Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setiap daerah memiliki kebudayaan yang unik dan beraneka ragam. Tentunya karena
perbedaan tersebut setiap daerah akan memiliki karakter dan ciri arsitekturnya masingmasing. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa unsur. Salah satu unsur
yang berperan penting dalam keanekaragaman itu antara lain ialah unsur budaya lokal.
Budaya pada suatu daerah sangat berperan dalam membentuk karakter dan warna
arsitektur di daerah tersebut. Arsitektur dan kebudayaan yang saling mempengaruhi satu
sama lainya menyebabkan hubungan antara budaya dan arsitektur sulit dipisahkan seperti
kutipan menurut Soemardjan dalam Frick (1988:28):
Arsitektur adalah cerminan kebudayaan. Arsitektur sebagai suatu karya kesenian
hanya bisa tercapai dengan dukungan masyarakat yang luas, berbeda dengan karya
seni lukis atau seni patung misalnya yang bisa terlahir hanya dengan usaha satu orang
seniman saja. Untuk melahirkan karya arsitektur diperlukan selain arsitek, juga ahliahli teknik lainnya, industri bahan, sekelompok pelaksana, teknologi dan lain-lain.
Oleh karenanya, patutlah dikatakan bahwa arsitektur adalah pengejawantahan
(manifestasi) dari kebudayaan manusia. Atau dengan kata lain arsitektur selalu
dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya
Budaya memiliki unsur unsur yang mencerminkan karakter lokal. Unsur-unsur itu
antara lain adalah unsur bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi masyarakat,
teknologi, mata pencaharian, religi dan kesenian. Perpaduan ketujuh unsur itulah yang
membentuk budaya itu dan menciptakan keanekaragaman budaya sehingga satu daerah
tidak akan memiliki kebudayaan yang persis sama dengan daerah lainya.
Sehingga
sebagai arsitek dan calon arsitek yang mendesain suatu bangunan, haruslah dapat
mencirikan kebudayaan daerah tersebut, karena arsitektur sendiri merupakan produk
kebudayaan. Suatu masa dalam peradaban dan kebudayaan dapat dilihat melalui
arsitekturnya. Sehingga peran arsitek sangat penting dalam menjaga eksistensi suatu
budaya.
Daerah sungai memiliki keunikan yang tidak ditemukan di daerah lainnya. Sungai
sebagai sumber air merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Air sungai
1 | S i s t e m O r g a n i s a s i M a s y a r a k a t p a d a S e g m e n E Tu k a d
Unda, Banjar Ulunsuwi,Desa Sampalan Kelod,Semarapura
sangat berperan dalam kehidupan masyarakat sehari hari sehingga keberadaan sungai
akan mempengaruhi budaya yang berkembang di daerah tersebut. Atas kebijakan Dosen
Koordianator Mata kuliah Arsitektur Budaya, maka objek kajian yang akan diulas pada
laporan ini ialah Tukad Unda dengan batasan pada lingkup Segmen E.
Makalah ini akan membahas lebih mendalam mengenai salah satu unsur budaya yaitu
Sistem Organisasi Masyarakat khususnya di Segmen E Tukad Unda di Banjar Ulunsuwi,
Desa Sampalan Kelod, Semarapura, kaitan Tukad Unda terhadap Sistem Organisasi
Masyarakat yang serta kaitan sistem organisasi masyarakat terhadap aristektur yang
mewadahinya.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaanpertanyaan berikut :
1. Bagaimana Sistem organisasi masyarakat yang ada pada Segmen E Tukad Unda di
Banjar Ulunsuwi, Desa Sampalan Kelod, Semarapura?
2. Bagaimana kaitan antara sistem organisasi masyarakat yang ada dan arsitektur yang
mewadahinya?
daerah tersebut dan pengaruh Tukad Unda terhadap eksistensi sistem organisasi
masyarakat serta arsitekturnya.
2. Pembaca
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai sistem organisasi masyarakat apa saja
yang ada pada Segmen E Tukad Unda- Semarapura serta menjadi bahan bacaan.
4 | S i s t e m O r g a n i s a s i M a s y a r a k a t p a d a S e g m e n E Tu k a d
Unda, Banjar Ulunsuwi,Desa Sampalan Kelod,Semarapura