Anda di halaman 1dari 6
128 ab 9 Defeksi Balok maksimum dan defleksi di ttik tengah kurang dari 3% dari defleksi maksimum, sebagaimana ditunjukkan dalam Soal 9.3-10, Kasus khusus (beban di ttiktengah balok). Sebuah kasus khusus yang penting terjadi apabila beban P bekerja di titik tengah balok (a = b = L/2). Lalu, kita mendapatkan hasil berikut dari Persamaan (9-30a), (9-29a), (9-31), dan (9-34), v= Ee - 48) loses 5) (0-36) = - Ghee - 4) [ose 5) (937) 8, = 6 = BE (9-38) Seas = 8¢ = FE (9-39) Karena kurva defleksi adalah simetris terhadap titik tengah balok, maka persamaan untuk v’ dan v dinyatakan hanya untuk setengah bagian kiri dari balok (Persamaan 9-36 dan 9-37). Jika perlu, persamaan untuk setengah bagian kanan dapat diperoleh dari Persamaan (9-30b) dan (9-29b) dengan mensubstitusikan a = b = L2 9.4 I — DEFLEKSI DENGAN INTEGRASI PERSAMAAN GAYA GESER DAN PERSAMAAN BEBAN Persamaan-persamaan untuk kurva defleksi yang dinyatakan dalam gaya geser V dan beban q (Persamaan 9-12b dan c) dapat pula diintegrasikan untuk mendapatkan kemiringan dan defleksi. Karena beban biasanya merupakan besaran yang diketahui. sedangkan momen lentur harus ditentu- kan dari diagram benda bebas dan persamaan keseimbangan, maka banyak orang yang lebih suka untuk memulai dengan persamaan beban. Untuk alasan yang sama itulah, banyak program komputer untuk mencari defleksi yang memulai dengan persamaan beban dan selanjutnya melakukan integrasi numerik untuk mendapatkan gaya geser, momen lentur, kemiringan, dan defleksi. Prosedur untuk memecahkan persamaan beban atau persamaan gaya ‘geser serupa dengan prosedur untuk memecahkan persamaan momen lentur, kecuali bahwa lebih banyak integrasi dibutuhkan. Sebagai contoh, jika kita mulai dengan persamaan beban, empat integrasi dibutuhkan untuk sampai pada defleksi. Jadi, empat Konstanta integrasi akan ada untuk setiap persamaan beban yang diintegrasikan. Seperti sebelumnya, Konstanta- konstanta ini dicari dari kondisi batas, kontinuitas, dan simetri, Namun, semua kondisi tersebut sekarang meliputi kondisi mengenai gaya geser dan momen lentur, ditambah dengan kondisi mengenai kemiringan dan defleksi. Kondisi mengenai gaya geser, ekivalen dengan kondisi pada turunan ketiga (karena Elv” = V), Dengan cara yang sama, kondisi mengenai momen lentur, ekivalen dengan kondisi mengenai turunan kedua (Karena Elv"’ = M). Apabila kondisi gaya geser dan momen lentur ditambahkan ke kondisi kemiringan dan defleksi, maka kita selalu mempunyai kondisi independen yang memadai untuk memecahkan konstanta-konstanta integrasi. Mekanika Bahan 429 Contoh-contoh berikut ini mengilustrasikan teknik analisis secara rinci. Contoh pertama mulai dengan persamaan beban dan contoh kedua mulai dengan persamaan gaya geser. Lewoan | KERIA ° 13s Ne, | ) Gambar 9-14 Contoh 9-4 Defleksi balok kantilever dengan beban segitiga Contoh 9-4 ‘Tentukan persamaan untuk kurva defleksi pada balok kantilever AB yang memikul beban terdistribusi segitiga dengan intensitas maksimum qo (Gambar 9-14a). Juga, tentukanlah defleksi 6, dan sudut rotasi @ di ujung bebas (Gambar 9-14b). Gunakan persamaan diferensial orde keempat untuk kurva defleksi (persamaan beban) (Catatan: Batok ini mempunyai panjang L dan rigiditas lentur EY konstan.) Solusi Persamaan diferensial kurva defleksi. Intensitas beban terdistribusi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (lihat Gambar 9-14a) gol - q L (9-40) Dengan demikian, persamaan diferensial orde keempat (Persamaan 9-12c) menjadi En’ = nq = =) @ c Gaya geser di balok. Integrasi pertama Persamaan (a) memberikan EW" we (L- xP +G (b) Bagian sebelah kanan dari persamaan ini menunjukkan gaya geser V (lihat Persamaan 9-12b), Karena gaya geser adalah nol di x = L. maka kita mempunyai kondisi batas sebagai berikut: vl) =0 Dengan menggunakan kondisi ini dan Persamaan (b). kita dapatkan C, = 0. Dengan demikian, Persamaan (b) dapat disederhanakan menjadi we : Eis” = Be — sy © dan gaya geser di balok adalah tL - yy? .. v= Ba - vf (41) ‘Momen tentur di balok. Dengan mengintegrasikan untuk kedua kalinya, kita ) ) ‘Momen lentur di balok, Integrasi kedua persamaan di atas akan menghasilkan persamaan momen lentur MzEW'=-FF 4c, Osxsh @ M = Eb" =Px+Cy (uses ¥) o Momen lentur di tik A dan C adalah nol sehingga kita mempunyai kondisi batas sebagai berikut: fie “) ° Dengan menggunakan kedua kondisi ini dan Persamaan (i) dan (j), kita peroleh 0) SPL ¢ 2PL ' 2 Dengan demikian, momen lentumya adalah a Px Meew’=-FE Ossi) (0-472) M = EW" = PGE = 22) ( Sxs 3) (9-47) Kedua persamaan ini dapat diselidiki kebenarannya dengan menentukan momen lentur dari diagram benda bebas dan persamaan kesetimbangan, Kemiringan dan defleksi balok. Integrasi selanjutnya akan menghasilkan emiringan: pe Bn’ = +#Cy (OSx

Anda mungkin juga menyukai