TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Regio Poplitea
Sendi lutut tersusun oleh berbagai tipe jaringan meliputi ligament, tendon,
kartilago dan tulang. Bagian posterior dari sendi lutut terdapat fossa popliteal. Pada
area anatomis sering berkaitan dengan banyak kondisi klinis sehingga perlu untuk
melihat batas dan isinya. Fossa popliteal merupakan daerah berbentuk diamond yang
dibatasi oleh otot-otot di kompartemen posterior antara betis dan paha. Keempat batas
ini terdiri atas batas superiomedial adalah muskulus semimembranosus; batas
superiolateral adalah muskulus biceps femoris; batas inferiomedial adalah medial
head muskulus gastrocnemius; batas inferiolateral adalah Lateral head muskulus
gastrocnemius dan plantaris. Fossa popliteal juga memiliki dasar dan atap. Dasar
popliteal dibentuk oleh permukaan posterior kapsul sendi lutut, dan permukaan
posterior femur. Atapnya terbuat dari dua lapisan yaitu fasia popliteal dan kulit. Fasia
popliteal bersambung dengan fasia lata betis. Fossa popliteal berisi arteria dan vena
tibialis, nervus tibialis, nervus fibularis.7,8,9,10
bagian superior tibia dan ligamentum patella; subkutan infrapatellar bursa antara
ligament patella dan kulit; bursa pretibial antara tuberositas tibialis dan kulit. Bursa
lutut bagian lateral terdiri atas bursa gastrocnemius lateralis (subtendinous) antara
lateral head gastrocnemius dna kapsul sendi; bursa fibula antara ligament kolateral
lateral (fibula) dan tendon bisep femoris; bursa fibulopopliteal antara ligamentum
collateral fibula dan tendon popliteus; resesus subpopliteal antara tendon popliteus
dan kondilus lateral femur.10,11,12,13
Dibagian medial, susunan bursa kompleks. Bursa antara medial head
gastrocnemius dna tendon semimembranosus (bursa semimembranosus) dan biasanya
berhubungan dengan sendi. Bursa diantara tendon semimebranosus dan kondilus
tibialis media dimana bursa ini dapat berhubungan dengan medial head
gastrocnemius. Di region ini juga terdapat bursa antara ligament kolateral medial
(tibialis) dan tendon Sartorius, gracilis, dan semitendinosus/ bursa pes anserine. Bursa
yang bervariasi dalam jumlah dan posisi terletak lebih dalam dari medial head
gastrocnemius diantara kapsula, femur, meniscus medial, tibia atau tendon semi
membranosus. Kadang terdapat bursa di antara tendon semimembranosus dan
semitendinosus.10,11,12,13
Gambar 2 . Anatomi Lutut Regio Posterior dan Medial
B.
Definisi Bakers Cyst
Pada tahun 1840, Adam
pertama kali mendeskripsikan
tentang kista popliteal. Dr.
William Baker pada tahun
1877
mendiskripsikan
pembengkakkan
di
fosa
temuan
ini
akibat
sekunder dari keluarnya cairan dari sendi lutut. Sejak saat itu namanya secara eponym
digunakan untuk kista popliteal. Bakers cyst didefinisikan sebagai distensi abnormal
berisi cairan dari bursa gastrocnemius-semimembranosus. Kista ini biasanya meluas
ke posterior diantara tendon medial head muskulus gastrocnemius dan muskulus semi
12
membranosus melalui suatu saluran hubungan dengan sendi lutut. Kista paling sering
terdapat di aspek posteromedial lutut. 1,2,5,14,15,16
13
rheumatoid arthritis, dimana penelitian menunjukkan 61% terdapat kista dan terdapat
hubungan dengan efusi sendi.4,5,6,17,18
D. Klasifikasi
Bakers cyst dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu primer atau
idiopatik dan sekunder. Bakers cyst primer jika distensi bursa semimembranosus
dengan sendi lutut tidak terkait dengan penyakit sendi lain dan tidak terdapat
hubungan antara bursa semimembranosus-gastrocnemius dan rongga sendi lutut.
Bakers cyst sekunder jika terkait dengan penyakit sendi lain dan terdapat hubungan
yang terbuka antara bursa semimembranosus-gastrocnemius dan rongga sendi lutut,
sebagian besar Bakers cyst adalah kista sekunder dan terkait dengan penyakit
degenerative sendi lutut. Kista primer jarang terjadi dan terutama terjadi pada anakanak.7
E. Patofisiologi
Patogenesis timbulnya Bakers cyst pada orang dewasa berkaitan dengan
adanya
saluran
hubungan
antara
sendi
lutut
dan
bursa
gastrocnemio-
terletak
diantara
tendon
gastrocnemius
dan
muskulur
Bakers cyst biasanya bukan merupakan kelainan tersendiri, kista ini umumnya
terkait dengan kelainan intra-artikular. Kelainan intraartikuler menyebabkan adanya
efusi sendi yang meningkatkan tekanan dalam ruang sendi. Effuse sendi dan fibrin
dipompa dari sendi lutut ke kista, fibrin berfungsi sebagai katup satu arah yang
memblokir kembalinya efusi ke dalam sendi lutut. Efusi yang terjebak dengan
viskositas normal di dalam kista diserap melalui membrane semipermeable,
meninggalkan konsentrat fibrin. Hal ini menjelaskan sulitnya aspirasi isi kista yang
kental dan lengket tersebut.2,3,4,6,19
Bakers cyst pada anak-anak bisa idiopatik, berkaitan dengan juvenile
rheumatoid arthritis atau hemophilia. Baker cyst pada juvenile rheumatoid arthritis
berkaitan dengan efusi sendi lutut. Masih terjadi kontroversi tentang apakah Bakers
cyst pada anak-anak berhubungan dengan kapsula sendi. Beberapa peneliti meyakini
bahwa kista terjadi karena iritasi bursal primer daripada perluasan abnormalitas
sendi.2,3,4,6
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari Bakers cyst bervariasi. Pada anak-anak, kista ini paling
sering merupakan temuan incidental pada pemeriksaan fisik karena tidak bergejala.
Tetapi dapat juga menimbulkan rasa tidak nyaman, gerakan terbatas dan teraba massa
di region popliteal yang nyeri. Presentasi klinis pada pasien dewasa dapat berupa
nyeri samar-samar lutut posterior, pembengkakan atau massa local, dan terasa tegang
di daerah popliteal. Gejala dan temuan fisik lainnya seirng berkaitan dengan kelainan
yang terkait dengan kista, seperti meniscus tear atau arthritis. Pembesaran progresif
dari Bakers cyst dapat menyebabkan gangguan pada fleksi dan ekstensi penuh lutut,
pseudotromboflebitis akibat kebocoran atau rupture dari kista dan deep vein
thrombosis akibat kompresi langsung pada arteri dan vena popliteal.2,5,18
G. Pemeriksaan Radiologi
a. Ultrasonografi (USG)
USG adalah alat pencitraan non-invasif, mudah tersedia, akurat dan hemat biaya
untuk mendiagnosis patologi jaringan lunak di region lutut termasuk Bakers cyst.
USG memungkinkan penilaian jenis lesi, ukuran kista, hubungannya dengan otot
yang berdekatan, tendon, pembuluh darah dan adanya septasi intrakistik.
Kelemahan USG adalah kurang sensitive terhadap lesi intra-artikular sehingga
15
16
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Bakers cyst didefinisikan sebagai distensi abnormal berisi cairan dari bursa
gastrocnemius-semimembranosus. Kista ini biasanya meluas ke posterior diantara tendon medial
head muskulus gastrocnemius dan muskulus semi membranosus melalui suatu saluran hubungan
dengan sendi lutut. Kista paling sering terdapat di aspek posteromedial lutut.
Bakers cysts merupakan kejadian yang biasanya terjadi pad aorang dewasa dan jarang
pada anak-anak. Pada anak-anak pembentukan Bakers cyst primer terdapat pada 95% kasus.
Bentuk idiopatik mempengaruhi anak-anak antara usia 2 sampai 14 tahun, dua kali lebih sering
pada laki-laki. Biasanya tanpa gejala, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan
keterbatasan gerakan. Pada penelitian yang lain. Bakers cyst sering pada juvenile rheumatoid
arthritis, dimana penelitian menunjukkan 61% terdapat kista dan terdapat hubungan dengan efusi
sendi.
18
Untuk mendiagnosis Bakers Cyst selain dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan
anamnesa dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG dan MRI adalah gold
standartnya. Diagnosis banding untuk Bakers cyst adalah Ganglion cyst. Ganglion cyst adalah
massa kistik jinak berisi bahan koloid yang dibatasi oleh jaringan ikat padat tanpa lapisan
sinocial disekitar sendi atau tendon sheats.
Ada banyak pilihan terapi untuk Bakers cyst, yang ditentukan oleh penyebab yang
mendasari dan kondisi terkait. Kadang-kadang tanpa pengobatan atau tindakan suportif
sederhana menghasilkan resolusi spontan kista atau pengurangan gejala yang terkait. Jika tidak,
teknik invasive minimal dan bedah merupakan alternative terapi. Aspirasi dipandu USG dengan
injeksi kortikosteroid adalah prosedur dengan risiko relative rendah dan cukup berhasil untuk
pengobatan osteoarthritis lutut dengan Bakers cyst. Pembedahan dapat dilakukan untuk kasus
tertentu yaitu ukuran kista yang membesar, dan mengganggu aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ward
EE,
Jacobson
JA,
Fessell
DP,
Hayes
CW,
Holsbeeck
MV.
Roentgenol. 2001;176:373-80.
2. Tsang JPK, Yuen MK. Sonography of Bakers Cyst (Popliteal Cyst): the Typical
and Atypical Features. Hong Kong J Radiol. 2011;14:200-6
3. Herman AM, Marzo JM. Popliteal Cysts: A Current Review. Orthopedics. 2014;
37(8): e678-84
4. Alessi S, Depaoli R, Canepari M, Bartolucci F,
19
7. Chen CK, Lew HL, Liao RIH. Ultrasound-Guided Diagnosis and Aspiration of Bakers
Cyst. M. J. Phys. Rehabil. 2012; 91 (11): 1002-04.
8. Jones O. The Popliteal Fossa. Available from.2014.
19;
Cit at 2014
2014 Marc
fossa/
9. ONeill JMD. Musculoskeletal
2008.
10. Sathidevi
{ Last modified
Ultrasound:
Anatomy
and
Technique. Springer.
VK, Rahul UR, Arun KA. Popliteal cyst-a case report. National Journal
Desprechins B,
System. Germany.
Moore C. Et al.
Mutnal S,
Wilson SR,
J. Charboneau JW,
21