Anda di halaman 1dari 4

VISKOSITAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari


diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas
sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi
dan pertukaran momentum molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada
waktu berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan tangensial atau
tegangan geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan,
akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan
akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang
mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa
dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Sebuah benda yang bergerak
dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya gesek viskositas
yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam fluida yang
viskositasnya lebih rendah. Tujuan mempelajari viskositas ini adalah memahami
bahwa benda yang bergerak di dalam fluida akan mendapatkan gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Selain itu, dapat menentukan koefisien
kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain
adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida tersebut,
bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya besar
dan berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan bentuknya
teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin kecil viskositasnya,
semakin rendah suhunya maka semakin besar viskositasnya.
2.

Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas

mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi
kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbedabeda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbedabeda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan
dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga
sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu
koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan
menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan
langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak
dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama
oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni sebagai

pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin.
Sebagai pelumas mesin oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin
bergerak lebih halus dengan cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga
memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal. Viskositas dari oli
sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin
yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga mencegah terjadinya
keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston,
ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston.
Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan yang berhubungan
sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak sebagai fluida
yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke
bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat (sebagai
pendingin). Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon
yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi
mesin yang terus berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti
penambahan anti karat dan anti foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang
ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan
ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya
oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada
temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang
dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas
masing-masing oli akan berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi

1.

diikuti makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.


Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :
Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang bergerak

2.
3.
4.
5.

relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.


Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.
Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.
Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau lumpur

6.

yanga terbentuk.
Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume
maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan
semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi

pompa oli. Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif
baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan
tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru
(dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil,
sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding
silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya
karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping
itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran
hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin diesel ini
memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran yang tinggi. Sedangkan
bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan
aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya. Tingkat
kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan kemampuan oli
untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam memilih
oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari
Society of Automotive Engineers.
Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat
kekentalan oli tersebut. Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli
tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50
pada kondisi suhu panas. Semakin besar angka yang mengikuti kode oli
menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat
dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti
ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim
sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja
pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan
oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Zat cair dan gas memiliki viskositas,
hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas. Viskositas oli didefinisikan
dengan nomor SAES (Society of Automotive Engineers). Contoh pada sebuah
pelumas tertulis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :


1.

Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikelpartikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2.

Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan


konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
3.

Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga manaikkan viskositas.
4.

Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

Faktor yang Mempengaruhi Viskositas


1. Gaya intermolekuler
Viskositas juga dihubungkan dengan adanya gaya intermolekuler pada cairan. Jika gaya
intermolekuler kuat, viskositas akan tinggi. Sebagai contoh, air mempunyai viskositas yang
lebih tinggi daripada metanol karena gaya intermolekuler air lebih besar daripada metanol.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur menyebabkan penurunan viskositas. Hal ini menyebabkan
kenaikan energi kinetik rata-rata. Maka dari itu gaya intermolekuler dapat ditahan.
3. Ikatan hidrogen
Cairan dengan ikatan hidrogen yang kuat mempunyai viskositas lebih tinggi karena
peningkatan ukuran dan massa molekul. Sebagai contoh, gliserol dan asam sulfat mempunyai
viskositas yang lebih tinggi daripada air karena adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat

Anda mungkin juga menyukai