal (fisiologis) darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebuthidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) . Perbandingan te
rsebutadalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya
darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu (trimester I)dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (trimester III). Secarafisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan
adanya kehamilan.

Gejala yang ditimbulkan akibat anemia


Gejala gejala yang dapat ditimbulkan akibat anemia pada wanita hamil antara lain: 1.
1. Merasa mudah lelah dan lemah .
2. Kulit tampak pucat secara progresif .
3. Meningkatnya frekuensi detak jantung .
4. Nafas terasa pendek
5. Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi
Penyebab penyebab anemia dalam kehamilan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Diketahui penyebab anemia pada
umumnya adalah sebagai berikut :
1.Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2.Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma

3.Kurangnya zat besi dalam makanan


4.Kebutuhan zat besi meningkat
5.Gangguan pencernaan dan absorbsi (penyerapan salam saluran cerna)
6.Penyakit penyakit kronis seperti TBC paru, cacingan, dan sebagainya
Kecenderungan terjadinya anemia pada kehamilan:
Ada beberapa faktor yang memperbesar kemungkinan terjadinya anemia pada wanita
hamilantara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Jarak waktu antara dua kehamilan yang berdekatan


Kehamilan multigravida (lebih dari satu anak)
Sering muntah pada awal kehamilan (morning sickness)
Tidak mengkonsumsi zat besi dalam jumlah yang cukup
Memiliki riwayat perdarahan haid yang banyak

Akibat dari anemia dalam kehamilan:


Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal bagi ibu dan calon bayi/ bayinya. Akibat akibat
yang dapat ditimbulkan antara lain:
1. Dapat terjadi keguguran
2. Dapat terjadi kecacatan pada bayi.
3. Dapat terjadi kelahiran prematur .
4. Dapat terjadi kelahirandengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan kondisi bayi yang lemah
5. Dapat terjadi kematian ibu dan bayi pada saat melahirkan
Menghindari anemia selama kehamilan
Zat

besi

adalah

mineral

yang

dibutuhkan

untuk

membentuk

sel

darah

merah

(hemoglobin).Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (proteinyang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang,
tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim
pertahanan tubuh. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata 800 mg. Kebutuhan ini

terdiri dari, sekitar300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta (keperluan janin di dalam
kandungan), 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan masa hemoglobin maternal (untuk
mengoptimalkan kadar danfungsi hemoglobin di dalam darah selama kehamilan). Kurang lebih
200 mg akan diekskresikan(dikeluarkan) lewat usus, urin dan kulit. Selama kehamilan dengan
perhitungan 288 hari, ibuhamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kuranguntuk wanita hamil. Nutrisi yang baik adalah solusi yang paling
tepat untuk mencegah anemia terutama pada anemiadefisiensi besi. Dengan mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung zat besi seperti sayuran hijau, daging merah, telur, kacangkacangan, atau mengonsumsi makanan tambahanseperti royal jelly yang juga mengandung zat
besi dapat membantu menjaga kadar zat besi didalam tubuh dalam jumlah yang optimal sehingga
tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Apabila asupan zat besi tidak dapat dipenuhi
dari intake makanan, maka wanita hamil dianjurkanuntuk mengonsumsi tablet besi selama
kehamilan. Preparat tablet besi yang biasa digunakan adalah fero sulfat, fero glukonat atau Nafero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapatmeningkatkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/
bulan. Saat ini program nasional menganjurkankombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam
folat untuk profilaksis (pencegahan) anemia. Dengan intake makanan yang bergizi baik dan
seimbang dan mengonsumsi makanan makanan tambahan yang mengandung banyak
mikronutrien

yang

dibutuhkan

serta

mengonsumsi

tablet besi secara teratur, maka diharapkan angka prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesi
adapat

menurun,

begitu

pula

dengan

angka

mortalitas

dan

morbiditas

ibu

dan

bayi http://www.pnccenter.co.id/index.php/id/read/2/anemia-pada-kehamilan-akibat-kekuranganzat- besi.html (Selasa, 16 des 2014) 21.20wib


Anemia Pada Kehamilan Akibat Kekurangan Zat Besi
Anemia atau lebih dikenal dengan istilah kurang
darah adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin di bawah nilai normal, dimana nilai normal kadar hemoglobin di dalam
tubuh berkisar antara 12-14g%. WHO (
World Health Organization)
menetapkan bahwa kadarhemoglobin normal pada wanita hamil adalah > 11g% . Maka, kadar
hemoglobin < 11g% padawanita hamil dapat sebagai suatu keadaan anemia pada
kehamilan. Namun pada negara berkembang seperti Indonesia dan negara

negara berkembang lainnya, WHO menetapkandefinisi anemia dalam kehamilan adalah suatu
keadaan dimana kadar hemoglobin < 10g%. Prevalensi terjadinya anemia pada wanita hamil di

Indonesia cukup tinggi yaitu berkisar 20%-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang
menunjukan prevalensi anemia pada wanitahamil yang lebih besar dari 50% . Sehingga dapat
dikatakan 5 dari 10 wanita hamil di Indonesiamenderita Anemia. WHO melaporkan bahwa
prevalensi anemia pada kehamilan secara global55% dimana secara bermakna tinggi pada
trimester III. Dari beberapa penyebab terjadinya anemia pada kehamilan, anemia defisiensi besi
merupakankeadaan yang paling sering ditemukan. Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal
mulai darikelahiran prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Mengingat masih tingginya angka
prevalensi anemia pada kehamilan dan fatalnya risiko yangdiakibatkan, maka sangatlah penting
bagi masyarakat dan para praktisi kesehatan untuk lebihmemperhatikan masalah ini.
Penambahan Volume Darah Selama Kehamilan
Secara normal (fisiologis) darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebuthidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) . Perbandingan te
rsebutadalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya
darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu (trimester I)dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (trimester III). Secarafisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan
adanya kehamilan.
Gejala yang ditimbulkan akibat anemia
Gejala

gejala yang dapat ditimbulkan akibat anemia pada wanita hamil antara lain: 1.
1. Merasa mudah lelah dan lemah 2.
2. Kulit tampak pucat secara progresif 3.
3. Meningkatnya frekuensi detak jantung 4.
4. Nafas terasa pendek 5.
5. Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi

Penyebab

penyebab anemia dalam kehamilan


Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Diketahui penyebab anemia pada
umumnya adalah sebagai berikut : 1.
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah 2.
Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma 3.

Kurangnya zat besi dalam makanan 4.


Kebutuhan zat besi meningkat 5.
Gangguan pencernaan dan absorbsi (penyerapan salam saluran cerna) 6.
Penyakit

penyakit kronis seperti TBC paru, cacingan, dan sebagainya


Kecenderungan terjadinya anemia pada kehamilan:
Ada beberapa faktor yang memperbesar kemungkinan terjadinya anemia pada wanita
hamilantara lain:

Jarak waktu antara dua kehamilan yang berdekatan

Kehamilan multigravida (lebih dari satu anak)

Sering muntah pada awal kehamilan (


morning sickness
)

Tidak mengkonsumsi zat besi dalam jumlah yang cukup

Memiliki riwayat perdarahan haid yang banyak


Akibat dari anemia dalam kehamilan:
Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal bagi ibu dan calon bayi/ bayinya. Akibat

akibatyang dapat ditimbulkan antara lain: 1.


1. Dapat terjadi keguguran 2.
2. Dapat terjadi kecacatan pada bayi 3.
3. Dapat terjadi kelahiran prematur 4.
4. Dapat terjadi kelahirandengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan kondisi bayi
yanglemah 5.
5. Dapat terjadi kematian ibu dan bayi pada saat melahirkan
Menghindari anemia selama kehamilan

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin).Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (proteinyang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang,
tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim
pertahanan tubuh. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta (keperluan janin di dalam
kandungan), 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan masa hemoglobin maternal (untuk mengoptimalkan kadar
danfungsi hemoglobin di dalam darah selama kehamilan). Kurang lebih 200 mg akan
diekskresikan(dikeluarkan) lewat usus, urin dan kulit. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibuhamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kuranguntuk wanita hamil. Nutrisi yang baik adalah solusi yang paling tepat untuk mencegah
anemia terutama pada anemiadefisiensi besi. Dengan mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi sepertisayuran hijau, daging merah, telur, kacang

kacangan, atau mengonsumsi makanan tambahanseperti royal jelly yang juga mengandung zat
besi dapat membantu menjaga kadar zat besi didalam tubuh dalam jumlah yang optimal sehingga
tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Apabila asupan zat besi tidak dapat dipenuhi
dari
intake
makanan, maka wanita hamil dianjurkanuntuk mengonsumsi tablet besi selama kehamilan.
Preparat tablet besi yang biasa digunakanadalah
fero sulfat, fero glukonat
atau
Na-fero bisirat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapatmeningkatkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkankombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis (pencegahan) anemia. Dengan
intake
makanan yang bergizi baik dan seimbang dan mengonsumsi makanan

makanantambahan yang mengandung banyak mikronutrien yang dibutuhkan, serta


mengonsumsi
tablet besi secara teratur, maka diharapkan angka prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesi
adapat menurun, begitu pula dengan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan
bayi http://www.pnccenter.co.id/index.php/id/read/2/anemia-pada-kehamilan-akibat-kekuranganzat- besi.html (Selasa, 16 des 2014) 21.20wib

Anda mungkin juga menyukai