Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kekeringan Parah, 36
Juta Warga Afrika
Hadapi Kelaparan
Laporan: Amelia Fitriani
RMOL. PBB memperingatkan bahwa saat ini
ada lebih dari 36 juta orang mengalami
kelaparan di kawasan Afrika bagian selatan dan
timur. Dua kawasan tersebut utamanya telah
bergulat dengan kekeringan terburuk dalam
beberapa dekade terakhir. Kekeringan
disebabkan peningkatan suhu udara yang juga
berimbas pada munculnya fenomena El Nio
terkuat yang pernah tercatat. Menurut para ilmuan cuaca, penyebab langsung kekeringan telah
melumpuhkan negara-negara di kawasan tersebut, dari Ethiopia hingga Zimbabwe. Hal itu
menimbulkan kekhawatiran bahwa akan ada dampak jangka panjang dari perubahan iklim yang
dapat merusak kemampuan suatu daerah untuk bertahan dalam cuaca ekstrim. Sehingga, rentan
meninggalkan sejumlah orang yang kelaparan dan meningkatnya wabah penyakit. Negara di
Afrika yang mengalami masalah kelaparan terburuk, menurut Unicef adalah Ethiopia.
Kekeringan berimbas kelaparan meninggalkan lebih dari 2 juta anak menderita gizi buruk dan
lebih dari 10 juta orang tengah membutuhkan bantuan pangan. "Ethiopia telah terkena pukulan
ganda, baik dari perubahan ke musim hujan yang telah dikaitkan dengan perubahan iklim jangka
panjang dan sekarang dari El Nio, yang telah berpotensi menyebabkan negara itu mengalami
salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dekade," kata perwakilan Unicef untuk Ethiopia
Gillian Mellsop seperti dimuat The Guardian (Kamis, 17/3). Bukan hanya Ethiopia, negara
tetangganya di Afrika seperti Somalia, Sudan dan Kenya juga menewaskan lebih dari 20 juta
orang selama beberapa tahun terakhir. "Pola khas yang diperkirakan dari El Nio adalah
kekeringan di Afrika Selatan dan juga Afrika timur," kata ilmuan dari Pusat Nasional untuk
Atmospheric Science Linda Hirons. [mel]
http://m.rmol.co/read/2016/03/17/239830/Kekeringan-Parah,-36-Juta-Warga-Afrika-Hadapi-Kelaparan-
Tanah Longsor di
Afghanistan, Ratusan
Orang Tewas
Seribu rumah rusak dan sekitar 300 di
antaranya langsung terkubur
Sabtu, 3 Mei 2014 | 07:56 WIB
Oleh : Ita Lismawati F. Malau
Longsor Afghanistan, Jumat 2 Mei 2014 (Reuters)
Sedikitnya 350 orang tewas dalam bencana tanah longsor di Provinsi Badakhsan, timur laut
Afghanistan. Ratusan rumah tertimbun lumpur dan batu ketika satu bagian pegunungan longsor
akibat hujan lebat, Jumat 2 Mei 2014 waktu setempat.
Tim SAR masih berusaha mencari korban yang masih dinyatakan hilang. Namun, upaya
evakuasi ini terhambat hujan lebat yang masih terus turun. Selain itu, kata wartawan BBC di
Badakhsan, Qurbon Ali Hamzi, petugas SAR khawatir ada tanah longsor lanjutan.
Hambatan tidak hanya itu saja. Peralatan tim SAR pun terbatas. "Jumlah yang meninggal sudah
meningkat mencapai 350 jiwa dan diperkirakan terjadi pengungsian secara besar-besar,"
demikian pernyataan misi PBB di Afghanistan.
Perwakilan PBB yang mengurusi bantuan kemanusiaan, OCHA, ikut berkoordinasi dengan
otoritas setempat dalam menyelamatkan korban yang masih terperangkap di bawah longsoran.
Perkiraan awal menyebutkan 1.000 rumah rusak dan sekitar 300 di antaranya langsung tertimbun
oleh tanah longsor. Jumlah korban bencana ini besar karena Jumat merupakan hari libur di
Afghanistan sehingga banyak orang yang masih berada di dalam rumah ketika bagian
pegunungan longsor pada siang hari waktu setempat.
Provinsi Badakhshan berada di dekat perbatasan Tajikistan, Tiongkok, dan Pakistan. Daerah ini
memiliki banyak pegunungan.
Sementara itu wartawan BBC di Ibu Kota Kabul, David Loyn, mengatakan hujan lebat melanda
sejumlah kawasan di bagian timur dan utara Afghanistan selama beberapa hari belakangan.
Sejauh ini, sekitar 150 orang juga tewas akibat banjir. (ren)
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/501465-tanah-longsor-di-afghanistan-ratusan-orang-tewas