Anda di halaman 1dari 11

Membaca PKI, sepak terjang kader PKI 19202015

A. Z. MuttaqinJum'at, 18 Zulhijjah 1436 H / 2 Oktober 2015 15:45

foto ilustrasi: gerakan PKI

Oleh: Drs. Alfian Tanjung M.Pd*


(Arrahmah.com) Pernyataan Sudisman, CC-PKI, dalam sidang Mahmilub 1967: Jika saya mati sudah
tentu bukannya berarti PKI ikut mati bersama dengan kematian saya. Tidak samasekali tidak. Walaupun
PKI sekarang sudah rusak berkeping-keping, saya yakin ini hanya bersifat sementara, dan dalam proses
sejarah, nanti PKI akan tumbuh kembali sebab PKI adalah anak zaman, yang dilahirkan oleh zaman

Gerakan PKI rentang 1920-1997


Dalam kurun 45 tahun keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI), ada dua peristiwa besar yang sangat
mempengaruhi ingatan bangsa Indonesia, yakni Pemberontakan PKI 18-19 September 1948 di Madiun
dengan tokoh utamanya Musso dan Gerakan 30 September 1965 atau Kudeta Dewan Revolusi 1 Oktober
1965 yang diotaki oleh DN Aidit sebagai Ketua atau Pimpinan CC PKI. Beberapa catatan tentang PKI
dari awal berdirinya sampai berakhirnya rezim orde baru :
Pertama, kelahiran PKI tidak bisa dilepaskan dengan nama HJMF Sneevliet dkk yang nota bene mereka
adalah orang-orang Belanda yang berpaham Komunisme, hal ini menjadi penting dipahami kenapa kader
PKI tua maupun PKI muda kerap melakukan kegiatan di Belanda, selain di Inggris, Perancis juga di Cina,
Rusia dan beberapa Negara lainnya yang memiliki ikatan dengan sejarah gerakan PKI atau komunisme
Internasional.
Kedua, Gerakan PKI gemar melakukan KKM yakni Kerja di Kalangan Musuh yakni aktifitas infiltrasi,
Sarekat Islam dirusak namanya dan kemuliannya dengan terbentuknya Sarekat Rakyat, yang sebelumnya
muncul SI-Putih dan SI Merah. Hal yang sama juga mereka lakukan baik pada waktu orde lama, orde
baru juga orde reformasi ( mereka PKI menyusup kekampus Islam dengan program Komunis Putihnya)
Ketiga, Aksi sepihak yang hampir selalu mengakibatkan korban nyawa terjadi sejak tahun 1927, 1946,
1948, 1962, 1964, 1965 bahkan sampai 1972, Oloan hutapea dkk di Blitar selatan masih melakukan
gerakan bersenjata. Yang selanjutnya Gerombolan PKI selalu menuduhkan apa yang dilakukannya pada
orang lain atau lembaga lain sehingga bisa disebut lempar batu sembunyi tangan. Termasuk teror politik
yang membuat bubarnya Masyumi dan PSI, 1960.
Keempat, Kaderisasi, dari indoktrinasi, pembuatan sel dan kerja-kerja operasi militer atau operasi
bersenjata termasuk menyusup dan kerja-kerja merusak tatanan masyarakat dengan cara halus maupun
dengan cara kasar bahkan sadis. Gerakan PKI selalu membuat kerusuhan dan keresahan dimasyarakat
diseluruh daerah di Indonesia. Kader PKI memiliki militansi yang cukup kuat dengan idiologi mereka,
yang tertanam dalam perkaderan dan peran berstruktur.
Kelima, Regenerasi, konsep Kritik auto Kritik bisa dibaca dari Muso ke DN Aidit dari DN Aidit ke
Sudisman dari Sudisman ke generasi transisi seperti Begug sastro, yang pada waktu era Reformasi
dipegang oleh Mirah Mahardika (nama samaran), kepemimpinan PKI hasil kongres X adalah Wahyu
Setiaji, Ketua Umum dan Teguh Karyadi (Wakil Ketua Umum), sementara Kongres ke XI belum
terlaksana, relatif masih dipegang oleh kader-kader besutan Imam Sarju (92 tahun) dari hasil kerja
Kongers PKI yang ke-10 yang dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2010, tepatnya didesa ngabrak,
Magelang Jawa Tengah.

Gerakan palu arit pasca reformasi 1998


Keberadaan Partai Rakyat Demokratik (PRD), merupakan eksistensi keberadaan PKI selain gerakan
bawah tanah yang dilakukan dalam negeri maupun disupport oleh jaringan Komunis Internasional
(komintern), PRD dibentuk dengan nama Pergerakan Rakyat Demokratik, yang pada tanggal 31 Mei 1996
berubah menjadi Partai Rakyat Demokratik. Pada Tanggal 24-26 Maret 2015 PRD menyelenggarakan
Kongresnya yang ke VIII di Hotel Acacia, Kramat Raya Jakarta Pusat. Sejak berdiri PRD merupakan
reinkarnasai dari PKI, sementara itu PKI-nya sendiri tetap berjalan.
Kongres PKI dimasa orde lama merupakan kongres yang ke VII di Blitar pada tahun 1965, dimasa orde
reformasi sudah berlangsung beberapa Kongres PKI, yakni Ke VIII di Sukabumi Selatan Jawa Barat,
2000 yang kesembilan di CIanjur selatan jawa Barat, 2006 dan yang ke 10 di Desa Ngabrak Magelang
Jawa Tengah, 2010 berlangsung kongres dengan cover Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik. PKI hasil
kongres ke X dipimpin oleh Wahyu Setiaji (DN Aidit yunior) dan Teguh Karyadi ( Nyoto muda),
sementara PRD hasil kongres VIII dipimpin oleh Agus Jabo, sebagai Ketua umum dan Dominggus
Oktavianus sebagai Sekretaris jenderal PRD, Partai Rakyat Demokratik (PRD/PKI).
Menjelang reformasi kita mendapatkan data buku harian seorang kader Gerwani Muda, yang bernama
Dita Indah sari tertanggal 16 April 1996 yang berisi : Partai sudah berdiri, Well, 31 tahun terkubur,
dibantai dihina, dibunuh, dilarang, diawasi dikhianati, sekarang dibangun lagi. Kalimat 31 tahun,
menyiratkan bahwa tahun 1965 adalah PKI. Peristiwa 27 Juli 1996 merupakan aksi pertama yang
monumental dari kader PRD/PKI untuk mengeksiskan dirinya sehingga mereka merasa percaya diri untuk
ikut pemilu pada tahun 1999. Peluncuran buku : Aku Bangga Jadi Anak PKI digedung YTKI Jalan
Gatot Subroto Jakarta, pada 1 Oktober 2002. Disusul dengan buku Anak PKI masuk Parlemen, September
2005, dan menyusuri jalan perubahan/PKI Juli 2012.
Beberapa catatan kegiatan PKI yang menjadi indikasi kuat akan keseriusan kaum PKI untuk hidup
kembali baik secara idiologi maupun secara kelembagaan Partai Politik dengan nama PKI atau
menunggangi partai tertentu untuk eksisnya idiologi dan kader PKI, adalah sebagai berikut : temu raya
eks napol/tapol di cempaka putih 2003, Rapat tertutup dikawasan perkemahan wisata koppeng Kabupten
semarang Jawa Tengah 24 Mei 2003, Amandemen UU Pemilu no 12 tahun 2003 pasal 60 G, Harian Sore
Sinar Harapan kamis 18 Maret 2004 Ribka Tjiptaning mengatakan hanya Front nasakom yang bias
keluarkan bangsa ini dari krisis, dibebaskannya 475 kader PKI dari Pulau Buru oleh SBY tahun 2005,
Deklarasi Papernas (Partai Persatuan Nasional) 2007, Peristiwa Pakis ruyung hari kamis 10 Juni 2010,
LKS Pkn di SMU Sukabumi 2012 : Indonesia mengembangkan sendiri Idiologi bangsa yang dinamakan
Komunis, Kostum Kotak-kotak yang digunakan oleh Jokowi merupakan seragam pemuda Partai

Komunis Cina ( Lihat Koran Media Indonesia hari senin tanggal 17 September 2012 halaman 12 pojok
kanan atas), penetapan 1 Mei sebagai hari Libur Nasional merupakan kemenangan gerakan buruh
Komunis,dalam masa kampanye pilpres 2014 ada slogan yang mirip dengan slogan Nasakom adalah
Kita, Ayo Kerja-kerja-kerja ! Pembacaan susunan Kabinet Indonesia Hebat tanggal 26 Oktober 2014
bersamaan dengan tanggal revolusi Komunis Stalin tanggal 26 Oktober 1917, pemutaran film senyap
diberbagai daerah diawal tahun 2015, dikenakannya kaos belambang Palu Arit oleh Puteri Indonesia
2015, pertemuan kader PKI 24 Februari di solo dan pertemuan kader PKI yang dimotori oleh YPKP 65
dibukittinggi Sumatera Barat dan kongres PKI/PRD pada tanggal 24-26 Maret 2015 di Jakarta.Yang
sangat mengejutkan adalah pada saat HUT RI ke 70 dibeberapa daerah seperti di Pamekasan Madura, di
Jember Jawa Timur, di Payakumbuh Sumatera barat, di TMII Jakarta dan dibeberapa daerah dikibarkan
bendera palu arit, foto-foto tokoh PKI serta graffiti ditembok-tembok diberbagai tempat, seperti ditembok
kampus UNP (Universitas Negri Padang).
Gerakan mereka yang terus berjalan adalah rapat rutin, kaderisasi dan menata jaringan dan KKM yakni
Kerja di-Kalangan Musuh termasuk penggalangan dana termasuk acara ceremonial seperti Kongres ke XI
serta HUT PKI yang ke 90 bertepatan dengan tanggal 23 Mei 2015. Peringatan HUT PKI ke 90, hari
Sabtu 23 Mei 2015 dari jam 10.00 s/d 13.00 di Gedung Aula Kantor Cabang NU Kabupaten Kendal,
berlangsung acara diskusi kebangkitan Nasional dalam rangka peringatan HUT PKI yang ke 90 ( 23 Mei
1920- 23 Mei 2015). Pada hari ahad tanggal 24 Mei 2015 dari jam 10.00 s/d 13.00 di Parakan
Temanggung berlangsung acara HUT PKI ke 90. Ada hal yang harus diperhatikan oleh kita semua dengan
dipugar dan dijadikan cagar budaya Gedung sarekat Islam (SI) di Jalan Gedong Semarang oleh Pemkot
Semarang dan difasilitasinya pembuatan batu Nisan atau prasasti atau kuburan anggota PKI di Plumbon,
Wonosari kecamatan ngliyan oleh Pemkot Semarang serta akan dijadikan situs yang diusulkan oleh
Paguyuban Masyarkat Semarang untuk Hak Asai Manusia (PMS HAM), merupakan upaya dari kaum
PKI untuk eksis kembali. Gerakan PKI semakin mewujud dan mereka melenggang tanpa respon yang
berarti, bagaikan pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu, atau anjing ompong yang tidak bisa
mengonggong kafilah berlalu, menari dan berlari gembira.

Sikap kaum anti PKI


Sejak 1998, Gerakan yang membaca adanya aroma dan keterlibatan kader PKI, yang dilakukan oleh anak
cucu PKI baik anak-cucu idiologis, biologis dan akademis Sekuleris. Keberadaan HAMMAS Indonesia
merupakan gerakan Mahasiswa yang spirit awalnya adalah merespon kader PKI yang muncul dalam
bentuk KAMERAD, FORKOT, FIM, FAM, KAM, JARKOT, Juga keberadaan PINTAR, AAK, FAKCTA
yang lebih wujud dengan keberadaan Gerakan Nasional Patriot Nasional (GNPI) yang langsung dibesut
oleh Moch Husnie Thamrin (Ketua Umum KAPPI 1966). Gerakan lokal juga bermunculan di Surabaya
yang dipimpin oleh Drs. Arukat Tjaswadi, dengan CICS, FAK di DIY yang dipimpin oleh Pak Burhan,
PERMAK di Bandung Jawa Barat, juga ada FAK Madiun dan gerakan lainnya.
Aksi mensikapi gerakan PKI dilakukan secara lokal, personal dan komunitas yang terbatas, secara
kelembagaan hanya para senior baik angkatan 1966 maupun TNI AD. Sejak 2010-an sampai hari ini
gerakan perlawanan nyaris tidak terdengar, tidak teroroganisir, apalagi dalam skala nasional. Keberadan
gerakan perlawanan yang selama ini ada masih bersifat parsial dan hanya kegiatan diforum-forum
terbatas atau malah tertutup, padahal gerakan PKI semakin terbuka dan terang-terangkan. Disisi lain
landasan konstitusi kita yang berkekuatan hukum tetap masih sangat kuat: UUD 1945, dalam
pembukaannya jelas termaktub atas berkat Rahmat Allah swt, Pancasila dan Pasal 29, Tap MPRS XXV
tahun 1966 dan UU nomer 27 tahun 1999 pasal 107 ayat a s/d f.
Sudah saatnya gerakan Pembasmian PKI segera dicanangkan, apapun namanya yang penting terjadi atau
terbangunnya gerakan Pengganyangan dan pembasmian PKI secara nasional, dalam bentuk sistem kerja
yang lincah, terukur dan memiliki beberapa prinsip: Menjaga keutuhan NKRI, Melibatkan semua elemen
dan komponen anti PKI terutama ABRI/POLRI dan Umat Islam juga umat lainnya yang sepakat PKI
sebagai musuh Negara, musuh kaum Beragama dan musuh kemanusiaan dalam perjalanan sejarah
manusia.
Keberadaan GNPI, CICS Jawa Timur, AAK, FAK, BARAK Banten, PERMAK Jawa Barat, maupun
kelembagaan resmi seperti TNI semua angkatan, POLRI, Kesbang secara nasional disemua tingkatan,
ormas dan partai politik sangat berkepentingan bahkan berkewajiban dalam menggalang kekuatan untuk
mengganyang atau membasmi PKI sampai keakar-akarnya, karena PKI adalah sejarah hitam Indonesia
dan tanpa PKI adalah syarat kemajuan dan kedamaian Ibu Pertiwi. Melibatkan dan keterlibatan angkatan
muda merupakan suatu keniscayaan maka organisasi yang dibentuk agar memberi ruang dan peluang
yang luas dan jelas untuk generasi muda yang menghayati arti ketuhanan yang Maha Esa, dalam peran
mereka melawan/membasmi PKI.

Agenda nasional basmi PKI


Pembentukan dan terbentuknya kelembagaan yang berskala nasional dalam rangka menghadapi,
melawan, mengganyang dan membasmi anasir PKI dalam bentuk apapun menuntut adanya kejelasan
kerja-kerja untuk itu, yaitu : Pertama, Deklarasi atas keberadaan organisasi perlawanan secara nasional
yang diikuti dengan pembentukan sayap gerakan di diberbagai daerah sebagai gerakan perlawanan
rakyat terhadap kebangkitan dan keganasan PKI.
Kedua, Mencetak buku-buku yang menyadarkan akan bahaya dan keganasan PKI dengan memutar
kembali film G30S-PKI yang disutradarai oleh Arifin C Noer.
Ketiga, adanya forum yang menyadarkan dan menggalang perlawanan terhadap gerakan PKI diantaranya:
workshop Guru sejarah sekitar gerakan PKI, pelatihan/ kuliah wawasan tentang gerakan PKI bagi kaum
muda dan lainnya, serta kader khusus perlawanan terhadap PKI.
Keempat, mobilisasi massa dalam bentuk partisipasi yang menyadarkan akan bangkitnya PKI dan
kesiapan untuk melawan gerakan PKI dengan segala bentuk.
Kelima, sosialisai secara massif dan terdesentarlisir secara swakarsa dan tersentralisir dalam gerakan
pembasmian dan pengganyangan PKI lama/baru.
Untuk ini diperlukan film-film documenter, seperi peristiwa penyerbuan PSM Takeran Madiun 1948,
peristiwa cemetuk/cluring 1962 & peristiwa kanigoro, 1965 peristiwa Bandar betsi, peristiwa jengkol,
MMC, tiga selatan, dan lainnya.
Keenam, memasukkan pembahasan sekitar gerakan kejahatan PKI sejak awal berdirinya sampai
dinyatakan bubar dalam Tap MPRS XXV tahun 1966, serta tanda-tanda kebangkitan mereka/PKI/PRD
dalam waktu belakangan ini, kedalam buku sejarah sejak pelajaran ditingkat SD sampai di perguruan
tinggi.
Ketujuh, kaderisasi untuk menghadapi berbagai situasi dari sekedar berdebat diberbagai forum sampai
kemungkinan berhadapan secara pisik atau bentuk lain.
Kedelapan, adanya inisiasi berupa derivasi atau ketentuan hukum yang menguatkan atau
mengaplikasikan aturan konstitusional yang sudah ada, misalnya adanya Juklak dam juknis dalam
bentuk PP atau Kepmen berupa kebijakan yang berkekuatan hukum tetap, sebagai pelaksanaan dari UU
nomer 27 tahun 1999.
Kesembilan, gerakan sambung generasi, secara alamiah dan ilmiah bahwa melawan dan membasmi PKI
merupakan sikap patriot yang berjiwa Pancasila, dalam khasanah Islam merupakan jihad melawan kaum
musyrikin.

Kesepuluh, Pertemuan nasional, dalam bentuk forum ilmiah diberbagai daerah dan dipuncaki dengan
seminar nasional juga diadakan rapat akbar diseluruh daerah basis PKI yang puncaknya adalah peringatan
kewaspadaan nasional terhadap gerakan PKI. Selanjutnya mari kita kawal Indonesia tanpa PKI !

Catatan khusus
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan kebangkitan PKI, karena pada saatnya kita akan
kesulitan menghadapi mereka:
Pertama, Keberadaan Kader Muda mereka, baik yang PKI Malam maupun PKI Siang, seperti sosok
Wahyu Setiaji, Teguh Karyadi, Rudy HB Daman, Harry Sandi Ame dkk mereka lainnya. Harus dihentikan
karena mereka seperti sel Kanker yang terus membelah, yang mereka kerjakan diantaranya : Menyusun
kekuatan massa, Agitprop dan perlawanan bersenjata di semarang, temanggung, Malang dan Blitar
Selatan, serta diluar jawa seperti di Sulawasi Tengah maupun di Sumatera utara.
Kedua, Penetapan 1 Mei sebagai Libur nasional sebagai unjuk kekuatan mereka dalam tiap tahunnya dan
ini akan menjadi komando waktu untuk mereka pada tahun-tahun kedepan, karena pada tahun 2015 ini
mereka telah menyusup dan mengibarkan bendera Palu Arit dalam bebeapa aksi di Jakarta maupun
didaerah, 1 Mei Libur nasional merupakan program Partai Komunis Perancis 1916 sebagai bagian dari
komunis Internasional (Komintern).
Ketiga, Hubungan Internasional, keberadaan Ibrarury Aidit (Perancis), Carmel Budiarjo (Inggris) secara
berkala terkoneksi dengan kader komunis dari Eropa Timur, Korea Utara dan Cina dalam rangka
membangun kekuatan PKI.
Keempat, Familiarisasi atau mengakrabkan dengan pola budaya, warna-warna, lagu dan life style yang
selaras dengan paham Komunisme, seperti KTP tanpa kolom Agama, pelarangan berdoa diawal kegiatan
PBM disekolah, pembolehan menikah sesama jenis, mempermainkan langgam qiroati cara membaca
quran dan cara-cara penyelesaian masalah secara anarkis, terutama yang dimainkan oleh Pasukan Nasi
Bungkus (Cyber Sekuler Komunis), memecah kekuatan anti PKI kasus PPP dan Golkar, melindungi yang
membahayakan keutuhan NKRI dan melecehkan otensitas ajaran Agama Islam seperti Syiah, Ahmadiyah,
LDII, Bahai dan aliran menyimpang lainnya.
Kelima, upaya-upaya konstitusional, yang harus diikuti adalah RUU KKR Jilid 2 hal ini merupakan upaya
yang menguntungkan PKI dan membahayan keutuhan NKRI dan kedamaian dalam menjalankan ajaran
Agama sesuai ajarannya masing-masing. Selain membangun opini secara terencana dan terukur yang
mengarahkan bahwa PKI bukanlah pelaku tetapi PKI adalah korban dari berbagai peristiwa yang telah
dlakukan oleh PKI sejak berdirinya sampai kerusuhan 27 Juli 1996 (PKI berkolaborasi dengan Serikat
Jesuit, Gerakan katolik Radikal didikan Pater Beek, di Pusat kader mereka di Roleano di Klender Jakarta
Timur).

Penutup
Demikianlah tulisan ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh kita semua. Sedemikan terencana dan terlaksana
secara sistematis upaya mengeksiskan PKI di Indonesia. Adalah baik kepada semua pihak bahwa kita
harus menghadapi mereka (Kaum PKI). Pembentukan satuan perlawanan seperti KAPPI, KAMI,
KOKAM, BANSER dan Front Anti Komunis (FAK) Nasional. Seiring dengan workshop atau Pelatihan
Kewaspadaan Nasional dari Kebangkitan PKI bisa menjadi kegiatan yang dilakukan secara intensif.
Dalam jangka menengah dan jangka panjang, mematikan PKI adalah dengan mensejahterakan masyarakat
dan membangun sistem sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran. Karena dengan situasi yang normal
dan berkeadilanlah paham Komunisme akan mati dengan sendirinya dan PKI akan mati.
Yang paling bertanggung jawab dalam menghadapi gerakan kaum PKI ini adalah : Pemerintah, karena
mereka terikat dengan dasar konstitusi yang masih berlaku yakni Tap MPRS nomer 25 dan UU No. 27
tahun 1999 pasal 107 ayat a-f, TNI-Polri, sebagai institusi pengawal Negara yang secara loyal harus
membantu pemerintah dalam menghadapi bahaya makar ke-3 PKI dan Umat Beragama, terutama umat
Islam sebagai warga mayoritas dan umat lain yang meyakini kalau PKI adalah musuh Negara dan musuh
agama mereka.
Upaya menyehatkan seluruh organisasi kemasyarakatan dan partai politik yang berjiwa anti Komunis
(baca: PKI) terutama partai Islam : PPP, PKS dan PBB. Keberadaan dan aksi perlawanan yang terbuka
membuat PKI berhitung ulang untuk memproklamirkan rencana mereka untuk mendeklarasikan sebagai
sebuah kekuatan politik sabagaimana mimpi mereka pada tahun 1955, Pemilu pertama. Karena peda
pemilu pertama tersebut PKI menempati urutan ke-4.
Jangan biarkan PKI menjadi tumbuh besar, meluas dan kuat, hal ini akan membuat kita mengulangi
kelalaian masa lalu ketika mereka membuat aksi berdarah pada tahun 1948 dan 1965, tindakan deteksi
dini, sosialisasi rencana jahat dan kejam mereka (PKI), menjaga kekuatan konstitusi yang masih berlaku
bahkan perlu diperkuat dengan UU yang terbarukan serta Fatwa MUI tentang Haramnya Idiologi
Komunis (PKI) di bumi Nusantra.
Kelahiran Gerakan Bela Negara (GBN) pada awal bulan Juni 2015, merupakan darah segar sebagai
penambah barisan dan upaya menata serta menggerakan perlawanan untuk menghadapi PKI; baik PKI
konvensional (PKI 1920) komunis gaya baru pasca orde baru maupun gerakan yang bermuara atau
berafiliasi dengan ideologi komunis. Bersama dengan gerakan yang sudah ada seperti Gerakan Nasional

Patriot Indonesia (GNPI) yang didirikan pada tahun 2000, atas inisiatif Moch. Husnie Thamrin (Alm)
sebagai ketua KAPPI 1966.
*Penulis adalah pemerhati PKI dan Ketua Umum BPP Gerakan Nasional Patriot Indonesia (GNPI)

1. PERMAINAN TRADISIONAL PETAK UMPET

Pertama ada permainan yang bernama petak umpet, permainan ini


dilakukan oleh lebih dari dua orang. Caranya sangat mudah sekali. Ada satu
orang yang menjadi penjaga dan mencari temannya yang menghilang,
sedangkan orang yang lain mengumpet disuatu tempat. Misalnya bermain
dengan tujuh orang, lalu dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa
yang menjadi penjaga. Jika hompimpa sisa satu orang maka langsung
dinyatakan dia kalah, tetapi jika hompimpa berbanding 3:4, maka yang tiga
orang melakukan hompimpa hingga sisa satu orang yang kalah.
Orang yang kalah tersebut dinamakan kucing. Permainan dimulai dengan
hingga kucing yang menjaga dan harus menutup matanya lalu menghitung
dari satu sampai sepuluh. Orang-orang yang lainnya harus mengumpet di
belakang pohon atau dibawah pohon, jangan sampai si kucing menemukan.
Jika si kucing melengah maka orang-orang yang lain harus segera lari

menuju tempat penjaga si kucing tadi, dan berteriak inglo. Jika sudah ada
yang teriak inglo, maka orang tersebut menjadi pemenang dan kucing tetap
mencari orang-orang lain yang masih belum ditemukan.
Si kucing terus mencari dan jika menemukan orang yang mengumpet, maka
orang tersebut menjadi kalah dan kucing digantikan dengan orang yang
kalah tadi. Begitulah permainan tersebut dilakukan hingga permainan
berakhir. Waktu permainan bisa dilakukan pada pagi hingga siang hari. Jika
sore hari biasanya anak-anak tidak boleh keluar rumah apalagi jika
menjelang magh Permainan ini sangat digemari dari jaman dahulu sampai
saat ini, tapi sekarang hanya beberapa anak saja yang bermain permainan
petak umpet, karena sekarang anak-anak hanya sibuk dengan gadgetya dan
lupa dengan teman-temannya.

Anda mungkin juga menyukai