Anda di halaman 1dari 5

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR Disusun Oleh : Rizqi Dwi Kurniawan NPM :

15090501290 Dosen Pengampu : Bowo Hermaji , M.Pd ABSTRAK Peningkatan


prestasi belajar dipengaruhi oleh minat baca dan motivasi belajar. Minatbaca adalah
ketertarikan kepada kegiatan membaca. Sedangkan motivasi belajar
merupakansuatu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Salah satu
faktor yang menentukankesuksesan akademik anak adalah kelancaran membaca.
Membaca merupakan kegiatan yangdalam pelaksanaannya tidak menguras banyak
tenaga, namun sangat bermanfaat.Ketidaklancaran dalam membaca baru dianggap
masalah ketika anak duduk di kelas 3 atau 4. Kemampuan membaca harus dimiliki
oleh semua anak, agar mereka bisa belajarberbagai bidang ilmu. Motivasi yang baik
akan melahirkan proses dan hasil belajar yang baik.Motivasi belajar pada anak
memiliki fungsi: (1) mendorong manusia untuk berbuat, (2)menentukan arah
perbuatan, dan (3) menyeleksi perbuatan. Motivasi berprestasi seseorangdibagi
menjadi 2 tipe, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
merupakan harapan dalam diri seseorang (internal) untuk berhasil sedangkan
motivasiekstrinsik yang dipengaruhi oleh hukuman atau penghargaan dari luar
(eksternal). Berbagaiupaya dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
membaca siswa. Seperti: (1)membangun atau memperbaiki perpustakaan sekolah.
(2) menggerakkan penulisan buku-bukuoleh penulis daerah sendiri. (3) memberikan
penghargaan dan celaan. (4) memberi tugas. Dan(5) membuat suasana hati anak
senang dan nyaman menerima materi pelajaran. Peserta didik sebagai bagian dari
manusia pada umumnya harus memiliki motivasiyang tinggi dalam belajar guna
mencapai hasil belajar yang baik. Motivasi intrinsik yangmerupakan motivasi
internal perlu dipupuk pada diri anak, sedangkan faktor eksternalsebaiknya
dikurangi. Kata kunci : motivasi, belajar membaca, prestasi belajar. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber
dayamanusia. Untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan, maka
keterpaduan antarakegiatan guru dengan siswa sangat diperlukan. Oleh karena itu
guru diharapkan mampumengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang
mampu mendorong motivasi siswauntuk belajar. Tercapainya tujuan pendidikan
yang dicita-citakan khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalahminat baca dan motivasi belajar. Minat baca adalah suatu rasa ketertarikan
atau kesukaanterhadap kegiatan membaca. Dengan memiliki minat baca dalam diri,
maka siswa akanbergerak hatinya untuk terus membaca. Sedangkan motivasi
belajar merupakan suatudorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Dimana
dengan keinginan untukberprestasi mendorong siswa untuk berusaha agar tercapai
hasil belajar yang optimal. Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang
berkenaan dengan tujuan danbahan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun
implisit (tersembunyi). Belajar menurutpandangan B. F. Skiner (1958) adalah suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah lakuyang berlangsung secara progresif.
Membaca adalah salah satu kegiatan yang dalam pelaksanaannya tidak
mengurasbanyak tenaga, namun sangat bermanfaat. Dengan membaca kita dapat
mengetahui segalayang selama ini belum kita ketahui. Membaca sebagai

keterampilan yang harus diajarkansejak anak masuk sekolah dasar (SD) dan
kesulitan membaca harus secepatnya diatasi, karenamembaca merupakan usaha
untuk belajar (Abdurahman,1999: 200). Kebiasaan membaca,terutama pada jenjang
pendidikan rendah masih memprihatinkan. Hal itu tampak pada surveitradisi
membaca siswa di dunia Indonesia menempati peringkat 30 dan negara
Firlandiarangking teratas (Kurniawan,2000: 237).Keterampilan membaca sebagai
dasar untuk menguasai berbagai bidang ilmu. Jikaanak pada massa usia sekolah
permulaan tidak segera memiliki keterampilan membaca makaia akan mengalami
banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang ilmu pada kelas-kelas
berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca
untuk belajar (Lerner, 1988, dalam Abdurahman, 1999: 2000).Kelancaran membaca
menjadi dasar kesuksesan akademik anak. Anak-anak yangterampil membaca sejak
usia dini dan selalu dipaparkan dengan bahan cetakan akan memilikirasa ingin lebih
besar, dan selalu ingin memperluas pengetahuannya. Sebaliknya anak-anak yang
lambat dalam penguasaan keterampilan membaca, lebih jarang mendapat
latihanmembaca dibandingkan teman sebaya sehingga akan kehilangan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan membaca dengan lancar (Prof. Dr.
Amitya Kumara, M.S.) Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S. mengamati bahwa
ketidaklancaran membaca yangmuncul di tahun pertama dan kelas 2 sering tidak
terdeteksi oleh guru. Dan guru menganggaphal tersebut sebagai hal yang wajar.
Sementara dalam pandangannya justru di sinilahsesungguhnya titik awal
kekompleksan masalah. Kebanyakan ketidak lancaran membaca baru dianggap
masalah ketika anak sudah duduk di kelas 3 atau 4 SD ketika mereka dituntut untuk
mempelajari dan menguasai materipelajaran.ujarnya. Kesulitan belajar membaca
pada anak sering membuat guru khawatir, terlebih jikaanak sudah memasuki kelas
3 atau kelas 4 SD. Salah satu faktor yang menyebabkan anak kesulitan belajar
membaca adalah kurangnya minat atau motivasi anak untuk belajarmembaca.
Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi anak dalam belajar membaca
antaralain: kurangnya ketersediaan buku-buku bacaan umum dan pelajaran yang
menarik untuk dibaca, kurang menariknya pembelajaran membaca di kelas rendah
khususnya kelas 1. DISKUSI Membaca merupakan salah satu komponen dari sistem
komunikasi, yaitu interaksisecara tertulis antara pembaca dengan penulis.
Kemampuan itu harus dimiliki oleh semuaanak, agar anak dapat belajar berbagai
bidang ilmu. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukanuntuk meningkatkan
motivasi belajar membaca pada siswa sekolah dasar. Motivasi belajar yang dimiliki
oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu: (1)mendorong manusia untuk berbuat,
jadi sebagai penggerak yang melepaskan energi, (2)menentukan arah perbuatan,
yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (3) menyeleksiperbuatan yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasiguna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuantersebut (1990:84). Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan
hasil belajar yangbaik. Motivasi berprestasi seseorang apakah di sekolah, tempat
kerja atau di tempat manapun dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu motivasi
intrinsik yang merupakan harapan dalam diri(internal) untuk berhasil dan

melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Dan motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi oleh
penghargaan atau hukuman dari luar diri (eksternal). Contoh dari keduamotivasi ini,
misalnya seorang mahasiswa bekerja keras karena keberhasilan dalampendidikan
itu penting maka yang berperan pada dirinya adalah motivasi intrinsik. Tetapikalau
ia bekerja keras karena kelak supaya mendapatkan gaji yang tinggi begitu selesai
kuliahmaka yang berperan adalah motivasi ekstrinsik. Sebenarnya, apabila guru
dan siswa mau membiasakan diri untuk membaca, makalamban laun akan
tertanam dalam diri mereka suatu keadaan dan perasaan ingin tahu yangdapat
menumbuhkan minat untuk selalu membaca. Mereka akan dapat merasakan
kenikmatanmembaca, sehingga pada akhirnya kecanduan. Berbagai upaya lain
dapat dilakukan olehpihak-pihak yang berkepentingan seperti orang tua, sekolah,
dinas pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli dengan peningkatan motivasi
membaca di sekolah.Pertama, untuk menumbuhkan minat baca pada anak
seharusnya dimulai sejak masa usia prasekolah, danberlanjut di taman kanak-kanak
dan sekolah dasar. Dengan mengenalkan buku sejak dini,siswa telah dilatih untuk
mengenal dan akhirnya dapat mencintai buku. Kedua, menyadarkansiswa dengan
kampanye yang menarik bahwa bahan bacaan merupakan sumber
pengetahuan,informasi dan hiburan yang mempunyai karakter unik dan dapat
dinikmati dengan cara yangberbeda dengan tontonan televise. Ketiga, menyediakan
suasana yang mendorongterbentuknya budaya membaca di sekolah. Hal ini
misalnya dilakukan dengan membangunatau memperbaiki perpustakaanperpustakaan sekolah yang telah ada. Perpustakaan-perpustakaan sekolah kita saat
ini pada umumnya mirip gudang yang berisi lemari-lemari ataurak-rak buku yang
dipenuhi dengan buku-buku berdebu. Tanpa pustakawan profesional
yangmemahami seluk-beluk perbukuan dan tata pengaturan perpustakaan yang
baik. Keempat, menggerakkan penulisan buku-buku oleh penulis daerah sendiri.
Penulisanbuku-buku dari daerah sendiri di sini maksudnya adalah sekolah, dinas
pendidikan,pemerintah daerah mapun sponsor yang peduli dan dapat memfasilitasi
atau bahkanmengakomodasi penulisan dan penerbitan buku yang ditulis oleh siswa
atau guru yangmemiliki interest dan kemampuan dalam bidang tulis-menulis. Sudah
menjadi rahasia umum,budaya menulis berhubungan erat dengan budaya
membaca. Kita dapat pula berlogika, bila diperpustakaan sekolah terpajang buku
karya orang-orang yang dikenal baik seperti guru mereka, kakak kelas, atau bahkan
adik kelas mereka pasti siswa akan tergerak hati membacanya. Bahkan, bukan tidak
mungkin mereka akan melangkah ke budaya menulis yangmerupakan budaya
tingkat lanjut setelah terbentuk budaya membaca. Semua itu tidak dapat dibangun
hanya dengan himbauan lewat kata-kata. Budayamembaca menjadi budaya guru
dan siswa kita mungkin saja. Tapi kuncinya tetap yaitumelakukannya dengan
perbuatan. Dalam bukunya How to Teach Your Baby to Read, Glen Doman
mengatakan bahwa, pada dasarnya kemampuan anak belajar membaca khususnya
balita sangat luar biasa. Bahkan,kata Doman, otak anak yang separuhnya sudah
dilakukan pembedahan Hemispherectomy (membuang separuh fisik otaknya) bisa
mempunyai kemampuan yang sama dengan anak yangotaknya utuh dan normal.
Prayitno (1989:17) lebih lanjut mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang

dapatdilakukan oleh guru dalam menimbulkan motivasi belajar ekstrinsik, yaitu


memberikanpenghargaan dan celaan, persaingan atau kompetensi, memberikan
hadiah dan hukuman, danpemberitahuan tentang kemajuan belajar peserta didik
kepada peserta didik. SedangkanSardiman (1990:91-94) mengemukakan bahwa
ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar di sekolah, yaitu: (1) memberikan angkakepada peserta didik, (2)
memberikan hadiah, (3) menciptakan situasi kompetisi di kelas, (4)melihat ego
peserta didik, (5) memberikan ulangan, (6) mengetahui hasil, (7)
memberikanpujian, (8) memberikan hukuman, (9) menumbuhkan hasrat untuk
belajar kepada pesertadidik, (10) menumbuhkan minat, dan (11) merumuskan
tujuan belajar yang diakui danditerima oleh anak. Kita harus percaya bahwa anakanak memiliki kemampuan belajar yang tidak tertandingi. Karena banyak bukti
sudah kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka biasmenghafal iklan atau
acara televisi kesukaan mereka, nyeletuk ketika kita berbicara denganorang lain,
dan menyerap kata-kata yang kita ucapkan. Menurut Doman, upaya
untuk memotivasi siswa belajar membaca adalah: Jangan membuat anak menjadi
bosan dengan maju terlalu cepat atau maju terlalu lambat,serta terlalu sering
memberi tes. Jangan memaksa anak apapun bentuknya. Jangan tegang, lebih baik
menunda jika suasana tidak mendukung, baik pada Andamaupun si anak.
Bergembiralah dan buat suasana hati anak menjadi senang dan nyaman
menerimapelajaran dari Anda. Selalu ciptakan cara baru. Ingat, bagaimanapun cara
Anda mengajar, hampir bisadipastikan bahwa ia akan belajar lebih banyak daripada
tidak diajarkan sama sekali. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan pada siswa
agar senang dan mau belajar membaca. a.Membacakan cerita. Anak yang
dibacakan cerita terbukti akan lebih menyukai buku. Siswa yang suka
bukucenderung tidak akan mengalami kesulitan belajar membaca. Karena bagi
merekamembaca adalah hiburan, bukan pelajaran. b.Perlahan tapi pasti Belajar
membaca lebih baik dilakukan sedikit demi sedikit, tetapi rutin. Lebih baik mereka
belajar membaca sehari tiga kali dengan hanya 2 atau 3 kalimat,
daripadamemaksakan siswa membaca 1 halaman setiap minggu. c.Ciptakan
suasana menyenangkan Ciptakan suasana yang menyenangkan ketika mengajari
siswa membaca. d.Memberi tugas Memberi tugas kepada siswa dan siswa mencari
jawabannya di perpustakaan. Dengan begitu siswa harus membuka buku dan
membacanya untuk menemukan jawaban dari tugas yang diberikan. Ketika minat
membaca sudah ada, mereka akan senang sekali untuk mulai belajar membaca.
Motivasi intrinsik yang merupakan motivasi internal perlu dipupuk dalam diri anak,
sedangkan faktor eksternal sebaiknya dikurangi. Hal ini sesuai yang dikemukakan
oleh Pintrich dan Schunk (1996) bahwa motivasi intrinsik merupakan sumber yang
kuat dan positif dalam kehidupan manusia. Akhir-akhir ini di lingkungan sekolah
banyak dijumpai anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik. Sebenarnya
anak perlu belajar bahwa sebab-sebabkeberhasilan atau kegagalan sangat
tergantung usaha yang dilakukannya. Motivasi intrinsik lahir secara ilmiah pada diri
individu tanpa dipengaruhi dari luar. Faktor motivasi secara umum dan motivasi
belajar secara khusus merupakan gejalaaktifitas jiwa manusia yang sangat

diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnyadalam mengarungi kehidupan


yang sarat dengan persaingan. Peserta didik sebagai bagian darimanusia pada
umumnya harus memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar guna mencapaihasil
belajar yang baik. KESIMPULAN Kelancaran membaca menjadi dasar kesuksesan
akademik anak. Ada berbagai caradalam meningkatkan motivasi belajar membaca
siswa guna meningkatkan prestasi belajar.Antara lain: (1) membangun atau
memperbaiki perpustakaan sekolah, (2) tidak memaksa anak apapun bentuknya,
(3) selalu ciptakan cara baru, (4) menciptakan suasana menyenangkan, dan(5)
memberi hadiah atau pujian. Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan
hasilbelajar yang baik. Motivasi dibagi menjadi 2, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. SARAN Motivasi intrinsik perlu dipupuk pada diri siswa,
sedangkan faktor eksternal sebaiknyadikurangi. Motivasi intrinsik merupakan
sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan. DAFTAR PUSTAKA Abdul, H. &
Nurhayati. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Agus, T., Hera,
L.M., Puji, L.P. 2010. Pendidikan Anak di Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
-----,---- .2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca pada Anak Tersedia
pada:http://www.anneahira.com diunduh: 24 Juni 2011. -----,---- .2008. Dasar
Pendidikan Dalam Konsep dan Makna Belajar. Tersedia
pada:http://mjieschool.multiply.com.diunduh: 26 Juni 2011. -----,-- .2010 Cara Cepat
Ajarkan Anak Membaca. Tersedia pada: http://tipstrikbloggratis.blogspot.com
diunduh: 26 Juni 2011. Suhadinet. 2008. Kegiatan Membaca Menjadi Budaya Guru
dan Siswa Kita. Tersedia pada:http://suhadinet.wordpress.com .diunduh: 27 Juni
2011 Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai