Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN GEAR BOX DAN ANALISIS STATIK RANGKA CONVEYOR

MENGGUNAKAN SOFWARE CATIA V5

*)

Dr.-Ing. Mohamad Yamin , Widyo Purwoko

**)

E-mail : mohay@staff.gunadarma.ac.id
*)

Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma

**)

Alumni Teknik Mesin Universitas Gunadarma

Abtraksi
Conveyor merupakan alat untuk mengangkut bahan-bahan industri. Sedangkan Motor
listrik, Gearbox, pulley belt, rangka dan sabuk karet (belt conveyor) ini adalah komponen
dari conveyor, dimana komponen dari sabuk karet ini berfungsi untuk membawa sampah
ke dalam mesin chuser atau mesin penghancur sampah. Dengan peranan dari motor
listrik, gearbox, pulley, rangka, sabuk karet (belt conveyor) yang sangat penting, di
perlukan perancangan yang baik, salah satu-nya yang perlu diperhatikan adalah segi
kekuatan, dimana rangka menerima beban dari sampah maupun menerima beban dari
motor listrik yang bekerja untuk memutar pulley. Dalam penulisan tugas akhir ini dibahas
mengenai perencanaan gear box dan analisa statik struktur rangka melalui simulasi
dengan menggunakan software CATIA V5. Analisa statik telah dilakukan pada rangka
conveyor . Material dari rangka diambil dari baja kontruksi jenis AISI 4140. Adapun beban
yang diberikan pada rangka conveyor pada bagian bawah adalah sebesar 200 N, tengah
sebesar 400 N , dan atas sebesar 600 N. Untuk menentukan besar nya tegangan
maksimum dan peralihan maksimum yang dihasilkan pada rangka bagian bawah sebesar
7
2
2,95 x 10 N/m dan peralihan maksimum sebesar 0,0000536 mm, dan pada rangka
7
2
bagian tengah sebesar 6,13 x 10 N/m dan peralihan maksimum sebesar 0,000052 mm
7
2
dan pada rangka bagian atas sebesar 2,52 x10 N/m dan peralihan maksimum sebesar
0,0000651 mm
Kata kunci

1.1

: Conveyor, Tegangan, CATIA, Beban Statis

Pendahuluan
Di dalam industri, bahan -bahan

yang

digunakan

kadangkala

merupakan

bahan yang berat maupun berbahaya bagi


manusia.

Untuk

itu

diperlukan

alat

transportasi untuk mengangkut bahan-bahan


tersebutmengingat keterbatasan kemampuan
tenaga manusia baik itu berupa kapasitas
bahan yang akan

diangkut maupun keselamatan kerja dari


karyawan.
pengangkut

Salah
yang

satu
sering

jenis

alat

digunakan

adalah Conveyor yang berfungsi untuk


mengangkut bahan-bahan industri yang
berbentuk padat

II

Landasan Teori

akan diangkut. Untuk mengangkut bahan-

2.1

Fungsi conveyor

bahan

Conveyor
mengangkut

yang

berfungsi

bahan-bahan

industri

yang

panas,

sabuk

yang

untuk digunakan terbuat dari logam yang tahan


yang terhadap panas.

berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi

Karakteristik

dan

performance

(conveying equipment) material padat antara dari belt conveyor yaitu :


lain tergantung

- Dapat beroperasi secara mendatar

pada :

maksimum sampai dengan 18 .

- Kapasitas material yang ditangani

- Sabuk disanggah oleh plat roller

- Jarak perpindahan material

Kapasitas tinggi.

- Kondisi pengangkutan : horizontal,


vertikal atau inklinasi

- Dapat beroperasi secara continue.

- Ukuran (size), bentuk (shape) dan

- Kapasitas dapat diatur.

sifat material (properties)

- Kecepatannya sampai dengan 600

- Harga peralatan tersebut.


2.1.1

- Serba guna.

ft/m.

Klasifikasi Conveyor

- Dapat naik turun.

Secara umum jenis/type Conveyor

- Perawatan mudah.

yang sering digunakan dapat diklasifikasikan


sebagai berikut :
1.

Belt Conveyor

2.

Chain Conveyor :

Kelemahan-kelemahan dari belt


conveyor:

- Scraper Conveyor

Jaraknya telah tertentu.

Biaya relatif mahal.

Sudut inklinasi terbatas.

- Apron Conveyor
- Bucket Conveyor
- Bucket Elevator
3.

Screw Conveyor

4.

Pneumatic Conveyor

2.1.2

Belt Conveyor
Belt

Conveyor

pada

dasarnya

merupakan peralatan yang cukup sederhana.

Gambar 2.1 Belt Conveyor Driver

[1]

Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan


terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk
yang digunakan pada belt conveyor ini dapat
dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya
dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang
tergantung dari jenis dan sifat bahan yang

2.2

Nama-Nama Bagian Roda Gigi


Nama-nama bagian utama roda

gigi diberikan dalam gambar. Adapun


ukurannya dinyatakan dengan diameter
lingkaran

jarak

bagi,

yaitu

lingkaran

khayal yang mengglinding tanpa slip.

Ukur
an gi
gidi
ny
at
akan dengan
j
ar
ak bagi menjadi masalah. Besarnya perubahan
l
i
ngkar
an
,y
ai
t
uj
ar
ak sepanj
ang l
i
ngkar
an transmisi ditentukan oleh perbandingan
jarak bagi antara profil dua gigi yang putaran serta jumlah roda gigi dari
masing-masing roda gigi (pinion dan

berdekatan.

Profil atau bentuk involut gigi sangat gear)


penting agar pemindahan daya dari satu gigi 2.2.2

Faktor

Penunjang

yang

ke gigi yang lain berjalan secara teratur. Hal diperlukan dalam perencanaan roda
ini berguna untuk menjaga agar gigi kedua gigi.
roda gigi yang berada dalam pasangan tidak 1. Jumlah daya yang dipindahkan.
cepat aus atau rusak. Pada saat satu gigi 2. Jumlah putaran per menit.
yang

berpasangan

hubungannya,
berikutnya

maka

harus

akan

terlepas 3. Jumlah gigi.

pasangan

mulai

gigi 4. Jenis roda gigi yang direncanakan.

berhubungan. 5. Dan lain-lain.

Sehingga daya yang dipindahkan dibaca 2.3

Perencanaan Angka Transmisi

oleh satu pasang gigi saja. Hal ini dapat


mengurangi keausan pada permukaan gigi

dari persamaan

sehingga umur dari roda gigi dapat lebih

n
i 1
n2

...(2.1)

dimana :

panjang.

i = angka transmisi
n1 = putaran poros 1
n2 = putaran poros 2
2.3.1.

Perencanaan Pasangan Roda


Gigi
Dari hasil perencanaan angka

transmisi (i) dapat ditentukan putaran


roda gigi pinion, bila putaran kurang dari
3600 Rpm, maka berlaku persamaan :
Gambar 2.2 Nama-nama Bagian Roda Gigi[2]
2.2.1

n
Nt
d
rv 2 2 1 1
1 n1 Nt 2 d 2

...(2.2)

Roda Gigi Lurus (Spur Gear)

dimana :
Roda gigi lurus digunakan bila letak r
= perbandingan kecepatan
v
kedua poros-poros penggerak dan poros
= kecepatan sudut (rad/sec)
yang digerakkan-berada dalam posisi sejajar.
Daya yang akan ditransmisikan tidak terlalu
besar dan putaran poros tidak melebihi 3600
rpm. Spur gear secara umum dipakai untuk
putaran-putaran rendah dan pada system
dimana

pengontrolan

kebisingan

tidak

[3]

= kecepatan keliling (rpm)

Nt

= jumlah gigi

= diameter pitch circle (in)

2.3.2.

Penentuan Sudut Tekan ()


Sudut

tekan

( )

yang
o

digunakan adalah sebesar 20

Vp = kecepatan pitch line


umum
o

atau 25 .

= diameter pitch line

= putaran poros

Setelah ditentukan jumlah gigi dan sudut 2.3.6.

Perhitungan Torsi

tekan (). Dapat ditentukan faktor lewis ( Yp

Besarnya torsi dapat dihitung

dan Yg) yang dapat dilihat pada tabel (Values dengan persamaan :
for Lewis Form Factor).
2.3.3.

T Fn

Pemilihan Bahan Roda Gigi

d
d
cos Ft
2
2

...(2.5)

Bahan roda gigi dapat dipilih dari dimana :


berbagai macam bahan tergantung dari
kegunaan roda gigi tersebut.

Fn

= gaya normal

Ft

= gaya tangensial

= diameter pitch line

= sudut tekan

Setelah dipilih bahan yang akan


digunakan untuk perencanaan roda gigi,
maka nilai So (psi) dan BHN dan bahan
tersebut

dapat

ditentukan.

Lihat

tabel

pemilihan bahan.
2.3.4.

Penentuan Diameter Pitch Line


Dengan

mengasumsikan

nilai

P,

diameter pitch line dapat ditentukan dari Sehingga dari harga-harga tersebut bila
persamaan :

Nt
P
d

...(2.3)

disubstitusikan ke dalam persamaan

T .n
hp
63000

dimana :

dimana :

...(2.6)

d = diameter pitch circle (in)


Nt = jumlah gigi

hp

= daya input

= putaran

= torsi dalam in-pound

= diameter pitch

Klasifikasi Berdasarkan Kekasaran Gigi


Gigi kasar

< P < 10

Gigi agak kasar 12<P


Gigi halus

Perhitungan Gaya-gaya Yang


bekerja

20< P < 128

Gigi sangat halus 150


2.3.5.

2.3.7.

< 18

Gaya Tangensial Dapat dihitung

<P 200

Perhitungan Kecepatan Pitch Line

dengan :

hp.33000
Ft
Vp
pitch line, kecepatan pitch line dapat dihitung
Setelah mendapatkan nilai diameter

dari persamaan :

.d .n
Vp
12
dimana :

...(2.7)

dari persamaan gaya dinamik :


...(2.4)

600 V p
Fd
Ft untuk 0 <Vp < 2000
600
ft/min

1200 V p
Fd
Ft untuk 2000 <Vp < 4000
1200

dibandingkan nilai gaya bending dengan

ft/min

dianggap aman adalah :

nilai gaya dinamik, dimana kondisi yang

Fb Fd

78 V p
Fd
Ft untuk Vp > 4000 ft/min
78

Bila

memenuhi

persyaratan,

dengan melihat konsentrasi tegangan,

maka perencanaan roda gigi dianggap

diperoleh persamaan gaya bending :

aman.

Fb S .b. y. p S .b.

Y
P

Pengujian

selanjutnya

pengujian dengan menggunakan metode


...(2.8)

dimana :

AGMA.
2.3.8

Fb

= gaya bending

= safe static stresses

= tebal roda gigi (in)

= faktor lewis

= diameter pitch

Pengujian Dengan Metode


AGMA

S .K
S ad at L dimana : ...(2.11)
K T .K R
Sad

= teg ijin max perencanaan (Psi)

Sat

= tegangan ijin material (Psi)

Sedangkan beban keausan ijin dapat dicari KL

= faktor umur

dari persamaan :

KT

= faktor temperatur

KR

= fackor keamanan

Fw d p .b.Q.K dimana :

adalah

...(2.9)

Sedangkan nilai KT dapat dihitung


dp

= diameter pinion

= tebal roda gigi

= dapat dicari dari persamaan :

2 .d g
2. Nt g
Q

...(2.10)
d g d p Nt p Nt g
dg = diameter gear
Ntp = jumlah gigi pinion
Ntg = jumlah gigi gear
K = factor keausan
Kemudian tebal roda gigi harus diuji
dengan persyaratan :

9
13
b
P
P
Bila tebal roda gigi telah memenuhi
persyaratan, gaya bending dapat dicari dari
persamaan-persamaan diatas dan kemudian

dengan persamaan :

460 T F
KT
620

dimana : ...(2.12)

TF = temperatur tertinggi minyak


o

pelumas ( F) 160

Dan dari persamaan :

Kt.Ko.P.Ksd.Km
dimana: ...(2.13)
t
Kv.b.J
t = tegangan yang terjadi pada kaki
gigi
Ft

= beban yang ditransmisikan

Ko = faktor koreksi beban lebih


P

= diameter pitch

Ks = factor koreksi ukuran


= 1 ( untuk roda gigi lurus)
Km = koreksi distribusi beban

460 TF
CT
dimana :
620

Kv = faktor dinamis
b

= lebar gigi

= faktor bentuk geometri

Dan apabila

2.3.9. Pengujian Keausan Dengan


Metode AGMA

Ft .C o .C m .C f

C v .d .b.l

Dan apabila ;

C .C
perencanaan aman ...(2.17)
c Sac L H
C
.
C
T R
2.4

dimana : ...(2.14)

c = tegangan tekan yang terjadi


CP

= temperatur tertinggi dari minyak


Pelumas ( F) 160 F

S ad t perencanaan aman

c C P

...(2.16)

Teori Kekuatan Material


Dalam merancang suatu struktur,

ditetapkan

prosedur

pemilihan

suatu

material yang sesuai dengan kondisi

= koefisien yang tergantung dari sifat aplikasinya.

Kekuatan

bahan

bukan

yang

harus

elastisifas bahan

kriteria

Ft = gaya tangensial

dipertimbangkan

Co = factor beban lebih

struktur. Kekakuan suatu bahan sama

Cv = faktor dinamis

dengan pentingnya dengan derajat lebih

d = diameter pinion

kecil,sifat seperti kekerasan, ketangguhan

b = lebar gigi

merupakan penetapan pemilihan bahan.

Cs = faktor ukuran

Suatu percobaan uji tarik pada specimen

satu-satunya
dalam

perancangan

= 1-1.25

tersebut dari tegangan akibat gaya tarik

= bila tak ada masalah/pengaruh efek

yang dikenakannya.

Cm= faktor distribusi beban

2.4.1

1 = faktor geometri

Beberapa Sifat Bahan


Keuletan

adalah

sifat

suatu

Ct = faktor kondisi permukaan

bahan yang memungkinkan menyerap

= 1 (pengerjaan akhir sangat baik)

energi pada tegangan yang tinggi tanpa

= 1.25 ( pengerjaan tidak terlalu baik)

patah, yang biasanya diatas batas elastis.

= 1.5 (pengerjaan akhir kurang baik)

C .C
c S ac L H dimana :
C T .C R

adalah

sifat

kemampuan bahan untuk kembali ke


...(2.15)

Sac = teg. Kontak yang diijinkan bahan


CL = faktor umur
CH = faktor perbandingan kekerasan
CT = faktor temperatur
CR = faktor keamanan
Sedangkan nilai CT dapat dihitung
dengan persamaan :

Elastisitas

ukuran

dan

bentuk

asalnya

setelah gaya luar dilepas. Sifat ini penting


pada semua struktur yang mengalami
beban yang berubah-ubah.
Kekakuan

adalah

sifat

yang

didasarkan pada sejauh mana bahan


mampu

menahan

perubahan

bentuk.

Ukuran kekakuan suatu bahan adalah


modulus elastisitasnya, yang diperoleh

dengan membagi tegangan satuan dengan memperhitungkan


perubahan

bentuk

satuan-satuan

yang pembebanan

yang

melampui

batas

(overloading), dari struktur, jenis-jenis

disebabkan oleh tegangan tersebut.


Kemamputempaan

kemungkinan

adalah

sifat pembebanan

(statik,

dinamik

atau

suatu bahan yang bentuknya bias diubah berulang), kemungkinan keruntuhan lelah
dengan

tegangan-tegangan (fatique failure) dan lain-lain.

memberikan

tekan tanpa kerusakan.

Apabila faktor keaman sangat

Kekuatan merupakan kemampuan rendah, maka kemungkinan kegagalan


bahan

untuk

menahan

tegangan

tanpa akan menjadi tinggi dan karena itu disain

kerusakan beberapa bahan seperti baja strukturnya tidak diterima. Sebaliknya bila
struktur,

besi

tempa,

alumunium,

dan faktor keamanan sangat besar, maka

tembaga, mempunyai kekuatan tarik dan strukturnya akan memboros bahan dan
tekan

yang

hampir

sama,

sementara mungkin tidak

cocok

bagi fungsinya

kekuatan gesernya adalah kira-kira dua (misalnya menjadi sangat berat).


2.4.3

pertiga kekuatan tariknya.


2.4.2

Faktor Keamanan

HubunganTegangan Regangan
Jika seseorang ingin merancang

Kekuatan sebenarnya dari suatu struktur sebuah

mesin,

haruslah melebihi kekuatan yang dibutuhkan. diperhatikan

maka
adalah

yang

harus

mengetahui

Perbandingan dari kekuatan sebenarnya bagaimana keadaan material pada waktu


terhadap kekuatan yang dibutuhkan disebut sebuah komponen mesin bekerja. Untuk
faktor keamanan.

mengetahui hal tersebut, karakteristik

(factor of safety) n :

[6]

tertentu atau properti dari material yang


hendak diaplikasikan haruslah diketahui

Kekuatan sebenarnya

Faktor keamanan n =
Kekuatan yang dibutuhkan

terlebih

dahulu.

Biasanya

untuk

mengetahui karakteristik material dapat


Faktor

keamanan

haruslah

lebih

besar daripada 1,0 jika harus dihindari

diketahui dengan melakukan uji tarik


(Tensile Test).

kegagalan. Tergantung pada keadaan, maka


faktor keamanan yang harganya sedikit di
atas 1,0 hingga 10 yang dipergunakan.

ke dalam disain bukanlah suatu hal yang


karena

baik

kekuatan

dan

keruntuhan memiliki berbagai macam arti.


Keruntuhan
runtuhnya

dapat
sama

berarti
sekali

patah

suatu

secara

terusmenerus

menambahkan

beban pada suatu material yang akan

Mengikut sertakan faktor keamanan

sederhana,

Uji tarik ini adalah suatu test

atau

struktur.

Penentuan suatu faktor keamanan harus

diteliti dan mencatat berapa besar beban


dan elongasi yang terjadi pada material
sampai

material

tersebut

patah.

Tegangan yang terjadi dihitung dengan


membagi
dengan

besar

beban

yang

terjadi

cross-sectional

area

(luas

penampang) dari material yang hendak di

test. Besarnya elongasi atau regangan dapat Pada luluh


diketahui

dengan

membagi

perubahan

12 12 412 6k 2

panjang yang terjadi akibat penambahan

1 k

beban dengan panjang mula-mula material.


2.4.4

Sehingga k menggambarkan tegangan

Teori Von Mises


Von

Mises

...(2.23)

(1913)

menyatakan

bahwa akan terjadi luluh bilamana tegangan


normal itu tidak tergantung dari orientasi atau
sudut(
i
nv
ar
i
an)keduadev
i
at
ort
eganganJ2

Karena

itu,

kriteria

von

mises

meramalkan bahwa tegangan luluh pada


puntiran akan lebih kecil dari pada dalam
penegangan uniaksial, sesuai dengan:

melampaui harga kritis tertentu.

j 2 k 2

luluh dalam keadaan geser murni (puntir).

..(2.19)

Dimana :

1
3

0 0,5770
Kriteria

...(2.24)

luluh

1
2
2
2
j2
1 2
2 3
3 1 mengisyaratkan
6

von

bahwa

luluh

mises
tidak

tergantung pada tegangan normal atau


tegangan

...(2.20)

geser

tertentu,

melainkan

Untuk mengevaluasi tetapan k dan tergantung dari fungsi ketiga harga


menghubungkannya dengan luluh dalam uji tegangan geser utama. Karena kriteria
t
ar
i
kuni
aksi
al
t
er
j
adibi
l
a1 =0,2 =3 = 0

nor
mal
,1 2, dan sebagainya, maka

02 02 6k 2

0 3 k

kriteria tersebut tidak tergantung pada


...(2.21)

Substitusi

persamaan

persamaan

(2.20)

(2.21)

menghasilkan

dari tanda tegangan individual.

Semula Von Mises mengusulkan

1/2
1
2

232312
0
1
2
2

...(2.22)

Dari persamaan (2.22) dapat diduga bahwa


luluh akan terjadi bilamana selisih tegangan
pada sisi kanan persamaan melampaui
t
eganganl
ul
uhdal
am uj
i
t
ar
i
kuni
aksi
al
0.
Untuk mengidentifikasi tetapan k
dalam

persamaan

keadaan

tegangan

(2.19),
dalam

perhatikan

geser

murni,

kriteria

ini

sederhana.

karena
Setelah

matematikanya
itu,

ahli

lainnya

berusaha untuk memberikan arti fisik.


Hencky

(1924)

persamaan

menunjukkan

(2.22)

setara

bahwa
dengan

perumpamaan bahwa luluh itu terjadi


bilamana energi distorsi mencapai suatu
harga kritis. Energi distorsi ialah bagian
energi regangan total per volume satuan

seperti dalam uji puntir.

1 3

komponen tegangan hiodrostatik. Karena

dalam kriteria luluh von mises melibatkan suku


bentuk pangkat dua, hasilnya tidak tergantung

kriteria luluh Von Mises

luluh didasarkan atas selisih tegangan

2 0

yang diperlukan untuk perubahan bentuk

yang berlainan dengan energi perubahan Prosedur analisa dengan menggunakan


volume.
2.5

metode elemen hingga adalah:


Membagi

Teori Metode Elemen Hingga


Metode Elemen Hingga atau Finite

bagian-bagian

Element Method (FEM) atau analisa Elemen


Hingga atau Finite Element Analysis (FEA),

sederhana

atau

membagi

objek

Menghubungkan atau merangkai

yang

elemen-elemen

teratur.

persamaan
Metode

(elemen

tiap elemen

untuk

Penggunaan

kecil

Menjelaskan sifat fisik dari tiap-

kompleks kedalam bagian-bagian kecil yang

2.5.1

kedalam

dengan nodes)

adalah dasar pemikiran dari suatu bangunan


bentuk-bentuk kompleks dengan blok-blok

struktur

Elemen

pada

membentuk

nodes
rekaan

sistem

dari

keseluruhan struktur

Hingga (Finite Element Method)


Penggunaan metode elemen hingga
terdiri dari beberapa analisa :
Analisa

Perancangan

perhitungan

Menyelesaikan

[9]

sistem

persamaan

dengan

melibatkan

adalah

kuantitas yang tidak diketahui

serta

pada nodal, misalnya pergeseran

sederhana,

Menghitung

simulasi komputer
Finite element method atau Finite

diinginkan

kuantitas

yang

(regangan

dan

element Analysis adalah metode

tekanan)

simulasi

paling

yang dipilih

dalam 2.5.2

Analysis Statik Linear

komputer

banyak

yang

diaplikasikan

engineering

Aplikasi dari metode elemen hingga dalam


engineering sebagai berikut:

Structure analysis (static / dynamic,

diperlakukan

sebagai

masalah

static linear, didasarkan pada asumsi


dibawah ini :
1. Small Deformation ( perubahan

Mechanical /Aerospace / Civil /


Automobile Engineering

elemen-elemen

Masalah analisis sebagian besar

Penggunaan dari aplikasi CAD atau dapat


CAM

pada

yang terjadi sangat kecil)


2. Elastic Material
3. Static Loads

linear / nonlinear)

Analisa linier dapat menyediakan

Thermal / fluid flows

kebanyakan

Electromagnetics

perilaku suatu struktur, dan merupakan

Geomechanics

suatu perkiraan baik untuk beberapa

Biomemechanics

analisa.

dari

informasi

Mempertimbangkan

elemen penuh pada prismatik

tentang

suatu

Tabel 2.1 Bar element dalam 2-D

Gambar 2.3 Elemen Penuh Pada

Local

Global

x,y

X,Y

i,v
i

ui , vi

1 node

2 node

[9]

[9]

Prismatic
Dimana :

b.

= Panjang elemen (mm)

= Luas elemen (mm)

= Modulus elastis (N/mm )]

u = u (x)

= Displacement (peralihan )

= (x)

= Strain (ketegangan)

= (x)

= Stress (tekanan)

Bar elemen pada 3D

Hubungan peralihan tegangan ditunjukkan


Tabel 2.2 Bar element dalam 3-D

pada rumus dibawah ini :

du

dx
Hubungan

tekanan

.
(
2.
25)

dan

tegangan

Local

Global

x,y,z

X , Y, Z

ui
,v

w
i ,
I

ui , vi , wi

1 node

3 node

[9]

ditunjukkan pada rumus dibawah ini

Elemen
.
(
2.
26)

a. Bar elements dalam 2-D

matriks

kekakuan

dihitung di dalam system koordinat lokal


dan kemudian menstransformasi dengan
mengkoordinir sistem ( x,y,z ).
2.5.3

Analisa

Komputer

Menggunakan

CATIA V5

Kemajuan

dibidang

komputer

saat ini sangat membantu dalam proses


penyelesaian analisa, khususnya analisa
Peralihan pada cabang samping tidak kekuatan

struktur.

Saat

ini

banyak

berperan untuk peregangan dari bar/palang, tersedia berbagai jenis perangkat lunak
di dalam teori yang linier.

(software) yang digunakan untuk analisa


struktur, salah satunya adalah CATIA
yang merupakan produk keluaran dari
Dassault System. Untuk versi terdahulu

mungkin penggunaan CATIA selain sulit juga sampah yang masuk dari belt conveyor
banyak keterbatasan baik data maupun hasil menuju mesin pencacah juga harus diatur
yang

diinginkan.

CATIA

dapat

Penggunaan
dipakai

software agar

untuk

tidak

berlebihan

karena

dapat

analisa menyebabkan tumpukan sampah yang

komponen baik itu kekuatan struktur dalam terlalu banyak.


beban statis, analisis frekuensi bebas sampai 3.1.3
simulasi perancangan dapat dilakukan.
Kini
bergerak
industri

banyak
dibidang

otomotif

Perancangan

perusahaan
industri,

yang
Berikut adalah data perancangan

khususnya

menggunakan

Data dan Spesifikasi

software

CATIA. Versi baru yang kini telah dipasaran

yang dibuat dalam conveyor sampah ini:


1.

Conveyor Sampah
Komponen ini merupakan awal

adalah CATIA V5R16. Tetapi pada tugas

masuknya sampah menuju mesin

akhir kali ini saya menggunakan CATIA

pencacah. Conveyor ini dibuat

V5R14.

sedemikian rupa agar mampu


III. DATA PERANCANGAN CONVEYOR
3.1

menahan beban dan meneruskan


sampah yang akan diolah di

Identifikasi Data

mesin pencacah. Sampah yang


Dalam

suatu

perancangan

diletakkan diatas conveyor yang

hendaknya terlebih dahulu mengetahui dan

akan meluncur menuju mesin

membuat data-data perancangan yang akan

pencacah, dimana conveyor ini

dikerjakan. Sehingga proses perancangan

dibuat berputar dengan putaran

dapat berlangsung dengan baik.


3.1.1

yang

Data Perancangan Alternatif


Data

perancangan

dihasilkan

oleh

elektromotor.

alternatif

ini Berikut

ini

adalah

spesifikasi

dari

adalah sebagai pertimbangan awal untuk perancangan conveyor sampah :


Tabel 3.1 Spesifikasi Conveyor

membantu proses perancangan.


3.1.2

Proses Kerja Conveyor Sampah


Proses

pengolahan

sampah

berlangsung setelah sampah-sampah yang


dikumpulkan
pengumpul

MBC-2000 Input
Baja kontruksi jenis AISI 4140

Utama

50x50x5 mm

Material Rangka

Baja kontruksi jenis AISI 4140

dari

gerobak

Pendukung

50x50x5 mm

Sampah

tersebut

Belt Type

Black Cotton Rubber Belt 2Ply

dibongkar
sampah.

Type
Material Rangka

6mm

kemudian dipilah-pilah untuk memisahkan


sampah yang basah, kering, kertas, plastik,
logam,

maupun

material-material

yang

lainnya. Setelah proses memilahan barulah

Roller Penarik Belt

Pi
pa51/
2+as
s11/
2

Bearing Penyangga

UCP 208-24

Roller
Penggerak

Elektromotor 1,5 HP + Gear


Reducer WPA 100 ratio 1:30

sampah dimasukan ke conveyor. Volume


Dimensi ( L x W x H)

3000 x 1000 x 2000 m

2.

Motor Penggerak

Dengan

Motor penggerak dalam conveyor


sampah

ini

menggunakan

Elektromotor

1,5

HP

membutuhkan

daya

yang

besar

untuk

material

sebagai berikut:
Tabel 3.2 Komposisi elemen untuk material
Baja Kontruksi AISI 4140

karena
cukup

menggerakkan

conveyor.
3.

komposisi

Gear Box

Element

Weight %

0.38-0.43

Mn

0.75-1.00

0.035 (max)

0.04 (max)

diantara

Si

0.15-0.30

sumbunya. Gear box juga dapat

Cr

0.80-1.10

Mo

0.15-0.25

Gear

box

merupakan

mekanikal
daya

yang

dan

mengubah

komponen

menstranmisikan

gerakan

arah

putaran

dan

mengubah gerakan rotasi menjadi


gerakan linier. Fungsi gear box untuk
merenduksi

kecepatan

pada

Material baja kontruksi AISI 4140

karakteristik
seperti
yang
conveyor sehingga putaran conveyor memiliki
tetap stabil dan tidak terlalu cepat ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
agar sampah berjalan menuju mesin
pencacah tidak bertumpuk-tumpuk

3.2

Pemilihan Material

Table 3.3 Karakteristik material


kontruksi AISI 4140

MATERIAL

secara umum yaitu baja konstruksi

STEEL PLATE
HOT COIL

Pemilihan material yang digunakan


pada rangka conveyor sampah ini

baja

Modulus Young

11

2 x 10

N/m

Poisson Ratio

0.27 0.30

Density

7700 - 8030

jenis AISI 4140. Material ini dipilih


karena material tersebut merupakan

kg/m

baja dengan kadar karbon sedang.


Penggunaan baja karbon sedang

Thermal

dikarenakan lebih kuat dan keras

Expansion

dibanding

baja

penggunaannya

karbon
hampir

rendah,
sama

dengan baja karbon rendah, untuk


perancangankonstruksi pembebanan
yang lebih berat dan memerlukan
kekuatan, kekerasan tinggi, maka
baja karbon sedang lebih tepat.

Yield Strenght

-5

1,23 x10 K/deg

10

4,171 x 10

N/m

3.3 Analisis beban statis pada rangka

conveyor

Perhitungan Komputer

Start

(Compute)

Bentuk Geometri
Tidak

Pembuatan model CAD

Menampilkan
Hasil
Simulasi

chassis

Analisis dan Simulasi

Finish

Finish

Meshing

Gambar 3.1 Diagram alir proses


analisis dan simulasi rangka conveyor
menggunakan software CATIA V5

Pemberian
Restraint

3.4

Prosedur Analisa Statik


Setelah

Pemberian Beban

conveyor

(Force)

proses

telah

permodelan

selesai,langkah

selanjutnya adalah analisis. Modul


A

yang digunakan untuk proses analisis


adalah Analysis dan simulation setelah
itu

pilih

Generative

Structural

Analysis karena analisis yang akan


dihitung
komponen.

adalah

struktur

dari

3.4.2

Melakukan Meshing
Proses mesh ini sebagai proses

diskritisasi
conveyor

gambar
sehingga

model
model

rangka
tersebut

dibagibagi menjadi beberapa elemen.

Gambar 3.2 Tool Option untuk masuk ke


modul Generative Structural Analysis
Setelah masuk ke modul Generative
Structural

Analysis,

maka

akan

Gambar 3.4 Proses Meshing


3.4.3

dan Load

muncul

pilihan untuk jenis pengujian analisis yang


akan digunakan, kemudian dipilih Static
Analysis. Langkahlangkah dalam
melakukan Static Analysis adalah:

Langkah Pemberian Restraint

Suatu

analisis

statis

selalu

terdapat bagian yang dianggap kaku (fix),


bagian

tersebut

menjadi

pemegang

(clamp) dari struktur rangka. Bagian yang

a. Langkah Static Analysis

dianggap fix dapat berupa permukaan

b. Langkah Meshing

yang rata atau terikat dengan komponen

c.

Langkah pemberian Restraint dan lain. Penempatan posisi clamp sangat


Load
menentukan hasil analisa. Apabila salah

d. Langkah analisa komputer

dalam menetukan posisi clamp, dapat

e. Menampilkan simulasi

berakibat

3.4.1

Langkah Analisa Statik

komponen

fatal
yang

bagi

keamanan

digunakan

dari

setelah

proses analisa. Untuk itu penentuan


Start

Analysis

&

Simulation posisi clamp perlu diperhatikan lebih baik.

Generative Structural Analysis. Maka akan

Posisi clamp pada rangka conveyor


seperti terlihat pada Gambar 3.5.

muncul New Case Analysis.

Gambar 3.3 Tool Option New Analysis Case

a. setelah proses pemberian beban


langkah selanjutnya perhitungan
compute box Kemudian pilih OK,
maka komputer akan melakukan
analisa

perhitungan

secara

otomatis.
Gambar 3.5 Penentuan posisi Clamp
Pemberian

beban

yang

b. Dan apabila tidak ada problem


maka akan muncul Computation

dikenai

resources estimation pilih Yes

terhadap rangka conveyor dengan beban


statik

(terpusat).

Beban

yang

maka komputer akan melanjutkan

diberikan

analisa perhitungan kembali.

adalah sebesar 20 kg atau 200 N untuk


3.4.5

kapasitas sampah.

Menampilkan Simulasi
Proses

deformation,

Von

displacement.
ditampilkan

simulasi

terdiri

dari

stress

dan

Mises

Proses
setelah

tersebut

dapat

langkah-langkah

sebelumnya selesai.

3.4.5.1 Menampilkan Deformation


Deformasi

Gambar 3.6 Distributed force pada rangka conveyor

yang

akan

terjadi

pembebanan
pada
rangka
pilih bagian akibat
permukaan yang diberi beban dan masukkan conveyor, ditampilkan sebagai berikut:
Pada distributed force

beban pada force vector X 0 N dan Y 0 N


serta masukkan besarnya pada force vector
Z -200 N.
3.4.4

Langkah Analisa Komputer


Pada langkah-langkah yang telah

dilakukan sebelumnya, maka selanjutnya


dilakukan langkah analisa komputer.

Gambar 3.8 Deformation pada rangka conveyor

3.4.5.2 Menampilkan Von Mises Stress


Tegangan Von Mises yang terjadi
akibat beban yang terdapat sampah,
(a)

(b)

Gambar 3.7 (a) Compute box. (b) Computation

seperti terlihat pada gambar 3.9 yang


berupa

warna

biru

dari

tegangan

minimum sampai tegangan maksimum


resources estimation

sesuai warna yang diberikan.

Gambar 3.11 Deformation yang terjadi setelah


diberi beban

Gambar 3.9 Tampilan tegangan von mises

3.4.5.3 Menampilkan Displacement

Tegangan Von Mises yang terjadi

Peralihan akibat pembebanan yang


diberikan

dari

nilai

minimum

akibat

beban

yang

diberikan

sampai

sampah pada rangka conveyor

maksimum dan ditandai dengan warna pada

seperti terlihat pada gambar 3.12

nilai peralihan tersebut.

berikut ini :

Displacement
Maximum

Gambar 3.10 Displacement yang terjadi pada rangka


conveyor setelah diberi beban

3.5

Hasil

Simulasi

Rangka

Conveyor

Analisis
Pada

Statik
Bagian

Bawah
Hasil yang diperoleh dari analisis
statik rangka conveyor pada beban terpusat

Gambar 3.12 Tegangan Von Mises yang terjadi

yang diberikan adalah sebesar 200 N adalah setelah diberi beban pada rangka conveyor pada
bagian bawah

sebagai berikut:
Deformation
Deformasi

Hasil
yang

terjadi

tegangan

(Von

Mises

akibat Stress) maksimum ditunjukkan dengan

pembebanan yang diberikan pada rangka warna merah sebesar 2,95 x 107 N/m2
conveyor ditunjukkan pada gambar dibawah dan
ini:

tegangan

(Von

Mises

Stress)

minimum ditunjukkan dengan warna biru


6

sebesar 2,95 x 10 N/m dengan beban

terpusat

yang

bagian

diberikan

bawah.

pada

Maka

conveyor yang diberikan adalah

berdasarkan adalah sebagai berikut:

perbandingan tegangan luluh dari material


baja kontruksi jenis AISI 4140 sebesar 2,95 x
8

10 N/m

tersebut

sebesar 400 N

Deformation
Deformasi yang terjadi akibat

dapat dipastikan struktur rangka pembebanan yang diberikan pada rangka


mampu

menahan

beban

yang conveyor

diberikan.

ditunjukkan

pada

gambar

dibawah ini:

Peralihan yang terjadi akibat beban


pada

rangka

bagian

bawah

ditunjukkan pada gambar dibawah


ini:

Gambar 3.14 Deformation yang terjadi setelah


diberi beban

Tegangan Von Mises yang


terjadi
Displacement
Maximum

akibat

beban

yang

diberikan sampah pada rangka


conveyor seperti terlihat pada

Gambar 3.13 Peralihan yang terjadi setelah

gambar 3.15 berikut ini :

diberi beban terpusat

Dengan pembebanan yang diberikan,


maka

hasil

peralihan

(displacement)

maksimum sebesar 0,0000536 mm dan


peralihan (displacement) minimum sebesar 0
mm. Dari hasil peralihan tersebut, maka tidak
menimbulkan

perubahan

pada

struktur

sehingga dipastikan mampu menahan beban


yang diberikan.
3.6

Hasil
Rangka

Simulasi
Conveyor

Analisis
Pada

Statik
Bagian

Tengah
Hasil yang diperoleh dari analisis

Gambar 3.15 Tegangan Von Mises yang terjadi


setelah diberi beban pada rangka conveyor pada

statik rangka conveyor pada beban terpusat bagian tengah

Pada gambar 3.15 menunjukan hasil 3.7

Hasil

tegangan (Von Mises Stress) maksimum


yang

ditunjukkan

dengan

warna

Atas

Hasil yang diperoleh dari analisis

warna biru sebesar 6,13 x 10 N/m dengan statik


terpusat

yang

Statik

Rangka Conveyor Pada Bagian

Mises Stress) minimum ditunjukkan dengan

beban

Analisis

merah

sebesar 6,13 x 10 N/m dan tegangan (Von


6

Simulasi

diberikan

rangka

conveyor

pada

beban

pada terpusat yang diberikan adalah sebesar

conveyor bagian tengah. Maka berdasarkan 600 N adalah sebagai berikut:


perbandingan tegangan luluh dari material
baja kontruksi jenis AISI 4140 sebesar 2,95 x
8

10 N/m

tersebut

Deformation
Deformasi yang terjadi akibat

dapat dipastikan struktur rangka pembebanan yang diberikan pada rangka


mampu

menahan

beban

yang conveyor

diberikan.

ditunjukkan

pada

gambar

dibawah ini:

Peralihan yang terjadi akibat beban


pada

rangka

bagian

tengah

ditunjukkan pada gambar dibawah


ini:
Gambar 3.17 Deformation yang terjadi
setelah diberi beban

Tegangan Von Mises yang terjadi


akibat

beban

yang

diberikan

sampah pada rangka conveyor


seperti terlihat pada gambar 3.18

Displacement
Maximum

berikut ini :

Gambar 3.16 Peralihan yang terjadi setelah


diberi beban terpusat

Dengan pembebanan yang diberikan,


maka

hasil

maksimum

peralihan

sebesar

(displacement)

0,000052

peralihan (displacement) minimum

mm

dan

sebesar

0 mm. Dari hasil peralihan tersebut, maka


tidak menimbulkan perubahan pada struktur
sehingga dipastikan mampu menahan beban
yang diberikan.

Gambar 3.18 Tegangan Von Mises yang terjadi


setelah diberi beban pada rangka conveyor pada
bagian atas

Hasil tegangan (Von Mises Stress) 3.8

Rangka Conveyor Pada Bagian

maksimum ditunjukkan dengan warna merah


7

Pembahasan Analisis Statik Pada

sebesar 2,52 x10 N/m dan tegangan (Von

Bawah, Tengah, Dan Atas.

Mises Stress) minimum ditunjukkan dengan


6

Dari analisis statik yang telah

warna biru sebesar 2,52 x 10 N/m dengan dilakukan terhadap rangka conveyor pada
beban

terpusat

yang

diberikan

pada bagian bawah, tengah, dan atas dengan

conveyor bagian bawah. Maka berdasarkan memberikan beban yang terpusat. Hasil
perbandingan tegangan luluh dari material analisis

statik

tersebut

menunjukkan

baja kontruksi jenis AISI 4140 sebesar 2,95 x tegangan (Von Mises Stress) maksimum,
8

10 N/m

tersebut

dapat dipastikan struktur rangka minimum dan peralihan (displacement)


mampu

menahan

beban

yang maksimum serta minimum dengan beban

diberikan.

yang berbeda pada tiap posisi yang

Peralihan yang terjadi akibat beban dikenai. Pada tabel 3.4 merupakan hasil
pada

rangka

bagian

tengah dari analisis statik pada rangka conveyor

ditunjukkan pada gambar dibawah pada bagian bawah, tengah, dan atas
dengan memberi beban yang berbeda

ini:

pada tiap posisi yang dikenai.


Tabel 3.4 Beban yang diberikan pada komponen
rangka pada bagian bawah, tengah, dan atas
N Beban yang
o

diberikan

bagian bawah
sebesar 200 N

pembebanan

(displacement)

hasil

maksimum

yang

peralihan

bagian tengah

minimum sebesar 0 mm. Dari hasil peralihan

sebesar 400 N

tidak

Maksim

minim

Maksim

minimu

menimbulkan

um

um

(N/m2)

(mm)

(mm)

2,95 x
7

2,95 x

0,00005

10

10

36

6,13 x

6,13 x

0,00005

10

10

36

2,52 x

0,00006

Pada rangka

sebesar 600 N

2,52
7

x10

10

51

perubahan pada struktur sehingga dipastikan


mampu menahan beban yang diberikan.

Beban sampah

bagian atas

maka

Peraliha

Beban sampah
Pada rangka

sebesar

0,0000651 mm dan peralihan (displacement)

tersebut,

Beban sampah
Pada rangka

beban terpusat

maka

Peraliha

gan

(N/m2)

Gambar 3.19 Peralihan yang terjadi setelah diberi

diberikan,

Tegan

an

um

Displacement
Maximum

Dengan

Tegang

Analisis statik yang dihasilkan


dari rangka pada bagian bawah, tengah,
dan atas dengan beban yang diberikan
maka menghasilkan tegangan von mises

maksimum sebesar 6,13 x 10 N/m

dan e = Tegangan Von Mises maksimum sebesar

peralihan (displacement) maksimum sebesar 6,13 x 107 N/m2


0,0000651mm. Sedangkan ditinjau dari
Factor of safety:
spesifikasi material yang digunakan pada
struktur

tersebut

dan

membandingkan

dengan

data-data

yang

dihasilkan

dari

simulasi pada rangka pada bagian bawah,

2,95 x 108 N/m2


=

= 4,8
7

6,13 x 10 N/m

tengah, dan atas maka dapat dipastikan


mampu menahan beban yang diberikan pada dimana:
8

struktur tersebut.

Sy = Tegangan luluh sebesar 2,95 x 10 N/m

Ditinjau dari faktor keamanan pada e = Tegangan Von Mises maksimum sebesar
material yang digunakan struktur rangka
7
2
2,52 x10 N/m

conveyor haruslah lebih besar daripada 1,0


jika harus dihindari kegagalan. Bergantung

Factor of safety:

2,95 x 108 N/m2

pada keadaan, maka faktor keamanan yang


harganya sedikit diatas 1,0 hingga 10 yang
dipergunakan.

Faktor

keamanan

yang

digunakan pada rangka conveyor dihitung

= 1,1
2,52 x107 N/m2

BAB IV PERENCANAAN GEAR BOX

berdasarkan perbandingan tegangan luluh


material baja kontruksi jenis AISI 4140
dengan tegangan von mises maksimum

4.1

Data Spesifikasi Gear box


Tabel 4.1 Spesifikasi Gearbox

seperti dibawah ini:


Material Pinion dan Gear

Factor of Safety (

) =

Sy

Baja Kontruksi jenis AISI


4140

Gearbox memiliki 1 tingkat


reduksi (Pinion dan gear)

e
Umur gearbox diestimasikan
beroperasi selama 10 tahun

dimana:

Material Flat Belt

Polyamide dengan lebar 1.1


inch

Sy = Tegangan luluh sebesar 2,95 x 10 N/m

e = Tegangan Von Mises maksimum sebesar


7

2,95 x 10 N/m

Koefisien gesek flat-belt

0.8

Kecepatan angular pada

40 rpm

pulley output
Daya yang ditransmisikan

1,5 HP

Material Poros input dan

Baja Kontruksi jenis AISI

poros output

4140

Factor of safety:

2,95 x 108 N/m2


=

dimana:

=1
2,95 x 107N/m2
8

Sy = Tegangan luluh sebesar 2,95 x 10 N/m

4.2

Pemilihan Material
Pemilihan

material

yang

MULAI

digunakan pada mesin gear box


conveyor sampah ini secara umum
yaitu baja konstruksi jenis AISI 4140.
Material ini

dipilih karena material

tersebut merupakan baja dengan


kadar karbon sedang. Penggunaan

RENCANAKAN :
Angka transmisi
i
Pasangan roda gigi

Sudut tekan
Bahan roda gigi

baja karbon sedang dikarenakan


lebih kuat dan keras dibanding baja
karbon

rendah,

penggunaannya

hampir sama dengan baja karbon


rendah,

untuk

ASUMSIKAN :
Nilai diametral pitch P
TENTUKAN :
Nilai diametral pitch circle

perancangan

konstruksi pembebanan yang lebih


berat dan memerlukan kekuatan,
kekerasan tinggi, maka baja karbon
sedang lebih tepat.

HITUNG :
Kecpatan pitch line Vp
Torsi
T
Gaya tangensial
Ft
Gaya dinamik
Fd
Tebal roda gigi
b

Elektromotor

9<b<
Gear Box

Tidak

13
P

HITUNG :
Gaya bending Fb
Gambar 4.1. Rancangan Conveyor
Tidak

Fb > Fd

SELESAI
4.2 Diagram Alir Perencanaan
[3]

Roda Gigi

4.3

6. Penentuan Kecepatan Picth Line ( Vp )

Perancangan Gearbox
Dik

: P = 1,5 HP

Vp

W2 = 2 rpm
W2

n2 =

= n2

n1

W1

2 rpm

Vpgear=

n1 = 4 rpm

1. Perencanaan Angka Tranmisi


i

Vppinion=

= n1
=

4
2
2

n 2 Ntp
=
n1 Ntg
30 1
=
30 =
60 2

T .n
63000

T =

hp.63000
n
1,5.63000
47250 lb.in
2

= 5339.25 N.m

3. Penentukan Sudut Tekan ()


Faktor lewis :
Pinion 30

Yp = 0, 425

60

Yg = 0, 491

8. Menghitung Gaya-gaya Yang bekerja


Gaya Tangensial
= 25
Ft =

4. Menentukan Bahan Roda Gigi


Alloy Steel SAE AISI 4140
So = 65000 Psi

5. Penentuan Diameter Picth Line


Dengan mengasumsikan nilai P = 5
gigi kasar

P =

Nt
d

1
< P < 10
2
d=

hp.33000
Vp

1,5.33000
7882,17 lb
6,28

= 35059.89 N

Bhn = 475

Gigi kasar

3,14.6.4
6,28ft/min=0.03 m/det
12

hp =

pinion, 60 = gear

Gear

3,14.12.2
6,28ft/min=0.03m/dt
12

7. Menghitung Torsi ( T )

2. Perencanaan Pasang Roda Gigi


rv =

.d .n
12

Nt
P

Gaya Dinamik
Fd =

600 Vp
. Ft
600

untuk Vp2000f
t
/
mi
n
=

600 6,28
.7882,17
600

= 7964,67 lb = 35426.85 N
Dari Persamaan Beban Keausan

dg =

Ntgear 60
12
P
5

dp=

Ntpinion 30
6 inch=0.30 m
P
5

inch= 0.30 m

Ijin Dapat Di Hitung


Fw = dp . b . Q . k
Asumsi Fw = Fd
=25

k = 453

DimanaFd
:
b=
Sad dp
= Teg
.Q.k. ijin Max Perencanaan (Psi)

2.dg
dg dp

Sat

2.12
12 6

= Teg . ijin Material


AISI 4140 42000

KL

7964,67
=
6.1,33.453

= Faktor Umur
= 1.7 untuk umur 86400 jam atau
10 thn

24
=
1,33
18

KT

= Faktor Temperatur

T F= Temperatur Tertinggi dari minyak

= 2,2 Inch = 0.05 m

pelumas 160 F

Ketebalan roda gigi haus memenuhi


KT =

persyaratan

9
13
< b <
p
p
9
< b <
5

460 T
F 460 160

1
160
160

KR = Faktor Keamanan
= 1.00 dengan golongan I cocok dari

13
5

100 buah
Dari nilai-nilai diatas dapat dimasukan

1,8 < 2,2 < 2,6

Aman

Sad

9. Perhitungan Gaya Bending ( Fb )


Fb =

KT . KR

S .b.
p

= 42000 . 1,7
1x1
= 71400 Psi

Fb pinion =

65000.2,2.0,425
12155 lb
5
=

= 62461.48 N
Fb pinion Fd
7964,
67

lb = 35059.89 N
Ko = Faktor koreksi beban lebih
=1,25 Untuk kekuatan yang tetap
dengan beban yang

Fb Fd
Fb gear

Fd

14042,6

7964,
67

Kekuatan Gigi Dengan

Metode AGMA
Dari Pers :

t = Tegangan Yang Terjadi Pada Kaki

Ft = Beban Yang Ditransmisikan 7882,17

65000 .2,2.0,491
14042,6 lb
5

10. Pengujian

Dari pers :

Gigi

54065.44 N

Fb gear=

12155

= Sat . KL

Sat.KL
Sad =
KT .KR

berubah-ubah

P = Diameter picth line 5


Ks = Faktor koreksi ukuran
= 1 Untuk perencanaan roda gigi
lurus
Km = Koreksi distribusi beban
=1.3 Untuk lebar Roda gigi kurang
dari 2 dengan kondisi ketepatan bearing
Ky = Faktor dinamis

=1 Untuk perencanaan roda gigi lurus Dimana :


dengan kecepatan picth line Vp = 6,28 Cp = 2300 untuk material pinion dan gear
ft/min = 0.03 m/det

adalah steel

= Lebar roda gigi 2,2 inch = 0.05 m

Ft = beban yang ditransmisikan 7882,17

= Faktor bentuk untuk geometri

lb = 35059.89 N

= 0.47 dari jumlah gigi pinion 30 dengan

Co = 1.25 untuk daya yang sedang tidak

sudut 25

berubah dengan beban yang

Di dapat :

berubah-ubah

t =

Cv = 1 karena roda gigi lurus dengan Vp

Ft.Ko.P.Km.Ks
Kv.b.J

= 6,28 ft/min = 0.03 m/det

7882,17.1,25.5.1,3.1
1.2,2.0,47

64042,63
=
1,034

= 1 pengujian akhir sangat baik

Syarat :
Sad > t

Perencanaan Aman

71400 > 61936,78

Aman

= 0.47 dari jumlah gigi pinion 30 dengan

b
memilih 1 tingkat reduksi
0,45b 20
2,2
0,45.2,2.20

= 0,11
dp = 6 inch = 0.1
b = 2,2 inch = 0.05 m
L = 0.08 faktor bentuk

sudut 25
Di dapat :
=

Cf

Cm =

= 61936,78 Psi

Cs = 1 faktor ukuran tanpa ada masalah

Ft.Ko.P.Km.Ks
Kv.b.J

7882,17.1,25.5.1,3.1
=
1.2,2.0,47

t = CP

Ft.Co.Cs.Cm.Cf
Cv.dp.b.L

= 2300

7882,17.1,25.1.0,11.1
1.6.2,2.0,08

= 73683,53 Psi

64042,63
=
1,034
= 61936,78 Psi
Syarat :
Sad > t
71400 > 61936,78

CL.CH

CT .CR

Dari persamaan : c Sac

Perencanaan Aman
Aman

11. Pengujian Keausan Dengan Metode


AGMA

Dimana :
Sad = 150000 Psi
CT =

460 T
F 460 160

620
620

=1
T F = 160 temperatur tertinggi untuk

Ft.Co.Cs.Cm.Cf
t=CP
Cv.dp.b.L

minyak pelumas
CH = 1 untuk kekerasan pinion dan gear

=1

K maka CH = 1 karena K <


Rangka Conveyor pada bagian atas :

1,2
CL = 1,4 umur gear 86400 jam atau 10 tahun

Tegangan maksimum Von Mises:


7

CR = 1,25
c Sac

2,52 x10 N/m


Translasi

CL.CH

CT .CR

vektor

peralihan

maksimum : 0,0000651 mm
Dari

1,4.1
c 150000
1.1,25

disimpulkan

hasil

analisis

dapat

bahwa

pada

rangka

conveyor pada bagian bawah lebih aman

c 168000Psi

dibandingkan pada bagian tengah dan

73683,53 168000Aman

bagian atas jika dilihat dari tegangan

Syarat c Sac(
Per
encanaanAman)

maksimumnya,

V.

PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

bawah
yang

pada

memiliki
lebih

kecil

rangka

tegangan

bagian

maksimum

dibandingkan

pada

rangka bagian tengah dan bagian atas.


Berdasarkan hasil analisis komputer

Dan dari hasil perencanaan dan


menggunakan perangkat lunak CATIA V5 perhitungan dari perencanaan gear box
pada setiap rangka conveyor pada bagian yang telah dilakukan maka dapat diambil
bawah, tengah, dan atas dengan beban yang kesimpulan :
berbeda maka diperoleh kesimpulan sebagai 1. Penggunaan bahan untuk roda gigi
berikut:

adalah : Alloy Steel (AISI 4140, So =

1. Dari hasil analisis beban statis pada 650000, BHN = 475).


rangka conveyor dengan memberikan 2. Perhitungan gaya bending dapat
pembebanan sebesar 20 kg, 40 kg, diterima yaitu :
60 kg diperoleh data sebagai berikut : Pada gearbox :
Rangka Conveyor pada bagian bawah:
Tegangan

maksimum
7

Mises : 2,95 x 10 N/m


Translasi

vektor

Fbgear Fd

12155 7964,
67 14042,
6 7964,
67

Von

3. Hasil pengujian keausan dengan

peralihan menggunakan metode AGMA dapat

maksimum : 0,0000536 mm
Rangka Conveyor pada bagian tengah :
Tegangan maksimum Von
7

Fbpinion Fd

Mises : 6,13 x 10 N/m

diterima :
Pada gearbox :
cSac
73683,53 168000(Perencanaan Aman)

peralihan 4. Hasil pengujian kekuatan dengan


menggunakan metode AGMA
maksimum : 0,000052 mm

Translasi

vektor

dapat diterima :

9. C.S. Desai Sri Jatno Wirjosoedirjo.,


Sad > c

Pada gearbox :

Dasar-dasar Metode Elemen Hingga,

71400 > 61936,78


Erlangga, Jakarta, 1996.

(Perencanaan Aman)

10.Situs internet :http://www.efunda.com


DAFTAR PUSTAKA
1. Situsinternet :http://www.beltconveyor.com
2.

Kalpakjian,

Schmid.,

Manufacturing

Engineering and Technology, Prentice Hall


3. Sularso, Kiyokatsu Suga. Elemen Mesin
Jilid 3.PT. Pradya Paramitha , Jakarta.1997.
4. Popov, E.P., Mechanics of Materials,
Berkeley, California, 1984
5. Jensen, Alfred dan Chenoweth, Harry H.,
Kekuatan Bahan Terapan, Edisi Keempat,
Erlangga, Jakarta, 1991.
6. James M. Gere, Stephen P. Timoshenko.,
Mekanika Bahan, edisi kedua versi SI., Alih
bahasa Hans J. Wospakrik Institut Teknologi
Bandung 1996 Penerbit Erlangga.
7. Ferdinand L. Singer, Andrew Pytel., Ilmu
Kekuatan Bahan, edisi ketiga, Ahli bahasa,
Darwin

Sebayang

(LAPAN),

Jakarta,

Penerbit Erlangga, 1985.


8. Jensen, A. And Chenoweth, harry H.,
Applied

Strenghth

of

Material,

edition., McGraw-Hill inc., 1983.

fourth

Anda mungkin juga menyukai