Pendekatan Dan Model
Pendekatan Dan Model
KURIKULUM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa ini berkembang sangat pesat,
baik secara teoritis maupun praktis. Jika dahulu kurikulum tradisional lebih banyak terfokus pada
mata pelajaran dengan sistem penyampaian penuaangan, maka sekarang kurikulum lebih banyak
diorientasikan pada dimensi-dimensi baru, seperti kecakapan hidup, pengembangan diri,
pembangunan ekonomi dan industri, era globalisaasi dengan berbagai permasalahannya, politik,
bahkan dalam praktiknya telah menyentuh dimensi teknologi terutama teknologi informasi dan
komunikasi. Disiplin ilmu kurikulum harus membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan eksternal
yang dapat mempengaruhi dan menentukan arah dan intensitas proses pengembangan kurikulum.
Pada saat ini masih banyak sekali masyarakat pendidikan yang belum mengerti dan
memahami pendekatan dan model-model pengembangan kurikulum. Sebagian besar hanya
pernah mendengar tetapi belum mengerti dan memahami secara jelas. Padahal pendekatan dan
model pengembangan kurikulum iini sangat mempengaruhi pengembangan dan pembentukan
suatu kurikulum. Semoga makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan pembaca pada
umumnya dan penyusun sendiri pada khususnya.
B.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
Apa yang dimaksud dengan pendekatan dan apa sajakah pendekatan pengembangan kurikulum
tersebut?
Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum dan apa saja model konsep
kurikulum?
Apa sajakah model-model pengembangan kurikulum tersebut?
Bagaimana analisis terhadap model-model pengembangan kurikulum?
Apa saja macam-macam kurikulum dan perkembangannya?
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Menjelaskan pengertian pendekatan dan pendekatan pengembangan kurikulum tersebut
Menjelaskan pengertian model pengembangan kurikulum dan model konsep kurikulum
Menjelaskan apa sajakah model-model pengembangan kurikulum tersebut.
Menjelaskan analisis terhadap model-model pengembangan kurikulum
Menjelaskan macam-macam kurikulum dan perkembangannya
1.
2.
C.
D.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan meriew buku dan
menjelajahi internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
lainnya yang relevan, (d) mengembangkan silabus, (e) mengembangkan skenario pembelajaran,
(f) mengembangkan perangkat lunak pembelajaran, dan (g) mengembangkan sistem penilaian.
Selanjutnya, langkah-langkah pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan
kompetensi, yaitu mengidentifikasi kompetensi, merumuskan tujuan pendidikan, menyusun
pengalaman belajar, menetapkan topik dan subtopik, menetapkan waktu, mengalokasikan waktu,
member nama mata pelajaran, dan menetapkan bobot SKS.
Dalam penilaian penguasaan kompetensi, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan
guru, yaitu sebagai berikut :
a. Sasaran penilaian tidak hanya terfokus pada kemampuan tertulis dan lisan saja, tetapi juga
tingkat untuk kerja (performance) pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan.
b. Kriteria penilaian adalah persyaratan minimal pelaksanaan tugas-tugas.
c. Sasaran utama adalah penguasaan kemampuan (exit requirements) dan bukan pada cara atau
waktu pencapaian.
Ciri pendekatan kompetensi yang tidak kalah pentingnya adalah penjaringan dan
pengelolaan informasi balikan (feedback) secara teratur untuk melakukan perbaikan secara
berkesinambungan sehingga kurikulum memiliki mekanisme untuk memperbaiki diri
(regenerative capability), baik tingkat lembaga maupun tingkat nasional.
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
c.
1)
2)
3)
3.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
c.
1)
2)
4.
5.
Klarifikasi nilai adalah langkah pengambilan keputusan tentang prioritas atas keyakinan
sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional, logis, sesuai dengan perasaannya dan perasaan
orang lain serta aturan yang berlaku.
Ciri pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan klarifikasi nilai, antara lain: (a)
peran guru kurang dominan dalam pembelajaran, (b) guru lebih sedikit member informasi dan
lebih banyak mendengarkan penjelasan dari peserta didik, (c) guru lebih sring menggunakan
metode tanya-jawab, (d) tidak banyak kritik destruktif, (e) kurang menekankan faktor kegagalan
dan lebih menerima kesalahan-kesalahan, (f) menanggapi dan menghayati pekerjaan peserta
didik, (g) merumuskan tujuan dengan jelas, (h) dalam batas tertentu peserta didik diberi
kebebasan untuk bekerja dan bertanggunag jawab, (i) peserta didik bebas mengungkapkan apa
yang mereka rasakan, (j) adanya keseimbangan antara tugas kelompokmdengan tugas
perseorangan, (k) belajar bersifat individual, (l) evaluasi bukan terfokus pada prestasi akademik,
tetapi juga proses pertukaran pengalaman, dan (m) peserta didik menemukan sistem nilainya
sendiri. Raths dalam John Jarolimek (1974) mengemukakan langkah-langkah pendekatan
klarifikasi nilai sebagai berikut :
Kebebasan memilih (bagi peserta didik), yang meliputi :
Memilih sesuatu secara bebas menurut kemauan, kesukaan, dan minatnya.
Memilih berbagai alternatif yang ada
Menentukan pilihan dan pertimbangan yang rasional sesuai dengan pikiran dan pendapat
masing-masing.
Membina kebanggaan (prizing), diantaranya :
Merasakan gembira atas ketepatan memilih
Mengukuhkan pilihan sesuai dengan pendapat pada dirinya masing-masing
Melaksanakan (acting) :
Melakukan percobaan atau melaksanakan pilihan
Mengulangi perbuatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai pola
kehidupan.
Pendekatan Komprehensif (Comprehensive Approach)
Pendekatan ini melihat, memperhatikan, dan menganalisis kurikulum secara keseluruhan.
Semua masalah yang berkaitan dengan kurikulum diidentifikasi secara global oleh pengembang
kurikulum. Pengembang kurikulum dapat menetapkan langkah pertama yang akan dilakukan dan
apa yang akan dicapai sebagai sasaran dengan merumuskan filsafat pendidikan, visi-visi dan
tujuan pendidikan serta sasaran yang ingin dicapai.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
Ditinjau dari kerangka dasar kurikulum, konsep dasar kurikulum juga mempunyai ciri
tersendiri, antara lain :
a. Tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan pribadi yang utuh dan dinamis agar memiliki
integrasi tinggi dan sikap positif.
b. Materi, yaitu menyediakan pengalaman yang berharga bagi setiap anak yang dapat membantu
pertumbuahn dan perkembangannya pribadinya secara utuh.
c. Proses, yaitu terbangunnya hubungan emosional yang kondusif antara guru dan siswa.
d. Evaluasi, yaitu lebih mengutamakan proses daripada hasil, karena sifatnya subjektif baik dari
guru maupun siswa.
Kurikulum humanistik memandang aktualisasi diri sebagai suatu kebutuhan yang
mendasar. Tiap anak memiliki self masing-masing yang harus dibangkitkan dan dikemangkan,
sekalipun sering tidak dikenali dan tidak disadari bahkan cenderung tersembunyi.
2.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
individu dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi segala macam bentuk perubahan. Ia harus
kuat fisik dan mental dalam mempertahankan dinamika hidupnya, sedangkan kelompok reformis
menginginkan agar individu tidak hanya mampu menghadapi masalah-masalah yang akan
datang, tetapi harus turut aktif dalam mengadakan perubahan yang diinginkan.
4.
a.
b.
-
bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi. Dalam
pengembangan kurikulum teknologis kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit
media elektronik serta media cetak. Pengembangan pengajaran yang betul-betul berstruktur dan
bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ini merupakan hambatan
utama dalam pengembangan kurikulum teknologis.
Sebagaimana konsep kurikulum yang lain, konsep kurikulum teknologis juga mempunyai
kelemahan, antara lain sulit menyampaikan bahan pelajaran yang bersifat kompleks atau materi
pelajaran yang membutuhkan tingkat berfikir tinggi, sulit mengembangkan domain afektif, sulit
melayani kebutuhan siswa secara perseorangan (bakat, sikap, minat) dan siswa cepat bosan.
C.
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
Kelemahan utama model ini adalah dapat menghasilkan antagonisme guru. Guru-guru
yang tidak terlibat dalam proses pengembangan cenderung bersikap apatis, tidak percaya dan
cemburu. Akibatnya, mereka akan menerima kurikulum baru itu dengan setengah hati
4.
a.
b.
c.
d.
e.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
7.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
8.
D.
kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal
pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya.
Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan
bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani.
b)
c)
Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut
Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,
katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual
di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan.
d)
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Yang
melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by
objective) yang terkenal saat itu, kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD
Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975
banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.
e)
1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 19841992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya,
banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang
kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak
lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
f)
g)
h)
KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.
Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan
kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
i)
Kurikulum 2013
Dalam pemaparannya di Griya Agung Gubernuran Sumatera Selatan (kemdikbud.go.id) ,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh, DEA menegaskan bahwa
kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi
berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling
mendasar ialah menuntut kemapuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan
1.
2.
3.
4.
sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas
melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk
memeiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritias. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative member
kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.
Pelajaran IPA ndan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Seperti yang dirilis kemdikbud dalam kemdikbud.go.id ada empat aspek yang harus diberi
perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.
Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi
pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai ratarata 44,46
Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan
kepada siswa.
Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan teman
sejawat lainnya.
Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan
ditiru siswa.
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan
berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu ;ebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima
materi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
1.
2.
3.
Kesimpulan
Berdasarkan bahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu
proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan pengembangan kurikulum yaitu Pendekatan
Kompetensi (Competency Approach), Pendekatan Sistem (System Approach), Pendekatan
Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach), Pendekatan Komprehensif (Comprehensive
Approach), Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem-Centered Approach), Pendekatan
Terpadu.
Model merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar. Model konsep kurikulum tidak
terlepas dari apa yang dikemukakan Hilda Taba bahwa terdapat tiga fungsi kurikulum, yaitu (1)
sebagai transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai kebudayaan, (2) sebagai transformasi, yaitu
melakukan perubahan atau rekontrusi sosial, dan (3) sebagai pengembangan individu. Model
konsep kurikulum yaituKonsep Kurikulum Humanistik (Aktualisasi Diri), Konsep Kurikulum
Subjek Akademis (Rasionalisasi), Konsep Kurikulum Rekontruksi Sosial, Konsep Kurikulum
Teknologis.
Model-model pengembangan kurikulum The Administrative (Line Staff) Model, The GrassRoots Model, The Demonstartion Model, Beauchamp's System Model, Taba's Inverted Model,
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda
http://tirtanizertrs.blogspot.com/2012/11/pendekatan-dan-model-pengembangan.html
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/pendekatan-pengembangan-kurikulum/
http://pgmistaisiliwangi.blogspot.com/2013/07/pendekatanmodelprosedur-pengembangan.html
http://anisroiyatunisa.blogspot.com/2013/03/pendekatan-model-dan-prosedur.htm