Pusat laba atau investasi sering menawarkan produk atau jasa untuk pusat laba lain
dalam perusahaan yang sama, sehingga mekanisme penentuan harga transfer
perlu dilakukan. Harga transfer scara langsung berhubungan dengan pendapatan
dari penjualan (penawaran) pusat laba, biaya dari pembelian (penerimaan) pusat
laba dan konsekuensinya pada kedua entitas laba.
Tujuan Harga Transfer
Harga transfer memiliki beberapa tujuan organisasi yang sering kali bertentangan.
Salah satu tujuannya adalah menyediakan sinyal ekonomi yang tepat, sehingga
mampu mempengaruhi manajer untuk membuat keputusan yang baik.
Kedua, harga transfer dan ururtan pengukuran laba seharusnya memberikan
informasi yang bermnanfaat untuk mengevaluasi kinerja baik untuk pusat laba
maupun manajer mereka. Harga transfer secara langsung berhubungan dengan
laba, baik dari penjualan maupun pembelian entitas.
Ketiga, harga transfer dapat ditentukan secara sengaja dengan memindahkan laba
antara lokasi perusahaan. Beberapa faktor dapat memotivasi manajer untuk
menggunakan harga transfer dengan cara ini. Manajer dapat menentukan harga
transfer untuk memperoleh laba yang relatif rendah untuk memaksimalkan laba
keseluruhan setelah pajak.
Keterbatasan pengiriman kembali keuntungan juga memberikan motivasi bagi
perusahaan untuk menggunakan harga transfer untuk memindahkan laba antara
entitas melintasi negara. Oleh karena berbagai alasan termasuk keseimbangan
masalah pembayaran dan kelangkaan dari cadangan mata uang asing, beberapa
pemerintah melarang pengiriman kembali laba. Bentuk tidak langsung dari
pembatasan termasuk distorsi nilai tukar atau tingginya tingkat pajak.
Perusahaan juga terkadang menentukan harga transfer untuk mengubah laba
antara yang dimiliki sepenuhnya oleh anak perusahaan dan entitas ketika laba
dibagikan dengan partner modal bersama. Harga transfer untuk alasan ini secara
ketat masuk dan ditetapkan secar rinci dalam kontrak modal bersama untuk
menghindari kemungkinan pengambilalihan.
Hal yang biasa diinginkan pada mekanisme harga transfer adalah agar dapat
beroperasi secara otomatis antar entitas tanpa banyak intervensi dari manajemen
perusahaan yang memberikan kerumitan lain dan dapat merusak manfaat dari
desentralisasi. Hal itu mengurangi otonomi pusat laba dan menyebabkan
pengambilan keputusan menjadi kompleks dan tertunda, yang pada akhirnya juga
menaikkan biaya organisasi. Alasan-alasan tersebut membuat perusahaan berusaha
untuk menentukan kebijakan harga transfer yang bekerja tanpa menghasilkan
banyak pengecualian dan perselisihan.