A.
DATAPENGALAMAN PERUSAHAAN
1. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN
2. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
3. URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
B.
C.
LAMPIRAN :
1. DOKUMEN PENDUKUNG
2. LAIN-LAIN
SMC yang berkedudukan di Padang sebagai pusat kegiatan dan aktifitas, juga melayani
pembangunan yang tersebar di seluruh Propinsi Sumatera Barat.
1.3.
Filtrasi biologi
Pengelolaan Lingkungan
Audit lingkungan
Prosedur operasi standar lingkungan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Analisis resiko lingkungan
Upaya pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL)
f.
No.
Lokasi
Alamat/
Telepon
No / Tanggal
011/PPBJ/BPSPDG/2011
13 April 2011
01/PA/DISHUBPARPAS/2011
20 April 2011
030J/PPBJ/BPSPDG/2011
30 Juni 2011
15/SPK-DED/BINTEKPRASKIM/VII-2011
11 Juli 2011
1065.A/F2/OR/2011
28 Juni 2011
164/X/BT/SPKDAU/DPUK-PS/2011
24 Oktober 2011
12/SPK-SPV/BINTEKPRASKIM/XI-2011
18 November 2011
Nilai
Kontrak
BA Serah
Terima
12.700.000
27 Apr 11
27 Apr 11
19.500.000
04 Mei 11
04 Mei 11
11.300.000
14 Juli 11
14 Juli 11
97.564.000
10 Okt 11
10 Okt 11
16.250.000
13 Juli 11
20 Des 11
49.676.000
7 Des 11
7 Des 11
14.680.000
17 Des 11
17 Des 11
Perencanaan Pamagaran
Kantor BPS Kota Padang
Lubuk
Sikaping
0753-20790
Padang
Jl. By Pass KM
13 Padang
Rao
Pasaman
Dinas Prasjaltarkim
Sumbar
0751-7051700
Padang
Painan
Bayang
Dinas Prasjaltarkim
Sumbar
0751-7051700
Pariaman
Kantor Lingkungan
Hidup Kota Pariaman
Jl. Diponegoro
48 Pariaman
16/SPK/KLH-2011
24 Oktober 2011
37.485.000
22 Des 11
22 Des 11
Manggis
Solok
Selatan
0755-583338
520/05/PML/PERENC/PP
K-HOR/DPPP-SS/2011
24 November 2011
55.161.000
24 Des 11
24 Des 11
10
Jeruk
Solok
Selatan
0755-583338
520/054//PERENC/PPKHOR/DPPP-SS/2011
23 November 201
17.970.000
23 Des 11
23 Des 11
11
Pesisir
Selatan
8.800.000
25 Jan 12
25 Jan 12
12
Perencanaan Penataan
Halaman BPS Pessel
Pesisir
Selatan
6.000.000
20 Mar 12
20 Mar 12
Agam
BPS Agam
6.800.000
15 Feb 12
15 Feb 12
Agam
BPS Agam
9.400.000
15 Feb 12
15 Feb 12
Padang
Pariaman
7.200.000
15 Feb 12
13
14
15
Padang
Dinas Pendidikan
Pemuda & Olah Raga
Dinas Pekerjaan
Umum Kab. Pesisir
Selatan
Dinas Pertanian,
Peternakan &
Perikanan Kab. Solok
Selatan
Dinas Pertanian,
Peternakan &
Perikanan Kab. Solok
Selatan
Jl. By Pass KM
13 Padang
Tanggal Selesai
Menurut
Kontrak
0751-20152
0756-7464130
54/PPBJ/BPSPes.Selatan/2012
11/01/2012
63/PPBJ/BPSPes.Selatan/2012
20/02/2012
015/SPK/II/Tahun 2012
01/02/2012
016/PPBJ/BPSAgam/2012
002/SPK/II/Tahun 2012
01/02/2012
15 Feb 12
16
Perencanaan Penataan
Halaman BPS P. Pariaman
Padang
Pariaman
17
Batusangk
ar
BPS Batusangkar
18
Kambang
0755-7464130
19
Agam
Dinas Prasjaltarkim
0751-7051700
20
Tanah
Datar
21
Punggasan
0755-7464130
22
Salido
Ketek
0755-7464130
Pasaman
Barat
Dinas Prasjaltarkim
0751-7051700
Bukittingg
i
Sawahlunt
o
Kab.
Tanah
Datar
0751-71814
23
24
25
26
27
Kab.
Pesisir
Selatan
Dinas Prasjaltarkim
0756-7464130
28
Kab. Agam
0752-76655
29
Perencanaan Perkuatan
Tangga Depan Kanwil DJPBN
Padang
Dirjen Perbedaharaan
Sumbar
0751-7051253
30
Kab.
Pesisir
Selatan
Dinas Prasjaltarkim
0756-7464130
003/SPK/II/Tahun 2012
22/02/2012
010/PPBJBPS/KABTANAHDATAR/20
12
17/01/2012
05/I/BT/SPK-DAU/DPUKPS/2012 tggl 27/01/2012
04/SPKPERC/AM/BINTEKPJTRP/VI-2012 Tggl
04/06/2012
141/PPBJBPS/KABTANAHDATAR/20
12
16/08/2012
127/XI/BT/SPKDAU/DPUK-PS/2012 tggl
05/11/2012
135/XI/BT/SPKDAU/DPUK-PS/2012 tggl
05/11/2012
02/SPK-DED/BINTEKPJTRP/VIII-2012
Tggl 10/08/2012
9.400.000
7 Mar 12
7 Mar 12
87.290.000
1 Mar 12
1 Mar 12
24.624.000
25 Feb 12
25 Feb 12
79.500.000
4 Juli 12
4 Juli 12
8.500.000
30 Agus 12
30 Agus 12
45.476.000
20 Des 12
20 Des 12
21.457.000
4 Des 12
4 Des 12
85.100.000
10 Okt 12
10 Okt 12
011/PBJ/BPS-BKT/2013
Tggl 21/02/13
16.250.000
21 Feb 2013
13 Mar
2013
011/PPBJ/BPS-SWL/2014
49.924.000
18 Mar
2014
16 Apr 2014
03/KONSLT-BP/2015
Tggl 26/10/2015
37.620.000
26 Okt
2015
25 Des
2015
45.000.000
28 Okt
2015
11 Des
2015
38.000.000
26 Okt
2015
24 Des
2015
12.496.000
4 Sep 2015
18 Sep
2015
46.710.000
12 Okt
2015
25 Nov
2015
90/Perkim/PLDAU/Pjtarkim-PS/X/2015
Tggl 28/10/2015
12/PemkesKesling/X/2015
Tggl 26/10/2015
023/WPB.03/2015
Tggl 4/09/2015
69/Perkim/PLDAU/Pjtarkim-PS/X/2015
Tggl 12/10/2015
: Indonesia
LOKASI
PENUGASAN
KEGIATAN
TENAGA PROFESIONAL
YG DISEDIAKAN
PEMBERI KERJA
JUMLAH TENAGA
: 3
: 3
TGL MULAI
TGL PENYELESAIAN
: Rp. 45.000.000
28 Oktober 2011
11 Desember 2015
NILAI KONTRAK
2.
3.
(Ahli Lingkungan)
PROYEK : Penyusunan DED Air Minum Kws. Kec. Kinali Kab. Pasaman Barat
NAMA
KEGIATAN
: Indonesia
LOKASI
PENUGASAN
KEGIATAN
TENAGA PROFESIONAL
YG DISEDIAKAN
PEMBERI KERJA
JUMLAH TENAGA
: 3
ALAMAT
PEMBERI KERJA
TGL MULAI
TGL PENYELESAIAN
10 Agustus 2012
10 Desember 2012
NILAI KONTRAK
: 9
: Rp 85.100.000
2.
3.
(Ahli Lingkungan)
10
2.1.4. Apresiasi Terhadap Perencanaan Peningkatan Sistem Pelayanan Air Minum PDAM Kota
Payakumbuh (Paket 1/Pipa 300 mm).
Apresiasi konsultan terhadap pekerjaan Perencanaan Peningkatan Sistem Pelayanan Air
Minum PDAM Kota Payakumbuh (Paket 1/Pipa 300 mm) berdasarkan hubungan antara
latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan serta sasaran yang diinginkan sesuai Kerangka
Acuan Kerja.
Seperti kita ketahui bahwa pada umumnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terkendala
dengan tidak adanya biaya pengembangan jaringan baru untuk daerah layanan yang
potensial. Perlu diketahui bahwa pengembangan jaringan distribusi pada daerah layanan baru
yang mempunyai potensi sambungan rumah (SR) di atas 1000 SR sangat menguntungkan
dari sisi bisnis terhadap PDAM. Namun demikian kendala kendala yang dihadapi baik dari
segi modal/biaya juga terdapat nantinya kendala kendala dari segi teknis, seperti kapasitas
air yang dialirkan, tekanan air yang disyaratkan pada pelanggan dan operasianalpemeliharaan.
Untuk itu PDAM Kota Payakumbuh harus mampu mengembangkan manajemen perusahaan
yang efektif dan efisien dalam pengelolaan air minum perkotaan.
2.1.5. Inovasi Terhadap Terhadap Perencanaan Peningkatan Sistem Pelayanan Air Minum
PDAM Kota Payakumbuh (Paket 1/Pipa 300 mm).
Inovasi disini dimaksudkan untuk memberikan masukan, ide ide maupun saran atas
Perencanaan Peningkatan Sistem Pelayanan Air Minum PDAM Kota Payakumbuh
(Paket 1/Pipa 300 mm). agar bisa berjalan dengan lancar, cepat serta dalam operasionalnya
nanti ruang tersebut betul betul bisa efisien dan efektif.
Peningkatan system pelayanan air minum di Kota Payakumbuh dengan merencanakan jalur
distribusi baru untuk daerah layanan harus memperhatikan :
1. Memperhatikan lahan untuk jalur distribusi baru, apakah telah bebas atau belum.
2. Pipa distribusi eksisting yang akan dikoneksikan kepada distribusi baru.
3. Sistem koneksi yang digunakan.
4. Tekanan eksisting pada ujung pipa distribusi eksisting
5. Asesoris pipa untuk peningkatan jalur baru.
Untuk itu konsultan melakukan pengumpulan data peta jaringan distribusi eksisting, serta
melakukan evaluasi data data pipa pipa distribusi eksisting tesebut untuk keperluan
desain jaringan pipa baru.
2.2.
11
Setelah memahami permasalahan pasokan air minum yang terjadi di wilayah studi, konsultan
bertekad untuk dapat membantu Pemberi Kerja dalam merumuskan solusi yang aplikatif dan
terarah.
Pendekatan dan metodologi kerja yang akan dilakukan oleh pihak Konsultan mempertimbangkan
beberapa hal, diantaranya:
i) aspek teknis sesuai dengan lingkup KAK dan kriteria perencanaan
ii) aspek waktu pelaksanaan
iii) aspek tenaga kerja.
Aspek teknis merupakan prioritas utama yang akan dicapai. Disamping tetap mengacu pada KAK,
konsultan juga akan bekerja berdasarkan standar/ketetapan yang berlaku, diantaranya adalah:
a. Undang undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan
Sistem Peyediaan Air Minum.
c. Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih Perkotaan
d. Buku Utama Sistem Jaringan Pipa
e. Serta beberapa literatur yang berhubungan dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Penyimpangan terhadap standar/ketetapan yang sedang berlaku akan didasari dengan
penjelasan teknis dan alasan yang memadai serta menunjuk pada suatu referensi, serta disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Aspek Waktu Pelaksanaan, merupakan pembatas yang harus disikapi oleh konsultan dengan
menyusun Rencana Kerja secara sistematis tanpa mengurangi batasan teknis yang berlaku dan
berdasarkan keterlibatan personil dalam melaksanakan masing-masing tugasnya.
Aspek Tenaga Kerja, dipilih sesuai dengan kualifikasi serta jumlah yang memadai agar dapat
menyelesaikan pekerjaan secara tepat mutu dan tepat waktu.
Secara singkat konsep dasar pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Peningkatan Sistem
Pelayanan Air Minum PDAM Kota Payakumbuh (Paket 1/Pipa 300 mm) sebagai berikut :
Kerangka
Acuan Kerja
Perumusan Pendekatan
& Metodologi Pelaksana
Pekerjaan
Hasil Yang
Diinginkan
Batasan-batasan:
Alokasi Dana Pelaksanaan Pekerjaan
Alokasi Waktu Pelaksanaan
Lokasi Daerah Studi
12
Kajian analisis data dan desain akan dilakukan berdasarkan data atau fakta lapangan yang
diperoleh pada tahap survey dan identifikasi melalui prosedur dan tata cara yang baik dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Dana Dan Peralatan
Dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah kurang lebih sebesar Rp.
50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sesuai yang tertera di dalam KAK. Sedangkan peralatan yang
dibutuhkan dalam menunjang kegiatan ini antara lain:
Komputer
Printer
Faximile
Pesawat telepon
Pesawat faxcimile
Waterpass, theodolite, bak ukur, kompas
Alat sondir, Hand Auger, Mobil bak
Current meter
Roda 2
Roda 4
Dll
Referensi
Referensi yang dipilih dan cukup relevan dengan Perencanaan Peningkatan Sistem Pelayanan Air
Minum PDAM Kota Payakumbuh (Paket 1/Pipa 300 mm), diantaranya adalah:
Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih Perkotaan, Direktorat Air Bersih-Departemen Pekerjaan
Umum.
Buku Utama Sistem Jaringan Pipa, Direktorat Air Bersih-Departemen Pekerjaan Umum.
Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Untuk Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri, Pedoman
Penunjang Buku 3, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah-Direktorat Sumber Daya Air,
2001.
Kualitas Air, Pedoman Penunjang Buku 4, Departemen Permukiman dan Prasarana WilayahDirektorat Sumber Daya Air, 2001.
Biaya dan Evaluasi Ekonomi, Buku Penunjang 7, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah-Direktorat Sumber Daya Air, 2001.
Dll
2.2.2. Tahapan Pelaksanaan Dan Metodologi
Berdasarkan pemahaman dan pendalaman terhadap lingkup Kerangka Acuan Kerja (KAK), dapat
disusun tahapan pelaksanaan dan metodologi kegiatan secara menyeluruh sebagaimana diperlihatkan
pada Diagram Alir Pelaksanaan dan Metodologi Kegiatan.
Secara garis besar tahapan rencana kerja konsultan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survey dan Investigasi
3. Tahap Analisa dan Formulasi
4. Tahap Perencanaan Detail
5. Tahap Pelaporan
6. Tahap Diskusi
2.2.3. Tahapan Persiapan
1. Mobilisasi Persiapan Kerja, Penyediaan Personil dan Peralatan Kerja
Persiapan personil dan peralatan sebagaimana diusulkan dalam Dokumen Penawaran Teknis akan
segera disiapkan begitu juga dengan rencana lokasi Kantor Lapangan. Kegiatan ini akan dimintakan
persetujuan dengan Direksi Pekerjaan.
14
Pengumpulan Data sebelum ke lokasi survey di lakukan di tingkat Pusat, Tingkat Propinsi dan terutama
di tingkat Kabupaten dengan tujuan :
Untuk mendapatkan data peta topografi daerah pelayanan
Untuk mengumpulkan informasi sumber air yang ada di lokasi
Data yang dibutuhkan :
Fotocopy atau cetakan peta topografi dengan skala besar, yang mencakup daerah/lokasi yang
akan disurvey.
Peta geologi dan hidrogeologi untuk daerah proyek.
4. Kajian Data Sekunder
Analisa awal dilakukan dengan menggunakan data dan laporan yang berhasil dikumpulkan. Fokus
analisa awal ini adalah konsultan akan melakukan seleksi, tabulasi, evaluasi dan analisa data tersebut
yang nantinya akan dapat digunakan untuk menyusun program kerja.
Untuk dapat memahami dan mengevaluasi kondisi aktual, konsultan akan melakukan kajian yang
cukup mendalam berkaitan dengan sejarah (historis) konsep awal Perencanaan Peningkatan Sistem
Pelayanan Air Minum PDAM Kota Payakumbuh (Paket 1/Pipa 300 mm) meliputi aspek :
Latar belakang proyek
Pengembangan wilayah
Kajian sumber air baku
Kajian kondisi sosial ekonomi masyarakat
15
16
Sedang tujuannya adalah untuk memperoleh data-data teknis pengukuran yang akan dipakai sebagai
dasar untuk melakukan pekerjaan detail desain.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengukuran Topografi antara lain adalah:
1. Pengukuran dan pemetaan situasi sumber air baku skala 1 : 2.000
2. Pengukuran situasi rencana bangunan, skala 1 : 1.000.
3. Pengukuran situasi rencana jalur pipa utama.
4. Pengukuran memanjang dan melintang trase jaringan pipa
Pemasangan Patok Kayu, BM dan CP
a. Pemasangan Patok Kayu
Bentuk dan ukuran Patok
Pemasangan patok ditempatkan pada jalur kerangka dan dipasang sepanjang sungai dengan
interval jarak 100 m.
Patok kayu yang dipasang berukuran 5 x 7 x 50 cm.
Patok kayu dipasang di lokasi yang aman dan stabil dan bagian atas yang muncul + 10 cm di
permukaan.
Untuk titik centring dipasang paku seng.
Bagian atas patok dicat warna merah dengan tulisan warna hitam untuk membedakannya dengan
patok yang dipasang pihak lain.
Pemberian simbol (nama) patok yang tidak mengikuti trase sungai diberi simbol a, b, c dan
seterusnya.
Pemberian simbol (nama) patok yang mengikuti sungai diberi simbol sesuai nama sungainya.
b. Pemasangan Patok Beton/Bench Mark (BM) dan Control Point (CP)
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemasangan BM di lapangan, diantaranya adalah
:
Patok beton (Bench Mark / BM) yang akan dipasang mempunyai ukuran 20 x 20 x 100 cm dan
dipakai sebagai kerangka utama dalam pemetaan situasi.
Patok beton pembantu (Control Point = CP) dipasang sebagai patok pendamping untuk orientasi
arah dan untuk memudahkan dalam uji petik (cross check). CP mempunyai ukuran dengan
diameter 10 x 75 cm.
Dalam pemasangan BM/CP akan disesuaikan pula untuk kebutuhan pengukuran trase sungai,
sehingga patok patok ini dapat dipakai untuk pengukuran trase sungai.
Penentuan rencana lokasi pemasangan BM/CP dilakukan atas dasar sketsa rencana jalur
kerangka utama, yaitu dengan interval maksimum 5,00 Km.
Pemasangan BM/CP akan ditempatkan pada lokasi yang aman dan stabil, serta mudah
diketemukan kembali.
17
c. Pembuatan Diskripsi BM
Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah ditentukan dalam buku Standar
Perencanaan Irigasi (KP-07).
Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah ditentukan dalam buku Standar
Perencanaan Irigasi (KP-07).
Sketsa lokasi dan keterangan letak BM/CP, dibuat sejelas mungkin untuk memudahkan dalam
pencarian BM dikemudian hari.
Foto BM/CP dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah sekitarnya. Pemotretan
diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor BM/CP dan keterangan yang diperlukan tampak
jelas pada foto.
Foto, sketsa data koordinat (X,Y), data elevasi (z) dan keterangan lokasi BM/CP dicantumkan pula
dalam format standar tersebut.
Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Control Point (CP)
18
Pemetaan Topografi
Pada dasarnya metode pekerjaan Pemetaan Topografi baik untuk skala 1 : 2000 maupun 1 : 500
adalah sama, hanya berbeda pada kerapatan pengukuran detailnya. Pemetaan situasi strase pipa
skala 1 : 2000 dengan interval kontur 1 meter, pemetaan situasi rencana bangunan skala 1 : 200
dengan interval kontur 0,5 meter. Pada umumnya pekerjaan pemetaan topografi terdiri dari kegiatankegiatan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Lapangan
Penentuan batas pemetaan dan jalur kerangka pemetaan
Batas pemetaan ditentukan berdasarkan pada rencana batas pemetaan yang dibuat pada
peta kerja. Sepanjang jalur batas pemetaan, dilakukan perintisan dan pemasangan patok kayu
tiap jarak 25 meter.
Patok-patok kayu tersebut merupakan titik-titik kerangka pemetaan poligon dan leveling dan
juga sebagai titik ikat (awal dan akhir) pengukuran situasi detail dengan cara raymeter dan
radial. Alat ukur yang dipakai adalah Theodolite Wild T-0 dan pita ukur.
Pengukuran poligon
Pengukuran poligon dilakukan di sepanjang jalur batas pemetaan dan jalur kerangka
pemetaan mengikuti patok kayu dan BM yang telah dipasang, sehingga semua patok kayu dan
BM dapat dihitung koordinatnya (x, y).
Pengukuran sudut dilakukan dengan Theodolith T-0 atau yang sederajat dan jarak dengan
EDM. Sudut horizontal dibaca 2 seri ganda, dengan setting pada bacaan 00 dan 900,
sehingga didapat 4 (empat) buah sudut (setting 00, biasa, seting 00 luar biasa, setting 900,
biasa, setting 900 luar biasa).
Perbedaan ke 4 (empat) sudut tersebut terhadap rata-ratanya tidak lebih dari 10, bila lebih
dari 10, maka pengukuran di ulang, sudut vertikal yang dipakai adalah yang telah dikoreksi
dengan kalibrasi (B + LB 3600), bila sudut vertikal merupakan sudut zenith. Jarak
diukur dengan alat EDM, dengan pembacaan pulang pergi masing-masing dibaca 5 kali.
Pengukuran Sipat Datar
Pengukuran leveling dilakukan mengikuti jalur pengukuran poligon, sehingga semua patok
kayu dan BM dapat dihitung koordinat dan elevasinya (x, y, z).
Pengukuran dilakukan dengan atat waterpass.
Pengukuran leveling
Pengukuran leveling dilakukan mengikuti jalur pengukuran poligon, sehingga semua patok
kayu dan BM dapat dihitung koordinat dan elevasinya (x, y, z). Pengukuran dilakukan dengan
alta automatic level Wild Nak 2 dilengkapi dengan rambu ukur dan nivo rambu. Pembacaan
dilakukan double stand dengan jalur pengukuran tertutup (loop) atau terikat pada 2 (dua) BM.
Pembacaan pada stand I dilakukan lengkap BA, BT dan BB, sedangkan pembacaan pada
stand II cukup BT saja. Sebagai kontrol pengukuran, maka perbedaan 2 x BT dengan BA + BB
tidak boleh lebih dari 2 mm dan perbedaan beda tinggi ?H stand I dan stand II tidak boleh
lebih dari 2 mm.
Pengukuran situasi detail
Pengukuran situasi detail dilakukan dengan alat ukur Theodolite Wild T-0 dengan bacaan 1
(satu menit) untuk sudut (horizontal dan vertikal) dan jarak dengan tachometry menggunakan
rambu ukur.
Pengukuran dimulai dan diakhiri dari patok kayu yang telah diketahui koordinat dan elevasinya
(x, y, z) hasil pengukuran poligon dan leveling, sehingga dapat dilakukan kontrol terhadap
hasil ukurnya. Pengukuran dilakukan secara poligon ray dan kombinasikan dengan system
radial setiap kali berdiri alat dan poligon ray satu dengan lainnya dibuat sejajar dengan jarak
25 meter. Poligon ray dimulai dari patok kayu dan diakhiri ke patok kayu pada batas
pemetaan. Titik-titik poligon ray dibuat tidak lebih dari 50 meter dilandasi dengan patok kayu.
b. Pekerjaan Perhitungan
Pekerjaan perhitungan dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
19
20
Pekerjaan penggambaran dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Penggambaran Sementara dan
Penggambaran Final.
Penggambaran Sementara
Penggambaran sementara (draft) akan dilakukan pada kertas milimeter.
Penggambaran Final
Penggambaran final akan dilakukan pada kertas kalkir A1 dengan ukuran luas peta 80 x 60 cm.
Pengukuran Situasi Detail Rencana Bangunan
Pengukuran situasi detail bangunan fasilitas dilakukan pada lokasi yang ditentukan bersama direksi
pekerjaan. Pengukuran situasi rencana bangunan fasilitas dengan skala 1 : 200. pada umumnya
metodologi pengukuran situasi untuk bangunan fasilitas adalah sama dengan pengukuran situasi
sungai utama, namun karena pengukuran ini akan dipakai untuk pekerjaan perencanaan, maka
pengukuran dilakukan lebih detail mengingat produk akhir pekerjaan ini adalah peta situasi dengan
skala 1 : 200. Total luasan yang akan dipetakan 1 Ha.
Ketelitian pengukuran yang harus dipenuhi adalah:
Poligon :
- Ketelitian koordinat = 1 : 10.000
- Salah penutup sudut horizontal = 10 N
Leveling :
- Salah penutup elevasi = 10 D
Keterangan :
N = jumlah titik poligon
D = jarak dalam kilometer
Hasil perhitungan final adalah berupa tabel koordinat (x,y) dan elevasi (z) dari titik poligon dan
titik situasi detail.
Plotting Posisi
Dalam pelaksanaan kegiatan kontrol posisi/koordinat suatu lokasi agar mencapai tingkat keakuratan
hasil secara maksimal, digunakan alat bantu pembacaan posisi yang sering disebut GPS (Global
Positioning System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca
kepada banyak orang secara simultan.
GPS, singkatan dari Global Positioning System (Sistem Pencari Posisi Global), adalah suatu jaringan
satelit yang secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang sangat rendah.
Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan ke langit tidak
boleh terhalang, sehingga biasanya alat ini hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit GPS bekerja pada
referensi waktu yang sangat teliti dan memancarkan data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada
21
saat itu. Operasi dari seluruh satelit GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang
sama. Alat penerima GPS akan bekerja jika ia menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah satelit GPS,
sehingga posisinya dalam tiga dimensi bisa dihitung. Pada saat ini sedikitnya ada 24 satelit GPS yang
beroperasi setiap waktu dan dilengkapidengan beberapa cadangan. Satelit tersebut dioperasikan oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, mengorbit selama 12 jam (dua orbit per hari) pada ketinggian
sekitar 11.500 mile dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per jam. Ada stasiun penerima di bumi
yang menghitung lintasan orbit setiap satelit dengan teliti.
22
Dengan mengkonsumsikan konversi ukuran volume 1 ember ke dalam ukuran liter dari data
kependudukan dan diketahui jumlah jiwa/kk, maka dapat ditentukan berapa liter/orang/hari rata-rata
pemakaian airnya
Hasil tersebut dibandingkan dengan kriteria, apakah termasuk kategori pemakaian air 30
liter/orang/hari atau 90 liter/orang/hari
23
dimana : Pn
Ka
24
(Pi - Pi-1)
i =1
Ka
______________________
N - 1
dimana :
= jumlah data
Pi
Pi-1
Metode Geometri
Proyeksi dengan mengguakan metode geometri dilakukan dengan menggunakan rumus :
Pn = Po (1 + R)n
dimana : Pn
(Pi / Pi-1)
i =1
______________________
N-1
dimana :
= jumlah data
Pi
Pi-1
25
Besarnya pemakaian air bersih oleh masyarakat pada suatu daerah tidaklah konstan, namun terjadi
fluktuasi pada jam-jam tertentu bergantung aktifitas keseharian masyarakatnya. Hal tersebut berlangsung
setiap hari dan membentuk suatu pola penggunaan air yang relatif sama.
Pada saat-saattertentu terjadi peningkatan aktifitas penggunaan air sehingga memerlukan pemenuhan
kebutuhan air bersih lebih banyak dari kondisi normal, sementara pada saat-saat tertentu juga tidak
terdapat aktifitas yang memerlukan air.
Adapun kriteria tingkat kebutuhan air pada masyarakat dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Kebutuhan air rata-rata, yaitu penjumlahan kebutuhan total (domestik dan non domestik)
ditambah dengan kehilangan air
2. Kebutuhan harian maksimum, yaitu kebutuhan air terbesar dari kebutuhan rata-rata harian
dalam satu minggu
3. Kebutuhan air pada jam puncak, yaitu pemakaian air tertinggi pada jam-jam tertentu selama
periode satu hari
Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam perhitungan besarnya kebutuhan
air bersih, dimana tiap-tiap kota berbeda tergantung pada pola konsumsi air masyarakatnya. Untuk itu,
besarnya
koefisien pada tiap parameter harus diperhitungkan dengan teliti untuk keperluan tersebut. Dalam
perencanaannya dapat menggunakan angka koefisien sebagai berikut (Anonim, 1999 : 7-2) :
Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata
Kebutuhan jam puncak = 1,56 x kebutuhan air maksimum
Kriteria Perencanaan Sistem Air Baku
26
Faktor Pengali (Load Factor) Kebutuhan Air Bersih Dalam Satu Hari
29
siphonage). Dalam hal ini kita perlu memasukkan udara ke dalam pipa agar aliran balik tersebut
dapat dihindarkan.
6. Katup Penguras (wash out)
Berfungsi untuk mengeluarkan lumpur yang terendapkan dalam pipa dan juga untuk mengosongkan
pipa apabila ada perbaikan. Diameter wash out berkisar antara 1/4 sampai 1/2 dari diameter pipa.
Wash out ditempatkan pada :
Lokasi terendah dimana lumpur dapat berkumulasi
Ujung-ujung saluran yang mendatar dan menurun
Titik awal jembatan pipa
7. Sambungan Pipa
Sambungan, pipa berfungsi untuk menyambung pipa sejenis dan seukuran atau lain jenis dan
ukuran. Sambungan tersebut dapat berupa :
Socket
Fungsi socket adalah untuk menghubungkan pipa yang berbeda ukuran dan jenisnya.
Flens
Penyambungan dengan flens dilakukan untuk pipa yang kedudukannya diatas permukaan tanah
dengan diameter lebih besar dari 50 mm.
Water mur dan niple
Pipa yang disambung dengan water mur dapat dibuka kembali.
Water mur mempunyai ulir dalam, sedangkan niple berulir luar
C. Bangunan Penunjang
1. Booster Station
Berfungsi untuk menambah tekanan air dalam pipa dengan menggunakan pemompaan. Cara
penerapan penambahan tekanan dengan langsung dipasang pompa pada pipa atau menggunakan
reservoir penampungan. Ditempatkan pada tempat-tempat dimana air dalam pipa kurang dari
tekanan air minimum.
2. Jembatan Pipa
Pemasangan pipa dengan bentang lebih besar dari 6 (enam) meter menggunakan jembatan,
sedangkan untuk bentang dibawah 6 meter menggunakan crossing Merupakan bagian dari pipa
transmisi yang menyeberang sungai/saluran di atas permukaan tanah. Pipa yang digunakan
disarankan pipa baja atau DCIP. Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak bentang dari titik masuk jembatan pipa.
3. Blok Penahan (Thrust Block)
Berguna untuk mencegah agar peralatan (fitting-fitting) tidak bergerak jika beban tekanan diberikan.
Blok penahan ini memindahkan beban dari fitting-fitting pada bidang tanah sekitamya. Block penahan
merupakan pondasi/bantalan dudukan perlengkapan pipa seperti bend, tee, katup/valve yang
berdiameter lebih besar dari 40 mm.
Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang, yaitu pada belokan pipa,
persimpangan/percabangan pipa, sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon serta perletakan
valve/katup. Blok penahan dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.
4. Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air bersih yang memiliki fungsi untuk
menampung dan menyimpan air untuk digunakan pada kondisi tertentu. Pengisian tampungan tandon
dilakukan apabila kebutuhan air bersih tidak mencapai puncak atau dibagi antara keduanya apabila
kapasitas debitnya mencukupi.
30
Perencanaan suatu tandon perlu memperhatikan aspek kuantitas dan kontinuitas. Kapasitas
tampungan dari sebuah tandon nantinya harus mampu untuk melayani areal pelayanan dan mampu
beroperasi sesuai rencana pengembangan seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih setiap
tahunnya (Anonim, 1999 : 6-26).
Adapun untuk menghitung volume yang diperlukan dalam sistem jaringan distribusi air bersih
didasarkan pada rumus berikut. (Anonim, 1995 : 5-25) :
V = 0,13.Q.T
dengan :
V
0,13
Q
T
5. Pompa
Tipe pompa sangat beraneka ragam, antara lain didasarkan pada posisi sumbu dan konstruksinya. Untuk
menciptakan suatu pompa yang khusus kadang-kadang diadakan penggabungan diantara berbagai tipe
pompa.
Pemilihan pompa secara garis besarnya didasarkan pada fungsi pompa, jenis cairan yang akan dipompa,
kapasitas dan tinggi tekanan total. Selain pemilihan pompa, juga harus diperhatikan kemungkinan
terjadinya kavitasi, kondisi lapangan dan harganya. Kavitasi adalah suatu gejala yang penting untuk
dipertimbangkan karena dapat mempercepat kerusakan pompa.
Jenis pompa memberikan gambaran mengenai bentuk dasar pompa dan dapat dibedakan dalam
beberapa jenis, yakni pompa jenis aliran semi aksial, aliran aksial dan volut, yang terutama didasarkan
pada tinggi tekanan.
Pompa jenis aliran semi aksial mempunyai kapasitas yang mudah berubah-ubah oleh adanya perubahan
tinggi tekanan dengan daya sumbu yang hampir konstan. Dibandingkan dengan pompa jenis aliran aksial,
maka jenis aliran semi aksial lebih efisien.
Jenis aliran semi aksial lebih mudah digunakan pada kondisi tinggi tekanan yang mudah berubah-ubah.
Pada pompa jenis aliran aksial daya sumbunya sangat berubah dan efisiensinya sangat menurun apabila
tinggi tekanan menyimpang dari tinggi tekanan rencana. Pemakaian pompa jenis ini paling efisien untuk
tinggi tekanan antara 3,5 4,0 m tetapi akan timbul suara apabila pompa ini bekerja pada tekanan yang
melampaui
139% dari tinggi tekanan rencana dan terjadilah peningkatan daya sumbu yang sangat menyolok.
Pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan berdasarkan debit hari maksimum. Perioda operasi
pompa antara 20-24 jam per hari.
31
32
33
Yang dimaksud dengan jaringan pipa distribusi adalah jaringan pipa yang digunakan untuk mengalirkan
air baku dari bangunan pengolahan air ke sambungan hidran umum (HU), sambungan rumah tangga (SR)
atau sambungan non domestik.
Pipa distribusi ini pada umumnya merupakan beberapa jalur pipa. Jaringan pipa distrubusi ini harus
mampu mengalirkan air dengan debit aliran rata-rata pada hari maksimum.
Penyusunan Model Sistem Jaringan Distribusi Rencana Pengembangan
Yang dimaksud adalah alternatif sistem penyediaan air bersih pedesaan, termasuk teknologi sistemnya,
berdasarkan alternatif unit-unit sistem seperti pada butir 1 sampai dengan 4 dan bentuk lokasi
pemukiman.
a. Alternatif sistem penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan
- sistem perpipaan penangkap mata air gravitasi.
- sistem perpipaan penangkap mata air dengan pompa.
- sistem perpipaan sumur dalam (bor)+ pompa.
- sistem perpipaan saringan pasir lambat.
- sistem perpipaan sederhana sumur dangkal + pompa.
Sistem perpipaan dengan mata air gravitasi
Sumber
: Mata air gravitasi yaitu mata air yang terletak pada ketiggian lebih besar 30 meter
diatas daerah pelayanan.
Pengolahan : Chlorinasi, pada titik awal pengaliran dari bangunan penangkap mata air.
Transmisi
: Pengaliran gravitasi langsung ke daerah pelayanan distribusi.
Distribusi :
Pengaliran selama 24 jam.
Pelayanan dengan Sambungan Rumah dan Hidran Umum.
Setiap pemakaian SR diharuskan mempunyai bak penampungan air minimal 200 liter.
Sambungan Hidran Umum, Setiap Hidran Umum diharuskan mempunyai bak penampungan
air minimal 2000 liter.
Sistem perpipaan penangkap mata air dengan pompa
Sumber
: Mata air yang terletak pada ketinggian kurang dari 30 meter dari daerah
pelayanan.
Pengolahan : Chlorinasi, pada titik awal pengaliran dari bangunan penangkap mata air.
Transmisi
:
Dengan sistem pemompaan 12 jam/hari ke reservoir distribusi yang terletak pada ketinggian
lebih dari 30 meter diatas daerah pelayanan distribusi.
Pengaliran secara gravitasi ke ground reservoir distribusi
Setiap pemakaian SR diharuskan mempunyai bak penampungan air minimal 200 liter.
Setiap Hidran Umum diharuskan mempunyai bak penampungan air minimal 2000 liter.
Distribusi
:
Pengaliran secara gravitasi selama 24 jam/hari
Dengan sistem pemompaan selama 12 jam/hari.
Sistem perpipaan sumur dalam (bor)+ pompa
Sumber
: Air tanah (sumur dalam/sumur bor).
Pengolahan : Chlorinasi
Transmisi
: Pengaliran gravitasi langsung ke daerah pelayanan distribusi.
Distribusi :
Pengaliran secara gravitasi.
Pelayanan melalui sambungan rumah dan hidran umum.
Setiap pemakaian SR diharuskan mempunyai bak penampungan air minimal 200 liter.
Sambungan Hidran Umum, Setiap Hidran Umum diharuskan mempunyai bak penampungan
air minimal 2000 liter.
34
dimana:
Q = tekanan aliran air (m3/dt)
A = luas penampang pipa (m2 )
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan aliran di dalam pipa (m/dt)
C = koefiesien Chezy
R = jari-jari hidrolis (m)
35
Jumlah aliran air yang masuk melalui 1-1 (Q1) harus sama dengan jumlah aliran air yang melalui 2-2 (Q2 ).
Atau :
Dimana :
Sehingga :
Jumlah aliran air yang masuk melalui 1-1 (Q1 ) harus sama dengan jumlah aliran air yang melalui 2-2 (Q2 ).
Atau :
Dimana :
Sehingga :
36
Jumlah aliran air yang masuk melalui 1-1 (Q1) harus sama dengan jumlah aliran air yang melalui 2-2 (Q2 ) dan
3-3 (Q3).
Atau :
Dimana :
hv
= energi kecepatan (m)
V
= kecepatan aliran (m/dt)
g
= percepatan gravitasi (m/dt2)
= 10 m/dt2
Pada dasarnya suatu energi tidak dapat hilang, tapi hanya dapat berubah bentuk menjadi energi
yang lain. Hukum kekekalan energi dari Bernoulli menyebutkan bahwa jika tidak ada energi yang
lolos atau diterima antara dua titik di dalam suatu sistem tertutup, maka energi totalnya tetap
konstan. Ilustrasi mengenai garis energi antara dua titik pada saluran tertutup dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.
37
dimana :
hf
f
L
V
D
g
Koefisien gesekan dari persamaan Darcy ini adalah ukuran dari kekasaran pipa. Koefisien gesekan
ini tergantung dari kekasaran pipa yang digunakan dan temperatur air. Dengan bertambah kasar
pipa, makin besar pula nilai koefisien gesekan pipa dan berarti makin besar pula kehilangan tekanan
38
yang terjadi. Sedangkan makin tinggi temperatur air maka makin kecil nilai koefisien gesekan pipa
dan berarti makin kecil pula kehilangan tekanan yang terjadi.
Persamaan Hazen Williams
dimana :
hf
= kehilangan energi (m)
C
= koefisien gesekan (Hazen Williams)
L
= panjang pipa (m)
V
= kecepatan aliran air (m/dt)
D
= diameter pipa (m)
Koefisien gesekan Hazen Williams ini antara lain tergantung dari:
- jenis pipa (kekasaran pipa)
- diameter pipa
- umur pipa
Koefisien Gesekan Hazen Williams (C)
dimana :
hL
KL
V
g
dimana :
fb1
= koefisien kehilangan energi 900
fb2
= faktor koreksi
39
Q
D
g
dimana :
fb1
fb2
Q
D
g
dimana :
fiv
f
Q
A
D
g
d. Mekanisme Pengaliran Dalam Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Pipa Dengan Bantuan Pompa
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan pada suatu titik agar dapat melayani
area tertentu yang cukup luas. Jika pompa digunakan ntuk menaikkan air dari suatu tandon A ke tandon
B, maka akan dibutuhkan suatu daya pompa untuk mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut :
40
Dengan melihat gambar di atas, maka tinggi garis gradien hidraulik atau tekanan di titik B (Hariwibowo,
2001 : 20) adalah :
dengan :
HB
ZA
ZB
HP
HL
= tekanan di titik B
= tinggi elevasi titik A (m)
= tinggi elevasi titik B (m)
= tinggi tekan pompa (m)
= kehilangan tinggi tekan (m)
Sistem Perpipaan
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi dua yaitu hubungan seri dan
hubungan paralel. Penggunaan dua sistem pemipaan ini bergantung pada kondisi lapangan dan melihat
tingkat kebutuhan airnya.
a. Pipa Hubungan Seri
Apabila suatu saluran pipa terdiri dari beberapa pipa berdiameter sama atau berbeda dalam kondisi
tersambung, maka pipa-pipa tersebut terpasang dalam hubungan seri. Pada pipa hubungan seri,
debit aliran di semua titik adalah sama sedangkan kehilangan tekanan di semua titik berbeda. Hal
tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah :
:
dengan :
hftot
= total kehilangan tekanan pada pipa terpasang seri (m)
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m)
Sehingga persamaan Bernoulli menjadi (Triatmodjo, 1993 : 61) :
41
dengan :
Qtot
= total debit pada pipa terpasang paralel (m3 /det)
Q1 = Q2 = Q3 = debit pada tiap pipa (m3 /det)
menganalisis skenario perbandingan atau alternatif jaringan pada kondisi yang berlainan pada
satu file kerja
menganalisis kondisi jaringan pada saat kondisi ekstrim untuk keperluan pemadam kebakaran
atau hydrant (fire flow analysis)
menganalisis kualitas air pada sistem jaringan distribusi air bersih
menghitung konstruksi biaya dari sistem jaringan distribusi air bersih yang dibuat
Adapun kelebihan program WaterCAD dibandingkan dengan program lain adalah (Haestad, 2001) :
mendukung GIS database connection pada program ArcView, ArcInfo, ArcCAD, MapInfo dan
AutoCAD yang memudahkan untuk penggabungan model hidraulik WaterCAD (shared) dengan
database utama pada program tersebut
mendukung program Microsoft Office, Microsoft Excel dan Microsoft Access untuk sharing data
pada file WaterCAD
mendukung program Epanet dan KYpipe sehingga dapat mengubah file jaringan pipa program
tersebut ke dalam bentuk file WaterCAD (.wcd)
2. Tahapan-Tahapan Dalam Penggunaan Program WaterCAD
A. Welcome Dialog
Pada setiap pembukaan awal program WaterCAD, akan diperlihatkan sebuah dialog box yang
disebut welcome dialog. Kotak tersebut memuat tutorials, create new project, open existing
project serta exit WaterCAD seperti terlihat pada gambar di bawah. Melalui welcome dialog ini
pengguna dapat langsung mengakses ke bagian lain untuk menjalankan program ini.
43
44
45
46
Kurva Operasional Pompa Pada Pemasangan Seri Dan Paralel ( Sumber : Haestad, 2001 :
257)
6. Pemodelan tandon (watertank)
Untuk pemodelan tandon diperlukan beberapa data yaitu ukuran bentuk dan elevasi tandon.
Pada kondisi steady state simulation, permukaan air dalam tandon akan menjadi konstan
(constant water surface elevation) dan pada kondisi Extended Period Simulation permukaan
air di dalam tandon menjadi berubah-ubah sesuai kebutuhan. WaterCAD memberikan pilihan
untuk menentukan ketinggian atau kedalaman suatu tandon yaitu dengan memasukkan data
elevasinya atau menentukan ketinggiannya (level). Data elevasi yang dibutuhkan oleh tandon
meliputi tiga macam yaitu elevasi maksimum, elevasi minimum dan elevasi awal kerja (initial
elevation) dimana elevasi awal kerja harus berada pada kisaran elevasi minimum dan elevasi
maksimum.
47
48
Tampilan Proses Running Sistem Jaringan Dengan WaterCAD Sumber : Haestad, 2001
F. Pembuatan Alternatif-Alternatif (Scenario)
Dalam sebuah perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih harus memperhatikan segi
efisiensi sistem tersebut agar mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat secara optimal.
Pemecahan masalah tersebut adalah metode coba dengan menambah ataupun mengganti
beberapa komponen
jaringan pipa untuk optimalisasi perencanaan. Pada WaterCAD alternatif-alternatif (scenario)
tersebut dapat dirancang pada satu model dengan mudah berdasarkan pada sistem jaringan
yang sudah ada, kemudian diperbandingkan secara bersamaan (Scenario Comparison) sehingga
dapat dipilih alternatif yang terbaik.
Volume pekerjaan disiapkan dari perhitungan desain, gambar-gambar dan spesifikasi, dalam sebuah
format dan pada sebuah tingkatan rinci. Hal ini ditinjau seteliti mungkin dari jumlah atau volume dari
pekerjaan yang diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan.
2. Pembuatan rincian biaya proyek
a. Konsultan akan mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan yang akan digunakan, di lokasi
pekerjaan.
b. Konsultan akan menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata
pembayaran yang mengacu pada ketentuan yang berlaku
c. Konsultan akan menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi
Perkiraan biaya yang didapat dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek sebelumnya atau
pekerjaan-pekerjaan sejenis di daerah itu, bila terjadi perbedaan maka akan dicari sebabnya dan
diadakan penelitian kembali sehingga didapatkan harga yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Setelah itu dilakukan pembuatan jadual konstruksi yang meliputi rencana tahapan dan prioritas
pembangunan yang disesuaikan dengan penanganan banjir.
3. Pembuatan metoda, jadual serta spesifikasi pelaksanaan pekerjaan
4. Perhitungan rincian volume pekerjaan
5. Perhitungan rencana anggaran proyek
Hasilnya kemudian didiskusikan dengan Direksi untuk mendapatkan persetujuannya
2.2.7. Tahap Pelaporan
Tahap Pelaporan dilakukan untuk mencapai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak
Konsultan secara tertulis. Tahap Pelaporan ini meliputi:
1. Laporan Pendahuluan (Interception Report)
Laporan pendahuluan ini berisi latar belakang kegiatan, maksud, tujuan, sasaran kegiatan, lingkup
kegiatan, deskripsi wilayah perencanaan (letak geografis, penduduk dan wilayah administrasi,
topografi, klimatologi, metodologi pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, organisasi dan tenaga ahli,
pelaporan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil. Laporan Pendahuluan ini
diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
2. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan interim berisikan tentang hasil pelaksanaan pekerjaan berupa pengumpulan, pengolahan
data sekunder, survei dan analisa. Laporan Antara ini diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
3. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
Konsep Laporan Akhir berisikan tentang konsep perencanaan secara keseluruhan, perhitungan
desain, pra desain dan draft gambar rencana. Konsep Laporan Akhir ini diserahkan sebanyak 5 (lima)
buku.
4. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan akhir berisikan hasil akhir perencanaan secara keseluruhan yang telah dilakukan refisi
refisi. Laporan Akhir ini diserahkan sebanyak 5 (lima) buku
5. Eksekutif Summary
Eksekutif Summary berisikan kesimpulan kesimpulan hasil akhir perencanaan secara keseluruhan
yang telah dilakukan refisi refisi. Eksekutif Summary ini diserahkan sebanyak 5 (delapan) buku
6. Dokumen Lelang
Dokumen Lelang ini terdiri dari:
Buku 1 : Rencana Kerja Dan Syarat Syarat
Buku 2 : Daftra Kuantitas Dan Harga
Buku 3 : Gambar Rencana (A3)
: 5 Buku
: 5 Buku
: 5 Buku
: 5 keping
50
PROGRAM KERJA
Di dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik
dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan. Program kerja yang akan dilaksanakan
disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of References (TOR).
Dalam penyusunan program kerja antara lain dan tidak terbatas pada :
Ruang lingkup pekerjaan
Volume pekerjaan
Batas waktu
Keahlian personil
Jumlah personil
Peralatan yang dipakai
Schedule mobilisasi
Arahan Pemberi Tugas / Pengguna Jasa
Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya
Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :
Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi akan
dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan.
Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan yang efektif dan sesuai
dengan waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistematis dengan tujuan agar
tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.
Untuk mendapatkan efektivitas tinggi atas input konsultan dan untuk menggunakan sumber
daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu perencanaan dan pelaksanaan
sistem layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini baik kualitas maupun kuantitas
pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan
terhadap proyek dan pada umumnya mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini
diupayakan dihindari.
51
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan dengan urutan kerja
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Lingkup kegiatan persiapan, meliputi :
Mobilisasi, penyediaan personil dan peralatan kerja;
Persiapan administrasi dan perijinan
Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Penyusunan Rencana Kerja
Pengumpulan data sekunder kondisi eksisting sistem penyediaan air minum dan Studi
terkait
Identifikasi awal lokasi dan potensi sumber air baku
Survey Pendahuluan
Penyusunan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Rencana Kerja
2. Tahap Survey Dan Investigasi
Kegiatan pada tahap survey dan investigasi ini meliputi :
Survey/ Pengukuran Topografi
Survey Sosial Ekonomi dan Lingkungan
3. Tahap Analisis Dan Formulasi
Kegiatan Analisis dan Formulasi ini dilakukan untuk menganalisa dan mengolah data-data yang
diperoleh. Kegiatan ini, meliputi :
Kajian Kondisi Sosek dan Lingkungan
Analisis Kebutuhan air dan proyeksi kebutuhan
Analisis Pengembangan Sumber Air Baku
Analisis Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi
Penyusunan Model Sistem Jaringan Distribusi
Rencana Pengembangan
Penyusunan Laporan Sisipan
4. Tahap Perencanaan Detail
Kegiatan ini dilakukan untuk menyempurnakan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya sehingga akan diperoleh detail desain pengembangan air baku yang
sesuai dengan maksud dan tujuan yang adal di dalam KAK. Kegiatan ini meliputi :
Perhitungan Dimensi Komponen Baru
Mekanisme Pengaliran Dalam Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Pipa
Pekerjaan Analisis Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih dengan Software Komputer
Penyempurnaan Konsep Rencana Pengembangan Sistem
Pembuatan Gambar Rencana
Analisis/Perhitungan Biaya Investasi
Penyusunan Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Laporan Akhir
52
5. Tahap Pelaporan
Tahap Pelaporan dilakukan untuk mencapai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan
oleh pihak Konsultan secara tertulis, meliputi :
a. Laporan Pendahuluan (Interception Report)
b. Laporan Antara (Interim Report)
c. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
d. Laporan Akhir (Final Report)
e. Eksekutif Summary
f. Dokumen Lelang
Dokumen Lelang ini terdiri dari:
Buku 1 : Rencana Kerja Dan Syarat Syarat
Buku 2 : Daftra Kuantitas Dan Harga
Buku 3 : Gambar Rencana (A3)
g. Soft Copy Laporan berupa CD
6. Tahap Diskusi Dan Asistensi
Tahap Diskusi diperlukan untuk penyempurnaan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan pihak Konsultan. Diskusi akan dilaksanakan setelah penyerahan :
Laporan Pendahuluan
Draft Laporan Akhir
Selain itu juga dilakukan asistensi kepada Direksi Pekerjaan dalam hal ini Kabag Teknik PDAM
Kota Payakumbuh yang dilakukan secara rutin selama masa pekerjaan berlangsung.
53
NO.
URAIAN PEKERJAAN
MINGGU KE
MINGGU KE
MINGGU KE
MINGGU KE
II
III
IV
KET.
1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP SURVEY DAN INVESTIGASI
3. TAHAP ANALISIS DAN FORMULASI
4. TAHAP PERENCANAAN DETAIL
5. TAHAP PELAPORAN
a. Laporan Pendahuluan
b. Lapaoran Interim
c. Draft Laporan Akhir
d. Laporan Akhir
e. Ekcekutive summary
6. TAHAP DISKUSI DAN ASISTENSI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli sangat diperlukan, sehingga bisa mendapatkan hasil pekerjaan
pengawasan yang optimal dan sesuai dengan standar yang berlaku.
54
55