Pemilihan Diksi PDF
Pemilihan Diksi PDF
Kemubaziran kata
Kata baku
Kata-kata asing
Kata serapan
larangan
Cermat kata
Pemilihan diksi
Hati-hati
Penalaran dan
Pengembangan Paragraf
Universitas Negeri Semarang
1
2.
JENIS PENALARAN
Penalaran Induktif
Yaitu suatu proses berpikir yang bertolak
belakang dari hal-hal khusus menuju sesuatu
yang bersifat umum.
Ada 3 cara yang digunakan dalam penalaran
induktif.
- Generalisasi: bertolak dari gejala khusus
- Analogi: proses penalaran bermula dari dugaan
khusus
- Hubungan Kausal: hubungan antara sebabakibat, akibat-sebab, akibat-akibat.
SILOGISME
Silogisme atu proses penalaran yang
menghubungkan dua proporsi dalah suatu
penalaran yang bersifat umum dan berlainan
untuk menarik kesimpulan yang merupakan
proporsi ketiga yang bersifat khusus.
Terdiri dari tiga premis mayor, premis minor dan
simpulan.
Rumus Silogisme Mutlak
A B = premis mayor
C A = premis minor
CB = simpulan
CONTOH
Premis Mayor = Semua cendikiawan adalah pemikir
A
B
Premis Minor = Habibi adalah cendikiawan
C
A
Simpulan = Jadi habibi adalah pemikir
C
B
Premis Mayor: Bulan mengelilingi bumi dan matahari.
Premis Minor: Mei adalah bulan.
Simpulan: ?
SALAH NALAR
Salah nalar adalah kekeliruan dalm proses
berfikir karena kekeliruan menafsirkan atu
menarik kesimpulan.
Ada 5 jenis salah nalar :
1. Generalisasi yang terlalu luas.
PENGEMBANGAN GAGASAN
Pengembangan paragraf:
1. deskriptif- menggambarkan
2. Ekspositorif- memaparkan
3. Naratif-menceritakan
4. Persuasif-mengajak
5. Argumentatif-memberi
pendapat
EJAAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Negeri Semarang
1
Huruf Abjad
Huruf Vokal
Huruf Konsonan
Huruf Diftong
Huruf Kapital
Huruf Miring
Huruf Tebal
Penulisan Kata
Bentuk Ulang
Partikel
Pemakaian Huruf.
Huruf Abjad.
Huruf
vokal.
Huruf vokal: a, e, i, o dan u.
Masalah penggunaan huruf abjad
dalam bahasa Indonesia selama ini
berkaitan dengan pelafalan e.
Anak-anak bermain di teras.
Upacara itu dihadiri pejabat teras
Bank Indonesia.
Seri
kecap
Huruf
Konsonan.
Huruf konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l,
m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf k melambangkan bunyi
hamzah.
Contoh: rakyat dan bapak
Huruf q dan x khusus dipakai sebagai
nama diri dan keperluan ilmu.
Contoh: Taufiq, Xerox, status quo,
dan sinar-x.
Huruf Diftong
Huruf diftong: ai, au, dan oi.
Tidak terdapat kata dengan diftong oi pada posisi
awal.
Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan: kh, ng, ny, dan sy yang
masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang
lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, kecuali jika ada
pertimbangan khusus.
Adanya gabungan huruf konsonan yang tidak
melambangkan satu bunyi konsonan, dan
Adanya gabungan konsonan lain.
Contoh:
Desy
= sy -- si (melambangkan
bunyi konsonan dan bunyi vokal).
Cholik = ch (tidak dikenal dalam
konsonan bahasa Indonesia).
Madrasah Tsanawiyah = ts (tidak
dikenal gabungan konsonan ts,
tetapi dengan alasan sejarah
terdapat gabungan konsonan
tersebut).
Huruf
1.
2.
3.
Kapital
Huruf pertama pada awal kalimat.
Dia membaca buku.
Huruf pertama petikan langsung.
Adik bertanya, Kapan kita pulang?
Huruf pertama dalam kata dan ungkapan
yang berhubungan dengan agama, kitab suci,
dan Tuhan (termasuk kata ganti untuk
Tuhan).
Islam, Kristen, Hindu
Quran, Alkitab, Weda
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha
Pengasih
Huruf
Miring
1. Menulis nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh: Berita itu muncul dalam surat kabar
Suara Merdeka.
2. Menegaskan/mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh: Dia bukan menipu, melainkan
ditipu.
3. Menuliskan kata/ungkapan yang bukan
bahasa Indonesia.
Contoh: Nama ilmiah buah manggis ialah
Carcinia mangostana.
Huruf
Tebal
1. Menuliskan judul buku, bab, bagian bab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang,
daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh: Judul : Habis Gelap Terbitlah
Terang
2. Dalam cetakan kamus dipakai untuk
menuliskan lema dan sublema serta
menuliskan lambang bilangan yang
menyatakan polisemi.
Contoh: kalah v 1 tidak menang ...; 2
kehilangan atau merugi ...; 3 tidak lulus
PENULISAN KATA
Kata Dasar
Kata Turunan
Kata
Partikel
1. Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Contoh: bacalah, apakah, apatah
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Contoh: apa pun
Pengecualian: partikel pun pada gabungan yang lazim
dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya (adapun, bagaimanapun, maupun,
sekalipun, dan walaupun)
3. Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Pengecualian: partikel per dalam bilangan pecahan yang
ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata
yang mengikutinya.
CONTOH
TERIMAKASIH
Diatur
Tata
Umum
Dari bidag
tertentu, menjadi
unsur kosakata
umum
Khusus
Maknanya terbatas
hanya pada bidang
tertentu saja
Istilah
Bahasa
-Homograf
-Homofon
4. Istilah Sinonim
5. Istilah Polisem
6. Istilah Hiponim