VARISELA
Definisi
Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfik, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh.1,11
Varisela adalah penyakit yang ringan, sangat menular, terutama pada anakanak, ditandai secara klinis dengan erupsi vasikuler generalisata kulit dan
membrane mukosa. Penyakit dapat berat pada orang dewasa dan anak-anak yang
imunokompromise.2
Di daerah beriklim sedang, 90% kasus terjadi pada anak-anak kurang dari
10 tahun, dengan kejadian tertinggi pada anak usia 1-4 tahun yang tidak
divaksinasi.3
Sinonim
Cacar air, chicken pox1
Sifat Virus
Virus varisela-zoster secara morfologis identik dengan virus herpes
simpleks. Virus ini tidak memiliki reservoir hewan. Virus memperbanyak diri
dalam kultur jaringan embrionik manusia dan menghasilkan badan inklusi
intranuklear yang khas. Perubahan sitopatik lebih bersifat vocal dan menyebar
jauh lebih lambat daripada yang diinduksi oleh HSV. Virus yang infeksius tetap
berkaitan-sel secara kuat, dan serangkaian reproduksi lebih mudah dikerjakan
dengan melewati sel yang terinfeksi daripada cairan kultur jaringan. 2
2
Virus yang sama menyebabkan cacar air dan zoster. Isolate virus dari
vesikel pasien varisela atau zoster tidak memperlihatkan variasi genetic yang
signifikan. Inokulasi cairan vesikel zoster ke anak mengakibatkan varicela. Anak
yang telah sembuh dari infeksi akibat virus zoster resisten terhadap varisela. 2
Epidemiologi
Insiden Varicella di daerahberiklimsedangadalah 13-16 kasus per 1000
orang pertahun dan tertinggi pada anak-anak berusia 1-9 tahun. Sebaliknya, di
iklim tropis, tingkat serangan Varisella lebih tinggi pada usia dewasa. Pada daerah
beriklim tropis, sebagian kejadian Varisella terjadi pada musim tertentu,yaitu
selama musim dingin atau musim semi. Di daerah beriklim sedang epidemi
Varicella telah dilaporkan terjadi setiap 2-5 tahun. Tingkat fatalitas kasus
keseluruhan di negara maju adalah 2-4 per 100.000 kasus. 4
Pada kepustakaan lain disebutkan bahwa tanpa imunisasi, 90% kasus
terjadi pada anak <10 tahun dan kurang dari 5% terjadi pada usia >15 tahun.
Dengan imunisasi, kejadian berkurang secara nyata.5
Etiologi
Varicella zoster virus menyebabkan Varicella (cacar) setelah infeksi primer
dan herpes zoster (shingles) setelah pengaktifan endogen. Virus mengandung
genom DNA double stranded dan merupakan golongan Herpesviridae. Virus
herpes yang ditandai dengan masih adanya infeksi setelah infeksi primer, yang
dikenal
sebagai
infeksi
laten.
Imunitas
seluler
sangat
penting
dalam
Patogenesis
VZV merupakan virus yang menular selama 1-2 hari sebelum lesi kulit
muncul, dapat ditularkan melalui jalur respirasi, dan menimbulkan lesi pada
orofaring, lesi inilah yang memfasilitasi penyebaran virus melalui jalur traktus
respiratorius. Pada fase ini, penularan terjadi melalui droplet kepada membran
mukosa orang sehat misalnya konjungtiva. Masa inkubasi berlangsung sekitar 14
hari, dimana virus akan menyebar ke kelenjar limfe, kemudian menuju ke hati dan
sel-sel mononuklear. VZV yang ada dalam sel mononuklear mulai menghilang 24
jam sebelum terjadinya ruam kulit; pada penderita imunokompromise, virus
menghilang lebih lambat yaitu 24-72 jam setelah timbulnya ruam kulit. Virusvirus ini bermigrasi dan bereplikasi dari kapiler menuju ke jaringan kulit dan
menyebabkan lesi makulo papular, vesikuler, dan krusta. Infeksi ini menyebabkan
timbulnya fusi dari sel epitel membentuk sel multinukleus yang ditandai dengan
adanya inklusi eosinofilik intranuklear. Perkembangan vesikel berhubungan
dengan peristiwa ballooning, yakni degenerasi sel epithelial akan menyebabkan
timbulnya ruangan yang berisi oleh cairan. Penyebaran lesi di kulit diketahui
disebabkan oleh adanya protein ORF47 kinase yang berguna pada proses replikasi
virus. VZV dapat menyebabkan terjadinya infeksi diseminata yang biasanya
berhubungan dengan rendahnya system imun dari penderita. 14
Gejala klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis
mulai gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri
kepala, kemudian disusul timbul erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam
waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa
tetesan embun (tear drops). Vesikel akan merubah menjadi pustule dan kemudian
menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel yang baru
sehingga menimbulkan gambaran polimorfik. Ruam berlangsung sekitar 5 hari,
dan kebanyakan anak memiliki ratusan lesi kulit.1,2
Diagnosis
vesikula
pustula
IgMspesifikdapatterdeteksidini
1-2
krusta).
Pada
Varicella-zoster
harisebelummunculnyaruam,
herpetiformis dikaitkan dengan gangguan usus. Reaksi alergi terhadap gluten juga
memegang
peran
penting
dalam
menyebabkan
ruam
pada
dermatitis
herpetiformis.4-6
Manifestasi klinis utama pada dermatitis herpetiformis adalah rasa gatal.
Gejala yang berhubungan dengan penyakit kolik biasanya terdapat pada dermatitis
herpetiformis namun biasanya ringan. Gejala tersebut biasanya seperti penurunan
berat badan dan perasaan tidak nyaman di perut.4-6
Dermatitis herpetiformis biasanya terjadi pada orang dewasa muda dan
setengah baya tapi kadang-kadang terjadi pada anak-anak. Ruam terdiri dari
bintik-bintik merah kecil yang berupa vesikel. Predileksi yang paling umum
adalah permukaan ekstensor siku, lulut, sakrum, bokong, dan punggung. Vesikel
biasanya berdinding tegas dan dapat juga dijumpai bulla.4-6
Pengobatan
Pengobatan bersifat simptomatik dengan antipiretik dan analgesic, untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Local diberikan bedak yang
ditambah dengan zat antigatal (mentol, kamfora) untuk mencegah pecahnya
vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder
dapat diberikan antibiotika berupa salap dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat
antivirus. VSIG (Varicella zoster immunoglobuline) dapat mencegah atau
meringankan varicela, diberikan intramuscular dalam 4 hari setelah terpajan. 1
Terapi topikal.
Pada anak-anak normal, varicella umumnya jinak dan self-limited.
Kompres dingin atau calamine lotion lokal, mandi hangat dengan baking soda
atau oatmeal koloid (tiga cangkir per bak air) dan antihistamin dapat mengurangi
rasa gatal. Krim dan lotion mengandung glukokortikoid dan salep oklusif tidak
boleh digunakan. Antipiretik mungkin diperlukan, tetapi salisilat harus dihindari
karena hubungan mereka dengan sindrom Reye. Infeksi bakteri kecil diperlakukan
dengan menyaringnya hangat. 9
Terapi Antivirus
Anak-anak yang normal.
Pada penelitian yang secara acak, pengobatan asiklovir anak sehat 2-12
tahun ditemukan bahwa pengobatan dini (dalam waktu 24 jam dari munculnya
ruam) dengan acyclovir oral (20 mg / kg empat kali sehari selama 5 hari)
mengurangi jumlah lesi, pembentukan lesi baru, durasi ruam, demam, dan gejala
konstitusional.9
Karena varicella adalah infeksi yang relatif jinak pada anak-anak dan
manfaat klinis pengobatan sederhana, pengobatan antivirus rutin tidak
dianjurkan.9
Vaksinasi
Vaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka
serokonversi mencapai 97% - 99%. Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau
lebih. Lama proteksi belum diketahui pasti, meskipun demikian vaksinasi ulangan
dapat diberikan setelah 4-6 tahun 1
Pemberiannya secara subkutan, 0.5 ml pada yang berusia 12 bulan sampai
12 tahun. Pada usia di atas 12 tahun juga diberikan 0.5 ml, setelah 4-8 minggu
diulangi dengan dosis yang sama.1
Bila terpajannya baru kurang dari 3 hari perlindungan vaksin yang
diberikan masih terjadi. Sedangkan antibody yang cukup sudah timbul antara 3-6
hari setelah vaksinasi. 1
11
disebabkan vaksin 1 bulan setelah imunisasi. Transmisi virus vaksin jarang tetapi
dapat terjadi bila orang di vaksin mengalami ruam. Timbulnya infeksi varisela
dapat terjadi pada orang divaksin, tetapi biasanya bersifat ringan. Orang yang
divaksin beresiko mengalami zoster, tetapi gejalanya tidak telalu berat
dibandingkan setelah infeksi alami.2
Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada
orang dewasa, berupa ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis, dan kelainan darah (beberapa macam
purpura). Penderita yang selamat dari ensepalitis varisela dapat mengalami sekuel
permanen. 1,2
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan
kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonates. 1
Pneumonia varisela jaranag pada anak yang sehat tetapi merupakan
komplikasi
yang
paling
sering
pada
neonates,
dewasa,
dan
pasien
12
Prognosis
Infeksi primer varicella memiliki tingkatkematian 2-3 per 100.000 kasus
dengan casefatality rate pada anak berumur 1-4 tahun dan5-9 tahun (1 kematian
per 100.000 kasus). Pada bayi rata-rata resiko kematian adalah sekitar 4 kali lebih
besar dan pada dewasa sekitar 25 kali lebih besar. Rata-rata 100 kematian terjadi
di USA sebelum ditemukannya vaksin varicella, komplikasi yang menjadi
penyebab utama kematian, antara lain: pneumonia, komplikasi SSP, infeksi
sekunder, dan perdarahan. 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 2010
2. Jawetz, Melnick, Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.
Jakarta: EGC hal 439-452
3. James WD, Berger TG, Eiston DM. Andrews Diseases Of The Skin
Clinical Dermatology, 8th ed: McGraw Hill; 2012. Pg. 3393
13
14