Anda di halaman 1dari 5

PENGOMPOSAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah tanaman perkebunan yang
umumnya tumbuh di daerah tropis. Bagian dari buah kakao yang dimanfaatkan
berupa biji, yang nantinya diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bubuk
coklat, biasa digunakan sebagai minuman penyegar dan makanan ringan.
Pengolahan kakao dapat menghasilkan limbah kakao. Salah satu bagian dari
limbah kakao berupa kulit buahnya dapat dimanfaatkan untuk dijadikan kompos.
Adanya potensi limbah kulit buah kakao untuk dijadikan kompos merupakan
salah satu kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya guna
kaako sekaligus dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dari petani kakao. Oleh
karena itu penulis berinisiatif untuk menjadikan pembuatan kompos dari kulit
buah kakao sebagai salah satu program kerja dalam KKN Hibah Dikti yang
dilakukan di salah satu rumah warga di Jorong Taratak Nagari Tanjung Gadang
ini.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari dilakukannya program pengomposan ini adalah untuk memberikan
informasi kepada masyarakat petani kakao bahwa kulit buah kakao dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
1.3 Manfaat Kegiatan
Manfaat dari program Pengomposan ini adalah agar dapat meningkatkan
keuntungan ekonomi dari masyarakat petani kakao di Jorong Taratak Nagari
Tanjung Gadang.
1.4 Susunan Pelaksana Kegiatan
Susunan pelaksana kegiatan poengomposan ini adalah:
1. Ketua

: Dila Yurianti Rahmah

2. Anggota

: a. Annisa Mazaya Marji;


b. Celsy Paratami Alni;

c. Latifa Aini;
d. Siska Yuliana;
e. Sri Hartati.
1.5 Rincian Kegiatan
Nama kegiatan

: Pengomposan dari Kulit buah Kakao.

Tempat Pelaksanaan : Rumah Bapak Noviar, S.Ag di Jorong Taratak,


Nagari Tanjung Gadang.
Waktu Kegiatan

: 19 Juli 2016 - 26 Juli 2016

Pembahasan Kegiatan :
Kegiatan dimulai dengan mempersiapkan alat bahan yang diperlukan dalam
pengomposan meliputi:
1.Ember sebagai Wadah untuk pengomposan;
2.Kulit buah Kakao yang sudah mulai membusuk yang dipotong kecil-kecil;
3.Abu sekam padi sebagai sumber karbon untuk membantu proses
pembusukan sampah ;
4.Kotoran sapi sebagai aktivator dalam pembusukan sampah;
5.Sampah sayuran dan buah-buahan seperti sampah kulit buah nangka,
sampah kulit buah alpukat, sampah kulit buah labu siam, sampah sayutran
kol dan sampah kulit buah timun;
6.Bakteri EM4 yang telah difermentasikan selama 3 hari dengan tambahan
molasse yaitu air gula, dimana komposisinya adalah 2 tutup botol bakteri
EM4 ditambahkan 1 gayung air dan 1 sendok gula pasir kemudian di aduk
rata dan didiamkan selama 3 hari.
Pertama bakteri EM4 difermentasikan selama 3 hari yang dilakukan pada tanggal
16 Juli 19 Juli 2016. Setelah membuat fermentasi bakteri EM4 selama 3 hari
selanjutnya dilakukan pembuatan kompos pada tanggal 19 Juli 2016 yaitu dengan
memasukkan abu sekam padi sebanyak 15%-20%, kemudian ditambahkan
kotoran sapi sebanyak 40%-50% juga sampah sayuran dan buah-buahan sebanyak
20%-30% terakhir masukkan 50%-60% EM4 yang telah di fermentasi selama 3
hari. Setelah seluruh bahan dimasukkan, aduk rata secara menyeluruh dan ditutup
dengan penutup ember tersebut. ember yang berisi kompos tersebut diddiamkan di

tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung. Proses
pengomposan ini dilakukan selama 2-4 minggu, setiap hari kompos harus di awasi
dan bisa ditambahkan dengan sampah sayur-sayuran dan buah-buahan. Kompos
yang dibuat sudah jadi apabila:
1. Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah;
2. Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi;
3. Nisbah C/N sebesar 10 20, tergantung dari bahan baku dan derajat
humifikasinya;
4. Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah;
5. Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan; dan
6. Tidak berbau.

DOKUMENTASI

Proses Pengambilan Kotoran Sapi

Proses Memasukkan Abu Sekam ke dalam Ember

Proses Memasukkan Kotoran Sapi Ke dalam Ember

Proses Memasukkan kulit Buah Kakao


yang Dipotong Kecil-Kecil dan Sampah Dapur

Proses Mengaduk Rata Seluruh Bahan

Anda mungkin juga menyukai