Membaca PKI
Membaca PKI
Komunis Cina ( Lihat Koran Media Indonesia hari senin tanggal 17 September 2012 halaman 12 pojok
kanan atas), penetapan 1 Mei sebagai hari Libur Nasional merupakan kemenangan gerakan buruh
Komunis,dalam masa kampanye pilpres 2014 ada slogan yang mirip dengan slogan Nasakom adalah
Kita, Ayo Kerja-kerja-kerja ! Pembacaan susunan Kabinet Indonesia Hebat tanggal 26 Oktober 2014
bersamaan dengan tanggal revolusi Komunis Stalin tanggal 26 Oktober 1917, pemutaran film senyap
diberbagai daerah diawal tahun 2015, dikenakannya kaos belambang Palu Arit oleh Puteri Indonesia
2015, pertemuan kader PKI 24 Februari di solo dan pertemuan kader PKI yang dimotori oleh YPKP 65
dibukittinggi Sumatera Barat dan kongres PKI/PRD pada tanggal 24-26 Maret 2015 di Jakarta.Yang
sangat mengejutkan adalah pada saat HUT RI ke 70 dibeberapa daerah seperti di Pamekasan Madura, di
Jember Jawa Timur, di Payakumbuh Sumatera barat, di TMII Jakarta dan dibeberapa daerah dikibarkan
bendera palu arit, foto-foto tokoh PKI serta graffiti ditembok-tembok diberbagai tempat, seperti ditembok
kampus UNP (Universitas Negri Padang).
Gerakan mereka yang terus berjalan adalah rapat rutin, kaderisasi dan menata jaringan dan KKM yakni
Kerja di-Kalangan Musuh termasuk penggalangan dana termasuk acara ceremonial seperti Kongres ke XI
serta HUT PKI yang ke 90 bertepatan dengan tanggal 23 Mei 2015. Peringatan HUT PKI ke 90, hari
Sabtu 23 Mei 2015 dari jam 10.00 s/d 13.00 di Gedung Aula Kantor Cabang NU Kabupaten Kendal,
berlangsung acara diskusi kebangkitan Nasional dalam rangka peringatan HUT PKI yang ke 90 ( 23 Mei
1920- 23 Mei 2015). Pada hari ahad tanggal 24 Mei 2015 dari jam 10.00 s/d 13.00 di Parakan
Temanggung berlangsung acara HUT PKI ke 90. Ada hal yang harus diperhatikan oleh kita semua dengan
dipugar dan dijadikan cagar budaya Gedung sarekat Islam (SI) di Jalan Gedong Semarang oleh Pemkot
Semarang dan difasilitasinya pembuatan batu Nisan atau prasasti atau kuburan anggota PKI di Plumbon,
Wonosari kecamatan ngliyan oleh Pemkot Semarang serta akan dijadikan situs yang diusulkan oleh
Paguyuban Masyarkat Semarang untuk Hak Asai Manusia (PMS HAM), merupakan upaya dari kaum
PKI untuk eksis kembali. Gerakan PKI semakin mewujud dan mereka melenggang tanpa respon yang
berarti, bagaikan pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu, atau anjing ompong yang tidak bisa
mengonggong kafilah berlalu, menari dan berlari gembira.
Kesepuluh, Pertemuan nasional, dalam bentuk forum ilmiah diberbagai daerah dan dipuncaki dengan
seminar nasional juga diadakan rapat akbar diseluruh daerah basis PKI yang puncaknya adalah peringatan
kewaspadaan nasional terhadap gerakan PKI. Selanjutnya mari kita kawal Indonesia tanpa PKI !
Catatan khusus
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan kebangkitan PKI, karena pada saatnya kita akan
kesulitan menghadapi mereka:
Pertama, Keberadaan Kader Muda mereka, baik yang PKI Malam maupun PKI Siang, seperti sosok
Wahyu Setiaji, Teguh Karyadi, Rudy HB Daman, Harry Sandi Ame dkk mereka lainnya. Harus dihentikan
karena mereka seperti sel Kanker yang terus membelah, yang mereka kerjakan diantaranya : Menyusun
kekuatan massa, Agitprop dan perlawanan bersenjata di semarang, temanggung, Malang dan Blitar
Selatan, serta diluar jawa seperti di Sulawasi Tengah maupun di Sumatera utara.
Kedua, Penetapan 1 Mei sebagai Libur nasional sebagai unjuk kekuatan mereka dalam tiap tahunnya dan
ini akan menjadi komando waktu untuk mereka pada tahun-tahun kedepan, karena pada tahun 2015 ini
mereka telah menyusup dan mengibarkan bendera Palu Arit dalam bebeapa aksi di Jakarta maupun
didaerah, 1 Mei Libur nasional merupakan program Partai Komunis Perancis 1916 sebagai bagian dari
komunis Internasional (Komintern).
Ketiga, Hubungan Internasional, keberadaan Ibrarury Aidit (Perancis), Carmel Budiarjo (Inggris) secara
berkala terkoneksi dengan kader komunis dari Eropa Timur, Korea Utara dan Cina dalam rangka
membangun kekuatan PKI.
Keempat, Familiarisasi atau mengakrabkan dengan pola budaya, warna-warna, lagu dan life style yang
selaras dengan paham Komunisme, seperti KTP tanpa kolom Agama, pelarangan berdoa diawal kegiatan
PBM disekolah, pembolehan menikah sesama jenis, mempermainkan langgam qiroati cara membaca
quran dan cara-cara penyelesaian masalah secara anarkis, terutama yang dimainkan oleh Pasukan Nasi
Bungkus (Cyber Sekuler Komunis), memecah kekuatan anti PKI kasus PPP dan Golkar, melindungi yang
membahayakan keutuhan NKRI dan melecehkan otensitas ajaran Agama Islam seperti Syiah, Ahmadiyah,
LDII, Bahai dan aliran menyimpang lainnya.
Kelima, upaya-upaya konstitusional, yang harus diikuti adalah RUU KKR Jilid 2 hal ini merupakan upaya
yang menguntungkan PKI dan membahayan keutuhan NKRI dan kedamaian dalam menjalankan ajaran
Agama sesuai ajarannya masing-masing. Selain membangun opini secara terencana dan terukur yang
mengarahkan bahwa PKI bukanlah pelaku tetapi PKI adalah korban dari berbagai peristiwa yang telah
dlakukan oleh PKI sejak berdirinya sampai kerusuhan 27 Juli 1996 (PKI berkolaborasi dengan Serikat
Jesuit, Gerakan katolik Radikal didikan Pater Beek, di Pusat kader mereka di Roleano di Klender Jakarta
Timur).
Penutup
Demikianlah tulisan ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh kita semua. Sedemikan terencana dan terlaksana
secara sistematis upaya mengeksiskan PKI di Indonesia. Adalah baik kepada semua pihak bahwa kita
harus menghadapi mereka (Kaum PKI). Pembentukan satuan perlawanan seperti KAPPI, KAMI,
KOKAM, BANSER dan Front Anti Komunis (FAK) Nasional. Seiring dengan workshop atau Pelatihan
Kewaspadaan Nasional dari Kebangkitan PKI bisa menjadi kegiatan yang dilakukan secara intensif.
Dalam jangka menengah dan jangka panjang, mematikan PKI adalah dengan mensejahterakan masyarakat
dan membangun sistem sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran. Karena dengan situasi yang normal
dan berkeadilanlah paham Komunisme akan mati dengan sendirinya dan PKI akan mati.
Yang paling bertanggung jawab dalam menghadapi gerakan kaum PKI ini adalah : Pemerintah, karena
mereka terikat dengan dasar konstitusi yang masih berlaku yakni Tap MPRS nomer 25 dan UU No. 27
tahun 1999 pasal 107 ayat a-f, TNI-Polri, sebagai institusi pengawal Negara yang secara loyal harus
membantu pemerintah dalam menghadapi bahaya makar ke-3 PKI dan Umat Beragama, terutama umat
Islam sebagai warga mayoritas dan umat lain yang meyakini kalau PKI adalah musuh Negara dan musuh
agama mereka.
Upaya menyehatkan seluruh organisasi kemasyarakatan dan partai politik yang berjiwa anti Komunis
(baca: PKI) terutama partai Islam : PPP, PKS dan PBB. Keberadaan dan aksi perlawanan yang terbuka
membuat PKI berhitung ulang untuk memproklamirkan rencana mereka untuk mendeklarasikan sebagai
sebuah kekuatan politik sabagaimana mimpi mereka pada tahun 1955, Pemilu pertama. Karena peda
pemilu pertama tersebut PKI menempati urutan ke-4.
Jangan biarkan PKI menjadi tumbuh besar, meluas dan kuat, hal ini akan membuat kita mengulangi
kelalaian masa lalu ketika mereka membuat aksi berdarah pada tahun 1948 dan 1965, tindakan deteksi
dini, sosialisasi rencana jahat dan kejam mereka (PKI), menjaga kekuatan konstitusi yang masih berlaku
bahkan perlu diperkuat dengan UU yang terbarukan serta Fatwa MUI tentang Haramnya Idiologi
Komunis (PKI) di bumi Nusantra.
Kelahiran Gerakan Bela Negara (GBN) pada awal bulan Juni 2015, merupakan darah segar sebagai
penambah barisan dan upaya menata serta menggerakan perlawanan untuk menghadapi PKI; baik PKI
konvensional (PKI 1920) komunis gaya baru pasca orde baru maupun gerakan yang bermuara atau
berafiliasi dengan ideologi komunis. Bersama dengan gerakan yang sudah ada seperti Gerakan Nasional
Patriot Indonesia (GNPI) yang didirikan pada tahun 2000, atas inisiatif Moch. Husnie Thamrin (Alm)
sebagai ketua KAPPI 1966.
*Penulis adalah pemerhati PKI dan Ketua Umum BPP Gerakan Nasional Patriot Indonesia (GNPI)
menuju tempat penjaga si kucing tadi, dan berteriak inglo. Jika sudah ada
yang teriak inglo, maka orang tersebut menjadi pemenang dan kucing tetap
mencari orang-orang lain yang masih belum ditemukan.
Si kucing terus mencari dan jika menemukan orang yang mengumpet, maka
orang tersebut menjadi kalah dan kucing digantikan dengan orang yang
kalah tadi. Begitulah permainan tersebut dilakukan hingga permainan
berakhir. Waktu permainan bisa dilakukan pada pagi hingga siang hari. Jika
sore hari biasanya anak-anak tidak boleh keluar rumah apalagi jika
menjelang magh Permainan ini sangat digemari dari jaman dahulu sampai
saat ini, tapi sekarang hanya beberapa anak saja yang bermain permainan
petak umpet, karena sekarang anak-anak hanya sibuk dengan gadgetya dan
lupa dengan teman-temannya.