Efektivitas Seduhan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Primer Latar Belakang : Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler berupa tingginya tekanan darah yang ditandai dengan tekanan sistole 140 mmHg atau tekanan diastole 90 mmHg (Black & Hawks, 2005). Seseorang baru dapat dikatakan hipertensi apabila peningkatan tekanan darah yang abnormal tersebut terjadi pada tiga kali pengukuran yang berbeda (Corwin, 2009). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %) (Riskesdas 2013). Penatalaksanaan hipertensi secara umum dilakukan dengan dua cara, yaitu secara farmakologis dan non-farmakologis (Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008). Pengobatan secara farmakologi dapat menjadi tidak efektif karena biaya pengobatan yang mahal, gejala yang sudah hilang, dan adanya efek samping yang menyebabkan penderita menghentikan program pengobatan (Ignatavicius & Workman, 2006). Pengobatan nonfarmakologi saat ini dapat dijadikan pilihan alternatif karena biayanya relatif murah, efek samping dan bahaya tidak ada (Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008). Daun sambiloto memiliki senyawa 12-didehydroandrographolide dari sambiloto berperan melalui aksi adrenoceptor pada reseptor saraf otonom dan efek yang sama seperti angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, sehingga angiotensin I tidak diubah menjadi angiotensin II. Daun sambiloto memberikan efek vasorelaksasi pada pembuluh darah dan mengurangi denyut jantung sehingga perfusi serebral menjadi lebih baik (Jarukamjorn & Nemoto, 2008). 2. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap Nyeri Sendi Pada Penderita Osteoarthtritis Latar Belakang :