Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Untuk malakukan analisis stabilitas dari suatu konstruksi tanah berupa lereng rasanya
tidak mungkin tanpa menggunakan bantuan software. Hal ini bukan disebabkan oleh
sulitnya teori stabilitas lereng, melainkan karena dalam analisis stabilitas lereng perlu
dibuat puluhan, bahkan bisa ratusan atau ribuan, asumsi bidang longsor yang masingmasing memerlukan pemecahan matematis. Dari sekian banyak asumsi bidang longsor ini
selanjutnya hanya dipilih satu bidang yang terkritis, yakni bidang longsor yang
mempunyai nilai faktor keamanan terkecil. Faktor keamanan yang terkecil ini selanjutnya
dibandingkan dengan kriteria minimum faktor keamanan yang dipilih.
Saat ini banyak beredar software analisis stabilitas lereng. Salah satu di antaranya adalah
software SLOPE/W, yang dibuat oleh Geoslope, Kanada. Software SLOPE/W ini berbasis
pada sistem operasi Windows, sehingga dalam pengoperasiannya cukup mudah dan user
friendly.
Software SLOPE/W terdiri dari 3 bagian program utama, yakni: input (define), kalkulasi
(solve), dan output (contour). Sebelum memulai penggunaan software ini pengguna
disarankan untuk membuat sketsa terlebih dahulu, yang berisi geometri penampang lereng
yang akan dianalisis, kondisi pelapisan serta parameter tanah dari masing-masing lapisan,
kondisi permukaan air tanah (jika ada), dan beban-beban luar yang bekerja pada
penampang lereng. Setelah input sesuai sketsa dimasukkan dengan benar selanjutnya kita
jalankan program kalkulasi. Komputer membutuhkan beberapa saat untuk menyelesaikan
perhitungan, dan apabila perhitungan selesai pengguna bisa melihat seluruh hasil
perhitungan (berupa angka dan grafis).
Untuk lebih mudahnya dalam mempelajari penggunaan software ini pengguna diajak
langsung memecahkan contoh masalah stabilitas lereng yang sketsanya ditampilkan
dalam Gambar 1.
Dengan contoh ini akan ditunjukkan prosedur operasional secara bertahap dalam
menyelesaikan suatu contoh kasus sederhana dengan menggunakan program SLOPE/W.
Dengan melakukan setiap langkah yang diberikan, pengguna diharapkan dapat
mendefinisikan suatu masalah, menghitung faktor keamanan, serta dapat melihat hasilnya.
Dengan menyelesaikan contoh kasus ini, pengguna dapat dengan cepat memahami
fasilitas dan operasi program SLOPE/W ini secara keseluruhan.
Sebuah lereng digali dengan kemiringan 2:1 (horisontal:vertikal) terdiri dari 2 lapisan
tanah. Lapisan atas memiliki ketebalan 5 m dan ketinggian galian total adalah sebesar 10
m. Lapisan batuan berada pada 4 m dibawah dasar galian. Kondisi tekanan air pori berupa
piezometric line ditampilkan pada gambar, selain itu parameter kuat geser tanah masingmasing lapisan juga dapat dilihat pada sketsa tersebut.
0/14
0/11
0/9
10/14
Upper Soil Layer
= 15 kN/m3
c = 5 kPa
= 200
20/9
15/8
30/4
30/3
40/4
40/3
40/0
0/0
Bedrock
SKEMA OPERASI
1. DEFINISI KASUS (DEFINE)
Menentukan Area Kerja
Menentukan Skala
Menentukan Spasi Grid
Menyimpan File
Zoom
Sketsa Geometri Kasus
Menentukan Metode Analisis
Mengatur Pilihan Analisis
Parameter Tanah
Menggambar Lapisan Tanah
Menggambar Piezometric Line
Menggambar Jari-jari Bidang Runtuh
Menggambar Grid Bidang Runtuh
Mengatur Tampilan
Menampilkan Garis Koordinat
Menampilkan Teks (Tulisan)
Verifikasi Kasus
Menampilkan Parameter Tanah
Identifikasi Kasus
Menyimpan Kasus
2. PENGHITUNGAN (SOLVE)
Memulai Penghitungan
Selesai Penghitungan
3. MELIHAT HASIL PENGHITUNGAN (CONTOUR)
Melihat Bidang Runtuh
Melihat Metoda Analisis
Menampilkan Gaya Pada Irisan
Menampilkan Kontur Angka Keamanan
Menampilkan Nilai Kontur
Mencetak Gambar
Klik tombol Maximize pada bagian sudut kanan atas dari window DEFINE sehingga
window DEFINE tersebut akan membesar sebesar layar monitor.
MENGATUR AREA KERJA
Area kerja (Working Area) adalah ukuran kertas yang memungkinkan untuk digunakan
mendefinisikan suatu kasus. Area kerja dapat lebih kecil, sama atau lebih besar daripada
ukuran kertas pada printer. Jika area kerja lebih besar daripada ukuran kertas pada printer
serta Zoom Factor yang digunakan sebesar 1.0 atau lebih maka kasus yang dianalisis akan
dicetak pada beberapa lembar kertas. Area kerja sebaiknya diatur sehingga kita dapat
bekerja dengan skala yang sesuai. Seperti dalam contoh kasus ini, area kerja yang sesuai
adalah 260 mm lebar dan 200 mm tinggi.
Untuk menentukan ukuran dari area kerja, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
2. Pilih Page dari menu Set, sehingga akan muncul window Set Page.
Pada bagian Printer Page akan terlihat nama dari printer yang digunakan dan
ukuran halaman kertas printer tersebut. Informasi ini berguna untuk menentukan
area kerja yang sesuai dengan ukuran halaman kertas printer.
Jika ukuran dari tinggi halaman printer lebih besar daripada lebarnya maka printer
tersebut berada dalam mode Portrait. Selanjutnya, pada saat gambar akan dicetak,
kita dapat memilih File-Printer Setup untuk merubah printer menjadi mode
Landscape.
3. Pilih mm pada bagian Units.
4. Ketik 260 pada kotak Width dalam bagian Working Area. Untuk pindah
kebagian selanjutnya cukup tekan tuts TAB pada keyboard.
5. Ketik 200 pada bagian kotak Height.
6. Pilih OK.
MENENTUKAN SKALA
Geometri dari kasus yang ditinjau adalah dalam satuan meter. Seperti yang terlihat pada
Gambar 1, tinggi geometri dari kasus tersebut adalah 14 m dan lebarnya 40 m. Bagian kiri
bawah dari geometri kasus akan digambar pada (0,0).
Skala yang dapat kita gunakan dalam hal ini adalah 1:200. Hal tersebut akan membuat
gambar menjadi cukup proporsional. Pengaturan skala dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Pilih Set Scale dari menu DEFINE.
x: -4
x: 40
Minimum:
Maximum:
y: -4
y: 40
Pada kotak Horz. 1 : skala akan berubah menjadi 169.23 dan pada kotak Vert. 1:
skala akan berubah menjadi 220. Kita tidak ingin bekerja dengan skala seperti ini.
4. Tuliskan angka 200 pada kotak Horz, dan kemudian angka 200 pada kotak Vert.
Nilai Maximum x akan berubah menjadi 48 dan nilai Maximum y akan berubah
menjadi 36.
Karena kasus yang ditinjau menggunakan satuan meter dan kN maka harga berat
jenis air yang digunakan harus 9.807 kN/m3, yang mana hal tersebut merupakan
harga default ketika kita memilih satuan meter pada bagian engineering
dimensions.
5. Pilih OK.
2. Pilih Grid dari menu View. Kotak dialog View Grid akan muncul.
dapat kita lakukan kapan saja selama kita sedang mendefinisikan kasus tersebut. Cara
menyimpan data ke dalam file adalah sebagai berikut:
1. Pilih File dari menu DEFINE.
2. Pilih Save dari menu File sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
Jika selanjutnya kita melakukan penyimpanan data dengan memilih menu File Save maka
data tersebut akan langsung disimpan tanpa memunculkan kotak dialog Save File As. Hal
ini dikarenakan nama file yang diinginkan telah kita tentukan sebelumnya.
Seandainya ada perubahan atau modifikasi dari file lama dan akan kita simpan dalam file
baru, maka langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pilih File Save As. Kotak dialog File Save As akan muncul.
2. Ketikan nama file yang baru.
Jika nama file baru tersebut telah ada sebelumnya maka akan muncul kotak dialog yang
menanyakan apakah file baru tersebut akan menggantikan file lama. Jika dipilih No, maka
kita harus menulis ulang nama file. Sedangkan jika dipilih Yes, file yang lama akan hilang
dan digantikan dengan yang baru.
ZOOM
Sebelum membuat sketsa dari kasus yang ditinjau, sebaiknya kita tampilkan seluruh
halaman kertas pada layar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meng-klik tombol Zoom
Page,
Keempat perintah zoom pada tool bar memiliki fungsi sebagai berikut:
Zoom In (pembesaran).
Zoom Out (pengecilan).
Menampilkan seluruh halaman.
Menampilkan seluruh object kasus.
Untuk pembesaran (Zoom In) bagian dari gambar:
1. Klik kiri pada tombol Zoom In,
Kursor akan berubah menjadi kaca pembesar dan tombol Zoom In akan tampak
tertekan. Hal ini berarti bahwa kita sedang melakukan proses pembesaran.
2. Daerah yang masuk dalam pembesaran tersebut adalah daerah bagian dalam dari
kotak yang kita buat dengan menggeser kursor. Pindahkan kursor ke bagian sudut
atas kiri dari bidang yang akan ditinjau. Tekan tombol kiri mouse dan jangan
dilepaskan. Sekarang pindahkan mouse ke kanan sehingga akan muncul kotak.
Geser mouse sampai kotak meliputi bidang yang kita inginkan.
2. Pilih Lines dari menu Sketch. Kursor akan berubah dari panah menjadi silang dan
akan terlihat tulisan <Sketch Lines> pada bagian bar DEFINE. Hal ini
menunjukkan bahwa kita sedang berada dalam mode sketsa.
3. Dengan menggunakan mouse, pindahkan kursor kedekat posisi (0,14) seperti yang
terlihat pada bagian kanan atas window. Selanjutnya klik kiri. Kursor akan tepat
berada pada titik grid (0,14). Jika kita pindahkan mouse maka akan muncul
gambar garis mulai dari posisi (0,14) sampai dengan posisi kursor yang baru.
4. Pindahkan kursor ke dekat (10,14) dan klik kiri. Kursor akan tepat berada pada
posisi (10,14) serta akan terlihat gambar garis mulai dari (0,14) sampai dengan
(10,14).
5. Pindahkan kursor ke dekat (30,4) dan klik kiri. Garis akan tergambar dari (10,14)
sampai dengan (30,4).
6. Pindahkan kursor ke dekat (40,4) dan klik kiri. Garis akan tergambar dari (30,4)
sampai dengan (40,4).
7. Pindahkan kursor ke dekat (40,0) dan klik kiri. Garis akan tergambar dari (40,4)
sampai dengan (40,0).
8. Pindahkan kursor ke dekat (0,0) dan klik kiri. Garis akan tergambar dari (40,0)
sampai dengan (0,0).
9. Pindahkan kursor ke dekat (0,14) dan klik kiri. Garis akan tergambar dari (0,0)
sampai dengan (0,14).
10. Klik tombol kanan pada mouse untuk mengakhiri sketsa garis. Kursor akan
berubah dari silang menjadi panah.
11. Pilih Sketch Lines kembali.
12. Pindahkan kursor ke dekat (0,9) dan klik kiri. Kursor akan tepat berada pada (0,9).
13. Selanjutnya kita akan membuat sketsa untuk lapisan tanah. Pindahkan kursor ke
dekat (20,9) dan klik kiri. Garis akan tergambar dari (0,9) sampai dengan (20,9).
14. Klik tombol kanan pada mouse untuk mengakhiri sketsa garis. Kursor akan
berubah dari silang menjadi panah.
15. Untuk menampilkan outline dari kasus yang sedang dikerjakan pada window
DEFINE, klik tombol Zoom Objects,
Setelah kita menyelesaikan langkah pengerjaan diatas maka pada layar akan terlihat
tampilan sebagai berikut:
2. Pilih Analysis Method dari menu KeyIn sehingga kotak dialog berikut akan
muncul.
3. Pilih Bishop (with Ordinary & Janbu) yang mana ini adalah pilihan default.
4. Pilih OK.
MENGATUR PILIHAN ANALISIS
Untuk mengatur pilihan analisis yang akan digunakan:
1. Pilih KeyIn Analysis Control dari menu DEFINE. Kotak dialog berikut akan
muncul.
2. Gunakan pilihan yang sudah menjadi default pada kotak dialog KeyIn Analysis
Control:
3. Pilih OK.
PARAMETER TANAH
Parameter tanah yang digunakan pada kasus ini dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam hal
ini, parameter yang harus didefinisikan terdiri dari tiga material.
Untuk memasukan parameter tanah yang digunakan:
1. Pilih KeyIn Soil Properties dari menu DEFINE, sehingga kotak dialog berikut
akan muncul:
11. Klik pada tanda panah dibagian model kuat geser dan selanjutnya pilih Bedrock
model. Deskripsi tanah akan berubah menjadi Bedrock dan Unit Weight akan
berubah menjadi -1.
12. Pilih Copy untuk mengkopi properti bedrock kedalam kotak list. Kotak list akan
terlihat sama seperti kotak dialog yang ditampilkan diatas.
13. Pilih OK.
MENGGAMBAR LAPISAN TANAH
Geometri dan stratigrafi dari kasus yang ditinjau didefinisikan oleh garis yang
dihubungkan oleh titik. Garis tersebut harus didefinisikan terlebih dahulu untuk tiap
lapisan tanah yang akan diplot. Seluruh garis yang dibuat harus dimulai dari titik pada
bagian kiri dan diakhiri pada titik bagian kanan. Prosedur yang normal adalah dengan cara
menentukan terlebih dahulu garis untuk bagian paling atas selanjutnya baru garis
dibawahnya.
Untuk menggambar garis tersebut pada geometri yang akan dibuat dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih Draw Lines dari menu DEFINE. Kotak dialog sebagai berikut akan muncul:
6. Pindahkan kursor ke bagian dimana terdapat pemisahan lapisan tanah (20,9) dan
klik kiri pada mouse. Kursor akan tepat berada pada titik grid (20,9) dan akan
membuat titik (Point 3) serta akan tergambar garis merah yang menghubungkan
antara Point 2 dengan Point 3.
7. Pindahkan kursor ke bagian bawah dari lereng (30,4) dan klik kiri pada mouse.
8. Pindahkan kursor ke bagian paling kanan dari geometri kasus (40,4) dan klik kiri
pada mouse. Selanjutnya klik kanan pada mouse untuk mengakhiri gambar dari
Line 1 (garis 1) dan kotak dialog Draw Lines akan muncul kembali.
9. Klik tanda panah pada bagian Line # sehingga akan terlihat garis untuk tiap
lapisan tanah yang telah didefinisikan sebelumnya sebagai berikut:
10. Klik 2 pada kotak tersebut dan selanjutnya pilih OK untuk mulai menggambar
Line 2. Kursor akan berubah menjadi silang dan akan terlihat tulisan <Draw
Lines> pada bagian bar DEFINE. Hal ini menunjukan bahwa kita sedang berada
pada mode tersebut.
11. Pindahkan kursor ke bagian kiri dari geometri kasus dimana terdapat pemisahan
antara lapisan tanah atas dan lapisan tanah bawah (0,9). Selanjutnya klik kiri pada
mouse.
12. Klik kiri pada mouse di dekat Point 3 (20,9). Kursor akan tepat berada pada Point
3 dan tidak akan membuat titik yang baru karena Point 3 telah ada sebelumnya.
Selanjutnya klik kanan pada mouse untuk mengakhiri menggambar Line 2.
Karena titik akhir dari Line 2 (Point 3) berada pada pertengahan garis sebelumnya
(Line 1), SLOPE/W akan menyambung bagian akhir dari Line 2 sesuai dengan
Line 1 yaitu dari Point 3 ke Point 5. Line 2 akan terlihat berwarna merah dan
kotak dialog Draw Lines akan muncul kembali.
13. Klik tanda panah pada bagian Line # dan klik pada 3.
14. Pilih OK untuk mulai menggambar Line 3. Lapisan tanah 1 akan berwarna
kuning. Kursor akan berubah dari panah menjadi silang. Tulisan <Draw Lines>
akan muncul pada bagian bar DEFINE. Hal ini menunjukan bahwa kita sedang
berada pada mode tersebut.
15. Pindahkan kursor kebagian sudut kiri bawah dimana terdapat kontak antara
lapisan tanah bawah dengan bedrock (0,0) dan klik kiri pada mouse.
16. Pindahkan kursor kebagian sudut kanan bawah dimana terdapat kontak antara
lapisan tanah bawah dengan bedrock (40,0) dan klik kiri pada mouse. Selanjutnya
klik kanan pada mouse untuk mengakhiri menggambar Line 3.
17. Pilih Done pada kotak dialog Draw Lines untuk mengakhiri menggambar garis.
Lapisan tanah 2 akan berwarna hijau muda.
Setelah kita menyelesaikan langkah-langkah diatas maka pada layar akan terlihat tampilan
sebagai berikut:
3. Pilih 1 pada kotak Piez. Line # untuk menggambar satu piezometric line. Ini
merupakan harga default.
4. Pilih lapisan tanah 1 (Upper Soil Layer) dan lapisan tanah 2 (Lower Soil Layer)
pada kotak Apply to Soils untuk memasukan piezometric line pada lapisan tanah
1 dan 2.
5. Pilih OK. Kursor akan berubah menjadi silang dan akan terlihat tulisan <Draw
P.W.P> pada bagian bar DEFINE. Hal ini menunjukan bahwa kita sedang berada
pada mode tersebut.
6. Pindahkan kursor ke (0,11) (pada bagian kiri dari kasus) dan klik kiri pada mouse.
Kursor akan tepat berada pada titik grid (0,11) dan membuat titik baru (Point 9).
Jika kita pindahkan kursor, maka akan tergambar garis putus-putus mulai dari
Point 9 sampai dengan lokasi baru dari kursor.
7. Pindahkan kursor ke (15,8) dan klik kiri pada mouse. Kursor akan tepat berada
pada titik grid (15,8) dan membuat titik baru (Point 10). Sebuah garis putus-putus
berwarna merah akan tergambar mulai dari Point 9 sampai Point 10.
8. Pindahkan kursor ke (30,3) dan klik kiri pada mouse.
9. Pindahkan kursor ke (40,3) dan klik kiri pada mouse. Selanjutnya klik kanan pada
mouse untuk mengakhiri menggambar piezometric line untuk lapisan tanah 1 dan
2.
Kotak dialog Draw Piez. Lines akan muncul kembali.
10. Pilih Done pada kotak dialog Draw Piez. Lines untuk mengakhiri menggambar
piezometric lines.
Karena permukaan bidang runtuh tidak akan memotong lapisan bedrock, maka
kita tidak perlu mendefinisikan piezometric line untuk bedrock.
Jika langkah-langkah diatas telah selesai maka pada layar akan terlihat tampilan sebagai
berikut:
2. Pilih Radius dari menu seperti yang terlihat. Kursor akan berubah menjadi silang
dan akan terlihat tulisan <Draw Radius> pada bagian bar DEFINE. Hal ini
menunjukan bahwa kita sedang berada pada mode tersebut.
3. Pindahkan kursor ke (15,4) dan klik kiri pada mouse. Kursor akan tepat berada
pada titik grid (15,4) dan membuat titik baru (Point 13). Jika kita pindahkan
kursor, maka akan tergambar garis mulai dari Point 13 sampai dengan lokasi baru
dari kursor.
4. Pindahkan kursor ke (15,2) dan klik kiri pada mouse. Kursor akan tepat berada
pada titik grid (15,2) dan membuat titik baru (Point 14). Garis merah akan
tergambar mulai dari Point 13 sampai Point 14.
5. Pindahkan kursor ke (29,2) dan klik kiri pada mouse.
6. Pindahkan kursor ke (29,4) dan klik kiri pada mouse.
Bidang dimana garis jari-jari tersebut akan terlihat pada layar. Window dialog
Divisions akan muncul.
Jika kita gerakkan mouse ke arah manapun, kursor akan berpindah sepanjang garis
antara Point 13 dan Point 14. Besarnya angka pada kotak dialog Divisions juga
akan berubah. Angka ini merupakan angka pembagi yang akan membagi bidang
jari-jari tersebut.
7. Pindahkan kursor ke atas atau ke bawah sampai muncul angka 2 pada window
Divisions dan klik kiri pada mouse.
Sebuah window pesan akan muncul yang memberitahukan banyaknya garis jarijari yang akan dibuat.
2. Pilih Grid dari menu diatas. Kursor akan berubah menjadi silang dan akan terlihat
tulisan <Draw Grid> pada bagian bar DEFINE. Hal ini menunjukan bahwa kita
sedang berada pada mode tersebut.
3. Pindahkan kursor ke (23,25) dan klik kiri pada mouse. Kita mungkin harus
menggeser layar window dengan menggunakan bantuan Scroll Bar untuk
mendapatkan posisi tersebut. Kursor akan tepat berada pada titik grid (23,25) dan
membuat titik baru (Point 17). Jika kita pindahkan kursor, maka akan tergambar
garis mulai dari Point 17 sampai dengan lokasi baru dari kursor.
4. Pindahkan kursor ke (22,19) dan klik kiri pada mouse. Kursor akan tepat berada
pada titik grid (22,19) dan membuat titik baru (Point 18). Jika kita pindahkan
kursor, maka akan tergambar kotak mulai dari Point 17 dan Point 18 sampai
dengan lokasi baru dari kursor.
5. Pindahkan kursor ke (26,19) dan klik kiri pada mouse. Kotak yang
menghubungkan Point 17, Point 18 dan Point 19 tersebut akan terbentuk.
Selanjutnya window dialog Divisions akan muncul.
Jika kita geser mouse ke arah manapun maka kursor hanya akan berpindah
sepanjang garis yang menghubungkan Point 18 dan Point 19. Angka pada kotak
dialog Div: akan berubah. Angka ini menunjukkan pembagi grid pada arah
horisontal.
6. Pindahkan kursor sampai muncul angka 2 pada window Divisions dan klik kiri
pada mouse.
Jika kita geser mouse ke arah manapun maka kursor hanya akan berpindah
sepanjang garis yang menghubungkan Point 17dan Point 18 Angka pada kotak
dialog Div: akan berubah. Angka ini menunjukkan pembagi grid pada arah
vertikal.
7. Pindahkan kursor sampai muncul angka 3 pada window Divisions dan klik kiri
pada mouse.
Selanjutnya akan muncul pesan yang memberitahukan banyaknya titik tangkap
yang akan dibuat.
MENGATUR TAMPILAN
Sampai dengan tahap ini kita sudah tidak memerlukan bantuan tampilan titik atau nomor
dari titik tersebut pada window DEFINE. Untuk mematikan titik atau nomor titik pada
layar maka dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Pilih View dari menu DEFINE.
2. Pilih Preferences dari menu View. Kotak dialog berikut akan muncul:
3. Hilangkan tanda check pada kotak Points untuk menghilangkan titik pada gambar
kasus.
4. Hilangkan tanda check pada kotak Point & Line Numbers untuk menghilangkan
nomor titik atau nomor garis pada gambar kasus.
5. Pilih OK.
Kasus yang telah kita definisikan akan terlihat seperti pada gambar berikut:
2. Buat tanda cek pada kotak Left Axis, Bottom Axis serta Axis Numbers pada
bagian Display. Sedangkan pada kotak Top Axis dan Right Axis jangan diberi
tanda cek.
Hal ini berarti bahwa sumbu X akan dibuat pada bagian bawah dari bidang yang
ditentukan dan sumbu Y akan dibuat pada bagian kirinya.
3. Pilih OK. Kursor akan berubah menjadi silang dan akan terlihat tulisan <Sketch
Axis> pada bagian bar DEFINE. Hal ini menunjukan bahwa kita sedang berada
pada mode tersebut.
4. Pindahkan kursor kedekat posisi (0,0). Klik kiri dan tahan pada mouse. Jika kita
geser mouse maka akan muncul kotak.
5. Geser mouse ke dekat (40,20) dan selanjutnya lepaskan tombol kiri mouse.
Sumbu koordinat dibentuk pada daerah tersebut.
Jika langkah diatas telah selesai dilakukan maka pada layar akan terlihat tampilan sebagai
berikut:
Apabila kita ingin melakukan perubahan pada increment sumbu tersebut maka pilih Set
Axis. Selanjutnya akan muncul kotak dialog mengenai pengaturan sumbu koordinat. Kita
tinggal mengisi angka sesuai dengan increment yang diinginkan pada kotak tersebut.
MENAMPILKAN TEKS (TULISAN)
Untuk memudahkan dalam menganalisis kasus yang sedang kita hadapi, sebaiknya kita
tambahkan tulisan pada bagian tertentu. Sebagai contoh, lapisan tanah pada kasus ini akan
kita beri nama Upper Soil dan Lower Soil.
Adapun menampilkan teks dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih Sketch Text dari menu DEFINE. Kotak dialog berikut akan muncul:
4. Pilih huruf yang diinginkan (misal: Arial) pada kotak daftar Font serta style-nya
pada kotak daftar Font Style.
5. Pilih atau tuliskan ukuran huruf yang digunakan (misal: 18) pada kotak Size.
6. Pilih OK untuk kembali ke kotak dialog Sketch Text.
7. Pilih Place Text. Kotak dialog Sketch Text akan menghilang. Kursor akan
berubah menjadi silang dan akan terlihat tulisan <Sketch Text> pada bagian bar
DEFINE. Hal ini menunjukan bahwa kita sedang berada pada mode tersebut.
8. Klik kiri mouse di posisi (3,11). Tulisan Upper Soil akan muncul pada gambar.
9. Klik kanan mouse untuk kembali pada kotak dialog Sketch Text.
10. Tuliskan Lower Soil pada kotak dialog tersebut.
11. Pilih Place Text. Kotak dialog Sketch Text akan menghilang.
12. Klik kiri mouse di posisi (3,3). Tulisan Lower Soil akan muncul pada gambar.
13. Klik kanan mouse untuk kembali pada kotak dialog Sketch Text.
14. Pilih Done untuk mengakhiri prosedur ini.
Setelah kita menyelesaikan langkah-langkah diatas maka pada layar akan terlihat tampilan
sebagai berikut:
VERIFIKASI KASUS
Untuk memeriksa apakah data telah dibuat memenuhi persyaratan, kita dapat
menggunakan fasilitas verifikasi yang disediakan oleh SLOPE/W DEFINE. Adapun
langkah untuk verifikasi kasus tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih Utilities Verify dari menu DEFINE. Prosedur verifikasi dijalankan oleh
program SLOPE/W dan akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
Jika terdapat kesalahan pada data yang kita buat maka akan muncul pesan yang
menyatakan kesalahan tersebut pada kotak dialog diatas. Jumlah kesalahan yang
ditemukan akan ditampilkan pada bagian akhir dari pesan diatas. Misalkan titik akhir
dari Piezometric Line 1 tidak tepat berada sisi geometri maka kotak dialog Verify
Data akan terlihat seperti berikut ini.
2. Jika kita telah selesai melihat pesan pada kotak dialog tersebut, pilih Done.
MENAMPILKAN PARAMETER TANAH
Untuk memeriksa data lapisan tanah yang telah dibuat, kita dapat menggunakan perintah
View Soil Properties. Seluruh data yang ditampilkan dapat kita cetak atau kopi ke dalam
Windows clipboard untuk dimasukan dalam program aplikasi lainnya. Kita juga dapat
mencetak properti tanah langsung pada gambar yang kita buat. Adapun untuk
menampilkan parameter tanah dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pilih View Soil Properties dari menu DEFINE. Kursor akan berubah menjadi
silang dan akan terlihat tulisan <View Soil Properties> pada bagian bar DEFINE.
Hal ini menunjukan bahwa kita sedang berada pada mode tersebut. Kotak dialog
berikut akan muncul:
2. Pindahkan kursor ke (5,11) (atau kebagian manapun di dalam lapisan tanah 1 atau
bagian atas dari Soil Line 1) dan klik kiri pada mouse. Lapisan tanah akan diarsir.
Parameter tanah akan ditampilkan pada kotak dialog.
6. Untuk mencetak properti tanah, pilih Print. Properti tanah akan dicetak sesuai
dengan format yang dikopi kedalam Clipboard.
7. Klik kanan pada mouse untuk mengakhiri melihat properti tanah.
IDENTIFIKASI KASUS
Untuk memberikan nama dan identitas kasus:
1. Pilih KeyIn Project ID dari menu DEFINE. Kotak dialog berikut akan muncul:
2. Tuliskan judul dan komentar dari kasus yang sedang kita analisis pada kotak Title
dan Comments.
3. Tuliskan tanggal, bulan dan tahun pada kotak Date serta jam, menit dan detik pada
kotak Time.
4. Pengaturan jenis dan ukuran huruf yang akan ditampilkan Project ID dapat kita
lakukan dengan memilih ikon Font. Kotak dialog berikut akan muncul:
5. Pilih ukuran huruf yang cukup kecil pada kotak Size, misalnya 10.
6. Pilih OK untuk kembali ke kotak dialog KeyIn Project ID.
MENYIMPAN KASUS
Saat ini seluruh prosedur pendefinisian dari kasus yang ditinjau telah selesai. Pilih File
Save untuk menyimpannya dengan nama yang sama dengan sebelumnya. Dalam hal ini
nama file tersebut adalah LEARN.SLP.
PENGHITUNGAN (SOLVE)
Bagian kedua dari program SLOPE/W adalah SOLVE. Fungsi SOLVE tersebut adalah
untuk melakukan proses penghitungan angka keamanan.
Untuk memulai penghitungan dari kasus yang kita tinjau ini (file LEARN.SLP), klik
pada ikon SOLVE,
Window SOLVE akan muncul dan secara otomatis akan membuka file LEARN.SLP.
Nama file data yang akan dihitung akan muncul pada bar dibagian atas.
Cara lain untuk memanggil fungsi SOLVE ini adalah dengan melakukan double klik pada
ikon SOLVE di window SLOPE/W. Selanjutnya file LEARN.SLP dapat dipanggil
dengan perintah File Open Data File.
MEMULAI PENGHITUNGAN
Untuk memulai proses penghitungan angka keamanan, klik tombol Start pada window
SOLVE.
Titik hijau akan muncul diantara tombol Start dan Stop. Titik ini akan berkedap-kedip
selama proses penghitungan berlangsung. Selain itu, angka keamanan minimum dan
jumlah bidang runtuh yang ditinjau juga akan terlihat pada window SOLVE. Pada contoh
kasus ini terdapat 36 buah bidang runtuh yang dianalisis.
SELESAI PENGHITUNGAN
Saat ini kita telah menyelesaikan tahap penghitungan angka keamanan. Untuk
mengakhirinya, pilih File Exit atau klik pada tombol minimize pada sudut kanan atas dari
window SOLVE ini.
Permukaan bidang runtuh yang dianalisis yang sesuai dengan angka keamanan
yang ditinjau.
Untuk melihat hasil dari kasus yang dianalisis ini (file LEARN.SLP), klik pada ikon
CONTOUR,
, yang berada pada toolbar DEFINE (jika window DEFINE masih
membuka data file LEARN.SLP).
Window CONTOUR akan muncul. Secara otomatis akan menampilkan hasil dari analisis
untuk data file LEARN.SLP. Pada window tersebut akan terlihat tampilan dari
permukaan bidang runtuh kritis serta angka keamanan minimum berdasarkan metoda
Bishop.
Cara lain untuk melihat hasil analisis adalah dengan melakukan double klik pada ikon
CONTOUR di window SLOPE/W. Selanjutnya file LEARN.SLP dapat dipanggil
dengan perintah File Open Data File.
Apa yang terlihat pada tampilan window CONTOUR adalah sama dengan tampilan
terakhir pada window DEFINE. Kita dapat merubah tampilan pada CONTOUR dengan
memilih View Preferences dari menu CONTOUR (dengan prosedur yang sama dengan
merubah tampilan pada fungsi DEFINE).
MELIHAT BIDANG RUNTUH
Untuk melihat permukaan bidang runtuh selain dari permukaan bidang runtuh minimum
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih Draw dari menu CONTOUR.
2. Pilih Selected Slip dari menu Draw. Kursor akan berubah menjadi silang dan
akan terlihat tulisan <Draw Slip> pada bagian bar CONTOUR. Hal ini
menunjukan bahwa kita sedang berada pada mode tersebut. Kotak dialog berikut
akan muncul:
Kotak dialog tersebut berisi informasi mengenai permukaan bidang runtuh yang
ditampilkan, seperti: nomor permukaan bidang runtuh, nilai Lambda dan angka
keamanan untuk momen atau gaya yang bekerja.
3. Jika pada kotak dialog kita klik panah pada bagian Slip #, maka permukaan bidang
runtuh dengan titik tangkap lainnya akan ditampilkan.
Tulisan <Janbu> akan muncul pada bar CONTOUR. Hal ini berarti metoda
tersebut yang sedang kita lihat.
Permukaan bidang runtuh dan besarnya angka keamanan yang terlihat akan
berubah sesuai dengan perhitungan berdasarkan metoda Janbu. Untuk melihat
permukaan bidang runtuh minimum berdasarkan metoda Janbu tersebut, pilih
Draw Minimum Slip. Untuk melihat permukaan bidang runtuh lainnya, pilih
Draw Selected Slip.
6. Untuk kembali ke metoda default (Bishop), pilih View Method sekali lagi dan
pilih Bishop.
7. Pilih Draw Minimum Slip untuk menggambar kembali permukaan bidang
runtuh minimum berdasarkan metoda Bishop.
MENAMPILKAN GAYA PADA IRISAN
Hasil perhitungan gaya untuk permukaan bidang runtuh minimum dapat ditampilkan
dalam bentuk diagram free body dan poligon gaya pada irisan.
Untuk menampilkan gaya yang bekerja pada irisan dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pilih Draw Slice Forces dari menu CONTOUR.
Permukaan bidang runtuh minimum terlihat pada window CONTOUR. Kursor
akan berubah menjadi silang dan akan terlihat tulisan <Draw Slice Forces>
pada bagian bar CONTOUR. Hal ini menunjukan bahwa kita sedang berada
pada mode tersebut.
2. Selanjutnya pindahkan kursor ke dalam bidang irisan yang ingin kita tinjau
dan klik kiri pada mouse. Irisan yang kita pilih akan berubah warna serta akan
muncul kotak dialog sebagai berikut:
Pada kotak Data diatas terlihat angka keamanan minimum dan maximum dari
metoda analisis yang dipilih.
2. Tuliskan 0.01 pada kotak Increment By.
3. Tuliskan 7 pada kotak Number of Contours.
4. Pilih Generate.
CONTOUR merubah angka pada kotak Contour Value sesuai dengan data
yang dimasukkan pada langkah 2 sampai 4. Ulangi langkah 2 sampai 4 jika
kita ingin melakukan perubahan terhadap nilai kontur.
5. Pilih OK.
Angka keamanan akan muncul dalam bentuk kontur seperti yang terlihat berikut ini.
MENCETAK GAMBAR
Untuk mencetak gambar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
, dengan mouse.
Gambar akan dicetak sesuai dengan default printer. Untuk mencetak gambar
dengan ukuran yang berbeda, pilih File Print. Pilih View Zoom atau dengan
zoom lainnya, jika kita ingin menampilkan gambar dengan ukuran yang berbeda
sebelum dicetak.
Pilih File Printer Setup jika kita ingin mengubah pengaturan pada default printer. Run
Control Panel jika kita ingin mencetak dengan printer yang lain.
Untuk mengakhiri analisis dengan software SLOPE/W pilih File Exit untuk keluar dari
SLOPE/W CONTOUR, atau klik tombol Minimize pada bagian sudut kanan atas dari
window CONTOUR.