Keterangan :
0
: Tidak nyeri
1-3
: Nyeri ringan
secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6
: Nyeri sedang
Secara
obyektif
klien
mendesis,
menyeringai,
dapat
: Nyeri berat
Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10
c. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan
pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan
ada yang membentur kepalanya, nyeri abdominal dikatakan seperti teriris
pisau
d. Pola nyeri meliputi: waktu awitan, durasi/lamanya nyeri dan kekambuhan atau
interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa
lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang dan kapan nyeri terakhir kali
muncul.
e. Faktor Presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicumunculnya nyeri. Sebagai contoh:
aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, faktor
lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stresor fisik dan
emosional juga dapat memicu munculnya nyeri.
f. Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi: mual, muntah, pusing dan diare. Gejala tersebut bisa
disebabkan oleh awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
g. Pengaruh aktifitas sehari-hari
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas harian klien akan
akan membantu perawat memahami persepsi klien tentang nyeri. Beberapa aspek
kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan, konsentrasi,
pekerjaan, hubungan interpesonal, hubungan pernikahan, aktivitas di rumah,
aktivitas waktu seggang serta status emosional.
h. Sumber koping
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri.
Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau
pengaruh agama/budaya.
Gejala ini meliputi: mual, muntah, pusing dan diare. Gejala tersebut bisa
disebabkan oleh awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
i. Respon afektif
Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, tergantung pada situasi, derajat
dandurasi nyeri, interpretasi tentang nyeri dan banyak faktor lainnya. Perawat
perlu mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi atau perasaan gagal
pada diri klien.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG AKAN MUNCUL
1. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik, biologis, kimia, dan psikologis.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
4. Gangguan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis.
5. Defisit self care b.d kelemahan dan kelelahan, nyeri
J. INTERVENSI
Tujuan: Setelah dilakukan selama 1x24 jam tindakan diharapkan nyeri berkurang.
Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tenang
-Tanda-tanda vital (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, R: 16-20 x/menit).
- Klien dapat istirahat dan tidur normal sesuai dengan usianya.
Intervensi :
Pantau karakteristik nyeri, catatan laporan verbal, petunjuk nonverbal dan respon
hemodinamik
Ambil gambar lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi dan intensitas
distraksi
Periksa tanda-tanda vital sebelum atau sesudah penggunaan obat narkotik
Berikan obat analgesic sesuai indikasi
Rasional :
Variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan
pengkajian
Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu