Anda di halaman 1dari 2

Teori Dramaturgi Erving Goffman

Dramaturgi adalah teori yang di cetuskan oleh Erving Goffman pada


tahun 1959 dalam karyanya yang berjudul Presentation of Self in
Everyday Life.Teori ini muncul sebagai reaksi atas konflik social
maupun rasial di masyarakat.(Wikipedia.org/wiki/Dramaturgi)
Menurut Erving Goffman, kehidupan sosial digambarkan seperti
panggung sandiwara. Seorang individu menampilkan suatu
pertunjukan kepada orang lain dan kesan yang dihasilkan adalah
berbeda-beda. Jadi, ketika orang sedang memainkan peran sebagai
orang lain dalam pentas drama belum tentu kehidupan nyata yang
Ia alami sama dengan cerita yang dibuat dalam pementasan drama
tersebut. Karena yang mengetahui sifat dan kehidupan seseorang
adalah diri sendiri.
Menurut Erving Goffman, Dramaturgi di bagi lagi menjadi dua
bagian selayaknya panggung ada front stage dan back stage
nya.Yang pertama adalah panggung depan (front stage) yang
dimana dimaksudkan seseorang memainkan peran bukan aslinya di
hadapan seseorang.
Panggung depan (front stage) lalu di bagi lagi menjadi dua yaitu
front pribadi dan settingan front pribadi. Front pribadi disini
mencakup perilaku verbal dan bahasa tubuh seseorang seperti
contohnya seorang mahasiswa berbicara sopan dan lembut kepada
dosen padahal sebenarnya pelaku lebih suka berbicara keras
ataupun kasar,jadi pelaku pintar menempatkan dan
mengekspresikan dirinya dimana dan siapa lawan
bicaranya.Sedangkan setting front pribadi itu lebih seperti alat yang
di bawa atau di gunakan oleh pelaku pada pementasan tersebut.
Yang kedua adalah panggung belakang (back stage) Maksudnya
yaitu yang dapat mengetahui kehidupan sosial sesungguhnya
adalah dirinya sendiri bukan orang lain.(
http://arumpusparini.blogspot.co.id/2014/09/teori-dramaturgierving-goffman.html)
(Lanjutan nissa)
Dalam teori Dramaturgi manusia adalah aktor yang berusaha
menyatukan salah satu karakteristik personal dengan tujuan kepada
orang lain. Teori ini lebih spesifiknya melihat manusia sebagai
individu dan masyarakat. Dalam teori ini menjelaskan bahwa
manusia memiliki kemampuan berpikir, bisa mengubah makna dan
symbol juga dapat melakukan tindakan dengan cara berinteraksi,
dengan demikian manusia sangatlah berbeda dengan binatang
karena hal hal tersebut. Manusia juga dapat mempelajari sesuatu
dengan cermat menggunakan kemampuan berpikir yang ia miliki.
Fokus dari pendekatan dramaturgi adalah bukan apa yang dilakukan
tetapi bagaimana cara orang orang melakukannya dan
mempraktekannya karena menurut Bruke perilaku manusia harus

berdasarkan tindakkan dan juga tindakan sebagai konsep dasar


dalam drama. Dalam hal ini gambaran dari peran seseorang yang
berinteraksi dan berhubungan dalam kenyataan sosial melalui jalan
cerita yang telah dibuat oleh orang yang menentukan jalan cerita
pementasan drama tersebut atau di dalam film.
Contoh implementasi yang dapat diambil dari teori dramaturgi
adalah misalnya seorang murid yang menjalankan perannya
sebagai siswa disekolah yang memiliki tugas untuk menempuh
pendidikan dan belajar dan juga mengikuti pelajaran dengan baik
dan tak lupa juga untuk mengikuti tata tertib aturan yang ada di
dalam sekolah. Disini murid melaksanakan tugas nya disekolah
sesuai perannya sebagai murid untuk belajar dengan sungguh
sungguh dan murid pun harus siap mendapatkan hukuman jika tidak
taat pada aturan yang ada. Namun jika jam sekolah telah usai,
murid pun kembali ke rumah dan menjalankan perannya sebagai
anggota keluarga (anak) dan melakukan hal hal kebiasaannya
dirumah yang sudah menjadi tradisi seperti membantu orang tua
membereskan rumah atau bermain game atau menjalankan hobby
nya.

Anda mungkin juga menyukai