PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Sejak awal 70-an perusahaan telah berkomitmen untuk industri ubin keramik
dengan produksi ubin dinding di Tulungagung, Jawa Timur. Pada 90-an merek
Romawi mendirikan tempat produksi kedua PT. Satyaraya Keramindoindah di
Tangerang, Indonesia. Sebagai konfirmasi meningkatkan keberhasilan, pada tahun
2007 merek pabrik baru mulai produksi di Jawa Timur. Perusahaan ini, disebut PT
Roman Ceramic International, dilengkapi dengan teknologi yang paling canggih
dari Italia, sehingga dapat dianggap salah satu pabrik keramik yang paling efisien
di seluruh Indonesia dan Asia
Selama lebih dari 30 tahun, Roman telah hadir di Indonesia dan menjadi
pemimpin pasar di industri ini. Roman telah diekspor ke lebih dari 60 negara di 5
benua selama lebih dari 25 tahun. Antara lain; Australia, Inggris, Amerika Serikat,
Timur Tengah, Asia Tengggara, Asia Timur dan Selatan, termasuk negara-negara
Asean.
Dengan memadukan bahan dan keahlian terbaik dalam industri keramik dari
berbagai negara, membuat Roman mampu menghasilkan keramik yang menawan
dan
berdaya
tahan
tinggi.
Terkait
material
dasar,
misalnya.
Roman
BAB II
SISTEM PEMROSESAN
Impact Mill
Adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan material yang berupa
bebatuan dengan ukuran yang besar. Alat ini menggunakan motor listrik
sebagai penggerak yang dihubungkan dengan poros melalui belt yang
kemudian akan menggerakkan pemukul (hammer) berbentuk silinder dan
dilengkapi dngan bilah-bilah untuk memecahkan bebatuan, dimana bebatuan
dimasukkan melalui bagian atas mesin akan mengalami benturan dari hammer
dan dinding mesin sehingga batuan tersebut akan pecah menjadi bagianbagian yang lebih kecil. Alat ini berjumlah 2 unit.
-
impact mill, sehingga ukuran material seragam dan sesuai dengan yang
dikehendaki. Alat ini menggunakan motor listrik untuk menggerakkan poros,
menghasilkan efek getaran pada mesin. Mesin ini terdiri atas tiga tahapan
penyaringan dengan ukuran screen yang berbeda yaitu 20 mesh dan 8 mesh.
Material dari impact mill yang telah benar-benar halus akan diteruskan ke
tempat
penampungan
material,
sedangkan
yang
masih
kasar
akan
Weighing box
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan atau material yang akan
digunakan pada proses produksi. Alat ini dilengkapi dengan layar pada bagian
depan mesin untuk mengetahui berat material yang telah dimasukkan. Dari
Ball Mill
Alat yang digunakan untuik mencampur dan mengaduk material yang akan
digunakan pada proses produksi. Alat ini berbentuk silinder. Di dalam ball
mill terdapat alumina ball sebanyak 21 ton / ball mill, sedangkan dinding
didalamnya terbuat dari allubit dan rubber lining. Kapasitas ball mill untuk
berat basah 17 ton, sedangkan untuk berat kering 13,5 ton. Alat ini berjumlah
17 unit.
-
diproses pada ball mill berupa Lumpur yang disebut masse. Tempat
penampungan ini dilengkapi bilah-bilah pengaduk. Kapasitas dari SQ ini
berkisar 108 ton. Alat ini berjumlah 12 unit.
-
Piston pump
Alat ini digunakan untuk memompa material yang berupa masse dari SA ke
spray dryer. Alat ini menggunakan tenaga hidrolik untuk menggerakkan piston
yang bekerja naik turun untuk menghisap dan mendorong material dengan
tekanan berkisar 30 bar dan juga dilengkapi dengan twin filter dengan filter 20
mesh.
-
Spray dryer
Alat ini digunakan untuk mengeringkan masse menjadi butiran halus
(powder). Alat ini terdiri dari ruangan pengering, sumber gas, atomisasi cairan
dan pemisahan hasil kering dengan gas. Dalam pengeringan masse, alat ini
menggunakan panas yang dihasilkan melalui pembakaran di burner, yang
ditiupkan ke dalam spray dryer dengan bantuan blower. Masse yang dipompa
oleh piston pump akan dilewatkan melalui nozzle di dalam spray dryer.
Ukuran nozzle bevariasi yaitu 3 mm dam 3,5 mm. Nozzle-Nozzle ini
dipasang selang-seling agar tidak terjadi cross dan dapat mendapatkan bentuk
powder sesuai yang diinginkan. Dari lubang nozzle inilah masse disemprotkan
menjadi kabut yang kemudian akan mengalami kontak langsung dengan aliran
udara panas dari tiupan blower, sehingga akan berubah bentuk menjadi
powder yang berjatuhan. Suhu udara panas adalah berkisar 500 oC. Setelah
proses dehidrasi selesai, powder selanjutnya diangkut oleh bely conveyor ke
silo penampungan.
-
Micro ball
Alat yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan menjadi pasta. Pasta
merupakan material untuk membuat motif diatas body tegel. Alat ini
menggunakan motor listrik untuk menggerakkan bilah-bilah pengaduk, selain
itu alat ini juga dilengkapi batuan alibit dengan ukuran kecil untuk
mempercepat pencampuran bahan. Alat ini mempunyai kapasitas yang
bervariasi antara 15 100 kg kering bahan, 50 kg bahan kering dan 200 kg
bahan kering. Lamanya pengadukan pasta dalam alat ini berkisar 15 30
menit. Di unit GBM alat ini berjumlah 4 buah.
Mesin press
Alat yang digunakan untuk membentuk body keramik dari bahan powder
yang dihasilkan pada proses pengolahan bahan. Alat ini menggunakan system
hidrolik untuk menggerakkan bagian-nagian seperti surface punch, logo punch
yang akan mendorong dan menekan powder sehingga sesuai dengan cetaskan
yang digunakan.
-
Vertical dryer
Alat yang digunakan untuk mengurangi kadar air dari body keramik yang
Prinsip kerja alat ini adalah system oven, dimana green body hasil
pengepresan dibawa oleh roll-roll menuju penopang yang berfungsi
menempatkan green body ke dalam bucket-bucket pengering vertical dryer.
Alat ini memanfatkan efek sirkulasi udara panas yang dihasilkan dari
pembakaran burner yang kemudian ditiupkan ke dalam mesin ini dengan
menggunakan blower. Didalam mesin ini terdapat tiga daerah pengeringan,
yaitu pre heating area, drying area, dan stabilization area.
Cabin disc
Alat yang digunakan untuk memberi lapisan warna pada permukaan
keramik yang telah diberi engobe, yaitu glasur. Alat ini menggunakan motor
listrik yang dihubungkan dengan poros dan alat berupa piringan (disc) yang
berlapis-lapis, dimana tiap disc diberi lubang untuk mengalirkan glasur.
Adanya gaya sentrifugal yang terjadi yang terjadi pada disc menyebabkan
cairan glasur dapat terpercik mengenai permukaan keramik yang melintas
dibawahnya.
-
Fume cabin
Prinsip kerja alat ini hamper sama dengan cabin spray hanya saja cabin
Brushing Machine
Alat ini bekerja seperti mengamplas, digunakan untuk memoles bagian
atas keramik. Roda-roda gigi kecil yang berputar menggerakkan brush dari
bahan spons dengan arah memutar. Gerakan spons tersebut menyapu
permukaan keramik.
-
Printing Machine
Alat ini digunakan untuk memberikan motif pada keramik yang telah
dilapisi engobe dan glasur. Cairan yang digunakan pada proses printing
disebut pasta, yang kekentalannya disesuaikan dengan motif dan juga aplikasi
alat. Printing machine yang digunakan dapat dikategorikan atas dua bagian,
yaitu :
o Flat printing, Alat ini bekerja seperti alat sablon, hanya saja sudah secara
otomatis dan dilengkapi dengan sensor-sensor dimana sensor membaca
keramik yang ada di bawahnya maka motor akan menggerakkan kuas
sablon (spatula) yang membawa pasta kedepan kemudian menggerakkanya
kebelakang dan mencetak motif yang diinginkan.
o Roll printing, dimana alat ini sudah bekerja secara otomatis dan
pendekorasian sudah menggunakan drum.
Loading Box
Fasilitas yang digunakan untuk memindahkan keramik dari bagian glazing
line ke bagian roll kiln. Alat ini berupa lori yang digerakkan dengan
movement car pada rell yang tersedia.
Kapasitas pengangkutan lori untuk ukuran tegel yang berbeda :
1.
2.
3.
4.
5.
Roll kiln
Alat yang digunakan untuk membakar keramik yang telah diberi warana
dan motif pada bagian glazing line, sehingga dapat menghasilkan keramik
sesuai keinginan. Alat ini dibagi menjadi tiga zone, yaitu pre heating zone
yang merupakan area pemanasan awal dimana panas yang digunakan berasal
dari firing zone yang berkisar 200 800 oC.Lalu area firing zone yang
merupakan area pembakaran utama dimana panas yang digunakan berasal dari
proses pembakaran (burner) melalui nozzle-nozzle yang menyemburkan bahan
bakarsehingga dihasilkan panas dari 800 1200 oC. Kemudian yang terakhir
coling area yang merupakan area pendinginnan, dimana udara ditiupkan
kedalam mesin dengan cool air fan.
BAB III
SISTEM PROSES
Dari weighing box ini kemudian bahan-bahan diangkut dengan menggunakan belt
conveyor untuk dimasukkan ke dalam ball mill dan ditambah air sebanyak 55 % dari
bahan kering serta bahan-bahan addictive (waterglass, STTP, talc, silica dan slip thinner).
Di dalam ball mill ini selanjutnya bahan-bahan tersebut akan digiling menjadi lebih halus
lagi selama 8 jam, dengan kecepatan putaran 12 rpm. Alat ini berjumlah 17 buah yang
masing-masing berisikan grinding medium (alumina ball).
Setelah selesai penggilingan, maka akan didapat Lumpur (masse) yang diperiksa
viskositas, densitas, serta residunya. Jika semuanya telah sesuai standar maka masse
tersebut dikeluarkan dari ball mill yang kemudian disaring dengan vibrating sieve 60
mesh. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang masih kasar dan
bahan-bahan lain (kayu, plastic dan kotoran) kemudian dimasukkan ke dalam tangki
penampungan SQ (squirrel tank).
Di dalam SQ ini, masse harus terus diaduk untuk menghindari terjadinya
pengendapan dan menjaga homogenitas masse. Pengadukan dilakukan oleh mixer yang
berkecepatan rendah ( 15 rpm), agar tidak terjadi perubahan struktur pada masse.
Dari tangki SQ kemudian masse dipompa dengan tekanan 2 bar dan disaring
kembali dengan vibrating sieve 80 mesh dan FE catcher, hal ini dilakukan untuk
menhilangkan partikel besi pada masse. Setelah selesai penyaringan, masse ditampung
pada tangki penampungan SA (storage ark) sambil diaduk kembali.
Selanjutnya, terjadi proses dehidrasi pada masse dengan menggunakan spray dryer.
Prinsip kerja spray dryer yaitu masse disemprotkan dalam ruangan pengering dan di
dalam ruangan masse mengalami kontak langsung dengan panas sehingga dihasilkan
powder. Jenis spray dryer yang ada adalah 3 unit, yaitu ATM 35, ATM 40 dan ATM 51,
pembagian tipe ini berdasarkan atas kapasitas produksi dari masing-masing spray dryer,
seperti dibawah ini :
1. Spray dryer ATM 35 kapasitas maksimum 7 ton / jam.
2. Spray dryer ATM 40 kapasitas maksimum 8 ton / jam.
3. Spray dryer ATM 51 kapasitas maksimum 10 ton / jam.
Standar kadar air yang keluar dari spray dryer adalah 6,5 7,0 % dengan suhu
powder 30 50 oC. Setelah proses dehidrasi selesai, powder-powder tersebut diangkut
dengan belt conveyor dan bucket elevator untuk dibawa ke silo-silo penampungan. Tetapi
sebelumnya powder tersebut diayak dengan ayakan 20 mesh, agar ukurannya seragam.
Powder yang berada di dalam silo-silo penampungan diperam selama 24 jam untuk
memperoleh kadar air yang homogen agar tidak terjadi gangguan pada proses
pembentukkan. Silo yang digunakan adalah sebanyak 21 buah dengan pambagian sebagai
berikut :
1. Silo A sebanyak 9 unit, dengan kapasitas 40 ton / silo (ATM 35).
2. Silo B sebanyak 6 unit, dengan kapasitas 60 ton / silo (ATM 40).
3. Silo C sebanyak 6 unit, dengan kapasitas 100 ton / silo (ATM 51).
Setelah powder mengalami pemeraman kemudian dialirkan ke unit-unit pembentukan
(press) dan disini ditampung lagi dalam silo-silo kecil atau silo press.
Penimbangan
Sebelum bahan-bahan dicampur maka perlu dilakukan penimbangan,hal ini harus
dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan, terutama
sekali untuk bahan pewarna (stain) karena kesalahan penimbangan sedikit saja akan
berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Setelah penimbangan selesai, maka
campuran bahan-bahan glasur dimasukkan ke dalam jumbo bag untuk dibawa ke unit
penggilingan.
10
Penggilingan halus
Setelah bahan-bahan glasur selesai ditimbang, maka dilakukan proses penggilingan
dengan menggunakan mesin ball mill. Penambahan air dan kecepatan
mill disesuaikan dengan kapasitas. Lamanya waktu penggilingan
putar
untuk
ball
engobe
memeriksa viskositas, densitas, serta residu glasur apakah sesuai standar atau tidak.
Jika telah sesuai, glasur
Penampungan masse
Masse hasil penggilingan yang telah memenuhi standar selanjutnya dialirkan ke
dalam tangki penampungan SQ (squirrel tank) dengan memberi tekanan angin
sebesar 2 bar agar masse dapat mengalir dengan mudah. Tangki SQ ini dilengkapi
dengan tutup dan batang pengaduk, hal ini bertujuan untuk mengaduk masse dengan
keceptan 15
terlebih
disaring
dengan
vibrating sieve 100 mesh, sedangkan untuk engobe dengan 80 mesh. Setelah disaring
kemudian dimasukkan ke dalam tangki kecil untuk dibawa ke glazing line.
Semua mesin press yang dilakukan beroperasi secara otomatis dimana kecepatan
penekanan dapat diatur sesuai dengan kondisi powder. Setelah mendapatkan green
body kemudian dilanjutkan ke proses pengeringan.
12
Proses pengeringan merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam proses
pembuatan keramik karena apabila kadar air yang tersisa dari proses pembentukan masih
tinggi, hal ini akan menimbulkan susut yang tinggi. Kecepatan pengeringan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
1. Suhu udara
2. Kelembapan udara
3. Ketebalan dan luas permukaan green body
4. Sistem penyusutan green body yang dikeringkan
Alat yang digunakan untuk pengeringan adalah vertical dryer. Green body yang telah
terbentuk dibawa oleh roll-roll menuju penopang yang akan menempatkan green body ke
dalam bucket-bucket pengering. Prinsip kerja pengering ini seperti mesin oven. Di dalam
mesin dryer ini terdiri dari 3 daerah pengeringan dengan suhu yang berbeda-beda, yaitu :
1. Daerah S11 dengan temperatur 170 172 oC, merupakan pemanas atas.
2. Daerah S13 dengan temperatur 160 oC, merupakan pemanas bawah.
3. Daerah S12 dengan temperatur 80 - 100 oC, merupakan pemanas green body.
Lamanya pengeringan ini sekitar 60 90 menit dengan suhu keluaran green body dari
dryer sebesar 80 90 oC, ini bertujuan agar tidak terjadi kesulitan dalam proses
pengglasuran.
3.4 Pengglasuran
Pengglasuran dan pendekorasian merupakan tahapan yang perlu diperhatikan
dalam proses pembuatan keramik, karena proses tersebut sangat menentukan mutu, daya
tarik dan keindahan.
Dalam proses pengglasuran di PT. Satyaraya Keramindoindah dilakukan di unit
glazing line. Adapun proses pengglasuran menggunakan metode percik (disco) dan
metode air terjun (vella), serta untuk pendekorasian dengan menggunakan mesin cetak
(printing).
13
Sebelum proses pengglasuran terlebih dahulu green body diberi lapisan engobe, hal
ini bertujuan agar daya rekat antara glasur dan green body lebih kuat dan juga untuk
menutupi warna green body. Pemberian lapisan engobe dilakukan dengan menggunakan
metode semprot, mesin yang digunakan adalah air less/cabin spray. Mesin ini memakai
nozzle-nozzle untuk memancarkan engobe.
3.4.1
Mesin yang digunakan adalah cabin disc. Prinsip kerja pengglasuran metode
disco yaitu pengglasuran dengan cara percikan, dimana glasur dari tangki-tangki kecil
(SQ) dipompa untuk dialirkan ke tabung regulator, kemudian piringan diputar dengan
motor penggerak sehingga glasur memercik ke permukaan green body.Untuk
mendapatkan berat glasur yang sama dan seragam kecepatan putaran antara mesin
disco dengan kecepatan belt conveyor yang membawa keramik.
Keuntungan dari metode disco yaitu pada bagian tepi keramik tidak terkena
glasur, sehingga tidak memerlukan pekerjaan tambahan seperti penggerindaan
(trimming) pada bagian sisinya. Sedangkan kerugiannya adalah banyak kabut glasur
yang berterbangan dan menempel pada mesin, apabila hal ini dibiarkan maka akan
menimbulkan cacat tetes cabin. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu adanya
pembersihan secara berkala pada mesin cabin disc.
3.4.2
Pengglasuran dengan metode vella dilakukan dengan cara water fall / air terjun
dimana masse glasur dari tangki-tangki kecil (SQ) dipompa dengan menggunakan
kompresor untuk dialirkan ke bagian blade. Dari alat vella inilah kemudian masse
glasur dialirkan secara kontinyu dan merata seperti air terjun kepermukaan body yang
ada di bawahnya.
Berat glasir dan ketebalannya pada setiap body sangat bergantung dengan bukaan
blade dan juga kecepatan belt conveyor yang ada di bawahnya. Keuntungan
menggunakan alat ini adalah diperoleh permukaan keramik yang lebih rata dan halus.
Kerugian dari metode ini adalah pada bagian tepi keramik terkena lapisan glasur
sehingga memerlukan pekerjaan tambahan yaitu penggerindaan (trimming) pada
14
bagian tepi keramik, karena apabila hal ini dibiarkan maka pada saat proses
pembakaran keramik satu dengan yang lainnya akan lengket.
Cacat trimming yang disebabkan karena proses pengikisan bagian tepi keramik
yang tidak rata.
Cacat garis yang disebsbkan oleh adanya endapan glasur pada vella.
Untuk menghindari cacat tersebut maka perlu adanya pembersihan vella dan juga selama
proses pengoprasian, jangan sampai terjadi getaran yang berlebih.
3.4.3
Pendekorasian
15
Mesin Fume
Dimana pasta yang ditempatkan pada tangki (SQ) dan kemudian dipompa untuk
dialirkan ke alat fume untuk dikabutkan. Untuk mengatur tebal tipisnya hasil
pengabutan ini dipengaruhi oleh viskositas pasta, sedangkan halus kasarnya
ditentukan diperoleh dengan mengatur tekanan anginnya dan nozzle.
16
Untuk saat ini pembakaran keramik sudah banyak menggunakan tungku roll heat
kiln (RHK), jumlah roll kiln yang digunakan di PT. Satyaraya Keramindoindah ada
sebanyak 7 buah. Lamanya pembakaran pada alat ini adalah 40 55 menit.
Pembakaran dengan tungku ini dilakukan dalam tiga tahapan proses pembakaran, yaitu :
3.6.1
ini untuk menguapkan sisa air terabsorpsi sebesar 1 % yang masih terdapat
pada keramik. Pada tahap ini juga terjadi pembakaran zat-zat organic pada suhu
300 400 oC, pelepasan air kristal pada suhu 400 700 oC, dan perubahan sisasisa karbon dan belerang pada suhu 700 800 oC. Panjang daerah preheating
untuk RK nomor 1 dan 2 adalah 4,1 meter dan RK nomor 3 7 adalah 4,2
meter.
3.6.2
Pada tahap ini suhu pembakaran berkisar antara 800 1200 oC. Pada tahap
ini keramik mengalami sintering dan glasur akan mengalami peleburan menjadi
lapisan gelas pada permukaan keramik. Dalam hal ini bagian keramik yang
kontak langsung dengan glasur juga mengalami peleburan sehingga terbentuk
lapisan body glasur. Daerah firing dilengkapi dengan skep-skep yang berfungsi
untuk menetralkan udara panas secra merata yang disebut neutral zone.
3.6.3
Suhu udara yang digunakan untuk tahap pendinginan adalah berkisar 560
540 oC. Proses pendinginan adalah dengan menghembuskan udara dengan cool
air fan yang bertujuan agar udara panas keramik dapat keluar. Panjang daerah
cooling untuk RK nomor 1 dan 2 dalah 33,6 meter dan untuk RK nomor 3 7
adalah 35,70 meter.
Pada prinsipnya pembakaran keramik tidak hanya untuk mencapai suhu
kematangannya saja tetapi untuk mengatur kecepatan pembakaran dan
pendinginnan pula. Pengontrolan terhadap suhu dan tekanan tungku pada
pembakaran perlu dilakukan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap cacatcacat pada keramik seperti cembung, cekung, mullet dan lainnya.
17
18