Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PERENCANAAN PROGRAM PNF


PELATIHAN BERCOCOKTANAM SAYURAN HIDROPONIK DASAR
DENGAN SISTEM WICK UNTUK LAHAN SEMPIT PERKOTAAN DI
KELURAHAN BENDAN DUWUR KECAMATAN GAJAH MUNGKUR
SEMARANG

Disusun oleh:
Zahrotun Nafisah
1201413056

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan

Perencanaan Program PNF dengan judul Pelatihan Bercocok Tanam Sayuran


Hidroponik Dasar Dengan Sisitem Wick Untuk Lahan Sempit Perkotaan Di
Kelurahan Kedung Duwur, Gajah Mungkur, Semarang

pada mata kuliah

Perencanaan Program PNF di Universitas Negeri Semarang.


Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul
kiyamah nanti. Amin. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muarifuddin selaku dosen pengampu.
2. Lurah Kedung Duwur selaku narasumber.
3. Teman-teman rombel 02 mata kuliah Perencanaan Program PNF yang
telah memberikan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Dengan mengambil judul tersebut di atas penulis berharap semoga laporan
perencanaan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang yang
membacanya.
Akhir kata penulis menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai,
maka akan tampak kekurangannya. Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu
kritik dan saran selalu kami tunggu demi peningkatan kualitas dan mutu dari
laporan dari penulis susun ini, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Semarang, 7 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program ........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan Program......................................................................................2
1.4 Luaran Program......................................................................................3
1.5 Manfaat Program....................................................................................3
BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Sasaran Program ...................................................................................4
2.2 Metode Pelaksanaan Program ..............................................................4
2.3 Rencana Kegiatan dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Program ........5
2.4 Analisis Luaran Program ......................................................................6
2.5 Keberlanjutan Program ........................................................................6
BAB III IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PROGRAM
3.1 Gambaran Umum Sasaran Program .......................................................7
3.2 Metode Pengumpulan Data Identifikasi .................................................7
3.3 Matrik Analisis SWOT ...........................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10
LAMPIRAN ..........................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program
Kebutuhan dalam peningkatan hidup sekarang sangat dibutuhkan oleh
semua kalangan. Bisa dalam peningkatan kemampuan individu atau
pemanfaatan suatu hal yang berasal atau dimiliki oleh setiap individu. Hal ini
biasanya dilakukan dengan mengadakan atau mengikiti sebuah pelatihan.
Konsep pelatihan juga diungkapkan oleh Dearden (1984) dalam Mustofa
Kamil (2007), menyatakan bahwa pelatihan pada dasarnya meliputi proses
belajar mengajar dan latihan yang bertujuan untuk mencapai tingkatan
kompetensi tertentu atau efisiensi kerja. Sebagai hasil pelatihan, peserta
diharapkan mampu merespon dengan tepat dan sesuai situasi tertentu.
Seringkali pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja yang langsung
berhubungan dengan situasi. Jadi, pelatihan sejatinya disesuaikan dengan
kebutuhan saat ini dan mampu dikembangkan di masa mendatang.
Sebuah pelatihan harus disesuaikan dengan kemampuan dan usia setiap
sasaran pelatihan. Pelatihan yang ideal sejatinya diberikan kepada sasaran
yang berusia produktif, dimana harapannya dengan usia yang produktif ini
memudahkan dalam transformasi ilmu yang diberikan dalam pelatihan.
Bukan hanya usia yang produktif saja, namun harus tetap disesuaikan dengan
kemampuan internal dan eksternal yang ada di masyarakat.
Kecamatan Gajah mungkur terdiri dari 8 kelurahan yaitu; Bendan Duwur,
Bendan Ngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Krangrejo, Lempongsari,
Petompon,

Sampangan

(Wikipedia).

Berdasarkan

sumber

monografi

kelurahan Bendan Duwur mempunyai pekarangan bangunan dan halaman


sekitar 14, 10 Ha. Penduduk Bendan Duwur terdiri dari Laki-laki 1.687 jiwa
dan Perempuan 1.640 jiwa (Bappeda Kota Semarang dan Badan Pusat
Statistika Kota Semarang: 2012). Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan di Bendan Duwur rata-rata halaman masyarakat tidak lebih dari
2x2 m2. Halaman pekarangan pada umumnya sempit, dan tidak jarang sudah
dilapisi dengan semen sehingga jarang dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

Berbicara mengenai bercocok tanam, sering kita dengan dengan bercocok


tanam

hidroponik.

Hidroponik

adalah

budidaya

menanam

dengan

memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada


pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik
lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik
menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang
memiliki pasokan air yang terbatas (Wkipedia).
Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan
sistem wick. Kita bisa menggunakan berbagai bahan bekas seperti botol
minuman mineral adalah yang paling sering kita lakukan terutama oleh para
pemula. Selain itu, dengan sisitem ini memberi kemudahan oleh pekerja
sendiri jadi tidak perlu menyiramnya setiap hari. Cukup dengan
menambahkan air jika tampungan air sudah habis. Oleh karena itu, bercocok
tanam hidroponik dengan sistem wick merupakan cara yang tepat digunakan
di kelurahan Bendan Duwur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat di
rumuskan masalah-masalah yang dihadapi sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan bercocok tanam hidroponik dengan sistem wick di
Bendan Duwur?
2. Apa faktor pendukung partisipasi dari masyarakat Bendan Duwur?
1.3 Tujuan Program
Tujuan dari Program ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan tambahan wawasan mengenai cara mudah menanam sayuran
hidroponik dasar dan adanya tindak lanjut dari masayarakat untuk
mengembangkan pengetahuan bercocoktanam sayuran hidroponik.
2. Mampu memaksimalkan potensi lingkungan dan menambah kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan.
1.4 Luaran Program
Luaran dari Program ini adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat mampu memanfaatkan lahan sempit mereka dengan menanam
sayuran hidroponik.

2. Masyarakat

memaksimalkan

potensi

lingkungan

dan

menambah

sehingga

menambah

kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.


1.5 Manfaat Program
Manfaat dari Program ini adalah sebagai berikut :
1. Bermanfaatnya lahan sempit di perkotaan

pemahaman masyarakat dan membantu dalam peningkatan kelestarian


lingkungan di perkotaan.
2. Mampu memaksimalkan potensi lingkungan dan menambah kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan.

BAB II
RANCANGAN PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Sasaran Program
Sasaran dari program pelatihan ini adalah masyarakat perempuan Bendan
Duwur yang masih usia produktif dengan batasan 50 peserta. Kegiatan
pelatihan sendiri akan dilakukan di Balai Desa.
2.2 Metode Pelaksanaan Program
Pelaksanan program pelatihan ini akan dilakukan dengan metode ceramah
dan roll playing (praktek langsung). Harapannya dengan adanya pengantar
materi melalui metode ceramah mampu memberikan gambaran untuk
masyarakat dalam bercocok tanam sayuran hidroponik di lahan sempit. Untuk
lebih memperjelas apa yang disampaikan pemateri melalui metode ceramah
tadi, setelah itu masuk dalam pembelajaran metode roll playing, dimana
peserta pelatihan melakukan kegiatan tanam-menanam dengan tangan mereka
sendiri. Sehingga, ada pengalaman nyata yang mereka lakukan dan mampu
diterapkan secara riil di halaman mereka masing-masing.
Selain metode saat pelaksanaan, ada tahap sosialisasi yang kami lakukan.
Sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan adanya pemahaman kegiatan dari
masyarakat mengapa dan kenapa adanya pelatihan bercocok tanam sayuran
hidroponik di lingkungan mereka. Dalam sosialisasi sendiri, pemprogram
tidak melakukan sendiri dikhawatirkan kurang meyakinkan masyarakat dan
ada modus tertentu. Sehingga, dalam sosialisasi pemprogram bekerjasama
dengan kelurahan dan pihak yang terkait untuk meyakinkan masyarakat serta
melegalkan program pelatihan yang dicanangkan.

2.3 Rencana Pelaksanaan Program dan Langkah-Langkah Pelaksanaan


Program

No
1

Kegiatan
Mengamati

Bulan ke I

Bulan ke II minggu

minggu ke1
2 3

ke1
2

kondisi
2
Perencanaan

masyarakat
Perizinan

Kelurahan
3

dan PKK
Sosialisasi

kepada
Pelaksanaan

Masyarakat
Pelaksanaan

pelatihan
Evaluasi

program
6
Evaluasi

pelatihan
Pembuatan
laporan
program dan
pengamatan
ke

masyarakat
2.3.1 Rencana Pelaksanaan Program
2.3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Program
Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan
menggunakan sistem wick. Kita bisa menggunakan berbagai bahan
bekas seperti botol minuman mineral adalah yang paling sering kita
lakukan terutama oleh para pemula.
Sebagai langkah awal, mari kita persiapkan berbagai bahan yang
dibutuhkan untuk memulai bertanam secara hidroponik sederhana.

1. Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.


2. Solder sebagai pelubang
3. Gunting sebagai pemotong
4. Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
5. Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai Nutrisi
Hidroponik AB Mix.
6. Kain flanel.

2.1 Analisis Luaran Program


Luaran program yang diharapkan dari pelatihan ini adalah masyarakat
mampu bercocok tanam sayuran hidroponik dengan sistem wick dan mampu
memanfaatkan lahan perumahan mereka dengan tanaman semacam sayuran
kangkung, cabai, sawi, dan sebagainya. Setelah adanya pelatihan juga mampu
mengembangkan kreatifitas masyarakat dalam mengembangkan jenis
tanaman lainnya dengan harapan mampu meningkatkan kesehatan dan sosial
masyarakat setempat.
2.2 Keberlanjutan Program

Keberlanjutan program ini adalah adanya pengembangan wawasan


masyarakat kepada masyarakat lain. Tetap menjaga keasrian lingkungan,
dengan menanam tanaman di lahan halaman rumah mereka. Menambah jenis
tanaman selain apa yang telah di ajarkan oleh pelatih pelatihan. Dengan
adanya perolaku ini pastinya mampu mengurangi polusi udara akibat
banyaknya kendaraan yang hilir mudik.
Apabila masyarakat sudah mempunyai produk dari hasil bercocok tanam
hidroponik sistem wick, maka akan diadakan pelatihan pemasaran mulai dari
pengemasan dan perluasan pasaran sebagai followup dari program pelatihan
sebelumnya.

BAB III
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PROGRAM
3.1 Gambaran Umum Sasaran Program
Kelurahan Kedung Duwur merupakan kawasan kampus yang sering dilalui
oleh kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil observasi lapangan dan
wawancara dengan lurah setempat yang saya lakukan yaitu masyarakat
Bendan Duwur sendiri rata-rata masih berusia produktif. Untuk lahan
perumahan masyarakat sangat terbatas, rata-rata ukuran halaman mereka tidak
lebih dari 2x2 m2. Mata pencaharian masyarakat Bendan Duwur yaitu sebagai
buruh pabrik dan guru, sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk
mengurus halaman atau pekarangan mereka. Di kelurahan Bendan Duwur
sudah ada kegiatan PKK setiap hari sabtu di balai desa. Mereka sangat terbuka
dengan adanya program baru.
Menurut masyarakat sekitar masalah yang sering terjadi dari kegiatan
PKK yaitu kurangnya peminat peserta pelatihan. Sehingga, setiap ada
pelatihan baru tidak berjalan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, dengan
banyaknya masyarakat produktif di kelurahan Bendan Duwur menjadi salah
satu kekuatan untuk mampu dikembangkan wawasannya.
Tindakan sosialisasi dengan bantuan lurah sekitar juga akan dilakukan,
agar adanya keyakinan dari masyarakat. Adanya kegiatan PKK setiap hari
sabtu di Balai Desa juga mempermudah dalam melakukan sosialisasi dari
kegiatan pelatihan bercocok tanam sayuran hidroponik ini nanti.
3.2 Metode Pengumpulan Data Identifikasi
Metode pengumpulan data yaitu dengan metode wawancara dan
pengamatan lapangan. Harapannya dengan adanya dua metode ini, mampu
meningkatkan keabsahan data yang saya peroleh. Wawancara yanga saya
lakukan yaitu dengan luran Kedung Duwur, dengan harapan agar ada
gambaran riil menurut orang yang paham betul kondisi lingkungan Kedung
Duwur itu sendiri. Wawancara kedua juga saya lakukan dengan salah satu
warga, yaitu menanyakan berbagai kegiatan pelatihan yang sudah ada dan
harapan dari warga itu sendiri.
3.3 Matrik Analisis SWOT

Peluang (Opportunity)
Eksternal

1. Menjadikan

Ancaman (Threats)
1.Masyarakat selalu
menitik beratkan

bercocok tanam ini


sebagai suatu usaha

sesuatu yang instans


(kembali ke produk

Internal

instans)
Kekuatan (Strengths)
1.

1. Banyaknya usia
produktif dan adanya PKK
yang berjalan

S-O
Banyaknya

produktif

S-T
usia 1. Banyaknya usia

yang

ada, produktif,
harapannya
sehingga
mampu
masyarakat tetap
menunjang semanagt
melakukan bercocok
dalam
mengikuti
tanam hidroponik
pelatihan.
dan meninggalkan
Kemungkinan untuk
sesuatu yang instans.
menjadikan
usaha
sampingan

sangat

besar.
Kelemahan (Weaknesses)
1.

Keterbatasan

Sarana

Pendukung di balai desa.

W-O
1. Diakannya

W-T
1. Harapannya

sosialisasi dan

dengan adanya

bekerjasama dengan

program ini mampu

PKK, harapannya tetap

menambah

menjadikan semangat

pengalaman dan

warga dalam

kelebihan tersendiri

mengikuti pelatihan

untuk mengubah
perilaku masyarakat
secara perlahan.

DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kota Semarang dan Badan Pusat Statistika Kota Semarang. 2012.
Kecamatan

Gajah

Mungkur

dalam

Angka

2011.

http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/wpcontent/uploads/2013/08/zzGAJAHMUNGKUR20111.pdf.

Diunduh

pada 13 Januari 2016.


Dr. H. Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan dan Pelatihan. Alfabeta :
Bandung.
Wikipedia.2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Ja
wa_Tengah#Kota_Semarang. Diunggah pada 17 Januari 2015.
Diunduh pada 14 Januari. 2016
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik. diunduh pada 14 Januari
2016.
-------.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57851/7.TAR
GET%20DAN%20LUARAN.pdf?sequence=7 . Diunduh pada 27
Desember 2015.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai