Anda di halaman 1dari 7

DENYUT JANTUNG JANIN

PRATIWI
030.10.221

KETERAMPILAN KLINIK DASAR


DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI - GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2015

Denyut Jantung Janin


I. Fisiologi sirkulasi darah janin
Sirkulasi janin berbeda dengan orang dewasa, karena adanya plasenta yang menjadi
sumber nutrisi dan oksigen yang disalurkan melalui tali pusat. Vena umbilikal yang tunggal
masuk ke abdomen kearah hati, bercabang ke v. porta dan cabang besar langsung ke vena
kava inferior. Darah yang masuk ke jantung merupakan darah arteri yang masuk melalui
duktus venosus namun bercampur dengan darah dari vena kava. Dengan demikian kadar
oksigen pada vena kava inferior akan lebih rendah dari kadar di tali pusat tetapi masih lebih
tinggi dari kadar di vena kava superior.
Sebagian besar darah yang dari vena kava inferior masuk ke jantung akan menuju
foramen ovale yang terbuka ke atrium kiri, hal ini dimungkinkan karena adanya crista
dividens. Hampir tidak ada darah dari vena kava superior yang melalui foramen ovale,
melainkan akan menuju ventrikel kanan. Dengan demikian darah yang masuk ke atrium kiri
merupakan darah arteri yang akan langsung ke ventrikel kiri dan kemudian ke sirkulasi
besar, terutama memperdarahi organ penting yaitu jantung dan otak. Sementara itu darah
vena yang datang dari vena kava superior masuk ke jantung kanan, dipompa ke sirkulasi
pulmoner, sebagian akan di pirau (shunt) melalui duktus arteriosus ke aorta desenden.
Penelitian pada domba dan manusia menunjukkan bahwa model tersebut hampir
sama. Pengukuran curah jantung pada janin domba bervariasi, berkisar pada : 225 ml/kg
(Assali dkk, 1974). Curah jantung yang jauh lebih tinggi dari orang dewasa, dipengaruhi oleh
denyut jantung yang tinggi sementara tahanan perifer rendah.
Sebelum kelahiran resistensi vaskuler pulmoner yang tinggi menyebabkan tekanan
arteri yang tinggi sementara arus darah sangat sedikit. Dipihak lain resistensi pada duktus
arteriosus dan sirkulasi umbiliko-plasenta adalah rendah, hal ini mengakibatkan keseluruhan
sirkulasi janin. Dengan demikian dibuktikan pada domba separuh dari curah kedua ventrikel
akan menuju plasenta. Distribusi curah jantung tersebut ialah : 40% ke plasenta, 35% ke
karkas, otak 5%, gastrointestinal 5%, paru 4%, ginjal 2%, limpa 2%, dan hati 2% (Rodolph
dan Heymann, 1968). Darah balik ke plasenta akan melalui 2 arteri hipogastrika yang
bersambung ke arteri umbilikal.

Setelah lahir pembuluh tali pusat, duktus arteriousus, foramen ovale, dan duktus
venosus secara alamiah akan menciut, dengan demikian hemodinamika sirkulasi janin
mengalami perubahan besar. Pemutusan tali pusat dan pengembangan paru, mengakibatkan
perubahan sirkulasi pada domba (Assali, dkk 1968 ; Assali 1974). Tekanan arteri sistemik
mula-mula akan menurun akibat perubahan arus darah pada duktus arteriosus, namun akan
meningkat kembali bahkan lebih tinggi dari awal. Kesimpulannya ialah beberapa faktor
berpengaruh: arus pada duktus arteriosus, perbedaan tekanan arteri pulmoner dan aorta, dan
terutama tekanan oksigen yang melalui duktus arteriosus. Hal ini dibuktikan dengan
percobaan pada domba, tekanan oksigen akan merubah arus darah pada duktus. Bila tekanan
oksigen lebih dari 55 mmHg, arus akan berkurang; sebaliknya ventilasi dengan nitrogen akan
mengembalikan arus darah. Duktus akan menutup secara fungsional pada 10-96 jam setelah
lahir dan secara anatomik pada minggu ke 2-3 (Clymann dan Heymann, 1981). Perubahan
arus darah pada duktus berkaitan dengan kadar oksigen ternyata dipengaruhi oleh kerja
prostaglandin E2. Zat ini membuat duktus berdilatasi dan menjaga agar tetap demikian
selama in utero. Bukti didapat yaitu bila diberi penghambat (inhibitor) synthase maka
mungkin terjadi penutupan yang prematur, dan hal ini dapat digunakan sebagai terapi pada
postnatal guna menutup patent ductus arteriosus, PDA (Brash dkk, 1981).
Distal dari arteri hipogastrika mulai kandung kemih sampai tali pusat, akan
mengalami atrofi pada 3-4 hari postnatal, dan menjadi ligamenetum umbilikal; sedangkan
vena umbilikal menjadi ligamentum teres. Demikian pula duktus venosus menjadi
ligamentum venosus.

II. Pemeriksaan Denyut Jantung Janin.


Pemeriksaan DJJ dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Suara denyut jantung janin
berasal dari katup jantung janin. Detak jantung janin normal permenit yaitu : 120-60x / menit.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru
dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.

A. Jenis Pemeriksaan DJJ

Stetoskop Laennec
Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung janin

secara manual oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22 minggu. Dengan
menggunakan stetoskop monoral/ stetoskop obstetrik atau juga stetoskop Laennec, maka kita
dapat mendengrakan denyut jantung janin. Dari janin bisa terdengar denyut jantung janin
yang mulai bisa di dengar pada kehamilan usia 4 bulan, terdengar juga bising tali pusat dan
gerakan serta tendangan janin. Dari ibu dapat juga terdengar bising rahim, aorta dan
peristaltik usus.
Cara pemeriksaan menggunakan leanec:
a. Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang
b. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi punggung janin
c. Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin
d. Hitung total detak jantung janin
e. Catat hasil dan beritahu hasil pada klien
Cara menghitung denyut jantung janin : misalnya denyut jantung janin 136 kali/menit, maka
cara perhitungannya dihitung 3 kali setiap 5 detik secara berurutan, dengan cara ini dapat
diketahui teratur atau tidaknya denyut jantung janin. Hitung selama 5 detik selang 5 detik
hitung lagi 5 detik selang 5 detik lalu hitung lagi 5 detik. Hasilnya teratur pada hitungan
pertama dan ketiga, misalnya hitungannya 11 kali dalam 5 detik pertama, lau 12 kali dalam 5
detik selanjutnya dan 11 kali dalam 5 detik berikutnya lagi, maka denyut jantung pada 5 detik
pertama sama dengan 5 detik ketiga. Dimasukkan ke dalam runus :
DJJ : 4 x (11+12+11) = 136 kali/menit.

USG (Ultra sonografi)


USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang

ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz 2000 kHz)
yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.

Doppler
Fetal Doppler adalah alat dalam biomedik yang sering digunakan untuk mendeteksi

detak jantung janin pada ibu hamil. Fetal Doppler menggunakan sensor Ultrasound dengan
frekuensi 2 MHz untuk mendeteksi detak jantung janin berdasarkan prinsip doppler, yaitu
memanfaatkan prinsip pemantulan gelombang yang dipancarkan oleh sensor ultrasound.

B. Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ


1. Dari adanya denyut jantung janin:
a. Tanda pasti kehamilan
b. Anak hidup
2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar
a. Presentasi janin
b. Posisi janin (kedudukan punggung)
c. Sikap janin
d. Adanya janin kembar
3. Dari sifat denyut jantung janin
a. Keadaan janin

C. Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin


1. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara initerdengar seperti
siulan nyaring yang singkron dengan denyutjuantung janin. Suara ini tidak konstan, kadangkadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaandi lain
tidak terdengar
2. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu. Bunyi ini
biasanya paling jelas terdengar saatauskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh
pasasedarah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dandijumpai tidak saja pada
kehamilan tetapi juga pada setiap keadaanyang menyebabkan aliran darah ke uterus
meningkat, hinggapengaliran darah menjadi luas.
3. Suara Akibat Gerakan Janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar
4. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan melalui usus
ibu.

D. Frekuensi Denyut jantung


1. Bradikardi.
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110denyut/menit. Keadaan ini
dianggap sebagai tanda akhir hipoksiajanin.
Penyebabnya:
- Hipoksia janin tahap lanjut
- Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural,
spinal, kaudal, dan pudendal)
- Hipotensi pada ibu
- Kompresi tali pusat yang lama
- Blok jantung congenital pada janin
2. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160denyut/menit.Keadaan ini
dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya:
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
- Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
- Amnionitis
- Hipertiroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritma jantung pada janin
3. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagaiketidakteraturan irama jantung
normal. Variabilitas denyut demidenyut normal dianggap antara 6 dan 25
denyut/menit.
- Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyutdengan
-

denyut berikutnya.
Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik aqtau
gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai limasiklus
permenit.

Penyebab variabilitas meningkat:


-

Hipoksia ringan dini


Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitasjanin, dan
aktivitas ibu.

Penyebab variabilitas menurun:


-

Hipertiroid pada ibu


Anemia pada janin
Gagal jantung pada janin
Aritma jantung pada janin

E. Frekuensi denyut periodik


1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilainormal. Akselerasi
denyut jantung janin yang timbul saat gerakanjanin terjadi merupakan indikasi janin
sehat.
Penyebab:
- Gerakan janin spontan
- Pemeriksaan dalam
- Presentasi sungsang
- Tekanan fundus
- Kontraksi rahim
- Palpasi perut
2. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilainormal. Disebabkan
oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak
menyenangkan
Tiga tipe deselerasi:
- Deselerasi dini
yaitu penurunan sementara denyut jantung janin dibawah nilai normal sejalan
kontraksi rahimPenyebab: kompresi kepala sebagai akibat kontraksi
-

rahim,pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alat pemantau internal


Deselerasi lambat
yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal fase
kontraksi.Penyebab: Insufisiensi uteruplasenta disebabkan olehhiperaktivitas
atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin pada ibu, anestesi spinal atau

epidural, plasenta previa, solusio.


Deselarasi Variable
yaitu terjadi karena penekanan tali pusat pada masa hamil atau kala1.

Anda mungkin juga menyukai