JGOFS
Joint Global Ocean Flux Study
Disusun oleh :
Aprilia Nur Vita
NPT. 13.11.
NPT. 13.11.
Else Nopianti
NPT. 13.11
NPT. 13.11.2545
Riw Sulsaladin
NPT. 13.11.
Kelas Geofisika 8A
1. Pendahuluan
Samudera memiliki 50 kali lebih banyak karbon dioksida dibandingkan dengan di
atmosfer. Perubahan kecil siklus karbon di samudera mengakibatkan konsekuensi
besar pada atmosfer. Perubahan tersebut diyakini memiliki peranan penting pada
iklim selama periode transisi ke dan dari zaman es dan kemungkinan juga
memberikan konsekuensi yang penting bagi iklim global dan lingkungan untuk
aktivitas manusia dalam waktu 50-100 tahun yang akan datang, sebagai hasil dari
peningkatan drastis kadar karbon dioksida di atmosfer dan efek gas rumah kaca.
Dari pemodelan menunjukkan bahwa samudera mengambil secara langsung paling
tidak sepertiga dari karbon dioksida antropogenik dan melarutkannya ke dalam air
yang kemudian membuat terputusnya kontak dengan atmosfer dikarenakan peresapan
atau pencampuran vertikal. Proses biologis mempersulit siklus karbon di samudera
meskipun kemungkinan tidak berpengaruh banyak pada penyerapan karbon dioksida
antropogenik, akan tetapi memiliki peranan penting yaitu sebagai (1) penentu
distribusi sumber karbon alami; (2) pengukuran distribusi sumber variasi musiman
pada siklus biologis; dan (3) memiliki potensi untuk memperbesar efek kimia dan
fisis, melalui pengaruh biologis dalam sistem.
Joint Global Ocean Flux Study (JGOFS) adalah program multi-disiplin internasional
yang terbentuk lebih dari 20 negara untuk mempelajari siklus karbon di samudera.
JGOFS terbentuk pada tahun 1987 saat konferensi perencanaan di Paris dibawah
naungan Scientific Committee of Oceanic Research (SCOR), sebuah komite Dewan
Internasional untuk Sains (ICSU). JGOFS menjadi proyek inti pertama dari
International Geosphere-Biosphere Programme (IGBP). Tujuan utama dibentuknya
JGOFS adalah untuk mengukur secara akurat dan memahami proses pengendalian
fluks karbon regional hingga global dan musiman dengan atmosfer, permukaan
samudera, interior samudera dan sensitivitasnya terhadap perubahan iklim.
2. Sejarah JGOFS
Pada awal tahun 1986, beberapa negara Eropa secara nasional berencana mempelajari
siklus karbon dan fluks dari permukaan samudera dan sedimennya. Namun, untuk
menentukan fluks global dan proses yang mengendalikannya tidak bisa dijangkau
hanya satu negara. Pada Februari 1987, organisasi formal JGOFS (Joint Global Ocean
Flux Study) dibentuk di bawah Scientific Committee of Oceanic Research (SCOR).
Disponsori oleh SCOR dan International Council of Scientific Unions (ICSU), para
ahli terkemuka dalam studi siklus karbon samudera bertemu di Paris dan disepakati
tujuan, unsur-unsur ilmiah, topik penekanan dan struktur organisasi JGOFS pada
bulan Oktober 1987. Komite Eksekutif SCOR disetujui oleh Komite Perencanaan
Internasional untuk JGOFS yang bertemu pertama kalinya pada bulan Januari 1988.
Pada tahun yang sama, JGOFS menerima tanggung jawab untuk program pengukuran
karbon dioksida dan membentuk Joint JGOFS-CCCO.
Pada pergantian dekade, Jerman berencana dalam perencanaan pelayaran penelitian
yang luas di Atlantik Utara untuk memperingati seratus tahun Hensens Plankton
4. Sasaran JGOFS
Sasaran terbentuknya JGOFS :
a. Pemberian nilai fluks karbon skala besar yang diperoleh dari peningkatan pada
pengamatan jaringan.
b. Sebagai perangkat model yang menjelaskan tentang proses pengendalian fluks
karbon skala besar.
c. Sebagai prosedur untuk mengamati samudera dengan cara synoptik rutin untuk
mendeteksi kemungkinan perubahan siklus karbon samudera yang bertanggung
jawab terhadap perubahan iklim.
d. Untuk penyimpanan data, pengamatan dilakukan sesuai dengan standar protokol
dan sistem yang mudah dianalisa oleh peneliti.
e. Sebagai ilmu pengetahuan dan pemahaman fluks di seluruh tepi benua yang dapat
digambarkan dalam model global.
f. Peningkatan minat jumlah anggota negara yang tergabung dalam JGOFS dengan
melakukan observasi secara tepat yang mencakup skala global.
6. Statistik JGOFS
Menurut data yang dikumpulkan Kantor Perencanaan JGOFS Amerika Serikat pada
bulan Februari 2001 terdapat 250 principal investigators, saintis dari sekitar 73
institusi yang bergabung dalam JGOFS, dana bantuan kepada para saintis dalam 26
negara dan distrik Kolumbia, Bermuda, Canada, Inggris, dan Perancis. Para saintis
dari 22 negara berkolaborasi pada proyek JGOFS Amerika Serikat dimana lebih dari
300 lulusan S1 dan S2 didukung oleh bantuan dana JGOFS. Hampir sekitar 657
publikasi ilmiah tercatat hingga tahun 2001 dan 10 terbitan khusus dari jurnal DeepSea Research II dengan beberapa yang sedang berlangsung. Dalam kaitannya dengan
penelitian tersebut sekitar 343 000 mil laut yang merupakan pnjelajahan eksplorasi
samudera ( 16 kali mengelilingi dunia) yang dilakukan dalam 3040 hari. Hampir 1000
pengunjung per hari yang membuka website JGOFS.
7. Survey Medan dan Kantor JGOFS
Untuk mendukung penelitian fluks karbon dan kandungan dalam samudera di seluruh
dunia, terdapat 6 survey medan dan 2 kantor JGOFS (Gambar 1). Keenam survey
medan menurut WHOI (2014) yaitu :
1. Program rangkain waktu di Hawaii Ocean (Hawaii Ocean Time-series Program)
2. Studi Proses Pasifik Ekuatorial (Equatorial Pacific Process Study)
3. Studi rangkaian waktu di Bermuda Atlantic (Bermuda Atlantic Time-series Study)
4. NABE (North Atlantic Bloom Experiment)
5. Ekspedisi Laut Arab (Arabian Sea Expedition)
6. Studi proses di samudera bagian selatan dan sekitar Antarika (Antartic
Environment and Southern Ocean Process Study)
Adapun kantor yang menjadi pusat kinerja para principal investigator ada dua yaitu :
1. Kantor Manajemen Data dan Perencanaan JGOFS (JGOFS Planning and Data
Management Office) yang berada di kota Worcester, Amerika Serikat.
2. Kantor Proyek Internasional JGOFS (JGOFS International Project Office) yang
berada di University of Bergen, Norwegia.
Gambar 2. Pengamatan perubahan CO2 di udara dan di permukaan air samudera dari
tahun 1988 hingga 1998.
Sebagian besar karbon di samudera di simpan di perairan dalam dan sedimen dasar
laut. Seberapa banyak dan cepatnya karbon dapat di transfer dari atmosfer menuju
kedalaman samudera menjadi penting kaitannya dengan siklus karbon di dunia. Satu
siklus karbon, oleh para saintis disebut dengan istilah biological pump (Gambar 3).
Dimulai dengan phytoplankton sebagai organisme sel tunggal yang membentuk
jaringan makanan dasar samudera. Organisme ini dan zooplankton yang memakannya
memproduksi partikel karena sudah mati, meleleh atau mengekskresikan zat. Partikel
yang mengandung zat organic terbawa kolom air, membawa karbon menuju samudera
dalam. Selama berhari-hari hingga berminggu-minggu akhirnya sampailah di dasar
laut. Beberapa didekomposisi oleh bakteri atau dimakan zooplankton dan ikan di
perairan dalam.
Gambar 4. Peralatan baru samudera (1. Ocean sensor and communications satellites;
2. Autonomous underwater vehicle; 3. Free-drifting ocean bio-optical sensor; 4.
Neutrally buoyant sediment trap; 5. Time-series water sampler; 6. Moored profiling
chemical sensors; 7. Benthic rover; 8. Moored air-sea gas flux array; 9. Time-series
sediment traps) (sumber : brosur JGOFS)
10. Data JGOFS
JGOFS memiliki banyak sekali data yang diberikan secara online kepada siapapun
tentang data fisis maupun kimiawi samudera. Data-data tersebut antara lain :
a. Data bottle, mencakup parameter temperatur, salinitas dan nutrisi (oksigen,
fosfat, silikat, nitrat, nitrit dan ammonium).
b. Data ctd, mencakup parameter temperatur, tekanan, konduktivitas, salinitas,
potensial temperatur dan potensial densitas.
c. Data zoo_dv_MOC, mencakup pergerakan volume zooplankton.
d. Data tco2, mencakup total karbon dioksida dan alkalinitas.
e. Data phyc, mencakup konsentrasi pigmen phycoenthrin.
f. Data pigment, mencakup konsentrasi pigmen.
g. Data gas_ratio, mencakup pengukuran O2, N2, dan Ar.
h. Data sediment, mencakup data jebakan sedimen dan fluks partikel biogenis.
i. Data ace_boot, mencakup data pengamatan pantai Atlantik.
j. Data omp_boot, mencakup program margin samudera.
11. Kegiatan JGOFS
Berikut adalah sebagian kegiatan yang telah dilakukan JGOFS.
7-10 Januari, Paris, Prancis
Buka ilmu konferensi internasional "Lautan: Ocean biogeokimia dan ekosistem
analisis", Co-disponsori oleh IGBP dan SCOR
Kontak: SCOR Sekretariat, scor@dmv.com atau IGBP Sekretariat, Wendy Broadgate.
Konferensi ini dirancang untuk membantu pengembangan proyek penelitian
internasional, integrated sepuluh tahun baru berfokus pada dinamika biogeokimia dan
ekosistem laut dalam konteks perubahan Global dan sistem bumi. Anda akan hangat
diajak kunjungi website konferensi di http://www.igbp.kva.se/obe/
24-25 Februari 2003, Goa, India
Lokakarya internasional Biogeochemical proses di Utara Samudera Hindia
Hubungi: Venugopalan Ittekkot, Pusat untuk ekologi laut tropis (ZMT), Universitas
Bremen, Fahrenheitsstrasse - 1, D-28359-Bremen, Jerman, Tel. + 49 421 21 23800,
Fax. + 49 421 23800 30
3-7 Maret 2003, UNESCO HQs, Paris, Prancis
sesi 17th Komite IOC Data Oseanografi internasional dan pertukaran informasi
(IODE)
melalui
alamat
atau juga bisa
Daftar Referensi
Brosur JGOFS. A New Wave of Ocean Science
http://ijgofs.whoi.edu
http://ijgofs.whoi.edu/Central_Frame.html
http://ijgofs.whoi.edu/about.html
http://ijgofs.whoi.edu/organization.html
http://ijgofs.whoi.edu/Publications/Special_Pub/special_publications.html
http://ijgofs.whoi.edu/Publications/Dissertations/published_dissertations.html
http://ijgofs.whoi.edu/Publications/datasets/datasets.html
http://ijgofs.whoi.edu/Publications/Special_Issues/special_issues.html
http://ijgofs.whoi.edu/Publications/Books
http://ijgofs.whoi.edu/calendar.html
http://ijgofs.whoi.edu/sponsors.html
http://usjgofs.whoi.edu/jg/dir/jgofs/