BAB 3 Analisis Keberadaan Lubang Hitam Dalam Tahap Akhir Evolusi Bintang
BAB 3 Analisis Keberadaan Lubang Hitam Dalam Tahap Akhir Evolusi Bintang
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
18
Ibid, hal.82
19
detik, tidak peduli darimana sumber cahayanya. 6 Jadi jika cahaya saja tidak lolos
dari pengaruh gravitasi keruntuhan bintang maka apapun tidak akan bisa lolos
juga. Satu set peristiwa dan satu set daerah pada ruang-waktu, yang mana tidak
ada dari isinya yang terpancar keluar dan tidak ada yang bisa lolos dari pengaruh
gravitasinya adalah lubang hitam.7
Ibid
20
mengenai keberadaan lubang hitam dapat dibuktikan melalui berbagai cara atau
metode.
1. Mengidentifikasi Gerak Benda Langit di Sekitar Lubang Hitam
Jika ditelaah sedikit tidak mungkin dan tidak masuk akal untuk dapat
mendeteksi dan mengidentifikasi sebuah obyek sehingga dapat disebut sebagai
lubang hitam, yang berdasarkan teorinya saja tidak memancarkan cahaya apapun.
Salah satu cara yang ditunjukkan John Michell dalam makalahnya Philosophical
Transactions of The Royal Society of London, tahun 1783, lubang hitam masih
menimbulkan gaya gravitasi yang menarik benda-benda di dekatnya.
Roeland van der Marel, peneliti di Space Telescope Science Institute,
menjelaskan bahwa karena lubang hitam memiliki massa yang sangat besar,
segala material, contohnya bintang, yang mendekat ke arah lubang hitam akan
terpengaruh oleh gravitasi yang sangat besar.10 Jadi cara untuk mengetahui
keberadaan lubang hitam adalah dengan mengamati pergerakan obyek di dekat
calon lubang hitam, yang memiliki kecepatan lebih besar dibandingkan dengan
memperhitungkan asumsi bahwa tidak ada lubang hitam yang mempengaruhi
pergerakan obyek tersebut.
2. Mendeteksi Sinar X yang Dipancarkan Benda yang Mengorbit ke Arah
Lubang Hitam
Astronom sudah banyak mengobservasi sistem bintang, dimana dua
bintang saling mengorbit, karena pengaruh gravitasi bintang tersebut. Banyak
sistem bintang ganda ini dimana ada satu bintang yang mengorbit pasangan yang
tidak dapat diamati. Tentu saja tidak bisa langsung diambil kesimpulan bahwa
pasangannya itu adalah lubang hitam, banyak kemungkinan lain bahwa
pasangannya bisa saja merupakan bintang yang cahayanya tidak cukup kuat untuk
dapat diamati. Namun sistem bintang ganda di ruang angkasa seperti Cygnus X-I
S. Gourdazi. The Tricky Task of Detecting a Black Hole, Space,
diakses dari http://www.space.com/3457-tricky-task-detecting-black-holes.html
pada tanggal 31 Desember 2013 pukul 11.47
10
21
membuat
material-material
bintang
yang
terlihat
tersebut
terpengaruh oleh gravitasi benda yang tidak terlihat hingga memancarkan radiasi
sinar X. Benda yang tidak terlihat itu haruslah sangat kecil dan memiliki massa
yang besar seperti bintang kerdil putih atau bintang neutron, dalam kasus Cygnus
X-I telah diperkirakan berdasarkan pengamatan bahwa pasangan yang tidak
terlihat tersebut memiliki massa 6 kali massa Matahari, yang berdasarkan batas
Chandrasekhar massa tersebut terlalu besar untuk bintang kerdil putih atau
bintang neutron sehingga dapat dipastikan bahwa benda tersebut adalah lubang
hitam.12 Metode ini adalah metode yang secara tidak langsung dapat mendeteksi
dan mengidentifikasi keberadaan lubang hitam.
Ibid
12
13
Ibid, hal 88
22
dan akan menimbulkan riak gelombang pada air yang membawa energi itu pergi
dan membuat bola diam. Efek dari gelombang gravitasi dapat diamati pada sistem
bintang PSR 1913 + 16, sistem tersebut berisi dua bintang neutron yang saling
mengorbit, diperkirakan butuh waktu 300 juta tahun untuk kedua bintang tersebut
agar saling bertabrakan, tepat sebelum tabrakan keduanya akan memancarkan
cukup banyak gelombang gravitasi yang bisa ditangkap oleh LIGO (Laser
Interferometer Gravitational wave Observatory).14 LIGO alat mendeteksi
gelombang gravitasi yang beroperasi di Bumi. Dalam keruntuhan bintang akibat
gravitasi sampai membentuk lubang hitam, gerakannya akan sangat cepat,
gelombang gravitasi yang ditimbulkannya akan sangat besar sehingga laju
kehilangan energi akan lebih besar juga.15
Sama halnya dengan LIGO, LISA (Laser Interferometer Space Antenna)
alat mendeteksi gelombang gravitasi yang beroperasi di ruang angkasa. Ketika
lubang hitam mengorbit bintang neutron atau lubang hitam lain mereka akan
menghasilkan gelombang gravitasi yang sangat besar, dengan alat tersebut peneliti
dapat mendeteksi gelombang gravitasi dari bagaimana gelombang tersebut dapat
menggerakkan dan mempengaruhi obyek langit lainnya.
Ibid, hal 89
15
Ibid
23
16
Ibid, hal 84
17
Ibid, hal 86
24
dia menuju singularitas lubang hitam.19 Yang diamati oleh sang astronot, dengan
asumsi Tidal Force tidak mempengaruhi atau belum mempengaruhi tubuh
astronot. Astronot akan bergerak dengan kecepatan cahaya dan akan melihat
segalanya di sekitarnya juga akan bergerak dengan kecepatan cahaya, astronot
tidak akan mampu memahami berjalannya waktu sebagaimana pengamat, sampai
akhirnya ia menjadi bagian dari singularitas. Hal ini disebabkan karena dilasi
waktu yang dialami astronot merupakan akibat dari efek relativitas gravitasi yang
sangat kuat dan kecepatan astronot.20 Ketika semua obyek telah menjadi bagian
dari singularitas yang merupakan kerapatan dan kelengkungan ruang-waktu tak
terhingga di dalam lubang hitam, di singularitas hukum-hukum sains di alam
semesta tidak berlaku (karena tidak ada yang bisa memperhitungkan dan
mengamati lubang hitam dari dalam) dan kemampuan pengamat dalam
memprediksi pergerakan astronot untuk selanjutnya (setelah sinyal 11:00) akan
buyar, pengamat akan melihat sang astronot berhenti di cakrawala peristiwa
lubang hitam hingga cahaya dari astronot tersebut meredup, memerah, karena
cahaya tersebut kehilangan energi akibat pengaruh gravitasi lubang hitam sampai
hilang dari pandangan.21
19
21
25
negatif, dan menurut teori ini kedua partikel muncul setiap saat, dimana saja, dan
saling meniadakan tepat saat muncul.22
Tentu saja kedua partikel ini akan muncul di pinggiran lubang hitam,
namun mereka tidak akan menjalani proses peniadaan tersebut seperti di tempat
lain, Stephen Hawking memaparkan bahwa partikel dan antipartikelnya tidak akan
bisa secara otomatis saling meniadakan, hal ini dikarenakan besarnya gravitasi
lubang hitam yang menarik antipartikel ke arah dalam lubang hitam, proses ini
akan membuat partikel menjadi partikel yang sesungguhnya, dan akan terlihat
terpancar dari lubang hitam.23 Fenomena ini dikenal dengan nama Radiasi
Hawking.
Namun bagaimana Radiasi Hawking ini akan membuat lubang hitam
berakhir ? Energi positif radiasi yang keluar diimbangi dengan aliran antipartikel
ke dalam lubang hitam. Stephen Hawking menggunakan persamaan Einstein
untuk membuktikannya, yaitu E=mc,2 dalam persamaan ini energi (E) berbanding
lurus dengan massa(m), oleh sebab itu aliran energi negatif ke dalam lubang hitam
akan mengurangi massa lubang hitam. 24 Yang kemudian akhir dari lubang hitam
disimpulkan oleh Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time.
makin rendah massa lubang hitam, makin tinggi
suhunya. Jadi selagi lubang hitam kehilangan massa, suhu dan
laju pemancaran partikelnya meningkat, sehingga lubang hitam
akan kehilangan massa lebih cepat lagi. Yang terjadi ketika massa
lubang hitam akhirnya menjadi sangat kecil tidaklah jelas, tapi
dugaan yang paling masuk akal adalah bahwa lubang hitam
bermassa sangat kecil it bakal lenyap sepenuhnya dalam ledakan
pancaran terakhir, setara ledakan jutaan bom hidrogen25
23
24
Ibid
25
Ibid