PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan menguraikan hasil penelitian yang dilakukan tentang
hubungan antara pengetahuan terhadap tindakan pencegahan penularan penyakit
TB Paru di Dusun Krajan Desa Ambulu tahun 2016. Pembahasan ini mencakup
perbandingan antara hasil penelitian dengan konsep teoritis dan penelitian
sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan perhitungan korelasi
Spearman Rank dengan bantuan program SPSS versi 22.0 menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai =0,05 maka dapat disimpulkan
Ho ditolak yang berarti ada hubungan signifikan antara pengetahuan terhadap
tindakan pencegahan penyakit tuberkulosis. Nilai coefficient correlation -0,168
menyatakan bahwa ada hubungan yang rendah dan berlawanan arah antara
pengetahuan terhadap tindakan pencegahan penyakit tuberkulosis yang artinya
semakin baik tingkat pengetahuan, maka semakin rendah tindakan pencegahan
penyakit tuberkulosis yang dilakukannya.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 67,30% responden
memiliki pengetahuan tentang TB Paru dalam kategori baik. Pengetahuan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya jenjang pendidikan terakhir
masyarakat Desa Ambulu. Sebesar 42,55 % responden mempunyai jenjang
pendidikan terakhir SMA atau sederajat. Tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan hidup sehat. Seseorang dengan tingkat
pendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan dan tindakan yang baik
tentang kesehatan serta mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradono dan Sulistyowati (2014).
Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat
signifikan antara tingkat pendidikan dengan status kesehatan. Lamanya tahun
sekolah dapat mengembangkan kapasitas kehidupan yang efektif yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kesehatan dan gaya hidup sehat. Selain itu,
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
berbagai
sumber
menyebabkan
seseorang
cenderung
mempunyai
penularan,
tanda
dan
gejala,
komplikasi,
faktor
risiko
dan
tindakan
yang
baik
mengenai
upaya
pencegahan
penyakit
positif terhadap
upaya
pencegahan
penyakit
tuberkulosis.
Sikap
merupakan
kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan, terlebih bila sikap
tersebut bersifat terbuka, besar kemungkinan dapat tercermin dari tindakan yang
diperlihatkan.
Azwar (2013) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan yaitu
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama dan pengaruh
faktor emosional. Hal ini sesuai dengan penelitian dimana tindakan masyarakat
Dusun Krajan Desa Ambulu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan yang dimiliki masyarakat
dan pendidikan masyarakat, dimana sebagian pendidikan responden dalam
penilitian adalah SMA sehingga memiliki pemahaman yang baik tentang upaya
pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru yang dapat mempengaruhi responden
dalam melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis Paru.
Tindakan negatif dalam penelitian ini terdiri dari beberapa responden
kurang mendukung dengan beberapa upaya pencegahan dan faktor risiko yang
dapat menyebabkan penyakit Tuberkulosis Paru. Hal ini bisa disebabkan
responden kurang mendapat informasi tentang penyakit Tuberkulosis Paru,
memiliki pengalaman yang kurang tentang upaya pencegahannya dan dapat juga
disebabkan oleh pengaruh orang lain atau kebudayaan dalam pengambilan sikap
dari responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fibriana (2011), responden
yang memiliki tindakan negatif tentang pencegahan penyakit menular
Tuberkulosis Paru sebanyak 54,5%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
BAB 5
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai
hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan pencegahan penularan penyakit
Tuberkulosis Paru masyarakat Dusun Krajan Desa Ambulu tahun 2016, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada masyarakat Dusun Krajan Desa Ambulu sebagian besar memiliki
pengetahuan yang baik tentang upaya pencegahan penyakit tuberkulosis
sebesar 67,30%.
3. Pada masyarakat Dusun Krajan Desa Ambulu sebagian besar memiliki
tindakan pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis Paru yang kurang sebesar
54,32%.