Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan makalah proses pembuatan piston diesel pada proses machining
adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui bentuk piston beserta bagian-bagiannya.
2. Mengetahui fungsi piston di dalam mesin.
3.Mengetahui cara kerja piston pada mesin.
4.Mengetahui jenis-jenis piston.
5.Mengetahui proses pembuatan piston yang ada pada proses machining.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat pembuatan makalah ini antara lain:
1.Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai piston yaitu dimensi
piston secara detail,fungsi piston,jenis-jenis piston,prinsip kerja piston,langkahlangkah pembuatan piston dan proses pembuatan piston pada proses machining.
1.5 CAKUPAN PERENCANAAN
Dalam perencanaan ini penulis akan melakukan serangkaian kegiatan
antara lain:
1.Pengambilan data mengenai proses produksi pada proses machining di area kerja
PT FEDERAL IZUMI MNG PISTON.
2.Melakukan pemisahan jenis-jenis piston secara umum.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi beberapa bagian
dengan sistematika penulisan makalah pada umumnya,meliputi beberapa bagian
yang dibagi menjadi beberapa bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Diuraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah,perumusan
masalah,tujuan dan manfaat makalah,dan sistematika penulisan makalah.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang
berkenaan tentang piston.
BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN
Berisikan spesifikasi hal-hal yang mendasar pada proses machining
piston.
BAB IV KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengumpulan
data di lapangan dan saran yang dapat diberikan kepada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1PENGERTIAN TENTANG PISTON
Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin
pembakaran dalam silinder hidrolik,pneumatik dan silinder pompa.
Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan
hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,)
melalui setang piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan
yang ringan dan tahan tekanan, bahan aluminium yang sudah dicampur bahan
tertentu (aluminium alloy).
Pada piston jenis diesel terdapat coakan untuk menampung oli yang berfungsi
sebagai pendingin.
b.All Ring Group atau ring piston
Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi
untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder.
Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa
mesin menurun. Ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta
melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada pada mesin empat tak
karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.
2.Badan Piston
Berfungsi sebagai bagian gesek antara piston dan liner atau dinding
silinder.Ukuran dan kepresisian badan piston sangat berpengaruh pada proses
pembakaran.
Pada badan piston juga terdapat lubang yang disebut pin hole yang memiliki fungsi
sebagai tempat pin yang menghubungkan setang piston dan poros engkol.
3.Kaki Piston/piston skirt
Yang berfungsi sebagai penyeimbang gerakan piston pada liner silinder.
Cara kerja piston yaitu mengubah energy gerak menjadi energy mekanik pada
proses pembakaran pada ruang bakar. Piston yang terhubung ke poros engkol
(crankshaft,) melalui setang piston menggerakkan piston naik turun sehingga proses
pembakaran terjadi.
b.Piston Non High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 4 tak.
Piston Diesel adalah jenis piston yang digunakan pada silinder mesin
mobil,truk,bus dan traktor.
Pada jenis piston jenis ini dibagian kepala piston terdapat coakan sebagai
penampung oli sebagai pendingin saat proses pembakaran terjadi yang berguna
untuk mengurangi efek kompresi karena benturan pada kepala piston.
turning. Proses Guide Bore Roughing (GBR) merupakan proses awal dari
pembuatan piston.
Pada proses GBR ini dibuat dasar atau base untuk proses selanjutnya
(proseRoughTurning atau proses Rough Top Ring Groove).
Bagian piston yang mengalami proses GBR adalah bagian skirt.
Pada proses GBR terdapat dua buah proses, yaitu:
1.Pemakanan Skirt
2.Pemakanan Base
Dimensi yang paling penting pada proses ini adalah nakago dan valve. Biasanya
untuk piston yang memakai valve, dimensi valve didahulukan penyetingan dengan
dimensi nakago. Karena bila tinggi valve terlalu plus akan berakibat mentoknya
valve pada piston dengan katup masuk udara.
Proses Pin Hole Rough (PHR) merupakan proses pembuatan lubang pin
yang berfungsi sebagai pemegang pada proses berikutnya (untuk motorcycle non
HISI, gasoline, dan diesel).
Selain itu juga merupakan proses finish dari snap ring (untuk piston motorcycle dan
diesel (untuk tipe diesel memakai radius bosh)
Proses PHR ini berfungsi untuk membentuk lubang yang digunakan
sebagai tempat pin dalam perakitan piston nantinya. Proses PHR ini merupakan
pembentukan proses awal. Sedangkan snap ring yang terbentuk pada proses ini
berguna untuk mengunci pin sehingga pin tidak bergerak.
Hasil Proses PHR ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Proses ini hanya terdapat pada proses untuk piston diesel. Proses ini
merupakan proses awal untuk pembentukkan ring kompresi (torenga). Material ring
kompresi ini tidak terbuat dari alumunium alloy seperti piston. Melainkan dari besi
karbon. Mengingat material untuk pembuatan ring kompresi keras, maka proses
untuk ring kompresi ini ada 2, yaitu:
1. Rough Top Ring Groove
2.Finish Top Ring Groove
Proses Rough Top Ring Groove (RTRG) merupakan proses pembubutan awal untuk
ring kompresi. Dasar proses ini memakai dari hasi proses GBR. Proses RTRG ini
hanya membubut pada bagian piston tempat ring kompresi berada.
Proses RTRG ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Yang perlu diperhatikan adalah life time tool RTRG karena bila melebihi batas
mengakibatkan pemakanan akan menjadi lebih berat dan panas. Akibatnya ring besi
akan bisa lepas dari lapisan intermetalisnya.
Pada piston diesel, proses FTRG merupakan proses kelanjutan dari proses RTRG.
9. Proses Valve
Proses valve merupakan proses pembuatan dudukan valve pada bagian
head piston. Proses valve ini merupakan proses yang kritis karena bila kedalaman
valve terlalu dangkal atau terlalu dalam akan menyebabkan engine akan kekurangan
tenaga bahkan mengalami kerusakan karena piston menabrak valve.
Proses valve dilakukan dalam 1 tahapan saja.
Proses valve ini biasanya terdapat hanya pada piston diesel saja. Dan tidak semua
piston diesel memakai proses valve.
Yang perlu diperhatikan dalam proses valve ini adalah menggunakan mesin
machining center. Dalam penggunaan machining center ini yang perlu diperhatikan
adalah penggunaan system koordinat 3 derajat (x, y, dan z) sedang mesin CNC
yang lain pada umumnya menggunakan 2 derajat (x, dan z).
Hasil proses valve ini dapat dilihat pada gambar 3.6.
finish.Jika hasil proses concentricity snapring dan lubang pin hole finish jauh dari
standar maka menyebabkan pin tidak bisa terpasang.
atau terganjal)
2.Proses RT
standar
3.Proses GBF
CP tidak stabil
lubang drill
4.Proses PHR
Yang Harus
Diperhatikan
sesuai WS (periksa
karena:
empat posisi)
Ketinggian antara
lubang hasil PHR dan
PHF
proses PHR
sesuai WS
yang kasar
Magari PHR
Tinggi ( ) minus
Offset berubah
maksimum 10 m
menjadi NG sehingga chamfer
untuk ring groove akan menjadi
miring
sesuai standard
berat
Cek konsentrasi coolant harus sesuai
standart
6.Proses Coumbustion
7.Proses Valve
Yang Harus
Diperhatikan
Bersihkan dudukan
scrab
engine berkurang
8.Proses ODF
scrab
bagian punggung
standart kerja
besar
kecil
Nokori ODF
Nokori ODF
Perhitungan Spesifikasi yang ada pada Proses Rough Top Ring Groove,Finish
Top Ring Groove Piston
T0 ;
N2 M19 ;
(HEAD FINISH . CHAMFER RADIUS)
T0100 ;
G97 MO3
G0
S1400 T0114 ;
X162.50
R2.1 ;
X209.00 ;
M03 S1400
T0115;
X239.00 ;
Z40.00 ;
MO8 ;
N3 (FINISH TOP RING GROOVE)
G97 S800 M03 T1216 ;
G0
X105.00 ;
Z22.73 T1217 ;
G01 X93.70 W0.733 F0.05 (SISI RING BAWAH) ;
G04 U0.20 ;
G0
X180.00 ;
Z56.00 M09 ;
T0200 M19 ;
T0 ;
M52 ;
M69 ;
M30 ;
B.Komposisi Material
Dalam pembuatan sebuah piston terdapat komposisi bahan-bahan untuk
mendapatkan kualitas terbaik antara lain sebagai berikut :
-Nitrogen
: 1.5%
-Magnesium
: 3.15 %
-Fosfor
:3.85 %
jam
-Alumunium
-Lain-lain
:90.0 %
:1.50 %
Per 100 Kg
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pemisahan jenis piston berdasarkan kegunaannya pada kompresi
didalam mesin. Saat ini
Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima
tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol
(crankshaft,) melalui setang piston (connecting rod). Material piston umumnya
terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah
dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).
Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam sebuah silnder
pembakaran,maka kepresisian dimensi piston berpengaruh dalam proses
pembakaran. Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil
pembakaran untuk menggerakan mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi
merupakan unsur utama yang harus diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang
baik dibutuhkan material dengan komposisi yang seimbang antara lain besi,
alumunium,magnesium,dll serta proses produksi yang mendukung.
4.2 SARAN
Makalah ini menjelaskan tentang jenis-jenis piston dan proses pembuatan
piston di PT FEDERAL IZUMI MNG PISTON,salah satu perusahaan dalam negeri
yang telah mampu memproduksi dalam pemenuhan customer baik local ataupun
ekspor.
Penulis berharap masyarakat mengetahui bahwa perusahaan lokal mampu
memproduksi piston dengan kualitas ekspor maka gunakan produk dalam
negeri.Marilah kita bersama-sama mempelajari ilmu pengetahuan agar teknologi
dalam negeri semakin maju.