Saat ini telah digalakkan perubahan pada birokrasi pemerintahan yang bertujuan
untuk meningkatkan dan memaksimalkan kinerja dari setiap instansi-instansi pemerintah agar
pelayanan terhadap masyarakat dapat dilakukan secara optimal. Untuk mewujudkannya,
dalam penetapan alokasi anggaran pada unit kerja diperlukan Analisis Standar Belanja yang
mendorong penetapan biaya dan pengalokasian anggaran kepada setiap unit kerja menjadi
lebih logis dan mendorong dicapainya efisiensi secara terus menerus karena adanya
perbandingan setiap keluaran ( output ) dan diperoleh praktik-praktik terbaik (best practices)
dalam setiap desain aktivitas.
Dengan menggunakan ASB, diharapkan penganggaran dan perencanaan yang
dilakukan di lingkup pemerintahan bisa meniru keefektifan penganggaran pada sektor swasta.
Salah satu pendekatan yang digunakan sebagai dasar dalam penghitungan standar biaya yaitu
pendekatan berbasis aktivitas atau biasa disebut dengan Activity Based Costing. Jadi dalam
Activity based costing, aktivitas dijadikan sebagai pemicu biaya atau cost driver yang diikuti
dengan pengukuran secara kuantitatif terhadap biaya atas kinerja suatu kegiatan serta alokasi
penggunaan sumber daya dan biaya terkait. Sehingga dengan dilaksanakannya ASB, maka
akurasi terhadap pengukuran biaya penyediaan barang dan jasa akan lebih akurat dan
mengurangi penganggaran yang berlebihan maupun kekurangan.
Dalam membuat Analisi Standar Belanja terdapat beberapa pertimbangan
yang dapat dipergunakan menurut Halim dan Iqbal (2012:180) yaitu :
a. Pemulihan biaya (cost recovery)
Pemulihan biaya berhubungan dengan penetapan biaya (fee) kepada pengguna untuk
menutupi sebagian atau seluruh biaya yang timbul dalam menghasilkan suatu produk
atau jasa
b. Keputusan-keputusan pada tingkat penyedia jasa
Biaya-biaya yang relevan adalah biaya-biaya yang akan berubah ketika tingkat
penyediaan jasa disesuaikan, biaya disini termasuk uang maupun sumber daya.
Misalnya, pengurangan terhadap jasa yang diberikan mungkin diperlukan ketika
sumber daya terkait mengalami kekurangan. Sehingga tidak sampai kehabisan
sumber daya
c. Keputusan-keputusan berdasarkan biaya - manfaat
Dalam hal ini termasuk melakukan pengkajian terhadap berbagai alternatif pilihan,
yang pada akhirnya mempertimbangkan apakah perlu atau tidaknya dilakukan suatu
program atau kegiatan ditinjau atas perbandingan antara biaya yang dikeluarkan
dengan manfaat yang diterima.
d. Keputusan investasi
Keputusan ini menyangkut tentang memprediksi seluruh biaya modal dan
operasional dari suatu aset sesuai umurnya. Hal ini membantu para pembuat
keputusan dalam menetapkan apakah suatu pembelian modal atau investasi perlu
dilakukan atau tidak.
Format ASB
2.4 Format Analisis Standar Belanja (ASB)
Penjelasan atas masing-masing komponen dalam format ASB adalah sebagai berikut :
tersebut dapat dikumpulkan dalam sebuah Database yang kemudian akan dilakukan
penyetaraan kegiatan.
Penyetaraan kegiatan disini maksudnya untuk menggolongkan berbagai kegiatan yang
telah dikumpulkan ke dalam suatu jenis atau kategori kegiatan tertentu yang memiliki pola
kegiatan dan bobot kerja yang serupa. Misalnya menggolongkan kegiatan pertemuan, rapat,
hearing, dan sejenisnya ke dalam kelompok kegiatan rapat. Begitu juga dengan
menggolongkan kegiatan pembekalan, pendampingan, Training Of Trainer, pelatihan teknis,
dan sebagainya ke dalam kelompok kegiatan Bimbingan Teknis.
Penghitungan ASB
Dalam melaksanakan penghitungan ASB, setelah dilakukan pengumpulan informasi yang
diperlukan maka dilakukan:
1. Menentukan Pengendali Biaya (cost driver) dari setiap jenis kegiatan.
Telah dijelaskan sedikit sebelumnya terkait cost driver, yang merupakan beban kerja riil suatu
kegiatan. Sebagai contoh untuk jenis kegiatan rapat maka cost driver nya ialah jumlah peserta
rapat, sedangkan untuk jenis kegiatan pelatihan maka cost driver nya adalah jumlah pemateri
dan jumlah peserta pelatihan.
2. Menentukan jumlah biaya tetap dan biaya variabel
Setelah itu kita harus mencari jumlah dari biaya total dan biaya variabelnya. Ada tiga cara
yang dapat digunakan:
Scatterplot
Data yang telah dikumpulkan terkait jumlah anggaran kegiatan-kegiatan yang
tergabung dalam satu kelompok kegiatan, dimasukkan ke dalam sebuah grafik dalam
bentuk titik per satu kegiatan.
Total Anggaran
2500000
2000000
1500000
Total Anggaran
1000000
500000
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Berdasarkan scatterplot di atas kita dapat menentukan anggaran mana yang wajar
dengan menarik garis lurus pada grafik tersebut. Titik-titik yang mendekati garis
lurus merupakan anggaran yang wajar. Kelemahan dari penggunaan scatterplot ialah
Rp 1.600.000 (selisih)