Anda di halaman 1dari 4

Persyaratan Izin Klinik Utama

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Foto copy KTP direktur


Foto copy akta pendirian perusahaan dan perubahannya dan SK pengesahan
Foto copy Nomor Pokok Wjaib Pajak ( NPWP)
Foto copy Bukti Kepemilikan Tempat / Surat Perjanjian Sewa
Foto copy IMB (ijin mendirikan bangunan sesuai dengan peruntukannya
Foto copy IPB (Ijin Peruntukan Bangunan) sesuai dengan peruntukannya
Foto copy Ijin Undang-undang Gangguan / HO
Foto copy Proposal Klinik
Daftar Personalia, Denah Lokasi, Denah / Lay out Klinik, data kelengkapa alat
medis dan non medis, daftar obat yang tersedia, daftar tarif dan jenis pelayanan
10. Foto copy SIP Dokter Spesialis, Apoteker, Perawat
11. Foto copy Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan (estetika, gawat darurat dll) untuk
dokter, apoteker, perawat
12. Foto copy Ijin Edar Alat Kesehatan yang digunakan
13. Foto copy Surat kerjasama (MOU) dengan fasilitas kesehatan lainnya
(Laboratorium, Apotik, Distributor Obat Estetika yang dilengkapi dengan nomor
registrasi Obat dari Badan POM
14. Surat kerjasama dengan rumah sakit stempat (asli)
15. SOP (Standar Operasional Prosedur) pelayanan klinik
16. Pas foto dokter spesialis (penanggungjawab) ukuran 4x6 berwarna sebanyak 3
lembar
17. Foto copy izin lama jika perpanjangan
18. Tenaga klinik : Dokter, Apoteker/Asisten Apoteker, Perawat

Bangunan Klinik:
1. ruang pendaftaran dan ruang tunggu
minimal 6m2, terdiri dari ruang tunggu, arsip, bidang medis
2. Ruang konsultasi (poli umum, poli gigi, dan poli kebidanan)
- poli umum (meja konsultasi, tempat tidur pemeriksaan, kulkas vaksin/obat2,
lemari obat, wastafel)
- poli gigi (meja konsultasi, lemari obat dan alat-alat, di tengah dental set
(kursi pemeriksaan dr,gigi), wastafel
- poli kebidanan (USG, tempat tidur pemeriksaan, lemari obat, meja
konsultasi, wastafel)
3. Ruang administrasi
Untuk ruang administrasi diperhitungkan 7-12 m setiap tenaga kerja. Ruang
administrasi terkait dengan pendaftaran yang berupa data pasien dengan
sistem pembiayaan penanganan kesehatan harus memenuhi kriteria, antara lain
Mudah dicapai dari ruang publik
Terpisah dari kegiatan medis dan bersih
Sebisa mungkin menggunakan penghawaan dan pencahayaan alami
4. Ruang IGD, terdiri dari
- Ruang tindakan. bisa tertutup, atau bergabung dengan IGD nanti ditutup
dengan tirai
- Ruang pemeriksaan
- Meja konsultasi
o
o
o

5. Ruang persalinan (VK)


2 tempat tidur untuk persalinan, lemari obat
6. Ruang bayi
Menyediakan box bayi, dan mencakup fungsi untuk menimbang bayi, tempat
jasa pelayanan anak. Standar bangunan kesehatan, bebas kuman, dekat dengan
pintu masuk
7. Kamar mandi/WC
kamar mandi memiliki luasan yang cukup sehingga terasa nyaman
8. 6 ruang rawat inap

Lebar tempat tidur 90-95 cm


Jarak antara tempat tidur 90 cm
Jarak antara tempat tidur dan dinding 80 cm
Jarak tempat tidur dengan dinding berjendela 130 cm
Ruang kosong untuk ruang gerak tempat tidur 125 cm
Lebar ruangan cukup longgar tidak boleh lebih kecil dari 3,75 cm

9. Ruang farmasi
Ada apotek yang melayani kebutuhan umum, berhubungan dengan unit rawat
jalan, perawatan, dan ruang bersalin. Lemari apotek, tempat penyimpanan obat
dan barang habis pakai

10. ruang laboratorium


4x4
11. Ruang dapur
dapur sebaiknya di tengah, sehingga dapat terjangkau oleh semua ruang perawatan
12. Ruang cuci baju/seprei.
13. Gudang.
Tempat penyimpanan obat, medis dan nonmedis
14. Ruang meeting/Ruang kepala Klinik

Prasarana klinik meliputi :


- Instalasi air
- Instalasi listrik
- Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
- Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap
- Sistem gas medis
- Sarana tata udara
- Sistem pencahayaan

Elemen penting bangunan:


Elemen Penting Bangunan
Terdapat elemen penting yang harus diperhatikan dalam bangunan, yaitu koridor,
pintu dan tangga (Neufert, Ernst. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2, 2002).
1. Koridor
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,5 m, yang harus disesuaikan dengan
lalu lintas yang ada. Untuk lorong yang sekaligus dapat menjadi tempat pasien
yang terbaring, lebar minimal 2,25 m dengan tinggi langit-langit sampai 2,4
m. Jendela untuk penerangan dan ventilasi udara antara satu sama lain
sebaiknya tidak melebihi 25 m. Lebar lorong tersebut tidak boleh dipersempit
dengan penyangga-penyangga gedung atau bagian bangunan lain.
2. Pintu
Pada konstruksi pintu harus diperhatikan faktor-faktor higienis. Bagian
permukaan pintu harus dari bahan yang steril. Pintu-pintu juga harus diberikan
bahan peredam

3. Tangga
Tangga harus dibuat sedemikian rupa untuk keamanan, jika perlu dapat
menampung beban yang kuat. Tangga yang dibangun harus tidak
mengeluarkan suara dan bau. Harus diperhatikan juga peraturan bangunan dan
keamanan. Tangga harus mempunyai pegangan untuk kedua tangan dari awal
sampai akhir tangga yang tidak terputus. Lebar tangga dan bagian datar antara
dua anak tangga dari tangga darurat sebaiknya 1,5 m dan tidak melebihi 2,5 m.
Lebar bagian datar antara dua anak tangga tidak mempersempit daun pintu.
Tinggi tingkatan sebaiknya 17 cm, lebar anak tangga yang datar 28 cm. Lebih
baik bila perbandingan 15/30 cm (tinggi/tapakan).

Anda mungkin juga menyukai