Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab 1 ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian.
a.
Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya
kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapkan
senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan
fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu
pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Depkes RI, 2002).
Sumber daya manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian
pelayanan kesehatan pasien adalah dokter,perawat,bidan serta tenaga
penunjang lainnya. Dalam menjalankan tugas dan profesinya perawat rentan
terhadap stress. Setiap hari, dalam melaksanakan pengabdiannya seorang
perawat tidak hanya berhubungan dengan pasien, tetapi juga dengan keluarga
pasien, teman pasien, rekan kerja sesama perawat, berhubungan dengan
dokter dan peraturan yang ada di tempat kerja serta beban kerja yang
terkadang dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya
(Almasitoh, 2011).
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang telah lulus dari pendidikan
perawat yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan
keperawatan secara mandiri,dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan kewenangannya ( Depkes RI, 2002).
kognitif
berakibat
pada
penurunan
konsentrasi,peningkatan
berakibat
pada
pelepasan
eprineprin
dan
norepineprin,
atau terbata-bata dan tekanan darah tinggi, dan satu bulan terakhir didapatkan
data ada 2 orang yang sakit akibat kelelahan.Adapun kegiatan perawat yang
dilakukan secara langsung adalah memberikan penkes kepasien,memberikan
obat,mencatat intake dan output,mengobservasi tanda- tanda vital,mengambil
bahan eksperimen dan kegiatan keperawatan yang tidak langsung
adalahmengecek kelengkapan dan folmulir,membuat buku laporan,memesan
makanan ke ahli gizi.
Data tersebut didapatkan dengan trend BOR di perawatan lebih dari 70 %.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu perawat pendidik
bahwa perlu dilakukan pengukuran beban kerja melihat banyaknya perawat
pelaksana yang bekerja dua shift ( shift pagi dan sore) dalam 1 hari dan
terjadi hampir tiap hari. Kondisi fisik seperti kelelahan dan psikologis yang
dialami
perawat
cenderung
dapat
mempengaruhi
kinerja
sehingga
perawat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dan berdampak buruk bagi
produktifitas perawat (Irwandy, 2006).
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan adanya
perbedaan penanganan pasien diruang rawat inap dapat merupakan beban
kerja bagi perawat perawatan pasien pada anak atau bayi,maternitas
mempunyai cara dan ketrampilan yang tidak sama dengan resiko yang
berbeda.diperawatan anak dan perinatologi dalam tehnik pemasangan infus
butuh keahlian khusus
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap
75 orang perawat di RSIA Hermina Jatinegara pada bulan oktober- november
2014, terdapat stress kerja yang dialami oleh perawat di ruang perawatan,
yaitu 66,6% di ruang perawatan anak, di perawatan perinatologi 75%, dan di
perawatan maternitas 66,6% dengan trend BOR di perawatan lebih dari 70 %.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat pelaksana
diruang perawatan RSIA Hermina Jatinegara.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat
pelaksana di ruang perawatan RSIA Hermina Jatinegara.
2.
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi
karakteristik
perawat
meliputi
usia,jenis
D. Manfaat Penelitian
1.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bab ini berisikan teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel yang akan
digunakan.
A. Stress kerja
1. Definisi
Secara sederhana stress kerja sebenarnya merupakan suatu bentuk
tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu
perubahan
di
lingkungannya
yang
dirasakan
mengganggu
dan
arti
lingkungannya,
kepribadiannya,
yang
bakatnya,
mengakibatkan
dan
kecakapannya)
ketidakmampuannya
dan
untuk
Menurut Manuaba (2000), akibat beban kerja yang terlalu berat dapat
mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat
kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan
baik fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja
yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan
gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton. Kebosanan dalam
kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara
potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau
rendah dapat menimbulkan stress kerja.
Menurut (Sondang P. Siagian, 2009), stress merupakan kondisi ketegangan
yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik
seseorang. Stress yang tidak diatasi dengan baik biasanya akan berakibat
pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan
lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun diluarnya.
Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala
negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerja.
Menurut (Rivai & Basri, 2005), stress sebagai istilah paying yang
merangkumi tekanan, beban, anxieti, kemurungan, dan hilangnya daya.
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak
seimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses pikir, dan
kondisi seorang karyawan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa stress kerja adalah sesuatu yang dirasa memberikan
tekanan akibat adanya ketidakseimbangan antara beban kerja yang
diterima dengan kemampuan kepribadian individu dalam memberikan
tanggapan baik secara fisik maupun mental terhadap berbagai urusan
pekerjaan yang dirasa tidak menyenangkan.
2. Gejala-Gejala Stress Kerja
10
11
berdasarkan
penelitian
yang
dapat
menimbulkan
stress
12
13
tanpa
memperhitungkan
tenaga
yang
dimiliki,
dan
14
gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat
menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
e. Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan
kelelehan fisik dan mental, ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan
yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya
rasa takut dan cemas, bingung, dan panik.
f. Stress tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tandatanda, seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar,
dingin, dan banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan dan makin lama
situasi stress, makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan.
7. Dampak Stress Kerja
Stress kerja dapat menimbulkan beberapa dampak terhadap individu,
dalam melakukan pekerjaannya.Dampak dari stress kerja tersebut dapat
dirasakan dalam bentuk efek fisiologi bahkan sampai menimbulkan
penyakit maupun efek psikologi yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang dalam bekerja. Stress yang timbul akibat ketidak jelasan sasaran
dalam pekerjaan akhirnya mengarah ketidakpuasan pekerjaan,kurang
memiliki percaya diri, rasa tidak berguna rasa harga diri yang menurun,
depresi, motivasi rendah untuk bekerja, peningkatan tekanan darah dan
detak nadi, dan kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan (Munandar
2008).
Dampak stress kerja tersebut bias positif dan negatif. Stress kerja
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perawat. Stress dapat
menciptakan
keunggulan
kompetitif
bagin
perusahaan
dengan
15
B. Beban kerja
1. Definisi
Beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
tenaga kesehatan yang professional dalam satu tahun dalam satu sarana
kesehatan (Kep.Men.Kes.RI.No:81/SK/I/2004). Beban Kerja adalah
seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat
16
(SPO/Keperawatan/No.35/Tahun2013)
RSIA
Hermina
17
sering lebih
cepat
daripada
gambaran
sensus
tahun
penjelasan
untuk
tiap
prosedur
emosi;
tindakan,
18
d. Pengobatan dan tindakan; membutuhkan waktu 20-30 menit pershift, perlu sering dievaluasi keefektifan pengobatan dan
tindakan, perlu observasi status mental setiap 2 jam
3) Kategori III: perawatan moderat;
a. Aktivitas sehari-hari; pada kategori ini, seperti makan dan
minum; harus disuapi, masih dapat mengunyah dan menelan.
Merapikan diri; tidak dapat melakukan sendiri. Kebutuhan
eliminasi; disediakan pispot/urinal, sering ngompol. Kenyamanan
posisi tubuh; bergantung pada bantuan perawat.
b. Keadaan umum; gejala akut, bias hilang timbul, perlu pemantauan
fisik dan emosi tiap 2-4 jam. Klien dengan infuse, perlu dipantau
tiap 1 jam
c. Kebutuhan
pendidikan
kesehatan
dan
dukungan
emosi;
pendiidikan
kesehatan
dan
dukungan
emosi;
19
perhatian
pada
pekerjaan.
sehingga
secara
potensial
20
Pengukuran baban kerja pada metode ini terdiri dari analisis aktivitas
perawat yang spesifik serta bagianbagian dari tugas untuk
menghitung beban kerja dari sisi kualitas yang dikaitkan pekerjaan
dengan waktu yang dibutuhkan. Tujuannya pengamatan terhadap
aktivitas dimulai saat jam tugas perawat mulai sampai dengan
berakhirnya waktu tugas,sehingga dibutuhkan satu obsever untuk
satu orang perawat selama 24 jam.
b. Work sampling of nurse activity
Tehnik ini adalah variasi antara time study dan task frekuensi.Secara
khusus,work sampling adalah proses acak mengamati aktivitas kerja
untuk menentukan jumlah relative waktu yang dihabiskan untuk
tugas- tugas. Metode ini sering digunakan dan terbukti sangat efektif
untuk secara akurat mengamati kegiatan perawat dirumah sakit
(Besterfield-Sacre, Shuman, Wolfe, Clark, & Yildrim, 2007).
Pengumpulan data dengan work sampling yang paling umum dan
sering dilakukan pada penelitian keperawatan.Pendekatan dengan
metode work sampling juga berhasil digunakan ditahun 2003,oleh
Harrris yang memotret (snapshot) aktivitas keperawatan yang
dikumpulkan tiap lima menit.Penggunaan jangka waktu ini didukung
Finkler, Knickman, Hendrickson, Lipkin, dan Thopson (1993) yang
mengungkapkan bahwa interval waktu antara titik pengumpulan data
yang lebih singkat akan menyediakan data dengan akurasi yang lebih
besar terhadap beban kerja yang sebenarnya.
Benner (1998) menanyakan ada tiga kegunaan utama dari work
sampling diantaranya, activity and delay sampling yaitu untuk
mengukur aktivitas dan penundaan aktivitas dari seorang pekerja.
Contohnya dengan mengukur presentase seseorang aktivitas bekerja
dan presentase seseorang aktivitas tidak bekerja, dan waktu yang
tidak
digunakan
untuk
bekerja. Work
measurement,
untuk
21
dan
Metode Perhitungan
22
kegiatan
lainnya
(kegiatan
unit/pribadi).
Untuk
asuhan
keperawatan
dengan
ketersediaannya
personil
23
operasi).
Metode
ini
dianggap
belum
sepenuhnya
Beberapa
tingkat
beban
kerja
telah
dikembangkan
literature
keperawatan.
Namun
baru-baru
ini
studi
24
peneliti
dapat
mengidentifikasi
karakteristik
microsystem.
Microsystem yang dimaksud adalah karakateristik pada situasi kerja
keperawatan diantaranya interupsi, fasilitator, jarak antara kamar
pasien interaksi interdisiplin, karakteristik perawat, kondisi dari
lingkungan kerja bising dibandingkan tenang, sibuk dibandingkan
tenang mempengaruhi seluruh upaya dihabiskan oleh perawat untuk
melakukan
pekerjaannya.
Carayon
dan
Gurses
(2005)
identifikasi,
komunikasi,
tepat
lokasi,
infeksi
25
model
pendekatan
yang
dapat
dipergunakan
dalam
Kelas C
Perbandingan
tempat tidur:tenaga medis = 4-7:1
tempat tidur:tenaga keperawatan = 2:3-4
tempat tidur:tenaga non-keperawatan = 3:1
tempat tidur:tenaga non-medis = 1:1
tempat tidur:tenaga medis = 9:1
tempat tidur:tenaga keperawatan = 1:1
tempat tidur:tenaga non-keperawatan = 5:1
tempat tidur:tenaga non-medis = 3:4
26
Kelas D
kategori
tersebut,
didapatkan
jumlah
perawat
yang
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Perawat yang Dibutukan dalam Satu Ruang
Rawat
27
A B 365
(365-hari libur) jam kerja per hari
Keterangan:
A: jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B: jumlah pasien rata-rata per hari
C. Karakteristik perawat
Karakteristik individu perawat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, lama
kerja dan status pernikahan, diasumsikan dapat mempengaruhi tinggi dan
rendahnya disiplin kerja (Ramsun, 2002). Perawat sebagai pribadi
professional, mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan
keperawatan
secara
komprehensif
dan holistic.
Maksudnya
seluruh
28
1. Usia
Menurut Davis & Newstorm, semakin meningkat usia seseorang, akan
meningkatkan kedewasaan secara teknis dan psikologis serta semakin
mampu melaksanakan tugasnya. Usia semakin meningkat, dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yang yang professional (Robins
2001). Semakin matang dalam mengambil keputusan dan realistic.
Maksudnya diusia yang sudah tua karyawan ingin menikmati masa-masa
menyenangkan dalam pekerjaannya, walaupun telah terjadi penurunan
kemampuan secara fisik tetapi bekerja ulet, teliti, memiliki tanggung
jawab yang besar serta absensi dan turnover nya rendah (hasibuan 2003).
2. Pendidikan
Meningkatnya kemampuan dan keterampilan yang diperoleh dari
pendidikan, dapat meningkatkan produktifitas kerja para kayawan dan
mendapatkan promosi jabatan tertentu yang pada gilirannya akan
meningkatkan produktifitas organisasi (Hasibuan,2003 ; Notoatmodjo,
2003). Menurut Sagian (2001), latar belakang pendidikan yang tinggi,
akan mempengaruhi motivasi kerja yang akhirnya berdampak pada tungkat
disiplin kerja individu.
3. Lama kerja
Lama kerja berpengaruh terhadap pengalaman dan keterampilan seseorang
dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan yang telah berpengalaman,
akan lebih siap dan mampu menyelesaikan pekerjaannya dibandingkan
dengan yang belum berpengalaman. Dengan demikian, bisa diasumsikan
bahwa lama kerja individu dalam syatu profesi akan semakin
meningkatkan kinerja dan produktivitasnya. Robbins, 2001, Hasibuan,
2003).
4. Status pernikahan
Menurut siagian (1995), status pernikahan berpengaruh terhadap perilaku
seseorang dalam kehidupan organisasinya.
D. Penelitian Terkait
29
30
31
E. Kerangka Teori
Skema 2.1
Kerangka Teori Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat.
Input
Proses
Karakteristik
perawat :
Beban kerja
- Usia
- Jenis
kelamin
- Pendidikan
- Masa kerja
RS :
- Type
- Jumlah
perawat
Output
Stress :
1. Fisik
2. Emosional
3. Perilaku
(Goliszek, 2005)
Stress :
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
(Manuaba, 2000)
Komponen beban
kerja:
a. Jumlah pasien
yang dirawat
perhari,
perbulan, dan
pertahun (Ilyas,
2001)
b. Tingkat
ketergantungan
(Swansburg,
2001)
a. Faktor instrinsik
dalam pekerjaan
b. Peran
dalam
organisasi
c. Pengembangan
karir
d. Hubungan dalam
pekerjaan
e. Struktur
dan
iklim organisasi
Dampak
stress
kerja :
a. Positif
(batasan waktu)
b. Negatif
(Kinerja Perawat )
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
32
Bab ini berisi tentang kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional,
Kerangka
konsep
bertujuan
menjelaskan
hubungan
antara
variabel
34
b.
c.
Variabel Dependen
Beban Kerja
Karakteristik Perawat
Usia, pengalaman kerja,
pendidikan
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
35
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan,
patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan
dalam penelitian tersebut (Sugiono, 2010).
Ho = tidak ada hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat pelaksana
di ruang perawatan RSIA Hermina Jatinegara
Ha = ada hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat pelaksana di
ruang perawatan RSIA Hermina Jatinegara.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah berfungsi untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti. Definisi operasional juga
berfungsi untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta pengambilan instrument atau alat
ukur (Notoadmodjo, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Operasional
Variabel Bebas
Beban Kerja
Beban kerja
Perawat
yang dihitung
berdasarkan
jumlah pasien
yang dirawat
dan klasifikasi
pasien
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Mencatat
dalam
lembar
observasi
jumlah
pasien
yang
dirawat.
Pengamata
n atau
observasi
dilakukka
n selama 3
shift.
Menggunak
an lembar
observasi
jumlah
pasien yang
dirawat
berdasarkan
tingkat
ketergantua
n pasien
yang
dirawat oleh
perawat
dalam
melaksanak
an tugasnya
Dikategorikan
berdasarkan :
1. Ringan : Jika
selama 3 kali
shift rata-rata
pengunaan
waktu kerja
perawat
75%.
2. Berat : Jika
selama 3 kali
shift rata-rata
pengunaan
waktu kerja
perawat >
75%.
Skala
Ukur
Nomina
l
36
Variabel
Terikat
Stress Kerja
Perawat
Respon yang
dirasakan
perawat secara
fisik atau mental
akibat
ketidakseimban
gan antara
beban kerja
yang didapat
dengan
kemampuannya.
Variabel Perancu
Usia
Umur subjek
dihitung sejak
tanggal
kelahiran hingga
ulang tahun
terakhir saat
mengisi biodata
Pendidikan
Pendidikan
formal,
Subjek,Penelitia
n berakhir dan
telah selesai
dibuktikan
dengan tanda
lulus dari
institusi
pendidikan
Variabel
Lama bekerja
Mengguna Kuesioner
kan skala
likert
terdiri dari
30 item
pernyataan
.
Nilai
terendah
30, nilai
tertinggi
150.
Dikategorikan
berdasarkan cut
off point mean:
1. Ringan :
63,99
2. Berat: >
63,99
(Uji
KolmogorovSmirnov. p =
0.07)
Pemberian
kuesioner
kuesioner
Dikategorikan
berdasakan cut
off point
median:
1. 30 ahun
2. > 30 tahun
Nominal
Pemberian
kuisioner
kuesioner
Dikategorikan
berdasarkan :
1. Perawat
vocasional
(D3 dan SI
keperawata
n)
2. Perawat
professiona
l SI Ners
Nominal
Definisi
Cara Ukur
Operasional
Jumlah, tahun
Pemberian
subjek
kuisioner
penelitian
bekerja dihitung
sejak tanggal
masuk sebagai
karyawan rumah
sakit sampai
tahun terakhir
pada saat
mengisi
kuesioner
Alat Ukur
kuesioner
Hasil Ukur
Dikategorikan
:
1. <5 tahun
2. 5 tahun
(Sumber:Crand
al gatchell
Reitel,1993:Eb
right et
al,2003;milleta
llo dan lim
2003
Nomina
l
Skala
Ukur
Nominal
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang desain penelitian, tempat penelitian, waktu
penelitian, populasi dan sampel, etika penelitian, instrument penelitian, prosedur
penelitian, pengolahan data dan analisa data.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian
dan menguji kesahihan hipotesis. Sesuai tujuan penelitian maka desain
penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi analitik dengan
pendekatan cross sectional, dimana peneliti mempelajari dinamika korelasi
antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian cross
sectional
adalah
jenis
penelitian
yang
menekankan
waktu
pengukuran/observasi data kedua variabel hanya satu kali pada satu saat.
Dalam penelitian ini akan dilihat efek suatu fenomena (stress kerja) yang
dihubungkan dengan penyebab (beban kerja) (Nursalam, 2008).
B. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana
perawatan anak, maternitas dan perinatologi RSIA Hermina Jatinegara
yang berjumlah 75 orang.
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Sedangkan sampling adalah suatu proses
dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi
38
menggunakan
rumus
perhitungan
sampel
sederhana
menunjukkan hasil yang tidak berbeda jauh dengan jumlah populasi yang
ada.
Kriteria sampel yang akan diambil didasarkan pada kriteria inklusi dan
Eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inkusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam,
2003). Maka kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Perawat pelaksana di ruang perawatan anak, maternitas dan
perinatologi
2) Bersedia menjadi responden
3) Bekerja minimal 1 tahun
4) Tidak sedang cuti
5) Tidak sedang dinas luar
b. Kriteria Ekslusi
Menurut Aziz Alimul (2009) criteria eksklusi merupakan criteria
dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Sedangkan menurut
Soekidjo (2010) kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi
yang tidak dapat diambil sebagai sampel. Adapun kriteria eksklusi
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sedang cuti
2) Sedang dinas luar
3) Perawat yang tidak berdinas di ruang perinatologi, anak dan
maternitas.
Tabel 4.1 Proporsi Total Sampling
Sampel = 75
39
Unit
Populasi
Cara
Hasil
Keterangan
31
Perawatan Anak
31
X 75
31
X 75
28
X 75
18
75
28
Maternitas
Perinatologi
28
75
18
18
75
Jumlah
75
75
40
bersedia
terlibat
dalam
penelitian
sehingga
mereka
kuesioner.
Anominity (tanpa nama)
Peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar kuesioner.
Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan
Peneliti menjaga semua kerahasiaan informasi responden
dan
Instrumen penelitian
Alat pengumpulan data adalah suatu pernyataan tentang sifat, keadaan,
kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian (Gullo, 2002). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode pengumpulan data yaitu ;
a.
Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat jumlah, jenis
kegiatan dan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas yang
dilakukan sepanjang shift kerja. Lembar ini digunakan untuk
menggambarkan beban kerja perawat pelaksana pada shift pagi, sore,
dan malam (24 jam). Alat pengumpulan data dikembangkan oleh
peneliti. Lembar yang digunakan berisikan daftar kode kegiatan
keperawatan yang dibedakan berdasarkan kriteria untuk perawatan
(Ball, Goldstone, & Collier 1984) dan GRASP system (Meyer, 1978)
yang terdiri dari tiga bagian yang digunakan untuk membedakan
beban kerja dengan klasifikasi pasien: minimal, parsial dan total
care.
41
Klasifikasi Pasien
Minimal
Parsial
0
3
0
3
0
3
Total
2
2
2
Minimal = 0 x 3 = 0
Parsial
=3x3= 9
Total
= 2 x 5 = 10
19 19 x 100% = 79,1% selama 3x observasi
24
b.
Kuesioner
Kuesioner adalah
metode
pengumpulaan
42
merasakan
tekanan
yang
berada
diluar
43
berarti semua item yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep
yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas ini dilakukan di luar
dari tempat penelitian. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik
korelasi Pearson product moment yang rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
X = Jumlah skor item
Y = Jumlah skor item
N
= Jumlah responden
Kriteria pengujian :
Jika r hitung > r tabel, berarti item pertanyaan adalah valid
Jika r hitung < r tabel, berarti item pertanyaan adalah tidak valid
r hitung
0.588
0.481
0.444
0.542
0.646
0.420
0.529
0.398
0.731
0.724
0.622
0.379
0.787
r-tabel
(n=30)
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Ket. Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Alpha
Cronbach's
0.938
Ket.
Reliabel
> 0.8
(Sangat
Reliabel)
44
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
0.551
0.786
0.663
0.457
0.365
0.711
0.723
0.588
0.379
0.787
0.551
0.786
0.663
0.457
0.586
0.711
0.723
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Nilai r tabel untuk n = 30 dan Alpha 0.05 adalah 0.361, semua nilai r
hitung pada setiap pertanyaan memiliki nilai diatas 0.361, artinya
semua pertanyaan sudah valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabiltas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010). Realibitas bisa digunakan rumus Alpha
Cronbach, uji ini dilakukan untuk mengukur rata-rata konsistensi
internal diantara item-item pertanyaan. Keuntungan uji ini adalah
dapat dihitung dengan hanya melakukan pengukuran satu waktu dan
tepat digunakan untuk alat ukur seperti skala likert, dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
45
Tingkat Reabilitas
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
46
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui tahapan editing, coding, memasukkan
data (data entry), pembersihan data (cleaning) (Notoatmodjo, 2010).
Menurut wasis ( 2006 ) pengolahan dan analis data bertujuan mengubah
data menjadi informasi.
Sedangkan menurut (Notoadmodjo, 2010. hlm:174-176) dalam suatu
penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting.
Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian
masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum siap
untuk disajikan. Langkah-langkah pengolahan data secara manual adalah:
1) Editing
Peneliti mengumpulkan hasil kuesioner yang sudah diisi oleh
responden, lalu diperiksa kelengkapannya. Dari semua hasil
kuesioner, responden menjawab pertanyaan dengan lengkap,
sehingga tidak ada kuesioner yang dikeluarkan.
2) Koding
Peneliti mengubah data yang telah diperiksa dalam bentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3) Entry
Peneliti memasukkan jawaban-jawaban dari
masing-masing
47
Uji Normalitas
Uji Normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.
Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu
rumit. Berdasarkan pengalaman emperis beberapa pakar statistik,
data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n>30), maka sudah dapat
diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel
besar.
Namun untuk memberikan kepastian,data yang dimiliki berdistribusi
normal
atau
tidak,
sebaiknya
digunakan
uji
statistik
Mean
95% Confidence Lower Bound
Interval for
Mean
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
48
Range
68
Interquartile Range
30
Skewness
.083
Kurtosis
-.853
Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov :
1.
2.
.277
.548
Ketentuan Mean/Median :
1. Cut offs menggunakan Mean, jika data menyebar normal
2. Cut offs menggunakan Median, jika data tidak menyebar norma
Tabel Hasil Uji Normalitas
Variabel
Sig.
Stress Kerja
b.
0.200
Normal /
Cut
Tidak Normal
Normal
Offs
Mean
Nilai
63.99
Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menggambarkan populasi yang
diteliti atau memberikan informasi tentang karakteristik sampel.
Data demografi dan data khusus kemudian dikumpulkan dan
dikelompokkan sesuai karakteristik masing-masing data. Data
kemudian diubah kedalam bentuk yang mudah dimengerti dengan
menggunakan tabel proporsi, sedangkan data setelah diukur
dikumpulkan dan dianalisa sesuai desain penelitian, (Dempsey &
Dempsey, 2002).
Analisa univariat pada penelitian ini mendiskripsikan variabel yang
berupa data kategorik seperti usia, masa kerja dan tingkat
pendidikan. Pada umunya dalam analisa ini menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel.(Notoatmodjo, 2010: 182)
Dalam penelitian ini analisa univariat akan didideskripsikanan
adalah sebagai berikut
Tabel 4.4
Analisis Data Univariat Variabel Penelitian
Deskriptif
49
2
3
Beban kerja
Stress kerja
Analisa Bivariat
Analisa bivariat dimaksudkan untuk memperlihatkan keeratan
hubungan antara variabel bebas (Beban kerja) dan variabel terikat
(Stress kerja).Tingkat kemaknaaan hubungan antar variabel dilihat
pada nilai p < 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Che
square dengan menggunakan skala kategorik Dideskripsikan dengan
tabel sebagai berikut:
50
Tabel 4.5
Analisis Data Bivariat
Variabel
Beban
kerja
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
3. Ringan Nominal
: Jika
selama
3 kali
shift
ratarata
penggu
naan
waktu
kerja
perawa
t
75%.
4. Berat :
Jika
selama
3 kali
sift
ratarata
pengun
aan
waktu
kerja
perawa
t>
75%.
Variabel
Stres
Kerja
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
3. Ringan Nominal
:
63,99
4. Berat:
> 63,99
Analisis
data
Chisquare
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian Hubungan Beban Kerja dengan stress kerja
di ruang perawatan RSIA Hermina Jatinegara. Penyajian hasil penelitian meliputi
analisis univariat dan bivariat.
A. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini akan melihat distribusi frekuensi dari
seluruh variabel meliputi: Data demografi usia, pengalaman kerja,
pendidikan, sedangkan variabel beban kerja sebagai variabel bebas
(independen). Sedangkan variabel stress kerja sebagai variabel terikat
(dependen).
1.
Variabel Confonding
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Karakteristik Perawat
di RSIA Hermina Jatinegara
2015 ( n = 75 )
No
1 Usia
Karakteristik
30 tahun
> 30 tahun
Total
Pendidikan
D3 (Vokasional)
S1 (Keperawatan Ners)
Total
Masa Kerja
5 tahun
> 5 tahun
Total
Frekuensi
57
18
75
76.0
24.0
100
75
0
75
100.0
0.0
100.0
52
23
75
69.3
30.7
100.0
52
2. Variabel Independen
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja
di RSIA Hermina Jatinegara
2015 ( n = 75 )
Variabel Independen
Beban Kerja
Ringan
Berat
Jumlah
Frekuensi
43
32
75
57,3
42,7
100.0
Frekuensi
34
41
75
45.3
54.7
100.0
53
Stress Kerja
Jumlah
Ringan
Berat
n
%
n
%
n
%
26 60.5 17 39.5 43 100.0
8 25.0 24 75.0 32 100.0
34 45.3 41 54.7 75 100.0
P
Value
OR
( 95% CI )
0.005
4.588
Pembahasan
meliputi
intrepetasi
dan
diskusi
hasil
dengan
54
55
56
57
58
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja. Dari
hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio sebesar 4.030 yang artinya
perawat yang memiliki beban kerja berat berpotensi mengalami stress
kerja yang berat pula yaitu 4 kali lebih besar dibandingkan dengan perawat
yang memiliki beban kerja ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin berat beban kerja maka perawat akan semakin mengalami stress
kerja, dan begitu sebaliknya.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Prihatini (2008) yang menyatakan bahwa adanya hubungan beban
kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan anak dengan pvalue=0.034 dan dengan tingkat korelasi cukup kuat sebesar 0.705.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Hariyono (2009) yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan
kerja perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI dengan nilai taraf
signifikansi 0.000 dan ada hubungan yang signifikan antara stress kerja
dengan kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI
dengan nilai taraf signifikansi 0.026.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Manuaba (2000) akibat
beban kerja yang terlalu berat dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja yang terlalu
berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksireaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah
marah.
Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang
terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa
monoton. Selain itu, secara umum stres kerja dipengaruhi oleh banyak
faktor selain beban kerja, seperti yang disebutkan dalam penelitian
Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja dan perasaan kelelahan
menyimpulkan adanya hubungan beban kerja di tempat kerja dengan
59
kelelahan kerja yang merupakan gejala fisik stress kerja, artinya semakin
berat beban kerja di tempat kerja maka semakin tinggi tingkat stress kerja
Menurut peneliti beban kerja yang berat akan mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang. Koping seseorang yang tidak baik
dalam mengatasi perubahan emosi yang terjadi mengakibatkan stress dapat
berakibat lanjut yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang seperti
sakit kepala, sakit punggung, timbul rasa mual atau muntah-muntah
bahkan hingga mengalami ganggua pola tidur. Beban kerja berat yang
menimbulkan stress kerja ini mengakibatkan pelayanan yang diberikan
tidak lagi maksimal karena terjadi perubahan fisik dan mental yang
dialami perawat, sehingga ditakutkan akan menyebabkan tidak tercapainya
misi rumah sakit yaitu memberikan pelayanan yang professional.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik dengan
tujuan membuat gambaran secara objektif dan menganalisis hubungan
antara dua variabel. Metodologi yang digunakan yaitu cross sectional yaitu
peneliti melakukan pengukuran atau pengamatan dalam waktu yang
bersamaan antara variabel independen (beban kerja) dengan variabel
dependen (stress kerja perawat). Sehingga penelitian ini tidak bisa
diartikan sebagai hubungan sebab akibat.
2. Keterbatasan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah
kuisioner dan lembar observasi. Data yang digunakan dari hasil jawaban
kuisioner melalui pembagian kuisioner kepada 75 responden yang
merupakan perawat RSIA Hermina Jatinegara dan hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar observasi. Pada penelitian
ini terdapat keterbatasan penelitian antara lain :
a. Sumber data
Data yang diambil merupakan data primer dengan menggunakan
kuisioner melalui pembagian kuisioner langsung terhadap responden
60
maternitas
dan
perinatologi.
Pengambilan
sampel
dengan
61
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara beban
kerja dengan stress kerja perawat pelaksana di ruang perawatan RSIA
Hermina Jatinegara, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden, hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas perawat pada kategori berusia 30 tahun
sebanyak 57 orang (76%), mayoritas perawat berada pada unit ruang
perawatan anak yaitu sebanyak 31 orang (41.3%), mayoritas perawat
memiliki jenjang pendidikan D3 sebanyak 75 orang (100.0%) dan
mayoritas perawat dengan lama kerja 5 tahun sebanyak 52 orang
(69.3%).
2. Berdasarkan distribusi frekuensi gambaran terhadap beban kerja, hasil
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki beban kerja
ringan sebanyak 43 orang (57.3%).
62
63
a. Masih ada 42.7% perawat memiliki beban kerja yang berat, sehingga
yang harus dilakukan adalah :
1) Memperhatikan pembagian distribusi pasien
2) Memperhitungkan ulang jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan BOR
dan kapasitas tempat tidur
3) Mempertimbangkan kembali jumlah pasien berdasarkan rasio
4) Meninjau kembali kemampuan perawat dalam menentukan tingkat
klasifikasi pasien
b. Masih ada 54,7% perawat mengalami stress kerja yang berat, sehingga
yang arus dilakukan adalah :
1) Melakukan medical check up secara rutin
2) Melakukan kegiatan refreshing secara rutin