Sumber : http://duniaku101.blogspot.co.id/2015/05/bagian-bagian-kompresor-beserta.html
BAGIAN-BAGIAN KOMPRESOR
dalam setiap mesin pastinya antara satu komponen satu dengan komponen yang lainnya
saling berkaitan,tapi berbeda dengan kompresor udara,berikut ini beberapa bagiannya :
KOMPONEN UTAMA
KERANGKA(FRAME)
POROS ENGKOL
SILINDER
LINER SILINDER
WATER JACKET
TORAK
CINCIN TORAK
mengurangi kebocoran gas antara permukaan torak dengan dinding liner silinder
KATUP KOMPRESOR
Fungsi
dan
tujuan
pelumasan
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi
peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan
partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan
partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang
lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin
dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami
gesekan
tersebut
diberi
perlindungan
ekstra.
1.
Jenis
jenis
pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat
dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan
tujuan
penggunaan.
1.
a.
b.
c.
Dilihat
dari
Minyak
Gemuk
Cairan
2.
a.
b.
c.
Dilihat
Pelumas
Pelumas
dari
dari
dari
Pelumas
3.
Dilihat
bentuk
bahan
bahan
bahan
dari
fisiknya :
pelumas
pelumas
pelumas
dasarnya :
nabati
hewani
sintetis
penggunaannya :
a.
b.
c.
d.
Pelumas
Pelumas
Pelumas
Pelumas
kendaraan
industri
perkapalan
penerbangan
4.
Dilihat
dari
pengaturannya :
i.
Pelumas
kendaraan
bermotor :
1. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel 2. Minyak pelumas
untuk transmisi
3. Automatic transmission
fluid & hydraulic fluid
ii.
Pelumas
motor
diesel
untuk
industri :
1. Motor diesel berputar cepat 2. Motor diesel berputar sedang 3. Motor diesel
berputar
lambat
iii.
Pelumas
untuk
motor
mesin
2
langkah :
1. Untuk kendaraan bermotor 2. Untuk perahu motor 3. Lain lain ( gergaji mesin,
mesin
pemotong
rumput
)
iv.
Pelumas
khusus
Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk
setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam
kejut,
pelumas
rem,
pelumas
anti
karat,
dan
lain-lain.
Penggunaan
pelumas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem
pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu
sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang
akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai
yang
dapat
berakibat
fatal.
1.
Hal
hal
yang
perlu
diperhatikan :
a.
Rekomendasi
pabrik
pembuat
mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik
mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk
digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing
masing
bagian
dalam
jangka
waktu
tertentu.
b.
Bahan
bakar
yang
digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan
bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar
atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh
pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan
oleh
para
teknisi
pabrik
dengan
melihat
pada :
Data teknis dari mesin Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi
Pengalaman
dari
para
teknisi
c.
Perkembangan
teknis
pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil
kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan
bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi,
namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri
dari
3
faktor :
1. Bahan dasar ( based oil ). 2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam
pembuatan pelumas. 3. Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan
kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam
pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan
tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak
dapat
digunakan
dalam
waktu
lama.
ISTILAH-ISTILAH
PADA
MINYAK
PELUMAS
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal
dengan mengatahui istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu
persis baik tidaknya atau tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :
1. Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran
kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada temperatur
normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir dibandingkan
pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi yang ringan,
pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan, sedangkan pada
kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan viscosity tinggi
2. Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan
suatu pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu
pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak
pelumas meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI
sekitar 100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat
mencapai
250.
3. Flash point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu
pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup
untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan
terus
menyala
sekurang-kurangnya
selama
5
detik.
5. Pour point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti engalir
dengan
leluasa.
6. Cloud point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di
dalam
minyak
pelumas
akan
mulai
membeku..
7. Aniline point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifatsifatnya dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini
ditetapkan sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari
minyak
pelumas
adan
aniline
dapat
dicampur
8. Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan
untuk menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan semakin
banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam bebas
dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas
bekas,
akan
mengandung
acidity
number
yang
lebih
tinggi.
9. Ash; Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu
sulfat. Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas.
keausan dalam jangka waktu tertentu. Beberapa aditif pada oli dapat membentuk
coating sulfida pada permukaan secara terus menerus melalui reaksi kimia.
Tabel 11.3 menunjukkan beberapa tipe pelumas padat termasuk sifat-sifat dan
penggunaannya.
3. Pelumas Semi Padat (Semi solid Lubricant)
Pelumas yang semi padat (Semi solid Lubricant) Pelumas semi padat ciri
khasnya adalah, akan menjadi cair manakala suhu naik, dan sebaliknya akan
menjadi kental jika temperatur turun. Contohnya, Gemuk (Grease).
Grease adalah pelumas padat atau semi padat dan umumnya terbuat
dari sabun, minyak mineral, dan bermacam-macam bahan tambah serta aditif.
Pelumas ini melekat kuat pada permukaan logam dan sangat kental (highly viscous).
Viskositasnya tergantung pada laju geseran antar permukaan logam.
Meskipun banyak digunakan secara luas untukmelumasi komponenkomponen mesin, grease mempunyai keterbatasan penggunaan dalam
proses pengerjaan logam. Sabun umumnya merupakan hasil reaksi dari garam
sodium atau potassioum dengan asam lemak (fatty acids). Sabun alkali larut dalam
air, tapi sabun logam umumnya tidak larut. Sabun logam biasa digunakan
dalam bermacam-macam proses pengerjaan logam. Jenis pelumas ini
merupakan pelumas lapis batas yang efektif dan dapat membentuk
l a p i s a n f i l m t e b a l ( thcik-film layers) p a d a a n t a r m u k a c e t a k a n
d e n g a n b e n d a k e r j a , terutama ketika digunakan diatas pelumas lapisan
konversi. Wax dapat terbuat dari tanaman (paraffin) atau binatang. Wax
memiliki struktur yang lebih kompleks. Dibandingkan dengan grease, wax kurang
greasy dan lebih getas. Wax mempunyai keterbatasan dalam proses pengerjaan
logam, kecuali untuk pengerjaan dingin tembaga dan untuk baja tahan karat dan
paduan suhu tinggi.