Langkah awal dalam kerangka evaluasi penderita amenorea, dimulai dari pengukuran
hormon thyroid stimulating hormones (TSH), kadar prolaktin, dan tes provokasi
progesteron.
Peningkatan
LH
dan
FSH
untuk
mengkonfirmasi
kegagalan
hipofisis yang cukup untuk merangsang organ yang diperlukan. Langkah 3 dirancang
untuk menentukan apakah 2 komponen yang penting (gonadotropin atau aktifitas
folikel) berfungsi secara wajar atau tidak.
Langkah ini mengikutsertakan pengujian tingkat gonadotropin pada pasien. Karena
langkah 2 mengikutsertakan pemberian estrogen eksogen, kadar gonadotropin
endogen mungkin tidak nyata. Sebab itu, penundaan selama 2 minggu setelah langkah
2 mesti dilakukan sebelum melaksanakan langkah 3, pengujian gonadotropin.
Langkah 3 dirancang untuk menentukan apakah kekurangan estrogen menyebabkan
kesalahan pada folikel (kompartemen II) atau pada sistem aksis saraf pusat-hipofisis
(kompartemen III dan IV). Hasil pengujian gonadotropin pada wanita amenorea yang
tidak mengalami pendarahan setelah pemberian pemicu progestagen akan
menghasilkan kadar gonadotropin abnormal yang tinggi, abnormal yang rendah, atau
pada kadar yang normal.
Prinsip dasar fisiologi fungsi menstruasi memungkinkan dibuatnya suatu sistem yang
memisahkan dalam beberapa kompartemen dimana menstruasi yang normal
tergantung. Hal ini berguna untuk memakai evaluasi diagnostik yang memilah
penyebab amenorea dalam 4 kompartemen, yaitu:
Kompartemen I : kelainan terletak pada organ target uterus atau outflow tract
Radiologi
Ultrasuara jantung, ginjal, dan ovarium terindikasi setelah diagnosa ditegakkan.
Kelainan skeleton yang paling lazim adalah pemendekkan tulang metakarpal dan metatarsal
ke-4, disgenesis epifisis pada sendi lutut dan siku, deformitas Madelung, skoliosis, dan pada
penderita yang lebih tua, mineralisasi tulang tidak cukup.8
DIAGNOSIS BANDING
1
Insensitivitas androgen terjadi akibat mutasi pada gen untuk reseptor androgen (AR)
yang berlokasi pada kromosom Xq 11-12. Hal ini merupakan X-linked recessive trait
yang penyakitnya tidak bergejala, atau minimal.2
Epidemiologi
Insidens CAIS adalah 1:20.000. Insidens derajat yang lebih rendah dari resistensi
androgen tidak diketahui; menurut beberapa peneliti, bisa lebih banyak atau bahkan
lebih sedikit dari insidens CAIS. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa banyak kasus
infertilitas pada pria yang tidak dapat diterangkan sebabnya ternyata merupakan
derajat ringan resistensi androgen. AIS pada dasarnya merupakan kerancuan antara
genotip dan fenotip gender. Secara konvensional, seseorang dikatakan ber-genotip
perempuan bila memiliki kromosom 46XX dan bergenotip laki-laki bila memiilki
kromosom 46XY. Berkaitan dengan kaidah ini, individu pengidap AIS memiliki
fenotip perempuan dengan kromosom 46XY (genotip laki-laki).14
Patogenesis
Kromosom X yang diwariskan secara resesif
Wanita dengan mutasi tunggal gen AR dapat merupakan karier AIS. Anak dengan
kromosom 46 XY (secara genetik laki-laki) akan mempunyai 50% kemungkinan AIS.
Pada kondisi X-linked recessive lainnya, ibu karier dapat memperlihatkan ciri minor
kelainan ini. Karier AIS sering kali mempunyai sedikit rambut aksila dan pubis serta
hanya berjerawat sedikit semasa remaja.2 Kebanyakan individu yang terlahir dengan
AIS mewarisi kromosom X tunggal dengan defek gen yang diturunkan dari ibunya
dan bisa mempunyai saudara kandung dengan kelainan yang sama (tes karier
sekarang tersedia untuk mencari risiko relatif dalam anggota keluarga ketika diagnosis
AIS ditegakkan). Lebih dari 100 mutasi AR dilaporkan menimbulkan beragam
fenotip. Fenotip AIS yang tergolong minimal atau ringan (sindrom infertilitas pada
pria dan undervirilized fertile male syndrome) terjadi akibat salah mutasi dengan
kodon tunggal atau asam amino yang berbeda, sedangkan bentuk komplet dan hampir
komplet dihasilkan dari mutasi yang mempunyai efek besar pada bentuk dan struktur
protein. Sekitar 1/3 kasus AIS adalah mutasi baru. Dalam sebuah kasus CAIS,
dilaporkan terdapat abnormalitas koaktivator AF-1 (activating factor-1).15,16
Defek Reseptor Androgen
Penyebab terbanyak AIS adalah mutasi gen penyandi reseptor androgen, yang
menghasilkan protein reseptor yang tidak mampu berikatan dengan hormon atau
dengan DNA.4 AIS terjadi akibat berbagai defek genetik pada kromosom X yang
membuat tubuh tidak mampu merespons untuk menampilkan fenotip pria. AIS terbagi
atas 2 kategori:
A AIS komplet
Bentuk komplet ini terjadi pada satu dari setiap 20.000 kelahiran hidup. Ciri-ciri
kelainan ini:
Perkembangan penis dan bagian tubuh pria lainnya terganggu
Anak lahir sebagai perempuan
Saat pubertas, tanda-tanda seks sekunder (seperti payudara) berkembang,
trauma selama dan setelah pubertas terkait keganjilan identitas gendernya dan
lebih siap menghadapi tindakan pembedahan.
Selama lebih dari 50 tahun, penentuan gender dengan bedah rekonstruktif pada bayi
banyak dilakukan sebagai pilihan orang tua dan dokter. Hal ini ternyata banyak
menimbulkan masalah.
Perluasan dan pemanjangan vagina
Pada wanita dengan vagina yang dangkal, dapat dilakukan dilatasi non-operatif.
Konstruksi vagina secara operatif dapat juga dilakukan dengan berbagai teknik.
Keputusan gonadektomi
Waktu yang tepat untuk mengangkat testis masih dalam perdebatan. Keuntungan
untuk mempertahankan testis (yang biasanya terdapat di intraabdomen) sampai
pubertas membuat perubahan pubertas yang terjadi akan berlangsung secara alami
tanpa terapi sulih hormon hormone replacement therapy). Hal ini bisa terjadi karena
testosteron yang diproduksi oleh testis akan dikonversi menjadi estrogen (melalui
proses aromatisasi). Beberapa peneliti berpendapat bahwa testis yang dibiarkan di
dalam abdomen selama hidupnya dapat mengakibatkan perkembangan menjadi tumor
jinak ataupun ganas. Risiko keganasan dalam kasus CAIS lebih tinggi pada laki-laki
yang testisnya berada di dalam abdomen, tetapi jarang terjadi pada remaja. Menurut
penelitian, wanita dengan CAIS dan PAIS (partial androgen insensitivity syndrome)
yang testisnya dipertahankan sampai pubertas memiliki insidens 25% berkembang
menjadi tumor jinak dan 4-9% menjadi ganas. Terdapat isu tentang apakah testis pada
penderita AIS dapat digunakan untuk menghasilkan keturunan dengan donor telur
melalui IVF. Kenyataannya, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa undescensus
testis sering kali tidak dapat memproduksi spermatozoa yang viabel karena sel Sertoli
yang memproduksi sel spermatozoa tidak dapat bertahan pada temperatur yang tinggi,
seperti di dalam abdomen. Terlepas dari hal tersebut, beberapa wanita pengidap CAIS
mengeluhkan kehilangan libido setelah gonadektomi. Keuntungan lain dari upaya
mempertahankan testis pada CAIS adalah estradiol akan dihasilkan dari testosteron.
Meskipun estrogen diberikan setelah gonadektomi, tetapi wanita dengan CAIS merasa
sulit untuk menerima terapi sulih hormon dan merasa menyesal bila harus kehilangan
sumber estrogen yang alami.
Terapi sulih estrogen
Begitu testis diangkat, estrogen diperlukan untuk mendukung perkembangan pubertas,
pertumbuhan tulang, dan menyempurnakan pertumbuhan tubuh.
Aspek etik terapi medis AIS
Aspek etik untuk menyingkap keadaan sebenarnya meliputi 1) adanya informasi dari
pasien tentang variasi perkembangan organ reproduksi berdasarkan asumsi bahwa
dokter dianggap lebih mampu untuk menentukan apa yang terbaik untuk pasien, 2)
prinsip menyetujui informed consent untuk menyingkap beberapa hal, antara lain
diagnosis pasien, dan partisipasi untuk membuat keputusan yang dipandu oleh konsep
persetujuan yang sepadan dengan kapasitas perkembangan, serta 3) meluasnya
tanggung jawab dokter, karena selain membantu kerahasiaan penderita juga harus
memberi informasi kepada anggota keluarganya bahwa kondisi ini berisiko pada
keturunannya.8,11
Pencegahan
Konseling genetik
Ketika wanita terdiagnosis CAIS atau PAIS, konsultasi dengan konselor genetik
dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai turunan resesif terkait X.
Ibu dari wanita dengan AIS mungkin mengandung gen pembawa (karier) pada
salah satu kromosom X-nya.
Pada ibu karier, kelainan akan diturunkan pada sekitar 50% keturunan, baik itu
XX atau XY. Turunan XX tampaknya akan tidak terpengaruh, sedangkan turunan
XY dapat memiliki kondisi yang sama (menjadi infertil).
Dalam keluarga besar, dapat ditemukan anggota keluarga lain yang merupakan
penderita atau karier AIS.
Deteksi karier oleh tes genetik sekarang ini memungkinkan.
Prognosis
Untuk CAIS, pengangkatan jaringan testis sebaiknya dilakukan. Prognosis untuk IAIS
2
kontrasepsi oral.16
Amenorea primer et cause kelainan gynekology (struktur reproduksi)
Etiologi
1 Gangguan kanalisasi vagina menyebabkan terbentuknya septum vagina trasversal,
2
uterus.4,11
Epidemiologi
Belum tersedia angka yang akurat tentang anomali-anomali ini. Green dan Harris
(1976) mengidentifikasi 80 kelainan perkembangan uterus dari 31.836 pelahiran (1
dalam 400). Mereka menekankan bahwa deteksi paling besar selama suatu periode
terjadi saat salah satu anggota staf bersemangat melakukan eksplorasi uterus saat
persalinan, dan apabila dicurigai adanya suatu anomali, dilakukan histerosalpingografi
6sampai 8 minggu pascapartum.
Sonografi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelainan perkembangan uterus,
walaupun kurang presisi dibandingkan dengan histeroskopi dan histerosalpingografi.
Namun, selama kehamilan atau disangka hamil, evaluasi ultrasonografi cukup
informatif. Magnetic resonance imaging (MRI) mungkin lebih spesifik.6,7
sus-kasus amenorea haruslah teliti dalam memilih informasi yang
diperlukan. Meskipun data tambahan tersedia pada waktu tersebut,
dijabarkan dari latar belakang, pengujian fisik dan evaluasi kelenjar
endokrin lainnya seperti tiroid dan adrenalin, hal-hal tersebut semestinya
tidak digunakan untuk diagnosis sampai keseluruhan rangkanya lengkap.
Pengalaman telah menunjukkan diagnosis yang prematur seringkali
terjadi bias, meskipun kadang-kadang bisa tepat. Oleh karena itu perlu
dilakukan investigasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Langkah 1
Langkah awal dalam kerangka evaluasi penderita amenorea, dimulai
dari pengukuran hormon thyroid stimulating hormones (TSH),
kadar prolaktin, dan tes provokasi progesteron. Langkah awal untuk
pasien galaktorea, tanpa melupakan riwayat menstruasi, juga harus
diperiksa
TSH
dan pengukuran
prolaktin
serta
perlu
ditambahkan
hipotiroid
kelihatannya
yang
berlebihan
tidak
tampak
melakukan
secara
pemeriksaan
klinis.
kadar
Walaupun
TSH
untuk
siklus
menstruasi.
Jika
terdapat
galaktorea,
pengukuran
TSH
dianjurkan.1
Rangsangan
yang
konstan
hormon
RH
dari
hipotalamus
akan
dan
kompetensi
dari
saluran
genitalia.
Uji
setelah
pemberian
progesteron,
pasien
dari
pemberian
progesteron
eksogen.
Kondisi
yang
keadaan
klinik
yang
tidak
biasa,
endometrium
praktis
klinik:
pendarahan
positif
membutuhkan
adalah
progesteron
yang
aktif
secara
oral
aliran
terjadi,
pengeluaran)
bisa
diasumsikan
bisa
ditegakkan.
bahwa
Jika
kompartemen
trauma
(seperti
kuretase),
serta
tidak
didapatkannya
11 C. Langkah 3
12 Pasien amenorea tidak sanggup menyediakan rangsangan estrogen
yang memadai. Untuk memproduksi estrogen, ovarium memiliki
folikel yang normal dan hormon hipofisis yang cukup untuk
merangsang organ yang diperlukan. Langkah 3 dirancang untuk
menentukan apakah 2 komponen yang penting (gonadotropin
atau aktifitas folikel) berfungsi secara wajar atau tidak.1
13 Langkah ini mengikutsertakan pengujian tingkat gonadotropin pada
pasien. Karena langkah 2 mengikutsertakan pemberian estrogen
eksogen, kadar gonadotropin endogen mungkin tidak nyata. Sebab
itu, penundaan selama 2 minggu setelah langkah 2 mesti dilakukan
sebelum melaksanakan langkah 3, pengujian gonadotropin.1
14 Langkah 3 dirancang untuk menentukan apakah kekurangan
estrogen menyebabkan kesalahan pada folikel (kompartemen II)
atau pada sistem aksis syaraf pusat-hipofisis (kompartemen III dan
IV). Hasil pengujian gonadotropin pada wanita amenorea yang tidak
mengalami pendarahan setelah pemberian pemicu progestagen
akan menghasilkan kadar gonadotropin abnormal yang tinggi,
abnormal yang rendah, atau pada kadar yang normal.1
15 Prinsip dasar fisiologi fungsi menstruasi memungkinkan dibuatnya
suatu sistem yang memisahkan dalam beberapa kompartemen
dimana menstruasi yang normal tergantung. Hal ini berguna untuk
memakai evaluasi diagnostik yang memilah penyebab amenorea
dalam 4 kompartemen, yaitu:
16 - Kompartemen I : kelainan terletak pada organ target uterus atau
outflow tract
17 - Kompartemen II : kelainan pada ovarium.
18 - Kompartemen III : kelainan pada pituitri anterior
19 - Kompartemen IV : kelainan pada sistem syaraf pusat
(hipotalamus).
20 IV. GANGGUAN PADA KOMPARTEMEN I
21 A. Anomali duktus Mulleri
22 Pada
keadaan
amenorea
primer,
gangguan/kelainan
segmental
dari
diskontinuitas
tubulus
Mulleri
oleh
harus
24
25
26 vaginalis. Keadaan lain yang jarang ditemukan, yaitu terdapat
uterus tetapi tanpa terbentuknya kavum uteri, atau terdapat kavum
uteri tetapi endometriumnya kurang secara kongenital. Kecuali pada
kelainan
kongenital
yang
disebutkan
terakhir,
problem
klinik
beberapa
tipe
pseudohermafroditism
pria,
diperlukan
Fungsi ovarium normal dan dapat dilihat dari suhu basal tubuh atau
kadar
progesteron
perifer.
penderita normal.1,4
30 Bila dari pemeriksaan
Pertumbuhan
didapatkan
dan
adanya
perkembangan
struktur
uterus,
32
33
34 indikasi untuk dilakukan pemeriksaan MRI. Pemeriksaan laparoskopi
pelvis tidak diperlukan. Pemeriksaan MRI lebih akurat dibandingkan
pemeriksaan
USG
dan
lebih
murah
serta
tidak
invasif
bila
kecuali
kalau
menimbulkan
masalah
seperti
terjadi
dan
endometriosis.
sesegera
menggunakan
infertilitas
jarum
mungkin.
tidak
sebagai
akibat
Pembedahan
Diagnostik
boleh
perubahan
definitif
dengan
dilakukan
karena
harus
aspirasi
dapat
39
40 C. Insensitifitas androgen (Feminisasi testikuler)
41 Insensitifitas androgen komplit (sindroma feminisasi testikuler)
merupakan diagnosis yang paling mungkin bilamana terjadi kanalis
vaginalis yang buntu dan uterus tidak ada. Kelainan ini merupakan
penyebab amenorea primer yang ketiga setelah disgenesis gonad
dan agenesis mullerian. Penderita dengan feminisasi testikuler
merupakan pseudohermafrodit pria. Kata pria disini, didasarkan
pada gonad yang dimiliki penderita; jadi individu ini memiliki testes
dan kariotipe XY. Pseudohermafrodit artinya bahwa alat genitalnya
berlawanan dengan jenis gonad-nya; jadi, individu tersebut secara
fenotif wanita tetapi dengan tidak ada atau sangat kurangnya
rambut kemaluan dan ketiak.1,2,3,4,7
42 Pseudohermafrodit pria adalah genetik dan gonad yang dimilikinya
pria dengan kegagalan virilisasi. Kegagalan dalam perkembangan
pria dapat meliputi suatu spektrum dengan bentuk insensitifitas
androgen yang inkomplit. Transmisi kelainan ini melalui X-linked
recessive
gene
yang
bertanggung-jawab
terhadap
reseptor
Pertumbuhan
dan
perkembangan
normal.
Payudara
sindroma
yang
terdiri
atas
trias
yang
klasik,
yaitu
memiliki
genitalia
eksterna
wanita
dengan
klitoris
agak
seks.
Pada
kasus-kasus
yang
meragukan,
perlu
58
59 2. menimbulkan perdarahan siklis yang menyerupai haid jika uterus
sudah berkembang
60 3. mencapai kehidupan yang normal sebagai istri walaupun tidak
mungkin untuk mendapat keturunan
61 4. alasan psikologis, untuk tidak merasa rendah diri sebagai wanita.
62 Hormon yang diberikan adalah estrogen dalam kombinasi dengan
progestagen
secara
pascamenopause.
siklis
sampai
Berhubung
masa
dengan
menopause
kemungkinan
atau
bahwa
69
70
71 perineum. Uterus, jaringan gonad, dan vagina tidak ditemukan.
Pada usia pubertas tidak terjadi perkembangan seksual, dan kadar
gonadotropin
meningkat.
Umumnya
penderita
diasuh
sebagai
kehidupan
janin
sehingga
mampu
menghambat
gonadotropin
diagnosis
di
dari
ovarium
sindroma
akibat
proses
ovarium
resisten
sindroma
yang
terdiri
dari
gangguan
haid
berupa
ovarium
yang
adequat.
Pemeriksaan
ini
dapat
78
79
80 dapat hamil bahkan dengan pemberian gonadotropik eksogen dosis
tinggi, Sperof berpendapat bahwa tidak ada manfaat untuk
melakukan laparotomi untuk biopsi ovarium pada setiap penderita
amenorea, gonadotropin tinggi, dan normal kariotipe.1
81 Karena penyebab yang pasti dari penyakit ini belum diketahui, maka
pengobatannya
lebih
bersifat
simptomatis.
Banyak
peneliti
Etiologi
Kemungkinan
POF
tidak
merupakan
diketahui
akibat
pada
kebanyakan
kasus.
kelainan
genetik
dengan
akan
terjadi
amenorea
primer
dan
terhambatnya
pubertas,
kemudian
berlanjut
sampai
dewasa,
massa
intrasellar
adalah
neoplasma.
Gumma,
hipotalamus-hipofisis,
tetapi
mereka
berada
dalam
prolaktin
adalah
faktor
penghambat
prolaktin
dapat
dibuktikan
sampai
sekarang.
Dibawah
pengaruh
akan
ditekan.
Peristiwa
ini
akan
mengakibatkan
hipotiroid
primer,
tumor-tumor
hipotalamus-hipofisis.
Tumor-tumor
hipotalamus
dan
makroadenoma
dapat
berbagai
tingkat
hiperprolaktinemia
ringan
hipopituitarism.
Penderita
dengan
harus
eksplorasi
tentang
dilakukan
pada
peningkatan
yang
ringan.
Khususnya
bila
adenoma
hipofisis
yang
adenoma
biasa
hipofisis
digunakan
sekretoris.
untuk
membedakan
Adenoma
hipofisis
adenoma-
non
sekresi
diantaranya
adalah
makroadenoma
hipofisis,
102
Pada
wanita
dan
laki-laki,
50%
60%
dari
adenoma
hormon.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
sel-sel
pada
dari
makroadenoma
gonadotropin
utamanya
tumor
yang
rekuren.
Pengobatan
dengan
merangsang
susunan
reseptor
syaraf
pusat,
dopaminergik.
Obat
kardiovaskular,
poros
107
tetapi
hipogonadotropin.
Diagnosis
dari
keadaan
amenorea
menegakkan diagnosis
psikiatri.
darah
Karakteristik
yang
rendah,
lain
diantaranya:
hiperkarotenemia,
konstipasi,
diabetes
insipidus.1,6
112
Membuka tabir secara hati-hati adanya hubungan antara
amenorea dengan berat badan yang rendah kadang merupakan
rangsangan terhadap penderita untuk kembali ke berat badan
normal dan fungsi menstruasi yang normal. Adakalanya hal ini bila
perlu untuk melihat penderita secara lebih sering dan perlu
pemberian program diet tinggi kalori (minimal 2600 kalori) dengan
sangat
lambat,
terapi
hormon
perlu
dipikirkan.
113
114
penari
balet,
tari
modern,
didapatkan
insidens
yang
kompetitor.
Pengurangan
lemak
tubuh
tidak
harus
bisa
dibatasi.
Namun
demikian
sebagian
atlit
tidak
119
spesifik.
Pemeriksaan
MRI
(seperti
juga
pemeriksaan
dari
placode
olfaktorius
di
hidung.
Sel-sel
yang
embriogenesis
sepanjang
nervus
kranialis
yang
uterus),
kompartemen
II
(gangguan
pada
ovarium),
adalah
bekerjasama
diakibatkan
mengeliminasi
dengan
oleh
ahli
kelainan
jiwa.
trauma
psikis,
Sedangkan
anatomik
bisa
bila
perlu
kelainan
yang
diberikan
dengan
124
125
dan
penanganan
Saifuddin
AB,
Rachimhadhi
T.
Ilmu
disorders.
In:
anovulation
Yen
SSC,
caused
Jafe
RB.
by peripheral
Reproductive
presenting
with
mild
hyperprolactinemia
and
136