PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi dan dunia teknologi yang semakin canggih seperti
sekarang ini menuntut tenaga pendidik mempunyai wawasan yang luas. Tidak
hanya sebatas kemampuan mengajar, namun juga pengetahuan IPTEK dan
ketrampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pendidik yang profesional. Sikap
profesional ini salah satunya dapat kita aplikasikan dalam membina, mendampingi
dan menuntun peserta didik kita kelak dalam melakukan study tour atau kegiatan
sejenisnya yang melibatkan tempat diluar kelas (outdoor). Tentunya tugas kita
sebagai pendamping peserta didik, kelak kita dituntut menguasai dan mengerti
berbagai lokasi kunjungan yang sesuai untuk peserta didik kita. Sehingga dengan
study tersebut, peserta didik dapat mengambil manfaat yang positif.
Oleh karena alasan tersebut pada kesempatan inilah, penting untuk kami
sebagai calon pendidik mengumpulkan reverensi kunjungan ke berbagai lokasi
untuk melihat, menuai, dan memperhatikan isi lokasi yang nantinya akan
bermanfaat bagi kami untuk dijadikan salah satu pedoman pengalaman dan
penambah wawasan. Selain menambah pengalaman, dilokasi kunjungan tersebut
tentunya akan menambah kajian materi yang sebelumnya kita dapatkan didalam
kelas dan tidak dapat kita lihat secara langsung.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu diadakan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) sebagai satu cara memotivasi menjadi calon pendidik yang
profesional dengan berbekal wawasan yang luas dan berkompeten. Kami selaku
mahasiswa FMIPA Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang yang nantinya
akan menjadi calon pendidik melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan
objek-objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yaitu LIPI Zoologi Cibinong dan
Kebun Raya Cibodas dimana kedua objek tersebut dipilih karena berkaitan
dengan Mata Kuliah Taksonomi Hewan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka bagi mahasiswa Pendidikan
Biologi penting untuk diadakannya kegiatan Kuliah kerja Lapangan (KKL)
Manfaat Umum
Manfaat Khusus
Bagi Mahasiswa :
1. Mahasiswa mengetahui dan melatih keterampilan dalam pengelolaan
koleksi basah dan kering dari spesimen Laboratorium Zoologi.
2. Mahasiswa memperoleh panduan dasar dalam pengerjaan berbagai
jenis spesimen yang berbeda, yaitu Invertebrata dan Vertebrata
( Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves dan Mamalia).
BAB II
ISI
3.1 Metode di LIPI Zoologi
3.1.1 Waktu KKL
Hari
: Kamis
Tanggal
: 15 Oktober 2015
: Jumat
: 16 Oktober 2015
Bahan
Teropong
Instrumen Observasi
GPS
Tabel
Kamera
Alat tulis
Menentukan
lokasi
tempat
dengan
GPS
untuk
mengetahui
Saat ini, dalam usianya yang lebih dari satu abad, MZB telah
berhasil menjadi museum fauna terbesar di Asia Tenggara. Mutu spesimen
yang tersimpan berstandar internasional.
B. Visi dan Misi
MZB adalah lembaga yang kini bernaung di bawah Pusat
Penelitian Biologi (P2B) yang harus memperhatikan dan menginterpretasi
visi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menghendaki
terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan
dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang
humanistik. Visi tersebut harus berorientasi ke masa depan tanpa
melupakan sejarah dan pengalaman berharga masa lalu, ini sesuai dengan
rencana strategis P2B. Oleh karena itu visi dari P2B adal menjadi pusat
acuan
terpercaya
bidang
pemberdayaan
dan
konservasi
asset
keanekaragaman hayatinya.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta serta
mendorong otonomi daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi
sumber daya alamnya secara optimum, lebih adil dan berkelanjutan
melalui
pengelolaan
yang
bertanggung-jawab
dengan
tujuan
4.1.2
Deskripsi
Laboratorium
Invertebrata
(Porifera,
Choelenterata,
Koleksi
Laboratorium
Platyhelminthes,
Invertebrata
Nemathelminthes,
(Porifera,
Annelida,
Choelenterata,
Mollusca,
Arthropoda,
Hidup di dalam air, melekat pada batu karang atau cangkok hewan
lain, pada benda-benda keras lain.
Bagian atas berdinding tipis dan terlihat lubang besar disebut osculum,
sedang rongga di dalamnya disebut spongosol.
Berdasarkan
bahan
pembentuk
kerangkanya,
phylum
porifera
10
Tidak ada organ sirkulasi darah, rongga respirasi, dan organ sekresi.
Mempunyai dua bentuk tubuh dalam siklus hidupnya, yaitu polip dan
medusa.
11
12
Epidermis lunak dan bersilia, atau dilindungi oleh kutikula dan alat
penghisap.
13
Dan
spesimen
dari
Kelas
Cestoda,
yaitu:
14
Phylum Nemathelminthes
dibedakan menjadi
3 kelas, yaitu:
Monoceus.
15
16
17
18
Gambar 16. Phylum Mollusca dari Kelas Gastropoda yang hidup di daratan atau
di air tawar.
19
20
Gambar 22. Loligo sp memiliki ciri khas badan langsing, sirip lateral
hanya bagian dari tubuhnya. Biasa dikonsumsi oleh manusia.
22
Kaki beruas-ruas.
Dioceus,
fertilisasi
internal,
ovipar,
terkadang
mengalami
metamorphosis.
Mengalami metamorphosis.
Contoh spesimen yang terdapat dalam gambar di atas adalah dari Family
Penaeidae, Pennaeus monodon.
23
24
25
26
27
Gambar 35. Spesimen dari Kelas Crustacea, yaitu Kepiting Kenari. Hewan
ini termasuk ke dalam hewan langka.
28
Tubuh simetri radial, tubuh pada dewasa tersusun atas 5 bagian, tidak
memiliki kepala, tidak memiliki otak, dan tidak bersegmen.
Permukaan tubuh terdiri dari 5 bagian radial simetri dan muncul kaki
amburakral yang berfungsi untuk bergerak, bernafas, dan menangkap
mangsa.
29
30
Tubuh dilindungi oleh kulit yang dilapisi oleh osikel dari zat kapur
berukuran mikroskopis.
31
32
33
34
35
Gambar 49. Ikan Sidat (Anguilla marmorata). Spesimen ini ditemukan di Danau
Poso, Sulawesi Tengah. Dikoleksi pada tahun 2001 oleh Dr. Julia Haqi.
36
Karakteristik Reptilia:
-
Kulit bening dan kering tertutup oleh sisik-sisik epidermis (pada ular),
lempeng tulang (buaya).
Tungkai pentadactila.
37
38
Laboratorium
Platyhelminthes,
Invertebrata
Nemathelminthes,
(Porifera,
Annelida,
Mollusca,
Choelenterata,
Arthropoda,
39
alkohol 70%
formalin 4%
asam asetat glacial
gliserin
Untuk membuat larutan pengawet campurkan masing-masing bahan
dengan perbandingan yang tertentu, alkohol 70% 90 bagian, formalin 4 % lima
bagian dan asam asetat glasial 5 bagian. Khusus untuk gliserin digunakan untuk
mencegah terjadinya pengerutan pada hewan yang diawetkan terutama kalau tidak
tertutup dengan baik, tambahkan 5 bagian dari volume keseluruhan.
Sebelum melakukan pengawetan, bahan-bahan baik itu berupa tanaman
atau hewan harus dibersihkan terlebih dahulu. Untuk menghindari patahnya
beberapa bagian tubuh, gunakan pinset secara perlahan. Untuk hewan yang besar,
perut bagian bawah harus digunting supaya bahan pengawet bisa masuk ke dalam,
atau bahan pengawet disuntikkan.
Langkah berikutnya adalah menyiapkan botol sebagai wadah pengawet,
dan label sebagai keterangan yang berisi informasi tentang No. spesimen, Nama
spesimen, tanggal penemuan atau pengambilan, nama kolektor, dan jenis kelamin
spesimen.
2.Laboratorium Entomologi
Deskripsi Laboratorium Entomologi LIPI Zoologi Bogor
Laboratorium Entomologi merupakan laboratorium tertua di Museum
Zoologi Bogoriense, Laboratorium ini memulai aktivitasnya bersamaan dengan
didirikannya Landbouw-Zoologisch Laboratorium pada bulan Agustus 1894
dengan fokus penelitian pada serangga hama pertanian.
Fokus penelitian di Laboratorium Entomologi terutama pada bidang
sistematika dan ekologi Arthropoda (non Crustacea). Penelitian dalam bidang
sistematika dan ekologi yang dilakukan akan dapat meningkatkan pengetahuan
dan kapasitas dalam mendukung konservasi dan penggunaan kekayaan fauna
40
Posisi
Kepala Laboratorium / Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Dra. Erniwati
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
41
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti
Endang Cholik
Teknisi
Darmawan
Teknisi
Rina Rahmatiyah
Teknisi
Fatimah
Teknisi
Sarino
Teknisi
Giyanto
Teknisi
42
43
Memiliki catut atau tanduk yang jumlahnya sepasang, letaknya di atas dan
bawah.
Usia jantan lebih pendek daripada usia betina (usia jantan 8 bulan, usia
betina mencapai 2 tahun).
45
Gambar 60. Berbagai spesies serangga yang terdapat di Taman Nasional Gunung
Ciremai.
-
Papilio achenor.
46
47
Hewan jantan memiliki usia yang lebih pendek daripada hewan betina
(usia jantan delapan bulan, sedangkan usia betina mencapai dua tahun).
49
Troidea criton.
Troides amphrysus.
Troides plato.
Troides haliphron.
50
morfologi dan perilakunya (Stanek 1992 diacu dalam Noerdjito dan Aswari 2003)
yaitu :
1. Ngengat hinggap dengan posisi kedua sayap terbuka atau terentang
sedangkan kupu-kupu hinggap dengan posisi sayap tertutup.
2. Ngengat pada umumnya aktif pada malam hari (nokturnal) dan tertarik
dengan cahaya lampu sedangkan kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal).
3. Ngengat memiliki antena (sungut) pendek dengan bentuk yang
menyerupai bulu dan gilig seperti lidi beberapa jenis ujungnya membesar (
Clubbed) sedangkan kupu-kupu memiliki antena yang langsing,
4. Ulat atau larva ngengat memiliki kaki semu (kaki perut) kurang dari lima
pasang sedangkan kupu-kupu memiliki lima pasang kaki semu (kaki
perut).
5. Pupa ngengat di dalam kokon sutera, sedangkan pupa kupu-kupu tidak
diselimuti kokon sutera dan umumnya pada bagian ujung dilengkapi
dengan substansi sutera atau tali sutera untuk menopang pelekatannya
pada substrat.
Collembola,
Protura,
Diplura,
Archeognata,
Thysanura,
Mantodea,
51
Ephemeropthera,
Odonata,
Plecoptera,
Blattodea,
Isoptera,
Gryloblattdea,
Dermaptera,
Orthoptera,
Phasmatodea,
Embioptera,
Zoraptera,
Psocoptera,
Phthiraptera,
Hemiptera,
Thysanoptera,
Megaloptera,
Raphidioptera,
Neuroptera,
Coleoptera,
Strepsiptera,
Mecoptera,
Siphonaptera,
Diptera,
Trichoptera,
Lepidoptera,
Hymenoptera
52
Vespa affinis.
Allorhynchium argeniatum.
Phymenes flavopictus blanchardi.
Polistes stigma.
Calligaster cyanopterus.
Delia companiforme.
Serangga parasit:
Elachertus sobrinus.
Eulomorpha flavicornis.
Hemiptarsenus varicornis.
Euplectromorpha bicarinata.
Euplectomorpha maculata.
Gambar 73. Jenis-Jenis Serangga Liar yang Dapat Dikelola untuk Meningkatkan
Produksi Pertanian
53
Gryllus sp.
Brachytrupes portentosus.
Sea ferox.
Valanga nigricornis.
Locusta migratoria.
Ordo Isoptera.
Rhynchophorus ferrugineus.
Orthertrum sabrina.
Plantala flavescens.
54
berupa gulungan pada daun tumbuhan, kupu-kupu muda, dan kupu-kupu dewasa.
Kupu-kupu merupakan sumber makanan yang mengandung protein yang tinggi.
Gambar 77. Spesimen kupu-kupu dari spesies Erionota thrax dan stadium larva
kepompong.
Carambycidae.
Perangkap jendela/penghalang, untuk memerangkap serangga kecil, contohnya
kumbang.
Perangkap malaise, untuk memerangkap serangga kecil yang aktif terutama di siang
hari.
Perangkap lampu, untuk memerangkap serangga yang tertarik pada cahaya di malam
hari.
Kantong Winkler, untuk memisahkan serangga/arthropoda lain dari serasah.
Ayakan serasah, untuk mengayak serasah.
Corong Berlesse dan Corong Tullgren., untuk memisahkan serangga dari serasah atau
tanah.
Pengasapan dengan insektisida, untuk menagkap serangga yang berada di kanopi atau
1.
2.
3.
-
cukup diangin-anginkan.
4. Diberi label dan disusun dalam laci.
5. Pembebasan hama.
57
ruang pendingin:
Suhu -20 C selama 2 hari.
Suhu kamar selama 2 hari.
Suhu -20 C selama 2 hari.
Disimpan dalam ruang koleksi pada suhu 18-20 C dengan kelembapan 45-50 rell.
58
- Gambar 82.
Penyimpanan Spesimen
-
- Gambar
- Gambar
83. Ruang
84. Ruang
Proses
Studi
59
60
- Gambar
86.
Holotipe
Melipotes
carolae
- Gambar
87.
Holotipe
Zosterops
somadikar
tai
Jumlah koleksi spesimen tipe sekitar 1000 nomor yang terdiri atas holotype, syntipe,
lectotype, paratype dan paralectotype. Saat ini, tipe-tipe dari Hoogerwerf yang bersumber
dari hasil perjalanannya di Jawa dan pulau-pulau sekitarnya telah selesai dikaji ulang.
Selain tipe, koleksi penting lainnya adalah spesimen burung Meksiko yang berjumlah 62
individu dari 46 jenis.
- Beberapa tipe dari jenis baru yang cukup mengejutkan dunia ornitologi juga disimpan
di Lab. Ornitologi, seperti Kacmata Togian/ Togian White-eyes (Zosterops somadikartai
Indrawan et.al 2007) dan Melipotes Foja/ Wattled Smokey Honeyeater (Melipotes carolae
Beehler et.al 2007).
- Selain koleksi spesimen kulit dan komponen lainnya, Lab. Ornitologi bekerja sama
dengan Lab. Genetika meningkatkan koleksi material genetika seperti darah, organ dan
jaringan. Jumlah nomor dan jenis burung-burung yang dikoleksi meningkat dengan pesat.
Seiring
- dengan perkembangan teknologi molekular, koleksi tersebut menjadi target program
barcoding yang tentunya akan meningkatkan penelitian sistematika burung dan akan
menjadi unsur penting bagi konservasi burung-burung terancam punah di Indonesia.
- Tujuan Kegiatan Laboratorium Ornitologi
a. Memiliki koleksi spesimen dari seluruh jenis-jenis burung di Indonesia dari tingkat
jenis, anak jenis, populasi, umur dan sex; dalam bentuk semua komponen spesimen
sperti kulit, tulang, basah, darah, jaringan, telur, dll;
b. Memelihara dengan baik dan sistematis koleksi yang telah tersimpan di Lab.
Ornitologi;
c. Menjalankan dan mendukung penelitian burung di Indonesia;
d. Mendukung pembuatan kebijakan dengan lembaga-lembaga terkait yang berkaitan
dengan perlindungan burung di Indonesia.
-
Publikasi :
61
Bogor Zoological Museum, Indonesia. Ed. K. Matsuura. Proceeding of the First and
Second Symposia on Collection Building and Natural History Studies in Asia. National
Science Museum Monographs 18: 33-35.
Beehler, B. D.M. Prawiradilaga, Y.de Fretes & N.Kemp (2007). A New Species of Smoky
Honeyeater (Meliphagidae: Melipotes) from Western New Guinea. The Auk 124(3): 100010009.
Sodhi, N.S., L.P.Koh, D.M. Prawiradilaga, Darjono, I. Tinulele, D.D. Saputra & T.H.Tan.
2005. Land use and conservation value for forest birds in Central Sulawesi (Indonesia).
Biological Conservation 122 (4): 547-558.
Sodhi, N.S,T.M. Lee, L.P.Koh & D.M.Prawiradilaga. 2006. Long-term avifaunal
impoverishement in an isolated tropical woodlot. Conservation Biology 20(3): 772-779.
Sudaryanti, S. Somadikarta & Darjono. 2006. The Types of Hoogerwerfs New Taxa of
Birds in the Collection of The Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong Science Centre
Bogor, Indonesia. Treubia 34: 1-35.
b. Koleksi Speseimen di Laboratorium Ornitologi
-
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Bucerotiformes
Famili
: Bucerotidae (Rafinesque, 1815)
Genera
: Dichoceros
Spesies
: Dichoceros bicornis
Enggang atau Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang
mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu
berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki
arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani. Burung Enggang tergolong dalam familia
Bucerotidae yang termasuk 57 spesies. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik
di bagian selatan Afrika. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar,
tikus, ular dan berbagai jenis serangga. Ketika waktunya mengeram, enggang betina
bertelur sampai enam biji telur putih terkurung di dalam kurungan sarang, dibuat antara
lain dari kotoran dan kulit buah. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk
burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan burung enggang betina.
2. Burung Elang Jawa
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Falconiformes
Famili
: Accipitridae
Genus
: Nisaetus
Spesies
: N. bartelsi
Nama binomial
: Nisaetus bartelsi (Stresemann, 1924)
Sinonim
: Spizaetus bartelsi
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran
sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang
negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan
sebagai maskot satwa langka Indonesia. Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari
ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung
Blambangan Purwo. Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan
hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan
pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa.
Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng. Elang Jawa
menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun
pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung
Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga
ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 mdpl.
3. Burung Elang Gunung
menyukai habitat terbuka seperti padang rumput, tepi hutan, rawa dan persawahan.
Musim berbiak dimulai bulan April hingga Oktober. Seekor pejantan dapat mengawini
lebih dari satu betina. Keberhasilan seekor pejantan dalam mengawini betina sangat
bergantung pada "kesempurnaan" sarang yang dia bangun. Para burung betina yang
tertarik pada jantan tertentu akan menyelidiki sarang sang jantan dengan cermat, dan
bila sang betina berkenan, maka perkawinan dapat terjadi. Di Indonesia, dikenal
berbagai jenis manyar masuk dalam marga Ploceus anggota suku Ploceidae. Ada empat
jenis manyar di Asia Tenggara dan tiga di antaranya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu
tempua (Ploceus philippinus), manyar jambul (Ploceus manyar), dan manyar emas
(Ploceus hypoxanthus).
65
- Sarang manyar berbentuk sangat unik. Sarangnya merupakan salah satu yang paling
rumit, dalam bahasa Inggris disebut "weaver bird" berarti burung penganyam. Beberapa
jenis sarang bahkan dilengkapi dengan "pintu tipuan" untuk mengelabui pemangsa.
Pintu tersebut tampak jelas menganga, sementara pintu yang sebenarnya tersembunyi.
Pemangsa yang mencoba masuk pintu tipuan akan menemui jalan buntu, tidak
terhubung ke rongga tempat telur atau anak burung berada.
5. Telur Kasuari
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Struthioniformes
Famili
: Casuariidae
Genus
: Casuarius
Spesies
: Casuarius casuarius
(Brisson, 1760)
Burung Kasuari merupakan jenis burung yang mudah dikenal, karena selain
bentuk tubuhnya yang besar, burung ini juga memiliki kekhasan dalam warna dan
bentuk bulu. Burung kasuari dikelompokan dalam 3 jenis (spesies), yaitu Casuarius
bennetti (Kasuari Kerdil), Casuarius casuarius (Kasuari Gelambir Ganda), Casuarius
unappendiculatus (Kasuari Gelambir Tunggal). Jenis yang sekarang menjadi maskot
Provinsi Papua Barat (terdapat dalam logo) adalah Casuarius casuarius (Kasuari
Gelambir Ganda), karena memang jenis ini paling banyak dijumpai di daerah Kepala
Burung (Provinsi Papua Barat).
Kasuari sering diburu orang untuk diambil daging, bulu dan telurnya. Bulu
dan telur kasuari sering diperdagangkan sebagai cendera mata, karena memiliki bentuk
yang unik dan indah. Telur burung kasuari sangat besar yang menggambarkan betapa
besar induknya dan memiliki cangkang yang keras sehingga dapat diukir. Selain itu
66
kasuari juga sering diperdagangkan dalam keadaan hidup untuk dipelihara sebagai
kesenangan.
6. Kerangka Sempidan Kalimantan Lophura bulweri
Beleang Bulwor adalah burung dari Asia Tenggara dalam keluarga Phasianidae,
endemik hutan rimba pulau Kalimantan. Saat ini terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN.
Burung ini memiliki ciri-ciri dimorfisme seksual. Jantannya memiliki total panjang
sekitar 80 sentimeter (31 in), dan berbulu hitam dengan dada merah marun, kaki merah,
ekor panjang putih murni, bulu melengkung, dan kulit wajah biru cerah dengan dua pial
yang menyembunyikan sisi-sisi kepalanya. Betina memiliki total panjang sekitar 55
sentimeter (22 in), dan keseluruhannya berwarna coklat kusam dengan kaki merah dan
kulit muka biru. Sempidan Kalimantan adalah endemik Pulau Kalimantan. Sementara
spesies ini secara lokal biasa ditemui di kawasan terlindung (misalnya Taman Nasional
Kayan Mentarang, Kalimantan Timur), mereka jarang ditemukan di tempat lain.
Burung ini mendiami bukit dan wilayah bawah hutan pegunungan tropis, cenderung
memilih hutan hujan dataran tinggi dan jarang mengunjungi dataran rendah di bawah
ketinggian 300 meter (980 kaki). Makanannya terutama terdiri dari buah-buahan,
cacing, dan serangga.
67
burung yang terdapat di dalam suku Phasianidae. Kuau Raja mempunyai bulu berwarna
coklat kemerahan dan kulit kepala berwarna biru. Burung jantan dewasa berukuran
sangat besar, panjangnya dapat mencapai 200cm. Di atas kepalanya terdapat jambul
dan bulu tengkuk berwarna kehitaman. Burung jantan dewasa juga memiliki bulu sayap
dan ekor yang sangat panjang, dihiasi dengan bintik-bintik besar menyerupai mata
serangga atau oceli. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan,
panjangnya sekitar 75cm, dengan jambul kepala berwarna kecoklatan. Bulu ekor dan
sayap betina tidak sepanjang burung jantan, dan hanya dihiasi dengan sedikit oceli.
Populasi Kuau Raja tersebar di Asia Tenggara. Spesies ini ditemukan di hutan tropis
Sumatra, Borneo dan Semenanjung Malaysia. Pada musim berbiak, burung jantan
memamerkan bulu sayap dan ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu sayapnya
dibuka membentuk kipas, memamerkan "ratusan mata" di depan pasangannya. Nama
binomial spesies ini diberikan oleh Carolus Linnaeus, berdasarkan dari raksasa bermata
seratus bernama Argus di mitologi Yunani. Burung betina menetaskan hanya dua telur
saja. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan serta penangkapan liar yang terus
berlanjut, Kuau Raja dievaluasikan sebagai beresiko Hampir Terancam di dalam IUCN
Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
68
pertama kalinya, burung ini ditemukan di Gunung Repok, Flores. Ditemukan pada
tahun 1896. Burung ini merupakan endemik Flores. Sejak saat itu, burung celepuk
flores tak ditemukan hingga Maret, 1994. Catatan terakhir burung ini dibuat pada 1997.
Celepuk flores adalah burung pendiam. Burung ini hinggap di tempat yang tinggi,
sehingga burung ini sulit untuk dilihat.
9. Burung Paruh Bengkok, Perkici Pelangi
Famili
: Psittacidae
Bangsa
: Lorini
Genus
: Trichoglossus
Spesies
: T. haematodus
Nama binomial : Trichoglossus haematodus (Linnaeus, 1771)
Lorikeet pelangi, Trichoglossus haematodus adalah salah satu spesies dari
kakatua Australasia yang dapat ditemukan di Australia, Indonesia timur, Papua Nugini,
Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon dan Vanuatu. Di Australia, biasanya lorikeet
pelangi berada di daerah timur, dari Queensland sampai South Australia dan Tasmania
baratlaut. Habitatnya terletak di hutan hujan dan semak-semak pantai. Lorikeet Pelangi
telah diperkenalkan ke Perth, Western Australia, Auckland, Selandia Baru dan Hong
Kong China. rikeet merupakan Burung Beo dalam keluarga Psittacidae dalam urutan
Psittaciformes. Rainbow Lorikeet sering termasuk Red-collared Lorikeet (T.
rubritorquis) sebagai subspesies, tetapi sekarang sebagian besar otoritas utama
menganggapnya sebagai khas. Selain itu, tinjauan pada tahun 1997 menyebabkan
rekomendasi pemisahan dari beberapa taksa yang paling khas dari Sunda Kecil sebagai
spesies yang terpisah, Scarlet-breasted Lorikeet (T. forsteni), Marigold Lorikeet (T.
capistratus) dan Lorikeet Flores (T. weberi). Hal ini semakin diikuti oleh otoritas besar.
Dengan spesies terpisah, Rainbow Lorikeet meliputi subspesies sebagai berikut {guna
untuk Taksonomi) sebagian besar nama umum yang tercantum di bawah hanya
digunakan dalam peternakan burung.
10. Burung Cenderawasih
-
adalah salah satu spesies burung di dalam keluarga Trogonidae. Dapat ditemui di
71
72
Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 20-25 cm), gagah, dengan
paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya.
Bersuara ribut, dan berceloteh keras, kadang-kadang meniru suara burung lainnya. Di
alam, burung ini kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon. Burung jalak relatif
mudah dijinakkan. Dalam kandang burung ini sangat aktif bergerak dan berkicau.
Karena itu penggemar burung kicau memelihara burung ini untuk melatih jenis burung
kicau lain. Memakan hampir seluruh jenis makanan. Diet utama di penangkaran
biasanya berupa voer, buah pisang, kroto, dan serangga kecil. Sangat sulit membedakan
jalak jantan dan betina. Biasanya dilakukan pemeriksaan daerah kloaka. Jalak jantan
memiliki bagian kloaka menonjol.
-
73
Oseania, yakni Australia, Nugini, Selandia Baru dan Hawaii. Di Bali, familia ini
memiliki satu spesies. Familia ini terdiri dari 182 spesies dalam 42 genus. Sebuah
spesies baru burung penghisap madu ditemukan di Pegunungan Foja, Papua pada
Desember 2005. Spesies ini kini masih dalam penelitian dan belum diberi nama ilmiah.
74
Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 32 cm, dari genus Paradisaea.
Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris
mata berwarna kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna
hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang
berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah
tali ekor berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan,
memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu
hiasan. Populasi Cenderawasih kuning-kecil tersebar di hutan Irian Jaya dan Papua
Nugini. Burung ini juga ditemukan di pulau Misool, provinsi Irian Jaya Barat dan di
pulau Yapen, provinsi Papua. Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan
sering ditemukan di habitatnya. Cenderawasih Kuning-kecil dievaluasikan sebagai
Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
16. Burung Merak Hijau
75
76
Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat
terbang. Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di
pulau Irian. Kasuari Gelambir-ganda adalah satu-satunya spesies burung kasuari yang
terdapat di Australia. Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu
burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk
dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung
kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada
jantan.
18. Burung Pelikan
77
paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae. Bersama burung
pecuk, pecuk ular, gannet, angsa batu, dan cikalang, mereka membentuk ordo
Pelecaniformes. Pelikan modern ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Mereka
hidup umumnya di wilayah hangat, dan mereka tidak dijumpai di wilayah kutub, laut
dalam, kepulauan samudra, dan benua Amerika Selatan. Undan terkecil adalah undan
cokelat (Pelecanus occidentalis) dengan massa hanya 2,75 kg, panjang tubuh 106 cm
dan lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m. Pelikan terbesar saat ini adalah undan
dalmasia (Pelecanus crispus) dengan massa 15 kg dan panjang 183 cm, dengan lebar
bentangan sayap hingga 3,5 m. Undan australia memiliki paruh terpanjang di antara
burung lainnya. Pelikan adalah perenang yang baik, dengan kaki mereka yang pendek
dan kuat serta berselaput.
19. Burung Trulek Jawa / Vanellus macropterus
78
hanya terdapat (endemik) di Jawa. Burung dari suku Charadriidae ini pada tahun 1994
pernah dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN, namun sejak tahun 2000 statusnya
direvisi menjadi Kritis. Meskipun begitu, hingga kini keberadaan jenis ini masih
misterius karena tidak ada bukti fotografi atau spesimen baru yang diperoleh. Hingga
saat ini yang dapat dijumpai secara resmi di Indonesia hanyalah spesimen awetannya di
Museum Zoologi, Cibinong. Burung ini terakhir tercatat keberadaannya pada tahun
1940 di delta Ci Tarum. Karena belum melakukan survei ulang semua habitatnya dan
masih ada laporan-laporan keberadaan jenis ini dari penduduk setempat, IUCN tidak
berani menyebutnya sebagai jenis yang punah.
20. Burung Pita
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Pittidae
Genus
: Pitta
Spesies
: P. moluccensis
Nama binomial : Pitta moluccensis (Mller, 1776)
Paok sayap-biru (Pitta moluccensis) adalah burung pengicau dalam keluarga
Pittidae asli Australia dan Asia Tenggara. Bersama dengan tiga superspesies lainnya,
burung ini tidak mempunyai subspesies. Berukuran sedang, yakni 18cm, bertubuh
gemuk dan berwarna-warni. Dada nya berwarna merah karat, alis coklat pucat dan
punggung berwarna hijau. Sayap biru terang dengan bercak putih, tenggorokan putih,
tunggir merah. Iris coklat, paruh kehitaman, kaki coklat pucat. Siulannya keras,
berbunyi pu-wiu, pu-wiu dengan nada kedua lebih tinggi. Di Kalimantan, suaranya
dipercaya merupakan petanda datangnya hujan.
tenggara, Cina barat daya, dan Asia Tenggara. Pada musim dingin ke Malaysia,
Sumatera, dan Kalimantan. Di Sumatera (termasuk pulau-pulau sekitarnya) dan
kalimantan (termasuk Kep.Natuna), burung migran dan pengunjung musim dingin yang
cukup umum terdapat sampai ketinggian 1.000 m. Tercatat di kebanyakan habitat hutan,
termasuk kebun. Pengembara kadang-kadang dapat mencapai Sulawesi dan Filipina.
c. Preservasi dan Koleksi Spesimen di Laboratorium Ornitologi
- Preservasi adalah kegiatan yang terencana dan terkelola untuk memastikan
berbagai sampel yang diawetkan bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama. Tujuan
preservasi meliputi tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Preservasi jangka pendek
digunakan untuk keperluan rutin penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan program
atau proyek tertentu. Preservasi jangka panjang dilakukan dalam kaitannya dengan
koleksi dan konservasi plasma nutfah dari spesies makhluk hidup, sehingga apabila
suatu saat diperlukan dapat diperoleh kembali atau dalam keadaan tersedia (Winker,
2000).
- Menurut Winker (1998) Spesimen adalah contoh binatang/tumbuhan/mikroba
utuh, bagian dari tubuh binatang/tumbuhan, atau organ atau darah yang dikumpulkan
-
dan disimpan dalam jangka waktu tertentu. Manfaat dari koleksi spesimen yaitu :
- membantu dalam identifikasi atau mengenali jenisnya
- membantu mempelajari hubungan kekerabatan
- mengetahui tumbuhan atau hewan inang
- mengetahui biologi : perilaku, daur hidup dan sebagainya.
80
fleksibel
7. Stuffing (pembentukan), pembentukan manikin untuk salianan bentuk
spesimen hewan yang dibuat dari rol kayu dan kawat galvanisMata kaca biasanya
ditambahkan dalam bentuk, dan dalam berbagai kasus menggunakan paruh dan
kaki buatan. Tubuh umumnya diisi dengan kapas dengan memperhatikan simetri,
4. Laboratorium MAMALIA
sebagai salah satu negara terkaya dalam keanekaragaman jenis mamalia. Sampai saat ini
(Juli 2009) koleksi ilmiah hewan mamalia terdiri dari sekitar 470 jenis ( 32.000
spesimen). Kekayaan koleksi ilmiah mamalia ini merupakan kebanggaan bangsa
Indonesia. Koleksi ini sangat bermanfaat untuk kepentingan ilmiah antara lain: materi
penelitian, bahan referensi, sumber data keragaman jenis dan bahan pendidikan.
- Program :
1. Melakukan kajian biosistematika karakter hewan mamalia, inventarisasi dan evaluasi
82
83
bersama dengan kalong, nyap, paniki dan sebangsanya, membentuk suku Pteropodidae,
subordo Megachiroptera (kelelawar besar). Dalam bahasa Inggris, kelompok ini
diistilahkan sebagai fruit bats atau old world fruit bats. Kelompok kelelawar besar
(Megachiroptera), tak seperti namanya, tidak selalu bertubuh besar. Kelelawar besar
yang terkecil memiliki panjang tubuh sekitar 6 cm; jadi, lebih kecil dari beberapa jenis
kelelawar kecil (Microchiroptera) yang berbadan besar.
Sebagian besar kelelawar buah (yakni 24 dari total 42 marga) memang
bertubuh relatif kecil, dengan panjang lengan bawah kurang dari 70 mm. Akan tetapi
Megachiroptera terbesar, yakni kalong kapauk (Pteropus vampyrus), bisa mencapai
berat 1.500 gram, bentangan sayap hingga 1.700 mm, dan lengan bawah sekitar 228
mm. Kebanyakan bangsa codot memiliki mata yang besar, yang memungkinkan hewan
tersebut melihat dalam suasana kurang cahaya di hutan, pada saat senja atau dini hari.
Indra penciumannya pun bekerja dengan sempurna, membantunya menemukan buahbuah yang telah masak di kejauhan. Dan, berlawanan dengan kelelawar pemakan
serangga (Microchiroptera), kelelawar buah tidak menggunakan ekholokasi untuk
memandu gerakannya, kecuali anggota marga Rousettus. Walaupun kelelawar secara
84
85
86
Macropodidae endemik di West New Guinea. Hal itu dijelaskan untuk pertama kalinya
oleh ahli zoologi Australia Tim Flannery pada tahun 1995 dan difilmkan untuk pertama
kalinya pada tahun 2009 saat pemotretan film dokumenter oleh South Pacific BBC.
Berat dan ukuran yang tidak diketahui secara tepat. Berat betina diperkirakan 8,5-9 kg.
Hewan panjang, bulu tebal, bulu putih pada perut, hitam di tempat lain. Seperti yang
kita usia, muncul bercak putih pada dahi dan band putih di sekitar moncong. Ekor
relatif singkat. n awan (antara 3000 dan 4200 meter, maka mantel tebal) dari rantai
Sudirman di barat New Guinea ("Irian Jaya"). Hal ini sangat jarang di bagian timur di
mana ia diburu. itu lebih umum di bagian barat di mana ia dilindungi bv penduduk
setempat, Moni, yang melihatnya sebagai nenek moyang.
5. Kanguru Tanah Lauw Lauw / Dorcopsis hageni
87
hageni) adalah spesies marsupial dalam keluarga Macropodidae. Hal ini ditemukan di
bagian utara Papua Barat, Indonesia dan Papua Nugini. Ini adalah spesies umum di
habitat hutan tropis yang cocok dan IUCN daftar status konservasi sebagai dari
"keprihatinan Least". The dorcopsis putih bergaris adalah endemik ke pulau New
Guinea; jangkauan meliputi banyak bagian utara Papua Barat dan Papua Nugini tetapi
absen dari Semenanjung Huon. Hal ini hadir di ketinggian hingga sekitar 400 meter
(1.300 kaki) di atas permukaan laut. Ini tinggal di kedua hutan tropis primer dan
sekunder dan toleran terhadap beberapa derajat degradasi habitat. Di bagian utara dari
jangkauan itu ditemukan dalam penggemar aluvial di tepi Sepik dataran banjir. Di
bagian selatan jangkauan ditemukan di hutan aluvial campuran tetapi tidak hadir dari
bahkan bagian terendah dari hutan bukit.
6. Kucing Hutan / Prionailurus bengalensis
88
Selatan dan Timur. Sejak tahun 2002, ia terdaftar dalam spesies Risiko Rendah oleh
IUCN sebab ia terdistribusi secara luas, tetapi terancam oleh hilangnya habitat dan
perburuan di beberapa bagian persebaran. Subspesies kucing kuwuk ada 12, yang
berbeda secara luas dalam penampilan. Nama bahasa Inggris kucing kuwuk, yaitu
leopard cat, ialah berasal dari bintik-bintik seperti macan tutul yang di semua
subspesies kucing kuwuk, tapi sebenarnya hubungan spesies dengan macan tutul jauh.
Kucing kuwuk adalah kucing kecil Asia yang memiliki distribusi yang paling luas.
Persebaran mereka meluas dari wilayah Amur di Timur Jauh Rusia sampai ke
Semenanjung Korea, China, Indochina, Subkontinen India, ke barat di utara Pakistan,
dan ke selatan di Filipina dan Kepulauan Sunda di Indonesia. Mereka ditemukan di
kawasan agrikultural yang digunakan lebih memilih habitat hutan. Mereka hidup di
hutan hujan tropis abadi dan perkebunan di diatas permukaan laut, di hutan peluruh
subtropis dan hutan konifer beriklim sedang di kaki bukit Himalaya pada ketinggian
diatas 1,000 m (3,300 ft).[3] Pada 2009, seekor kucing kuwuk terjebak oleh kamera
jebakan di Taman Nasional Makalu-Barun, pada ketinggian 3,254 m (10,676 ft).
8. Nokdiak / Zaglossus bruijni
89
ekidna yang masih hidup dan satu dari tiga spesies Zaglossus yang terdapat di Papua.
Fosil dari spesies ini juga ditemukan di Australia. Ekidna moncong panjang barat
sekarang ini terdapat di Papaua, pada wilayah dengan ketinggian di atas 1300 meter
sampai dengan 4000 meter, dan tidak terdapat di dataran rendah bagian selatan dan
pantai utara. Habitatnya adalah padang rumput alpin dan hutan yang lembap. Tidak
seperti Ekidna moncong pendek yang memakan semut dan rayap, spesies moncong
panjang memakan cacing tanah. Ekidna moncong panjang juga berukuran lebih besar
daripada Ekidna moncong pendek. Beratnya mencapai 16,5 kilogram, moncongnya
lebih panjang dan bengkok ke bawah. Durinya hampir tidak bisa dibedakan dari
bulunya yang panjang. Ekidna moncong panjang barat dibedakan dari spesies
Zaglossus lainnya dengan jumlah kukunya pada kaki depan dan belakang, ia memiliki
tiga (sangat langka empat) kuku. Spesies ini masuk daftar spesies terancam punah oleh
IUCN, jumlah spesies ini telah berkurang karena habitatnya telah berkurang akibat
aktivitas manusia dan perburuan. Ekidna moncong panjang enak dimakan, dan
walaupun perburuan spesies ini telah dilarang oleh pemerintah Indonesia dan Papua
Nugini, perburuan tradisional masih diperbolehkan. Platipus dan ekidna adalah satusatunya spesies mammalia yang diketahui bertelur.
9. Landak Jawa / Hystrix javanica
90
Hystricidae. Landak jawa adalah hewan endemik dari Indonesia. Meskipun tidak
terdaftar sebagai hewan yang terancam eksistensinya di alam oleh IUCN, landak jawa
diburu orang karena di beberapa tempat merusak tanaman budidaya. Daging landak
juga dibuat sate di beberapa tempat. Landak Jawa banyak ditemukan di hutan, dataran
rendah, kaki bukit, dan area pertanian. Pakan landak Jawa dapat berupa rumput, daun,
ranting, akar, buah-buahan, sayur-sayuran bahkan landak juga dapat mengunyah tanduk
rusa untuk memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuhnya. Ciri-ciri fisik yang khas pada
landak Jawa adalah tubuhnya yang diselimuti rambut halus (seperti rambut pada
mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di seluruh
bagian tubuh landak, kecuali pada bagian hidung, mulut, daun telinga, dan telapak kaki.
Fungsi dari rambut halus adalah sebagai pelindung dari cuaca panas maupun dingin,
membantu mengatur proses homeostatis tubuh, dan sebagai reseptor sensoris. Rambut
peraba berwarna hitam dan putih terdapat di bawah hidung dan di sekitar pipi landak.
Rambut peraba merupakan rambut khusus yang tumbuh dari folikel hipodermis.
Folikel-folikel tersebut dikelilingi oleh saraf yang responsif terhadap rangsangan
mekanik seperti sentuhan atau gerakan. Pada bagian kepala, tubuh dan ekor ditutupi
oleh duri yang tebal dan kaku yang panjangnya dapat mencapai 20 cm. Duri tersebut
berwarna kecoklatan atau kehitaman, seringkali terdapat band putih pada duri landak.
91
Setiap duri yang ada pada tubuh landak tertanam di dalam kulit. Duri melekat pada otot
yang berfungsi sebagai penarik duri tersebut ke atas (penegang) ketika ada ancaman
yang mendekat.Duri-duri pertahanan landak akan ditegangkan ketika landak merasa
terancam oleh predator. Landak mampu menghempaskan duri-duri pertahanannya ke
tubuh predator ketika predator mendekati landak. Duri-duri pertahanan tersebut dapat
terlepas dan menancap pada tubuh predator. Duri-duri yang hilang tersebut akan diganti
dengan duri-duri yang baru. Duri-duri baru ini akan tetap berada atau tertanam di dalam
kulit sampai tumbuh sempurna. Pertumbuhan duri baru akan sama dengan proses
pertumbuhan rambut pada umumnya.
10. Kalong Kapuk / Pteropus vampyrus
kelelawar yang merupakan anggota suku Pteropodidae. Spesies ini menyebar di Asia
Tenggara dan Kepulauan Indonesia bagian barat hingga Nusa Tenggara. Sebagaimana
kalong lainnya, jenis ini pun hanya memakan buah-buahan dan sebangsanya. Kalong
kapauk adalah spesies kelelawar yang terbesar, dan tidak memiliki kemampuan
ekholokasi. Dalam pelbagai bahasa daerah, umumnya hewan ini dikenal sebagai kalong
atau keluang saja. Sementara dalam bahasa Inggris, ia dikenal sebagai large flying fox,
greater flying fox, Malaysian flying fox, large fruit bat, atau juga kalong. Kelelawar
buah berukuran besar. Kepala dan badan 300-340 mm; telinga 40 mm; lengan bawah
92
190-210 mm; tidak berekor; rentang sayap 1.400-1.500 mm. Berat 645-1.100
g.Punggung hitam dengan corengan abu-abu. Bagian belakang kepala dan leher cokelat
jingga; bagian kepala lainnya dan tubuh bagian bawah cokelat kehitaman. Anakan
berwarna cokelat abu-abu kusam seluruhnya. Kalong besar ditemukan mulai dari
Burma bagian selatan, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Filipina, Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau di sekitarnya, termasuk Pulau Anak
Krakatau.
11. Hylobates moloch
Hylobatidae. Dengan populasi tersisa antara 1.000 2.000 ekor saja, kera ini adalah
spesies owa yang paling langka di dunia. Owa jawa menyebar terbatas (endemik) di
Jawa bagian barat. Owa jawa tidak memiliki ekor, dan tangannya relatif panjang
dibandingkan dengan besar tubuhnya. Tangan yang panjang ini diperlukannya untuk
berayun dan berpindah di antara dahan-dahan dan ranting di tajuk pohon yang tinggi,
tempatnya beraktifitas sehari-hari. Warna tubuhnya keabu-abuan, dengan sisi atas
kepala lebih gelap dan wajah kehitaman. Spesies ini hanya didapati di bagian barat
Pulau Jawa, yakni di hutan-hutan dataran rendah dan hutan pegunungan bawah.
Penyebaran paling timur adalah di wilayah Gunung Slamet serta di jajaran Pegunungan
Dieng sebelah barat di wilayah Pekalongan.
93
bulan, bahasa Inggris: moonrat atau gymnure) adalah seekor spesies mamalia di suku
Erinaceidae. Landak berbulu merupakan spesies satu-satunya di marga Echinosorex.
Landak berbulu mengeluarkan bau yang tajam dan khas dengan kandungan amonia
yang tinggi. Terdapat 2 sub-spesies landak berbulu: E. g. gymnura di Sumatra dan
Semenanjung Thailand-Malaysia; dan E. g. alba di Kalimantan. Di badan bagian depan,
kepala dan separuh depan badannya berwarna putih atau abu-abu-putih; sisanya
utamanya berwarna hitam. Sub-spesias E. g. alba di Kalimantan biasanya berwarna
putih (alba berarti putih di bahasa Latin), dengan rambut warna hitam yang menyebar;
sub-spesies Kalimantan ini tampak putih keseluruhan dari jauh. Sub-spesies yang
berasal dari Kalimantan sebelah barat cenderung memiliki proporsi rambut hitam yang
lebih banyak daripada sub-spesies yang berasal dari sebelah timur. Landak berbulu
mendiami sebagian besar hutan di Myanmar bagian selatan, Thailand Semenanjung,
Malaysia Semenanjung, Kalimantan, dan Sumatra. Walaupun landak berbulu
berkerabat dekat dengan Hylomys suillus dan landak susu, spesimen dengan usia
dewasa penuh menunjukkan keterkaitan erat dengan tikus besar, di mana mereka
memiliki kebiasaan dan relung ekologi yang mirip.
13. Cucurut Babi / Hylomys suillus
94
yang ditemukan di tenggara Asia. Ini gymnure, yang menyerupai tikus besar, tumbuh
dengan panjang 4-6 inci, dan memakan serangga, cacing dan binatang kecil lainnya.
14. Cucurut Rumah / Suncus murinus
95
Celurut rumah, cencurut rumah, atau munggis rumah adalah sejenis mamalia
pemakan serangga (insektivora) bertubuh kecil. Bentuk tubuhnya serupa tikus, meski
kekerabatannya jauh berlainan dari hewan pengerat itu; dan apabila merasa terganggu
celurut akan mengeluarkan semacam bau busuk dari kelenjar di tengah tubuhnya.
Sehingga kadang-kadang ia juga dinamakan tikus busuk. Dalam bahasa Inggris hewan
ini dikenal sebagai house shrew, Asian house shrew, atau brown musk shrew. Nama
ilmiahnya adalah Suncus murinus.
15. Tikus Flores / Papagomys armandvillei
tikus yang terjadi di pulau Flores di Indonesia. Hal ini ditemukan di primer, sekunder
dan hutan terganggu atas berbagai ketinggian. Kepala dan panjang tubuh 41-45 cm
(16,1-17,7 dalam.) dan panjang ekor adalah 33-70 cm (13-27,5 di.), membuat tikus
raksasa Flores setidaknya dua kali ukuran rata-rata tikus got (Rattus norvegicus) dengan
tubuh panjang 25 cm dan 15 cm ekor panjang. Ini adalah satu-satunya spesies yang
masih ada dalam genus Papagomys. Guy Musser menjelaskan tikus sebagai memiliki
kecil, telinga bulat, tubuh chunky dan ekor kecil, dan saat tampil diadaptasi untuk hidup
di tanah dengan berlindung di dalam liang. Tikus memiliki rambut hitam lebat (bulu
hewan). Analisis gigi tikus raksasa Flores menunjukkan bahwa tikus memiliki diet
96
daun, tunas, buah, dan beberapa jenis serangga seperti disimpulkan oleh besar
hypsodont gigi. P. armandvillei terdaftar sebagai Hampir Terancam oleh IUCN Red
List. Ancaman termasuk subsisten berburu dan predasi oleh anjing dan kucing. Sebuah
spesies terkait, P. theodorverhoeveni, diketahui dari subfossil tetap dari 3.000 - 4.000
tahun yang lalu. Spesies ini diduga menjadi punah, tapi masih mungkin ada di pulau itu.
16. Tando Merah / Petaurista petaurista
tupai, yang berkisar dari wilayah timur Afghanistan, ke utara India dan Pakistan melalui
Java, dan Taiwan, serta Sri Lanka. Hal ini juga dapat ditemukan di bagian Kalimantan.
Spesies ini tercatat di Semenanjung Malaysia, termasuk Penang, Pulau Tioman dan juga
Singapura. Spesies ini juga mencatat dari berbagai daerah di seluruh Sabah dan
Sarawak, hingga 900m di Gunung Kinabalu, termasuk kisaran P. p. nigrescens, yang
dikenal hanya dari hutan di sekitar Sandakan Bay utara dari Kinabatangan River. Tupai
terbang raksasa (Petuarista sp.) Memiliki tertinggi keragaman dalam hal kekayaan
spesies dan keragaman populasi di Asia Tenggara. Seperti semua spesies lain dari tupai
terbang, ia memiliki membran kulit antara kakinya, yang digunakan untuk meluncur di
antara pepohonan. Hal ini ditandai dengan warna merah gelap dan mata yang besar.
Bila dibandingkan dengan spesies lain dari tupai, spesies ini adalah besar, menjadi rata-
97
rata 422 mm panjang. Seluruh tubuh kemerahan gelap kecuali hitam di hidung, dagu,
mata-cincin, belakang telinga, kaki dan ekor tip.
17. Krabuku Ingkat / Tarsius bancanus
endemik Sumatera dan Kalimantan, Indonesia ini ditetapkan sebagai Fauna identitas
provinsi Bangka Belitung. Tarsius bancanus dalam bahasa Inggris sering disebut
sebagai Horsfields Tarsier atau Western Tarsier. Tarsius bancanus atau Horsfields
Tarsier mempunyai ciri-ciri dan perilaku seperti jenis-jenis tarsius lainnya. Panjang
tubuhnya sekitar 12-15 cm dengan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram
(betina). Bulu tubuh Tarsius bancanus berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu
kecoklatan. Tarsius bancanus tersebar di Indonesia (pulau Kalimantan, Sumatera, dan
pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung, dan Karimata), Malaysia (Sabah dan
Serawak) dan Brunei Darussalam.
21. Bajing kelapa / Callosciurus notatus
98
99
tubuh paling besar di antara jenisnya. Tupai ini diketahui menyebar terbatas di
Sumatera dan Kalimantan. Tupai tanah memiliki panjang kepala dan badan antara 165
321 mm; ekor 130220 mm; dan kaki belakang 43-57 mm. Rambut di badannya
berwarna lurik dengan pangkal hitam dan ujung berwarna cokelat kemerahan, sehingga
memberi kesan warna punggung cokelat kemerahan. Bagian depan (kepala dan bahu)
berwarna lebih pucat, biasanya bungalan (abu-abu kekuningan); sementara di sepanjang
tengah-tengah punggung terdapat garis cokelat kemerahan yang semakin gelap dan
hitam ke arah pantat. Sisi bawah tubuh (perut) berwarna bungalan kemerahan.
23. Presbytis comata
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Order
: Kera
Keluarga
: Cercopithecidae
Genus
: Presbytis
Spesies
: P. Comata
Nama binomial : Presbytis Comata (Desmarest, 1822)
The Javan Surili (Presbytis Comata) adalah spesies yang terancam punah dari
Old World monyet endemik untuk setengah bagian barat Jawa, Indonesia, sebuah
hotspot keanekaragaman hayati. Nama umum lain dengan yang diketahui oleh termasuk
abu-abu, beruban atau Pulau Sunda surili; beruban atau stripe-jambul lutung; Lutung
beruban Jawa; beruban, Java atau Jawa monyet daun; gris lutung. Ada dua subspesies
dari Surili Jawa: Presbytis comata comata - Terjadi di Jawa Barat. Presbytis comata
fredericae - Terjadi di Jawa Tengah. Ini langur spesies memiliki perut sacculated untuk
membantu pemecahan dalam selulosa dari daun itu memakan. Memiliki kecil, wajah
ramping dan ekor, dan perut bulat besar. Mewarnai berkisar dari abu-abu gelap ke
putih. Monyet daun cenderung aktif pada siang hari, menghabiskan sampai 5 jam
dandan sendiri.The Javan Surili ditemukan di bagian barat Jawa, Indonesia. Hal ini
berkisar sejauh timur seperti Mt. Lawu di perbatasan dengan Jawa Timur.
24. Kucing domestic / Felis domestica
silvestris catus atau Felis catus) adalah sejenis mamalia karnivora dari keluarga Felidae.
Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa
juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa dan harimau. Saat ini, kucing adalah
salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya
tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia,
siam, manx, dan sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan
hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya
adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
c. Preservasi dan Koleksi Spesimen di Laboratorium Mamalia
- Ada dua cara pengawetan koleksi tikus dan mencit, yaitu :
- a. Pengawetan secara utuh, yaitu dengan cara merendam spesimen ke dalam
campuran larutan formalin 10 % atau alkohol 70 % sebanyak 1 000 ml volume
atau disesuaikan dengan besar tikus. Hal yang penting diperhatikan adalah
seluruh badan tikus termasuk ekor benar-benar terendam dalam larutan formalin
atau alkohol. Sebelum dimasukkan ke dalam campuran larutan tersebut, perut
spesimen dibedah agak lebar agar larutan pengawet merasuk ke dalamnya. Cara
ini sering digunakan untuk penelitian anotomi binatang atau identifikasi secara
genetis dimasa depan.
-
b. Pengawetan kulit, yaitu awetan yang berupa kulit tikus. Cara pembuatan
awetan kulit diawali dengan badan tikus diletakan di baki/meja dengan sisi
ventral menghadap ke atas, kulit di bagian perut diiris membujur sepanjang 3-4
cm (Gambar 130). Kemudian kulit dibuka dengan hati-hati, sehingga daging perut
bagian dalam terlihat.
- Gambar 130. Pengirisan kulit perut tikus membujur sepanjang 3-4 cm.
102
- Kulit yang menempel pada daging perut ditekan sedemikian rupa ke arah kiri
atau kanan bergantian sehingga daging paha kaki belakang dapat diangkat keluar
(Gambar 131). Kaki belakang kiri dan kanan dikeluarkan secara bergantian dan
tulang sebatas lutut dipotong dengan gunting
103
104
105
106
Indonesia
(LIPI).
Lokasi Kebun Raya Cibodas LIPI berada di kaki Gunung Gede dan Gunung
Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 1.425 meter di atas permukaan laut
dengan luas 84,99 hektar. Temperatur rata-rata 20,06 C, kelembaban 80,82 % dan ratarata curah hujan 2.950 mm per tahun. Kebun. Kebun Raya Cibodas berjarak 100 KM
dari Jakarta dan 80 KM dari Bandung.
107
- Kebun Raya Cibodas adalah salah satu dari empat Kebun Raya yang ada di
Indonesia yang dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Visi dari
Kebun Raya Cibodas adalah menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam
bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika dataran tinggi basah, pelayanan
pendidikan lingkungan, dan pariwisata. Misinya adalah melestarikan tumbuhan tropika
dataran tinggi basah, mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan
tumbuhan tropika dataran tinggi basah, mengembangkan pendidikan lingkungan untuk
meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap arti penting tumbuhan
dan lingkungan bagi kehidupan, serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat.
- UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI mempunyai
tugas melakukan inventarisasi, eksplorasi, koleksi, penanaman, dan pemeliharaan
tumbuhan pegunungan khususnya kawasan barat Indonesia yang memiliki nilai ilmu
pengetahuan dan potensi ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani, serta
melakukan pendataan, pendokumentasian, pengembangan, pelayanan jasa dan
informasi, pemasyarakatan ilmu pengetahuan di bidang konservasi, introduksi, dan
reintroduksi tumbuhan.
- Kebun Raya Cibodas memiliki iklim yang sesuai untuk pertumbuhan berbagai
jenis paku-pakuan. Curah hujan dan kelembaban yang tinggi sangat sesuai sebagai
habitat paku-pakuan dan kerabatnya. Saat ini Kebun Raya Cibodas telah mengoleksi
135 jenis, 24 suku paku-pakuan dan kerabatnya. Koleksi ini tertata dengan baik dalam
kebun dan rumah
- paku Kebun Raya Cibodas. Selain tanaman koleksi di dalam kebun juga
tumbuh 81 jenis, 22 suku paku-pakuan yang tumbuh liar. Selain jenis paku-pakuan
dan kerabatnya, di Kebun Raya Cibodas juga terdapat beberapa tanaman koleksi yang
bisa dipelajari misalnya tanaman aromatik, koleksi jenis-jenis Rhododendron, tanaman
tanaman yang tumbuh liar.
-
Tabel 1.2 Daftar Jenis Fauna yang ditemukan di Kebun Raya Cibodas
108
Ord
o
Fa
mil
i
In
Dip
tera
Te
phr
itid
ae
In
Lep
ido
pter
a
In
Dip
tera
In
Hy
me
nop
tera
r
a
j
a
Cu
lici
da
e
I
n
d
o
n
e
s
i
a
L
a
l
a
t
B
u
a
h
K
u
p
u
k
u
p
u
Ny
mp
hal
ida
e
N
a
m
a
Fo
rm
ici
da
e
(
m
o
n
a
r
c
h
)
N
y
a
m
u
k
m
a
l
a
r
i
a
s
e
m
u
t
h
i
t
a
m
k
u
p
u
k
u
Spe
sies
Bac
tro
cer
a
dor
sali
s
Da
nau
s
ple
xip
pus
An
oph
eles
aco
nitu
s
Par
apo
ner
a
cla
vat
a
Status
Perlindungan
CI
Ap
Ap
Ap
Ap
Ed
109
Eur
4.2.3 Pembahasan
1.
-
Lalat Buah
Klasifikasi :
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
-
: Gambar
Animalia148. Bactrocera sp. Asli
: Arthropoda
: Insecta
: Diptera
: Tephritidae
: Bactrocera
: Bactrocera sp.
Spesies ini dalam bahasa Indonesia disebut lalat buah. Lalat ini
memiliki sayap dengan panjang kira-kira berukuran 5-7 mm dan tubuh berukuran
kira-kira 6-8 mm. Bagian perutnya berwarna cokelat muda dengan garis melintang
berwarna cokelat tua sementara bagian dada berwarna cokelat tua dengan bercak
-
diserang oleh lebih dari satu lalat, sehingga dalam buah tersebut banyak terisi telur.
-
Bekas luka tusukan pada buah akan memicu tumbuhnya jamur dan bakteri.
Lalat buah dalam status perlindungan IUCN termasuk dalam kategori Least
Concern (LC) karena lalat buah termasuk dalam fauna yang memiliki tanda-tanda
kepunahan atau memiliki resiko punah yang rendah. Sementara dalam status
perlindungan CITES, lalat buah termasuk dalam kategori apendiks II karena jumlah
: Animalia
: Rhopalocera
: Arthropoda
: Insecta
: Lepidoptera
: Nymphalidae
: Ypthima
: Ypthima baldus
bahasa Indonesia, spesies ini disebut Kupu-kupu Ksatria Kelabu.
Selain itu juga disebut Dusky Knight Butterfly. Ciri khas dari kupu-kupu ini adalah
tubuh dan sayap berwarna coklat debu yang berukuran sangat kecil, warnanya sangat
serupa dengan warna tanah dan rumput-rumput yang mati. Ciri-ciri ini akan sama
apabila dilihat dari atas maupun dari bawah. Dengan warna yang dimiliki, kupu-kupu
ini dapat mengelabuhi mangsanya karena sulit untuk melihatnya kecuali pada saat
kupu-kupu ini mulai bergerak.
Kupu-kupu Ksatria Kelabu memiliki sayap depan dengan sebuah
bulatan besar mirip mata berwarna hitam dengan bingkai coklat kekuningan.
Sedangkan sayap belakang memiliki masing-masing dua bulatan kecil berwarna sama
dengan bulatan besar disayap depannya. Kupu-kupu ini banyak ditemukan di daerah
111
tropis seperti Indonesia. Hewan ini biasa hinggap di bunga puteri malu dan bunga
-
3. Belalang Daun
- Klasifikasi :
- Kingdom
Filum
Arthropoda
112
Kelas
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Famili
: Caelifera
Genus
: Grasshopper
Spesies
-
: Melanoplus differentialis
Dalam bahasa Indonesia belalang ini disebut belalang daun. Hal ini
disebabkan karena warna tubuhnya hijau tampak seperti daun. Ciri khas ini berkaitan
dengan cara pertahanan diri dari mangsanya. Belalang ini banyak ditemukan di
hamparan rumput atau tanaman yang berwarna hijau.
Secara umum tubuh belalang daun tidak jauh berbeda dengan jenis
belalang lainnya, yakni tubuh terdiri dari 3 bagian utama ( kepala, dada (thorak), perut
(abdomen)). Belalang ini memiliki 6 kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antenna.
Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang
pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat
mendengar. Alat pendengaran pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak
pada abdomen pada sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang
terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di
udara. Secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang bernafas
dengan trakea juga mempunyai 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli) dan termasuk
dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton).
4. Belalang Coklat
Gambar 152. Heteropternis obscurella Asli
113
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Famili
: Acrididae
Genus
: Heteropternis
Spesies
: Heteropternis obscurella
Dalam bahasa Indonesia disebut belalang coklat. Hal ini disebabkan
karena belalang ini biasanya berwarna coklat gelap namun adapula yang berwarna
coklat mendekati hitam. Pada bagian kepala sedikit terangkat dari dada yang memiliki
punggung sentral.Sayap berbintik-bintik gelap memiliki daerah berwarna hitam atau
gelap diujungnya. Pada bagian femur berbentuk seperti berlian dan pada bagian tibia
berwarna merah. Keunikan dari belalang ini adalah kombinasi thorax tidak berbentuk
pelana, ujung sayap belakang memiliki bintik yang unik. Belalang ini biasa ditemukan
pada rumput-rumput yang kering atau tanaman-tanaman yang berwarna gelap. Hal ini
Klasifikasi :
Kingdom
Filum
Kelas
: Animalia
: Arthropoda
: Insekta
114
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Hymenoptera
: Apidae
: Apis
: Apis andreniformi
- Dalam bahasa Indonesia, spesies ini disebut lebah madu. Hal ini disebabkan
karena lebah ini dapat memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari
nectar bunga. Selain itu lebah ini juga dapat membuat sarang dari malam.Lebah madu
mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus Apis dari sekitar 20.000 spesies
yang ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Lebah madu yang ada di alam
Indonesia adalah A. andreniformis, A. cerana dan A. dorsata, serta khusus di
Kalimantan terdapat A. koschevnikovi. Berdasarkan status perlindungan IUCN
termasuk dalam kategori Not Evaluated (NE). Sementara berdasarkan CITES, lebah
madu termasuk dalam kategori apendiks II. Ada beberapa klasifikasi lebah madu.
Lebah madu merupakan serangga yang berperan dalam menghasilkan madu. Serangga
ini mengubah nektar yang dihasilkan tanaman menjadi madu selanjutnya madu akan
disimpan dalam sarang lebah (Adji, S, 2004). Dengan berkembangnya penelitian
mengenai lebah sekarang ini, terutama di daerah Asia tenggara membuktikan bahwa
ternyata jumlah species lebah lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumya. Di
Indonesia sendiri sudah terbukti mempunyai 3 spesies yaitu : apis florae, apis dorsata,
dan apis cerana.
-
(thorax) dan perut (abdomen).penutup tubuhnya beruba zat kitin. Anatomi lebah madu
dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem penginderaan, dan sistem reproduksi.
Sistem pencernaan pada lebah madu berturut-turut adalah: mulut, osefagus, kantong
madu, proventriculus, ventriculus, usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem
penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera
peraba. Dalam hal sistem reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna
pada lebah hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif
dapat menelurkan 1000-2000 sel telur per hari.Habitat hidup lebah madu di seluruh
belahan bumi kecuali daerah kutub,produktif di daerah tropis dan tidak produktif pada
musim dingin di wilayah subtropik.
6. Kupu-Kupu Monarch
115
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Order
: Lepidoptera
Family
: Nymphalidae
Genus
: Danaus
Species
: Danaus plexippus
Klasifikasi
Gambar 153. Anopheles
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Insecta
: Diptera
: Culicidae
: Anopheles
: Anopheles aconitu
selatan). Malaria ditularkan oleh spesies Anopheles yang berbeda, tergantung dari
daerah dan kondisi lingkungan. Morfologi nyamuk anopheles berbeda dari nyamuk
culex.. Di dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100
diantaranya mepunyai kemampuan menularkan malaria dan 30-40 merupakan host
dari parasite Plasmodium yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis
penyakit malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 25 spesies nyamuk Anopheles yang
mampu menularkan penyakit Malaria.
- Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai
penyebar parasit malaria dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles
sundaicus adalah penyebar malaria di Asia.Ciri-ciri nyamuk anopheles yaitu:
a.
Telur anopheles diletakkan satu persatu di atas permukaan air
sehingga seperti membentuk perahu yang bagian bawahnya konveks,
-
udara
d.
Nyamuk dewasa pada jantan memiliki ruas palpus bagian apikal
berbentuk gada (club form) pada betina ruasnya mengecil. Sayap bagian
pinggir (kosta dan vena I ) ditumbuhi sisik-sisik sayap berkelompok
117
118
Kerajaan
:Animalia
Filum
:Arthropoda
Kelas
:Insecta
Ordo
:Hymenoptera
Famili
:Formicidae
Upafamili
:Paraponerinae
Genus
:Paraponera
Spesies
-
: P. clavata
Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa
Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup
di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan
koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni.
Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.
Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai
daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala
disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah
kesatuan. Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di
beberapa tempat seperti di Islandia, Greenland, dan Hawaii, mereka tidak menguasai
daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar
15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar. Beberapa jenis semut sangat dikenal
oleh manusia karena hidup bersama-sama dengan manusia, seperti semut hitam,
semut besar, semut merah, semut api, dan semut rangrang.Rayap terkadang disebut
semut putih namun sama sekali berbeda kelompok dari semut walaupun mereka
memiliki struktur sosial yang sama.Spesies ini merupakan spesies yang tidak
dilindungi karena jumlah spesienya masih melimpah di alam.Perilaku semut ini
berjalan terrestrial sehingga mudah untuk diamati tanpa mengunakan alat bantu.
9. Burung Srigunting Keladi
-
119
Kingdom
:Animalia
Filum
:Chordata
Kelas
:Aves
Ordo
:Passeriformes
Family
:Dicruridae
Genus
:Dicrurus
Spesies
:Dicrurus aeneus
Srigunting keladi (Dicrurus aeneus) adalah burung Indomalayan kecil
yang termasuk pada familia srigunting. Mereka menetap di hutan Subkontinen India
dan Asia Tenggara. Mereka menangkap serangga terbang dibawah naungan hutan
kanopi dengan membuat serangan tiba-tiba dari tenggeran mereka. Mereka sangat
mirip dengan jenis srigunting lainnya di daerah persebarannya tapi lebih kecil dan
pendek dengan perbedaan ekor yang sedikit membentuk garpu dan pola pada kilapan
bulu mereka.Vagetasi di pepohonan yang rindang.Spesies ini merupakan spesies yang
dilindungi oleh undang-undang no 7 tahun 1999,oleh sebab itu tidak boleh
diperdagangkan. Prilaku Sering teramati sedang duduk di tenggeran secara mencolok.
Memburu serangga secara mendadak, melewati tajuk bagian tengah dan atas. Sering
menyerang burung elang dan kangkok dengan berani. Beberapa burung kadang ribut
dan saling mengejar.
10. Kupu-Kupu Belerang
-
Klasifikasi
Kingdom
Filum
Kelas
Famili
Ordo
Genus
Spesies
:Animalia
:Artopoda
:Insecta
:Pieridae
:Lepideoptera
:Eurema
:Eurema daira
120
sekelompok kupu-kupu berukuran kecil dari marga Eurema, anggota suku Pieridae.
Namanya diperoleh karena warnanya yang kuning terang, sedikit banyak menyerupai
warna belerang. Sebutan umumnya dalam bahasa Inggris adalah Grass Yellow.Jenisjenisnya menyebar luas di Asia, Afrika, Australia, dan Oseania, hingga ke wilayah
Dunia Baru. Spesies tipe marga ini adalah Eurema daira.Sejauh ini tercatat lebih dari
70 spesies yang tergabung dalam Eurema; dengan lebih dari 300 nama sinonimnya.
Bahkan, spesies seperti kupu-kupu belerang biasa E. hecabe, memiliki lebih dari 80
nama sinonim. Nama marganya sendiri bersinonim dengan lebih dari 15 nama. Salah
satunya adalah akibat penyebaran geografisnya yang luas.kupu-kupu ini masih
terdapat melimpah di bumi sehingga status perlindungannya termasuk belum
terancam (NT).
-
121
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan dilakukan dengan metode pengumpulan data, yakni dengan cara
observasi, pengamatan,wawancara, dan dokumentasi.
2. LIPI Zoologi merupakan lembaga yang mempelopori penelitian dalam
keilmuan fauna dan menjadi pusat acuan terpercaya bidang pemberdayaan
dan konservasi keanekaragaman fauna Indonesia.Sementara Kebun Raya
Cibodas adalah salah satu dari empat Kebun Raya yang ada di Indonesia
yang dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang bervisi
untuk menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang
konservasi dan penelitian tumbuhan tropika dataran tinggi basah, pelayanan
pendidikan lingkungan, dan pariwisata.
3. Bedasarkan laboratorium yang diamatai, koleksi yang terdapat di LIPI
Zoologi terdiri dari :
Laboratorium Invertebrata yang terdiri dari kelas Porifera, Choelenterata,
Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda,
macam
koleksi tulang, sarang dan telur dari berbagai burung di Indonesia maupun
luar negeri.
Laboratorium mamalia dengan berbagai koleksi basah dan kering dari
1. Observer
a. Menyediakan daftar pertanyaan sebelum melakukan obsevasi.
b. Mencari tahu terlebih dahulu informasi tentang tempat observasi.
c. Menyediakan recorder dan handy cam untuk merekam setiap
wawancara
e. Setiap observer harus sedia buku catatan lapangan dan alat tulis demi kelancaran
observasi dan wawancara.
2. Laboratorium Zoologi, LIPI
a. Setiap laboratorium dibuatkan denah dan daftar spesimen supaya lebih mudah
dalam pencarian spesimen.
b. Di setiap laboratorium perlu didesain lebih menarik lagi supaya observer atau
pengunjung tertarik untuk terus menelusuri laboratorium.
c. Di setiap laboratorium tidak hanya menyediakan spesimen-spesimen saja, tetapi
juga layar tancap / LCD untuk menampilkan video-video menarik tentang
spesies di laboratorium tersebut untuk hiburan.
-
1. Untuk pengamatan bisa dilakukan tidak hanya satu tempat melainkan di beberapa
tempat dengan kondisi vagetasi yang berbeda-beda,sehingga dapat ditemukan
fauna yang berbeda-beda.
2. Waktu untuk pengamatan mempengaruhi hasil observasi,faktor terlalu singkatnya
kegiatan observasi membuat fauna yang ditemukan pun sedikit karena waktu yang
disediakan hanya 15 menit.
3. Dalam melakukan observasi diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam
mengidentifikasi spesies yang ditemukan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M., dan Peggie, D. 2006. Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor.
Bogor: Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI.
Borror, D.J., Triplehorn, C.A dan Johnson, N.F. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga.
Keanekaragaman
Bogor Sebagai Bahan Kajian Penyusunan Analisis Risiko Hama. Tesis. Bogor:
-
Erlangga.
Herawati, Hetty; Santoso, Heru; dan Forner, Claudio. 2006. Tropical Forest
and Climate
Forestry
Lembaran Negara dan Tambahan Lembaran Negara tahun 1985. Peraturan Pemerintah
Republik
Indonesia. Bogor.
-
press.
124
- LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Dokumentasi Laboratorium Entomologi
125
126
127
128
129
130
131
132
Gambar 2. Lebah
Gambar
133
DATA MENTAH
-
Ordinat :
S : 064424,8
L : 1070025,3
Tit
ik
(1
5
me
nit
)
Ke
ter
an
ga
n
Lo
kas
i
Wa
ktu
dit
em
uk
an
Na
ma
jen
is /
dae
rah
fau
na
Ju
Pe
ril
ak
u
V
eg
et
as
i
10.
53
WI
B
Lal
at
bu
ah
Te
rb
an
g
di
se
ke
lil
in
g
be
nd
a
ya
ng
di
an
gg
ap
bu
di
de
ka
t
pe
po
ho
na
n
134
Ke
ter
an
ga
n
La
in
ah
-
Ku
puku
pu
raj
a
Ny
am
uk
ma
lari
a
Se
mu
t
Hit
am
Ba
11.
12
WI
B
Hi
ng
ga
p
di
be
ba
tu
an
Te
rb
an
g
di
se
ki
ta
r
pe
po
ho
na
n
da
n
be
ba
tu
an
M
en
ca
ri
m
ak
an
an
di
be
ba
tu
an
da
n
C
el
ah
be
ba
tu
an
da
n
m
e
m
bu
at
lu
135
ta
na
h
Ku
puku
pu
bel
era
ng
bur
un
g
sig
unt
ing
kel
adi
ba
ng
di
ta
na
h
-
Te
rb
an
g,
hi
ng
ga
p
di
ra
nt
in
g
po
ho
n
sa
tu
ke
m
ud
ia
n
ke
ra
nt
in
g
po
ho
Di
pe
po
ho
na
n
ti
ng
gi
136
n
ya
ng
lai
n,
se
se
ka
li
be
rk
ic
au
-
leb
ah
ma
du
Ku
puku
pu
Ks
atri
a
Ke
lab
u
Bel
ala
ng
da
11.
30
WI
B
Hi
ng
ga
p
di
re
ru
m
pu
ta
n
da
n
se
se
ka
li
te
rb
an
g
Hi
ng
ga
p
Di
ru
m
pu
137
un
10
11.
05
WI
B
Bel
ala
ng
Co
kel
at
di
de
da
un
an
hi
ja
u
Hi
ng
ga
p
di
de
da
un
an
ke
ri
ng
t
at
an
de
da
un
an
be
r
w
ar
na
hi
ja
u
-
Di
ru
m
pu
t
at
au
de
da
un
an
ya
ng
ke
ri
ng
be
r
w
ar
na
co
ke
lat
138
CURRICULUM VITAE
1. Ketua Kelompok
Nama lengkap : Amalia Zaida
Tempat/tanggal lahir : Jepara, 19 Mei 1996
Alamat asal
: Ds. Troso RT 6 RW 8
Pecangaan Jpr
Alamat di Semarang : Kos Darmada Jl.
Taman Siswa No. 10
Prodi/Rombel
: Pendidikan Biologi Rombel 1
No HP
: 08985079481
Bidang Minat
: Anatomi dan Fisiologi Manusia
2. Anggota Kelompok
-
3. Anggota Kelompok
Nama lengkap : Rifki Dwi Anisa
Tempat tanggal lahir : Jepara,
Alamat asal
: Jepara
Alamat di Semarang
: Gang Rambutan
Prodi/Rombel
: Pendidikan Biologi Rombel 1
No HP
: 08996528208
:
Bidang Minat
: Morfologi Tumbuhan
4. Anggota Kelompok
Nama lengkap : Ratih Kurniyanti
Tempat tanggal lahir : Kendal, 21 Agustus 1995
Alamat asal
: Kendal
Alamat di Semarang
: Gang Buntu
Prodi/Rombel
: Pendidikan Biologi Rombel 1
No HP
: 085786101902
Bidang Minat
: Botani
-
139