Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut
sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam
aliran

darah.

hormon

berperan

sebagai

pembawa

pesan

untuk

mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Sistem endokrin,


dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukann fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh.
Kelenjar Hipofise adalah suatu kelenjar yang terletak di dasar
tengkorak dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Hormon yang
diproduksi sebagai Stimulator-provokator organ organ lain sehingga
mampu aktif. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol
langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki
master of gland.
Pada kelenjar hipofise tejadi hipersekresi maupun hiposekresi
hormon, hal ini akan menyebabkan beberapa kelainan yang perlu kita
ketahui tanda, diagnosa dan penatalaksanaanya. Hal ini kita pelajari karena
kita

sebagai

seorang

calon

perawat

harus

mengerti

dan

bias

mengaplikasikan dalm dunia kerja nantinya. Oleh sebab itu, kami sebagai
penulis tertarik untuk mengambil tema kelenjar pada ssitem endokrin yang
berjudul KELENJAR HIPOFISE (PITUITARI).
B. Pokok Pembahasan
Kelenjar Hipofise adalah suatu kelenjar yang terletak di dasar
tengkorak dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Hormon yang
diproduksi sebagai Stimulator dan provokator organ organ lain sehingga

mampu aktif. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol


langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki
master of gland.
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis
cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua
lobus anterior. merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3
bagian dari hipofis. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus
posterior, menipakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf
sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang
menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini
merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus
anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun
beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan
melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar
hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
1. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,
berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel
inilah

yang

menghasilkan

hormon

somatotropin

atau

hormon

pertumbuhan.
2. Sel-sel iactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter
27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
3. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihadral, mengar.-'ung granula sekretori
dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
4. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung
granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH.
5. Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan
granula terbesar, menghasilkan ACTH.
6. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel
kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim
digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering
dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah selsel yang
berfolikel.

Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hon-non


tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran
sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung
aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of
gland.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Kelenjar Pituitary
Kelenjar Hipofise adalah suatu kelenjar yang terletak di dasar
tengkorak dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Hormon yang

diproduksi sebagai Stimulator dan provokator organ organ lain sehingga


mampu aktif. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol
langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki
master of gland.
B. Anatomi Kelenjar Hipofise (Pituitari)
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis
cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua
lobus anterior. merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3
bagian dari hipofis. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus
posterior, menipakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf
sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang
menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini
merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus
anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun
beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan
melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar
hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
1.

Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,

berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel


inilah

yang

menghasilkan

hormon

somatotropin

atau

hormon

pertumbuhan.
2. Sel-sel iactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter
27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
3. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihadral, mengar.-'ung granula sekretori
dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
4. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung
granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH.
5. Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan
granula terbesar, menghasilkan ACTH.

6. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel
kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim
digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering
dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah selsel yang
berfolikel.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hon-non
tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran
sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung
aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of
gland.
C. Fungsi Kelenjar Hipofise (pituitari)
Tabel Fungsi Dan Kerja Hormone Pada Kelenjar Hipofise
Lobus
nterior

Hormon
Fungsi, Kerja hormon
Growth hormone (GH) Merangsang pertumbuhan jaringan tubuh
dan tulang

Pertumbuhan dari masa kanak-kanak


sampai pubertas

Saat pubertas gh tidak mempunyai efek


pada tulang

Pertumbuhan dipengaruhi oleh factor


interna (genetic,hormone) factor eksternal
(makanan, kesehatan)

Defisiensi GHsaat pubertas akan


menyebabkan doorfism(dewasa terlambat)

Hiperekskresi GH saat pubertas akan


menyebabkan (gigantism) dan setelah
pubertas (akromegali)
Sekresi GH meningkat pada saat stress,
hipoglikemia, peningkatn asam amino dan

tidur.
Merangsang pertumbuhan jaringan

Prolaktin(LTH)/Lituitropi
k hormone

Thyrotropic hormone
(TSH)

payudara dan iaktasi

Pada wanita hamil ekskresinya meningkat

Merangsang kelenjar tiroid

Merangsang pertumbuhan kelenjar gondok


Berperan dalam sintesis protein

Dlm darah berikatan dgn gama globulin

Mempengaruhi pertumbuhan, maturitas,

Gonado Tropic Hormone

(LH dan FSH)


Adrenocortocotropic

korteks adrenal
Dapat merangsang korteks adrenal; dapat

hormone (ACTH)
Melanocyte-stimulating.
Posterior

Hormon (MSH)
Antidiuretic hormone

dan fungsi organ seks sekunder dan primer


Merangsang pembentukkan steroid oleh

mempengaruhi pigmentasi

(ADH, vassopressin)

Meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus


distal dan tubulus kodedokus ginjal,
sehingga menurunkan haluaran urine

Oksotoksin

Merangsang vasokontriksi arteriol sehingga


tekanan darah meningkat
Merangsang pengeluaran ASI dari alveoli
payudara ke dalam, duktus; merangsang
kontraksi uterus; kemungkinan terlibat
dalam transport sperma dalam traktus
reproduktif wanita,

BAB III
PEMBAHASAN
A.

Hiperpituitari (Hiperfungsi Pituitari)


1.

Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi
akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan
peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih.
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi
yang berlebihan satu atau lebih hormone- hormone yang
disekresikan oleh kelenjar pituitary {hipofise} biasanya berupa
hormone- hormone hipofise anterior.

2.

Etologi
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar
hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup :
a. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone,
biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter.

b. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan


kadar TSH terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun
atau tidak ada.
3.

Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk
bergantung pada sel mana dari ke lima sel-sel hipofise yang
mengalami hiperfungsi.
Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma
makrostopik bila diameternya >10mm atau adenoma mikroskopik
bila diameternya <10mm yang terdiri atas satu jenis sel / beberapa
jenis sel
Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel
laktotropik (juga dikenal sebagai prolaktinomus). Tumor yang
kurang umumnya yang terjadi adalah adenoma somatotropik
kortikotropik.

Tumor yang terjadi atas sel-sel pensekresi TSH;Lhatau


;FSH sangat jarang terjadi.
Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor
kecil jinak yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin.
Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi
ACTH kebanyakan tumor ini adalah mikroardenoma dan secara
klinisdikenal dengan tanda khas penyakit cus hings.
4.

Manifestasi Klinis
a. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ organ dalam
(seperti tangan, kaki, jari jari tangan, lidah, rahang,
b.
c.
d.
e.
f.
g.

5.

kardiyamegali)
Impotensi
Visus berkurang
Nyeri kepala
Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
Libido seksual menurun
Kelemahan otot, kelelahan dan letargi

Diagnosa

1. Diagnosa utama
a. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan penampilan
fisik
b. Disfungsi

seksual

berhubungan

dengan

penurunan

libido;infertilitas
2.

Diagnose tambahan
a. Nyeri (kepala /punggung) berhubungan dengan penekanan
jaringan oleh tumor hormon; pertumbuhan yang berlebihan.
b. Takut berhubungan dengan ancaman kematian akibat
tumor otak.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan
status kehidupan.
d. Koping individu

tidak

efektif

berhubungan

dengan

hilangnya kontrol terhadap tubuh.


e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
f. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) berhubungan
dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor
pada neuron optikus.
g. Resti pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
cardiomegali,hepatomegali.
h. Resti pemenuhan nutrisi tubuh berhubungan dengan
disfagia akibat lidah yang membesar.
B.

Hipopituitari (Hipofungsi Pituitari)


1.

Definisi
Hipopituitary adalah kelainan akibat berkurangnya atau
menghilangnya sekresi dari satu atau lebih hormon hipofisis dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan yaitu ukuran tubuh kecil
atau cebol, timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala biasanya
lambat dan tersembunyi, tergantung dari cepatnya serangan dan
hebatnya faktor kerusakan hipotalamus, hipofisis yang dipengaruhi
oleh dasar patogenesis.
Hipopituitarisme dapat merupakan keadaan primer yang
disebabkan oleh kerusakan kelenjar hipofisis pars posterior atau

sekunder

sebagai

akibat

dari

defisiensi

faktor

stimulator

hipotalamus yang biasanya berpengaruh terhadap hipofisis.


2.

Etiologi
1. Bersifat primer
a. Tumor hipofisa
b. Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan

2.
a.
b.
c.

hebat, bekuan darah, anemia)


c. Infeksi dan pera
d. Sarkoidosis atau amiloidosis
e. Penyinaran
f. Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
g. Penyakit autoimun.
Bersifat sekunder antara lain:
Tumor hipotalamus
Peradangan
Cedera kepala
d. Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya
akibat pembedahan.

3. Patofisiologi
Penyebab Hipopituitary ada 2 yaitu primer dan sekunder. Primer
apabila mempunyai gangguan pada kelenjar hipofise, sekunder apabila
mempunyai gangguan pada hipotalamus yang dapat menyebabkan
hipogonadisme, tumor, iskemia, dan infeksi peradangan dari penyebab
primer dan sekunder ites dapat merusak sel-sel sekretorikyang nantinya
menyebabkan penghentian penyebaran factor-faktor dari hipotalamus.
Sehingga akan merusak pelepasan bahan pengatur dari hipotalamus itu
sendiri dan terjadilah detisiensi tumor yang di kenal dengan sebutan
Hipopituitary menyebabkan hipofungsi kelenjar hipofise.
4. Manifestasi Klinik
a. Pertumbuhan lambat.
b. Hipotermia.
c. Rambut tumbuh berkurang.
d. Hipotensi.
e. Anorexia.
f. Nyeri kepala.
g. Kelemahan dan kelelahan.
h. Gangguan penglihatan
i. Perubahan siklus menscruasi (pada wanita ).

j.
k.
l.
m.
5.

Impotensia ( Pada pria ).


Ukuran otot dan tulang kecil.
Infertilitas
Pucat

Diagnosa
Diagnosa utama
a. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur
tubuh dan fungsi tubuh akibat defisiensi hormone pertumbuhan.
b. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido,
Infertilitas.
Diagnosa tambahan

a. Kekurangan cairan dan elektrolit b.d gangguan metabolisme tubuh.


b. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah.
c. Intoleransi aktifitas b.d sulit bergerak.
C. Tumor Hipofisis
1. Definisi :
sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.
2. Etiologi :
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga
tumor hipofisis hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel,
menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
a. Cacat genetic
b. Sindroma neoplasia
c. Endokrin multiple tipe I dikaitkan dengan tumor hipofisis,
Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus
tumor hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis didapat dari hasil
penyebaran (metastasis) dari kanker situs lain. Kanker payudara pada
wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker yang paling
umum untuk menyebar ke kelenjar pituitary termasuk kanker ginjal,
kanker prostat, melanoma, dan kanker pencernaan.

3. Patofisiologi:
Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari
monoclonal, yang tumbuh dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi
klonal. Neoplasia hipofisis merupakan proses multi-step yang meliputi

disregulasi pertumbuhan sel atau proliferasi, diferensiasi dan produksi


hormon. Ini terjadi sebagai hasil aktivasi fungsi onkogen setelah
inaktivasi gen tumor supresol. Proses aktivasi fungsi onkogen
merupakan hal yang dominan, karenanya gangguan alel tunggal dapat
menyebabkan perubahan fungsi sel.
Inaktivasi tumor supresol bersifat resesif, karenanya kedua alel
harus terlibat untuk mempengaruhi seluler. Heterogenitas defek genetic
ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai dengan proses neoplastik
multistep. Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi, protein nm 23,
mutasi ras gen, delesi gen p53,14q, dan mutasi, kadar c-myc onkogen
yang tingg dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar
hipofisis.
Penelitian in vitro membuktikan peranan estrogen dalam
menginduksi terjadinya hyperplasia hipofisis dan replikasi laktotroph.
Terbukti produk PTTG (Pituitary Tumor Transforming Gene)
menyebabkan transformasi aktivitas dan menginduksi sekresi dasar
bfgf, sehingga memodulasi angiogenesis hipofisis dan formasi tumor.
PTTG ini diinduksi oleh estrogen.
4. Manifestasi Klinis:
a. Nyeri kepala
b. Karena perluasan tumor kearea suprasella, maka akan menekan
chiasma optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal.
Karena serabut nasal inferior yang terletak pada aspek inferior dari
chiasma optikum melayani lapang pandang bagian temporal
superior, maka yang pertama kali terkena adalah lapang pandang
quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil menjadi
atrophi.
c. Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi
hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa
tahun berupa:
1. Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambutnya
kasar
2. Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah

3. Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan


kesuburan.
5. Diagnosa:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks cerebri di
hipotalamus
2. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder
akibat tumor hipofisis.
3. Gangguan sistem penglihatan berhubugan dengan penekanan pada
chiasma optikum.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan metabolic (hipermetabolik)
5. Kelemahan berhubungan dengan ketidakmampuan menokong
tubuh.
D. Diabetes Insipidus
1. Definisi
suatu keadaan yang di tandai rasa haus di akibatkan karena
kurangnya hormon antidiuretik (hormon vasopresin).
2. Etiologi
Diabetes mellitus disebabkan oleh penurunan produksi ADH bauk
total maupun parsial oleh hipotalamus atau penurunan ADH dari
hipofisis anterior.
Berdasarkan etiologinya, diabetes mellitus insipidus dibagi
menjadi 2 yaitu:
1

Diabetes insipidus sentral

Diabetes insipidus nefrogenik

Diabetes insipidus sentral penyebabnya antara lain:

Bentuk idiopatik
Bentuk non familiar
Bentuk familiar
Pascahipofisektomi
Trauma
Fraktur dasar tulang tengkorak
Tumor

Karsinoma metastasis: Penyebaran kanker dan sits awal

ketempat lain didalam tubuh


Kraniofaringioma: merupakan salah satu tumor sopratetorial

yang paling lazim pada anak-anak


Kista suprasela
Pinealoma: tumor kelenjar pineal
Granuloma
Sarkoid: suatu peradangan difus dengan penyebab yang tidak

diketahui yang menyebabkan pembentkan granuloma


nonkaseosa
Tuberculosis: infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis
Sifilis: infeks menular sistemik yang disebabkan oleh

spiroketa,treponema pallidum yang masuk kedalam tubuh


melalui celah kecil pada kulit genitalia eksterna yang terjadi
selama hubungan sex
Infeksi
Meningitis: flamasi akut pada meningeni
Ensefalitis: : infeksi yang mengenai system syaraf pusat (ssp)

yang disebabkanoleh virus atau mikroorganisme lain


Vascular
Thrombosis atau perdarahan serebral
Aneurisma serebral: kelainan dimana terjadi kelemahan pada

dinding pembuluh darah otak baik pembuluh darah nad


maupun pembuluh darah balik
Post-partum necrosis (Sheehans syndrom): fungsi menurun

dari kelenjar hipofisis yang disebabkan oleh nekrosiskemik


karena kekurangan darah dan syok hipovolemik salama dan
setelah melahirkan.
Histiocytosis
Granuloma eosinifilik
Penyakit schuller-christan

Diabetes insipidus nefrogenik, penyebabnya antara lain:

Gagal ginjal kronik


Penyakit ginjal polikistik
Medullary cystic diases: penyakit ginjal kistik meduler yaitu

gangguan gnjal autosomal dominan ditandai dengan kista di


kedua ginjal
Pielonefritis: infeksi salur kemih naik yang mencapai panggul

dari ginjal
Obstruksi ureteral
Gagal gnjal lanjut
Ganguan elektrolit
Hipokalemia: rendahnya kadar kalim dalam darah
Hiperkalsemia: simtoma tingginya kadar kalsium di dalam

plasma darah
Obat-obatan
Litium: digunakan dalam pengobatan alami dan penyakit tiroid

hipertiroidisme lainnya karena membantu dalam penyebaran


yodium secara merata keseluruh tubuh
Demeklosikllin: untuk menghambat sintesis protein bakteri
Asetoheksamid: menurunkan gula darah dan stimulasi

pelepasan insulin dari pancreas dan meningkatkan sensitivitas


terhadap insulin pada sisi reseptor
Tolazamid: : untuk menurunkan glukosa darah
Glikurid
Propoksifen: menghambat stimulasi tempat reseptor beta,

menurunkan frekuensi jantung, menurunkan tekanan darah


Amfolarisin
Vinblastin
Kolksin
Penyakit sickle cell: merupakan penyakit yang diturunkan

melalui keluarga dimana sel-sel darah merah membentuk sabit


tidak normal atau bentuk sabit
Ganguan diet
Intake air yang berlebhan
Penurunan intake NaCl
Penurunan intake protein

Lain-lain
Multiple myeloma: kanker yang di mulai di sel plasma dalam

sumsum tulang
Amiloidosis: sebutan untuk berbagai macam kondisi dengan

adanya penumpukan protein amiloid pada organ atau jaringan


Penyakit sjogrens: sebuah kelainan otoimun dimana sel imun

menyerang dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang


memproduksi air mata dan liur
Sarkoidosis: suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan

terbentuknya granuloma pada kelenjar getah benung, paruparu, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya
Manifestasi Klinis

Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria

dan polidipsia. Jumlah cairan yang diminum maupun produksi


urin per 24 jam sangat banyak , dapat mencapai 5 10 liter
sehari. Berat jenis urin biasanya sangat rendah , berkisar antara
1001 1005 atau 50 200 mOsmol/kg berat badan.
Gejala dan Tanda Diabetes insipidus
Demam
Kelemahan Otot
Sembelit
Kekeringan kulit
Wajah Pucat
Sering Buang Air Kecil
Peningkatan Rasa Haus (Berlebihan)
Muntah (Ditemukan dalam Beberapa Kasus)
Diare (Ditemukan dalam Beberapa Kasus)

DAFTAR PUSTAKA
http://caksandi.com/penyebab-diabetes-insipidus-dangejala/#ixzz3dTlAClgx

Anda mungkin juga menyukai