Anda di halaman 1dari 3

Andi Setiono, dkk/ Kajian Mikrobending Sebagai Sensor Beban Berbasis Serat Optik Multimode

179

Kajian Mikrobending sebagai Sensor Beban Berbasis Serat Optik


Multimode
Andi Setiono, Bambang Widiyatmoko, dan Imam Mulyanto
Group THz-Photonics, Pusat Penelitian Fisika LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan
Email : andisetiono@gmail.com

Abstrak Banyak pengguna serat optik sudah memahami bahwa bending akan berakibat terjadinya kerugian daya
optik dan kekuatan sinyal yang diterima akan berkurang. Salah satu tipe bending yang sudah dikenal adalah
mikrobending. Mikrobending terjadi ketika permukaan serat optik mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya
deformasi pada inti serat optik. Mikrobending mengakibatkan berkurangnya daya optik yang melalui serat optik yang
disebabkan oleh berkurangnya intensitas cahaya. Namun demikian, kerugian ini dapat dimanfaatkan untuk membuat
sensor berbasis serat optik. Dengan mengetahui perubahan intensitas cahaya yang melalui serat optik maka dapat
diketahui factor penyebabnya. Penelitian ini mengkaji prinsip mikrobending sebagai sensor beban. Komponen utama
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber laser 1300 nm, serat optik multimode dan power meter.
Kata kunci: mikrobending, sensor beban, serat optik multimode
Abstract Have been known that the optical fiber bending will result in a loss of optical power and the received signal
strength will be reduced. One familiar type of bending is micro bending. Micro bending occurs when the surface of the
optical fiber got a pressure which causes deformation in the optical fiber core. Micro bending result in reduced optical
power in an optical fiber caused by the reduction in light intensity. However, these losses can be utilized to make
optical sensor based on fiber optic. By knowing the change in the intensity of light in the optical fiber so can be known
its factor. This study examines the principles micro bending in optical fiber as the load sensor. The main components
used in this study are the laser source 1300 nm, multimode optical fiber and power meter.
Key words: micro bending, load sensor, multimode optical fiber
I. PENDAHULUAN
Selama dua dekade terakhir, telah terjadi pertumbuhan
yang sangat pesat dalam jumlah produk dan jasa yang
memanfaatkan berbagai informasi. Informasi ini
diperoleh dengan memonitor dan mengukur parameter
yang terkait menggunakan berbagai jenis sensor.
Pengembangan sensor untuk memenuhi kebutuhan ini
disebut sebagai teknologi sensor dan berlaku dalam
domain yang sangat luas termasuk lingkungan,
kedokteran, perdagangan dan industri. Pemerintah dan
pembuat kebijakan dari berbagai aspek pekerjaan
menyadari bahwa manfaat potensial mendorong
pertumbuhan teknologi sensor tidak hanya sebagai
akibat dari tren teknologi baru, produk baru, dan
industri, tetapi juga untuk mendukung pemerintah dalam
mengatasi berbagai isu seperti kebencanaan, lingkungan
dan keamanan.
Akhir-akhir ini cukup sering terjadi kecelakaan lalu
lintas dengan berbagai penyebab diantaranya sopir yang
mengantuk, rem blong, dan kondisi jalan yang rusak.
Kejadian tersebut tidak jarang memakan korban jiwa dan
merusak berbagai fasilitas umum. Usaha pencegahan
sangat perlu dilakukan dengan cara medeteksi faktor
penyebab kecelakaan. Apabila faktor-faktor ini dapat
dideteksi secara dini setidaknya minimalisasi korban
dapat dilakukan.

Berkaitan dengan hal tersebut, inti masalahnya adalah


bagaimana dapat dikuasainya teknologi sensor. Salah
satunya adalah sensor berbasis serat optik. Serat optik
adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta
berdiameter dalam ukuran mikro. Dalam pengunaannya
beberapa serat optik dijadikan satu dalam sebuah tempat
yang dinamakan kabel optik dan digunakan untuk
mengantarkan data digital yang berupa cahaya dalam
jarak yang sangat jauh. Selain menjadi komponen
penting dalam sistem komunikasi serat optik, serat optik
juga digunakan dalam pengukuran berbasis serat
optik[1], salah satunya dengan memanfaatkan prinsip
mikrobending.
Dalam
penelitian
ini
prinsip
mikrobending serat optik dimanfaatkan sebagai sensor
beban. Aplikasinya dapat dimanfaatkan sebagai sensor
beban kendaraan untuk keperluan monitoring kondisi
jalan. Jalan rusak adalah salah satu faktor penyebab
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dengan mengetahui
berat kendaraan yang melintas diharapkan ada tindakan
preventif yang dapat dilakukan sebelum kondisi jalan
memburuk.
II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
Sensor mikrobending serat bekerja dengan cara
memodulasi intensitas cahaya yang melalui serat
optik[2]. Secara sederhana, apabila terdapat lekukan
pada inti serat optik menyebabkan berkurangnya

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823

180

Andi Setiono, dkk/ Kajian Mikrobending Sebagai Sensor Beban Berbasis Serat Optik Multimode

intensitas cahaya pada serat yang menyebabkan


terjadinya kerugian daya optik. Sensor ini terdiri dari
bending modulator dan serat optik. Mikrobending terjadi
apabila permukaan serat optik mengalami tekanan.
Tekanan ini menyebabkan deformasi pada inti serat.
Gambar 1 menunjukkan skematis mikrobending pada
serat optik multimode[3].

Beban terpusat

Beban terdistribusi

Laser
Diode
Power Meter
Sensor

Gambar 3.

Gambar 1. Skematis mikrobending.

Penelitian ini menggunakan sumber laser diode 1300


nm, serat optik multimode dan power meter sebagai
komponen utama. Metode yang digunakan yaitu dengan
memberikan beban kepada serat optik multimode
kemudian diukur besar daya cahaya laser yang
melewatinya. Selain itu diukur juga nilai attenuasi
cahaya laser. Beban diberikan antara 0 4Kg. Beban
berupa anak timbangan seberat 0,5 kg dan 1 kg, masingmasing 2 buah dan 3 buah. Keempat anak timbangan ini
divariasikan menjadi 0,5 kg; 1 kg; 1,5 kg; 2 kg; 2,5 kg; 3
kg; 3,5 kg; dan 4 kg. Beban-beban ini dikenakan secara
terpusat pada jajaran kawat baja berjarak 0,5 cm. Kawat
inilah yang memberikan tekanan secara langsung pada
serat optik. Skema sensor ditunjukkan pada Gambar 2.

0,5 cm
Kawat baja
Pelat logam

Serat optik

Gambar 2. Skema sensor mikrobending serat optik.

Penelitian dilanjutkan dengan melihat hubungan


antara jumlah mikrobending dengan daya laser. Maksud
dari jumlah mikrobending adalah banyaknya kawat baja
yang menyebabkan terjadinya mikrobending pada serat.
Dalam penelitian ini, mula-mula beban berjumlah 1 kg
yang terdiri dari dua buah beban 0,5 kg diletakan diatas
5 kawat baja secara terpusat. Kemudian dengan jumlah
beban yang sama, 2 buah anak timbangan 0,5 kg
diletakan pada 10 kawat baja. Tujuan dari perlakuan ini
adalah membandingkan performa sensor ketika
dikenakan beban terpusat dan beban terdistribusi. Secara
keseluruhan skema dan foto percobaan ini, masingmasing ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Skema percobaan sensor beban berbasis serat


optik.

Kestabilan laser merupakan faktor yang sangat


penting. Kestabilan laser sangat mempengaruhi nilai
output daya laser yang diukur. Sumber laser yang tidak
stabil menyebabkan tingkat validitas dan realibilitas nilai
daya optik menurun. Usaha yang dilakukan adalah
merata-ratakan nilai daya yang terukur oleh power
meter.

Gambar 4. Foto percobaan sensor beban berbasis serat optik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan pertama adalah mengukur daya optik pada
serat optik dengan beban statik (diam). Hasil pengukuran
daya optik ditunjukkan grafik pada gambar 5. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan maka daya optik akan semakin kecil. Analisa
data ini menunjukkan bahwa liniearitas kedua grafik
cukup baik pada range beban 0,5 3 kg. Artinya sensor
ini memiliki potensi akurasi yang baik untuk mengukur
berat beban dalam range tersebut. Persamaan yang
diperoleh dari grafik tersebut adalah
0,107
0,412, dimana y daya optik yang diukur, x adalah besar
beban yang diberikan. Nilai error sebesar 2,5% dan nilai
sensitivitas sensor sebesar 0,098 mW/Kg.
Adapun sebagai perbandingan ditunjukkan hasil
penelitian dari Ma Bin dan Zou Xinguo[4]. Dalam
penelitian tersebut ditunjukan hasil karakterisasi sensor
beban berbasis serat optik pada range beban statik 0 3000Kg. Hasil ditunjukkan pada gambar 6. Pada gambar
tersebut dapat dilihat bahwa grafik memiliki linieritas
yang cukup baik. Persamaan grafik tersebut adalah
0,303
10,8736. Nilai error sebesar 3,82% dan
sensitivitasnya 0,303 mW/Kg.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823

Andi Setiiono, dkk/ Kajiaan Mikrobendingg Sebagai Sensorr Beban Berbasiis Serat Optik Multimode
M

1
181

Hasil peneelitian ini masih dalam range beban keecil.


Untuk implem
mentasi sensoor beban di jallan dengan beeban
yang besar maka
m
diperlukaan reducer beeban. Reducerr ini
dapat beruppa pegas attau rubber atau kombinnasi
keduanya seddemikian sehhingga beban yang dirasaakan
oleh serat opptik adalah beeban yang keecil. Dengan kata
k
lain peran redducer adalah mengkonverssi beban besarr ke
dalam beban kecil yang sebbanding.
PULAN
IV. KESIMP
Penelitian ini mengkaji prinsip mik
krobending pada
p
serat optik untuk
u
dimanffaatkan sebag
gai sensor beeban
berbasis seraat optik. Haasilnya mem
mbuktikan bahhwa
mikrobendingg menyebabkaan terjadinya pelemahan
p
sinnyal
dan terjadinyya kerugian daya optik. Dengan adaanya
linieritas peelemahan daaya dalam range terteentu
menunjukkann bahwa prinnsip mikroben
nding serat opptik
memiliki poteensi sebagai ssensor beban yang
y
cukup baik.
b
Kedepannya sensor jeniss ini dapat diterapkan
d
unntuk
monitoring koondisi jalan attau sistem Weeigh in Motionn.

Gam
mbar 5. Grafik daya optik terhhadap berat bebban.

Gambar 6.
6

Grafik intensitas cahhaya output terhadap


tekanan.

Percobbaan kedua addalah mengukkur daya optikk ketika


dikenakaan beban terpuusat dan bebaan terdistribussi. Hasil
percobaaan ditunjukkaan pada tabeel 1. Hasil tersebut
menunjukkkan bahwa dengan
d
beban yang sama, kerugian
k
daya optik semakin besar apabila jumlah
j
mikrobbending
semakin banyak. Arttinya sensitivvitas sensor semakin
s
baik seirring bertambaahnya jumlahh mikrobendinng yang
dengan
terjadi
pada
seraat
optik.
Tentunya
memperhhatikan aspek luas permukaaan bidang tekkan.
Tabel 1. Perbandingan pengaruh beban terpuusat dan
terdistribussi.
ban Terdistriibusi
Bebaan Terpusat
Beb
0.306 mW
W (Daya optikk)
0.223 mW
m (Daya optik)
-5.12 dBm
m (Attenuasi))
-6.69 dBm
d
(Attenuassi)

UCAPAN TE
ERIMA KAS
SIH
terima kasih
Penulis mengucapkan
m
h kepada Grroup
Terahertz Phhotonic Pusat Penelitian Fisika
F
LIPI yang
y
telah banyak membantu terrlaksananya penelitian
p
ini.
PUSTAKA
[1] Hui, Ronngqing and OS
Sullivan, Maurrence, Fiber Optic
O
Measureement Techniques, Elsevier Academic Prress,
2009.
[2] Gholamzzadeh, Baharehh and Hooman
n, Nabovati. Fiber
F
Optic Seensors. World A
Academy of Science, Engineeering
and Techhnology vol 42, 2008, pp. 297 307.
[3] Watson, Vince, Microbbending & Ma
acrobending Poower
Losses
in
Opptical
Fib
bres.
Website:
ggal 24 Febrruari
www.opttronicsnet.com,, diakses tang
2012.
Zou. Study of Vehicle
V
Weightt-In[4] Bin Ma and Xinguo Z
Motion System
S
Based oon Fiber-optic Microbend
M
Sennsor.
2010
International
Conference
on
Intelliggent
Computaation Technologgy and Automattion.

Prosiding Pertemuan
P
Ilmiaah XXVI HFI Jateng & DIY, Purrworejo 14 Apriil 2012
ISSN : 0853
3-0823

Anda mungkin juga menyukai