Anda di halaman 1dari 7

BELAJAR MANDIRI : KONSEP DAN PENERAPANNYA

Harli Trisdionoharli_tris@yahoo.co.idAbstrak
Aspek-aspek dalam pembelajaran, kognitif, afektif dan psikomotorik tidak dapat didekati
lagi secara parsial. Ketiga aspek tersebut harus dicapai secara bersama-sama dalam
satu
prosesb e l a j a r. P e n e r a p a n t e o r i b e l a j a r d a l a m p r o s e s b e l a j a r h a r u s mempert
imbangkan materi ajar. Proses belajar mendesak
untuk d i a r a h k a n p a d a : i n i s i a t i f a t a u d o r o n g a n i n t e r n a l , t u j u a n d i t
e t a p k a n d i a w a l , p e n c a r i a n s u m b e r b e l a j a r y a n g b e r a g a m , kesadaran akan diri
sendiri. Ini mengindikasikan belajar
mandiri perlu disosialisasikan kepada pemangku kepentingan. Penerapanbelajar mandiri
dapat dilakukan dengan : evaluasi dan refleksi, berbagi, bertanya, memberi
apresiasi/penghargaan atas pendapat siswa, membangun kepercayaan diri siswa, kepercayaan
diri guru,siswa sebagai pusat, dan perencanaan diri.
1. Pendahuluan
Fungsi pendidikan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsayang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
sertabertanggung jawab, menuntut adanya proses belajar mengajar yang mampumemfasilitasi
siswa untuk mencapai fungsi pendidikan nasional tersebut. Praktek pendidikan seperti apakah
yang diharapkan mampu merealisasikan fungsipendidikan tersebut?Menilik fungsi tersebut,
salah satu strategi pembelajaran yang dapatdiajukan sebagai langkah mencapainya adalah
belajar mandiri. Konsep belajarmandiri dalam beberapa literature dan dalam perspektif
yang sama disebut sebagai
self directed learning
, atau
independent learning
atau
self regulated learning
.
Makalah ini mencoba memberikan sumbangsih atas pengembangan konsep
belajar mandiri, sebagai upaya untuk
memberikan bahan bagi pengembanganpendekatan pembelajaran.
2. Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang paling kompleks danberlangsung sepanjang hayat.
Semenjak dalam kandungan janin
sudah mulaibelajar. Interaksi dengan lingkungan menuntut seseorang untuk terus belajar,men
yesuaikan diri, mensikapi dan pada akhirnya sampai pada kondisi
apakahmampu menaklukkan
dunia, atau sebaliknya berada d ibawah cengkeramankekuasaan dunia. Aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan
tigahal yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, sehingga menjadipembelajaran yang
komprehensif. Pemilahan aspek-aspek belajar kedalam tigaranah tersebut dikembangkan oleh

Benyamin Bloom pada tahun 1956. Pada tahun2001 Lorin W. Anderson dan
David R. Krathwohl menulis
A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Blooms Taxonomy of
Educational Objectives)
. Anderson dan Kratwohl melakukan revisi mendasar
atastaksonomi Bloom yang didasarkan pada pemikiran bahwa manusia dalamaktivitas
(berpikir) tidak dapat dipisahkan secara parsial. Dalam satu aktivitas,ketiga aspek --kognitif,
afektif dan psikomotorik-- berjalan secara
bersamaan.Aspek kognitif berhubungan dengan aktivitas berpikir. Kognitif didefinisikan
sebagai pemahaman dan pemaknaan seseorang atas sesuatu
(oranglain, makhluk hidup lain, lingkungan, dan sebagainya) yang didapatkan dariproses berp
ikir tentang sesuatu tersebut. Proses kognitif merupakan prosesmencari dan mendapatkan
pengetahuan dan mengorganisir pengetahuan melaluiaktivitas mengingat, menganalisis,
memahami, menilai, menalar, membayangkandan berbahasa.Aspek afektif adalah aspek yang
berhubungan dengan nilai, sikap,
danperilaku seseorang. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermanfaat, menjadidasar,
diyakini dan dikembangkan seseorang. Sikap adalah pernyataan
evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa, yang mencerminkan perasaan seseorangterhad
ap sesuatu. Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang sebagai
bentuk nilai-nilai yang diyakini dan sikap yang diambil atas sesuatu. Proses afektif siswa
ditunjukkan dengan antara lain kemampuan menerima materi ajar
dengansikap kritis, bersikap dan melakukan penilaian atas materi ajar
dalam rangkamemaknai hal yang tersurat dan tersirat dalam materi ajar tersebut. Danmempun
yai sikap sosial peduli, menerima, mengharga i- proses yang terjadidalam
pembelajaran.Aspek psikomotor merupakan aspek yang berkaitan dengan keterampilan(
skill
) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajartertentu. Aspek ini berhubungan dengan aktivitas fisik. Hasil belajar aspek psikomotor
dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasilbelajar psikomotor ini
tampak dalam bentuk keterampilan (
skill
) dan kemampuanbertindak individu.Dalam memahami proses belajar seseorang, pendekatan
dilakukan dengantiga teori yaitu : teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif dan teori
belajarkonstruktivistik. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkahlaku
sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984). Belajar merupakanakibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Hasil belajarseseorang ditunjukkan
dengan perubahan perilaku. Masukan (
input
) yang berupastimulus (rangsangan) dan keluaran (
output
) yang
berupa respon (tanggapan)merupakan dua hal penting dalam proses belajar. Rangsangan adal
ah segalasesuatu yang diberikan kepada siswa, sedangkan tanggapan adalah reaksi
atautanggapan siswa terhadap rangsangan yang diberikan. Yang diamati dalam
belajarmenurut teori behaviour adalah rangsangan dan tanggapan. Karena
rangsangandan tanggapan adalah dua hal yang dapat diamati, sedang proses belajarmerupaka
n sesuatu yang abstrak dan tidak dapat diamati. Hasil belajarditunjukkan dengan adanya
perubahan tingkah laku, sehingga untuk mengetahuiterjadi tidaknya proses belajar dilakukan
pengukuran atas perubahan tingkah

lakusiswa.Teori yang kedua adalah teori kognitif. Menurut Piaget aspek aspek perkembangan
kognitif meliputi tahap 1)
sensory motor
; 2)
pre operational
; 3)
concrete operational
dan 4)
formal operational
. Proses belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif siswa. Siswa diberikesempatan untuk melakukan eksperimen dengan
objek fisik, ditunjang
interaksidengan teman sebaya dan pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberika
n rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungansecara aktif, mencari
dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.Teori konstruktivis. Teori konstruktivis ini
menyatakan bahwa siswa
harusmenemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturanaturanitu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapatmenerapkan pen
getahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha memunculkan ide-ide baruberdasar hasil belajar. Menurut teori ini, siswa
harus membangun sendiri ilmu
danpengetahuannya. Guru memberikan bimbingan bagi siswa untuk melakukankonstruksi pe
ngalamannya sebagai dasar dalam mengkonstruksi ilmu danpengetahuannya.
Teori konstruktivisme seringkali diterjemahkan kedalam metodepembelajaran penyelidikan (
inquery
) dan penemuan (
discovey
).Efektifitas pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan masingmasingteori tergantung pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan.Efektifit
as pembelajaran dapat pula didekati dari pendekatan yang dikembangkanoleh Steers (1985)
yaitu pendekatan tujuan (
the goal optimization approach
),pendekatan sistem (
sistem theory approach
), dan pendekatan kepuasan partisipasi(
participant satisfaction model
).
1)
Pendekatan Tujuan. Belajar yang efektif adalah belajar yang tercapaitujuannya. Pendekatan i
ni mensyaratkan perencanaan pembelajarandilakukan dengan baik. Rumusan tujuan harus
jelas dan dapat dicapai.
2)
Pendekatan Sistem. Berdasarkan pendekatan system, maka proses belajarakan efektif kalau
seluruh system berjalan dengan baik. Sistem dalampengertian ini adalah system yang ada
pada individu siswa dan guru, sertasystem yang ada pada organisasi penyelenggaran pe
mbelajaran. Seluruhaspek, kognitif, afektif dan psikomotorik, berjalan secara bersama
dalamproses belajar didukung dengan penguasaan teknologi pembelajaran yang

alah satunya berimplikasi pada pemakaian metode belajar yang


variatif.Sistem dalam organisasi penyelenggara pendidikan secara bersamamendukung dan
memfasilitasi proses belajar.
3)
Pendekatan Kepuasan Partisipasi. Kepuasan partisipasi merujuk padakepuasan para individu
yang terlibat dalam proses belajar. Siswa haruspuas dan juga senang mengikuti proses.
Mendapatkan pembelajaran
yangbermakna. Belajar dilalui dengan menyenangkan karena variatif danterstruktur. Guru
senang dan puas dalam melakukan pembelajaran karenatidak terlalu terbebani, proses
berjalan menyenangkan dan siswa dapatbelajar dengan antusias dan penuh motivasi.
3.
Mandiri
Pengertian mandiri dapat ditinjau dari sudut pandang etimologi danterminologi. Mandiri seca
ra etimologi diartikan sebagai keadaan dapat berdirisendiri atau tidak tergantung pada orang
lain. Sedang secara terminologi, mandiridimaknai sebagai kecenderungan untuk melakukan
sesuatu tanpa minta tolongkepada orang lain. Barnadib mengartikan mandiri sebagai : 1)
memiliki perilakuyang mampu berinisiatif, 2) mampu mengatasi masalah, hambatan dan
tantangan,3) memiliki rasa percaya diri yang kuat, 4) mampu melakukan sesuatu
tanpabantuan orang lain, 5) memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikandirinya. Mam
pu melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain bukan berartiseseorang yang mandiri terasing
dari lingkungan sosial, karena dalam kehidupansosial sikap tolong menolong justru harus
dikembangkan sebagai pemaknaan
ataskehidupan.Meskipun Havighurst menyatakan bahwa seseorang dikatakan mandirisecara
emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan kebutuhanemosinya tidak
tergantung kepada orang tua, bukan berarti tidak ada hubunganemosional dengan orang lain.
Kemandirian emosi dimaknai sebagai persoalanemosi seseorang dikendalikan untuk
memenuhi perilaku yang bermanfaat bagi
dirisendiri dan lingkungannya. Kemandirian secara intelektual dikatakan sebagaikemampuan
dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Dalam konteks
ni, yang dimaksud masalah adalah segala sesuatu yang ada kaitannya dengankehidupan
seseorang tersebut. Pengertian masalah tidak sempit sebagai
sesuatuyang mengganggu, namun juga merupakan sesuatu yang berpotensi untuk dikembang
kan.
4. Belajar Mandiri
Salah satu definisi belajar mandiri atau kemandirian dalam belajar adalah:
the ability to take charge of ones learning
H. Holec, 1981, yaitu
kemampuanseseorang dalam bertanggungjawab atas proses pembelajarannya. Belajar
mandiridisebut juga sebagai
self directed learning
atau
independent
learning
atau
self regulated learning
. Harrison (1978), melihat
self directed learning
sebagai prosespengorganisasian instruksi, yaitu memfokuskan perhatian

siswa pada tingkatotonomi atas


proses instruksional. Guglielmino (1977) dan Kasworm (1988),mendefinisikan
self directed learning
sebagai pengarahan
diri sendiri sebagaiatribut pribadi, dengan tujuan pendidikan digambarkan sebagai individube
rkembang yang dapat mengasumsikan otonomi moral, emosional, danintelektual (Candy,
1991).Belajar mandiri dalam pengertian
self regulated learning
menurut Bell
danAkroyd (2006) merupakan bagian dari teori pembelajaran kognitif yangmenyatakan bahw
a perilaku, motivasi, dan aspek lingkungan belajarmempengaruhi prestasi seorang siswa. Cha
mot (1999) menyatakan bahwa,
self regulated learning
adalah sebuah situasi belajar di mana siswa memiliki kontrolterhadap proses pembelajaran
tersebut melalui pengetahuan dan penerapan strategiyang sesuai, pemahaman terhadap tugastugasnya, penguatan dalam pengambilankeputusan dan motivasi belajar. Montalvo dan Torres
(2004) berpendapat bahwamahasiswa yang telah mampu melakukan
self regulated
learning
akan tercermindari kemampuan mereka berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran baik dari
segimetakognitif, motivasi dan kesungguhan perilaku dalam pencapaian tujuanbelajar.Ciriciri pebelajar mandiri adalah sebagai berikut :1) Inisiatif atau dorongan internal
Konsep belajar mandiri lebih kepada kondisi inisiatif atau motivasi yangada pada diri siswa.
Belajar mandiri bukan dalam artian seseorangbelajarsendiri. Proses belajar dapat dilakukan
sendiri (seorang diri), atau dalamkelompok. Siswa mandiri selalu memiliki inisiatif atau
dorongan daridalam dirinya untuk memulai suatu proses pembelajaran.
2)
Menetapkan tujuanSiswa mandiri selalu memiliki tujuan yang ditetapkan sendiri. Tujuan
darisiswa mandiri, peserta didik di sekolah misalnya, bukan semata-matauntuk memenuhi
kewajiban sebagai peserta didik, yang harus
mengikutiprose belajar mengajar, menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Tujuansiswa
mandiri sudah lebih komprehensif. Ditetapkan dalam kerangkamencapai tujuan secara mikro
dan makro. Tujuan secara mikro, berkaitandengan penguasaan kompetensi atas mata ajar
yang diikuti. Tujuan
secaramakro dalam rangka mempersiapkan diri mencapai tingkatan tertentuuntuk memaknai
peran, tugas dan tanggungjawabnya dalam kehidupanyang saat ini dan yang akan datang.
3)
Aktif dan kreatif mencari sumber belajarKetersediaan sumber belajar sering menjadi
persoalan bagi penguasaankompetensi yang dituntut. Sekolah seringkali hanya menyediakan
sumberbelajar yang sangat terbatas, dan sifatnya sektoral. Pada umumnya sumberbelajar
hanya tiga, dan seringkali tidak lengkap, yaitu perpustakaan, bukupelajaran pegangan siswa,
dan lembar kerja siswa. Penekanan sumber-sumber belajar ini sektoral, memenuhi tuntutan
materi semata. Berbentuk penguasaan secara kognitif dan terpisahpisah. Bagi siswa mandiri,sumber belajar yang demikian akan selalu dirasakan kurang. Proses
penguasaan kompetensi dilakukan dengan memperbanyak sumber belajar.Siswa aktif dan
kreatif mencari dan memanfaatkan sumber belajar. Baik sumber belajar yang berbentuk

cetak, elektronik, maupun langsung darimasyarakat. Sumber belajar cetak dapat berupa bukubuku di
perpustakaanyang secara langsung merujuk pada materi ajar tertentu, maupun daritempat lain
yang secara luas memberikan informasi yang
terkait, langsung maupun tidak langsung, dengan materi aja. Sumberelektronik dapat berupa
mutlimedia pembelajaran, sumber internet, atausumber-sumber lain. Langsung kepada
masyarakat, dapat kepada orangorang yang memang mempunyai kompetensi tertentu, maupun dalammengamati, menyelidiki
dan menemukan kaitan materi ajar dengankehidupan riil, dan menjadi sumber untuk memaha
mi dan menguasaikompetensi tertentu.
4)
Sadar siapa dirinya.Kesadaran dan pengenalan diri sendiri berdampak pada motivasi
belajarpada siswa. Kesadaran diri berkaitan dengan kemampuan, bakat, danminat diri atas
ilmu dan pengetahuan, juga terkait dengan tipe belajar yangpaling efektif. Siswa dikenalkan
pada tipe belajar visual, auditori ataukinestetik. Siswa yang memahami kemampuan, bakat
dan minatnya akantermotivasi mempelajari materi ajar dengan tanpa menghiraukan
hasilnya.Proses belajar menjadi sesuatu yang sangat bermakna. Karena siswa
yangsadar bahwa kemampuan matematikanya rendah misalnya, tidak akanmengalami
demotivasi belajar matematika, karena sadar bahwa
manfaatbelajar matematika akan sangat menentukan dalam proses belajarselanjutnya.
Pengenalan diri atas tipe belajarnya, akan memaksimalkanusaha siswa dalam melakukan
pembelajaran. Ketika seorang guru
hanyamemakai metode ceramah misalnya, seorang siswa visual akanmemanfaatkan buku dan
atau catatan untuk meningkatkan efektifitasproses belajar mengajarnya.Belajar mandiri
dikembangkan untuk meningkatkan tanggungjawab
siswadalam proses pembelajaran. Tanggungjawab siswa dalam proses pembelajaranakan men
ingkatkan motivasi (intrisik). Motivasi intrisik dibangun denganpemahaman bahwa segala
sesuatu yang dilakukan sekarang, adalah dalam rangkamempersiapan masa yang akan
datang, sehingga siswa mempunyai keyakinan dandorongan kuat untuk mengembangkan
dirinya. Motivasi intrisik membantu siswamembuat pilihan informasi dan mengambil
tanggung jawab untuk memutuskanapa yang perlu lakukan dalam rangka untuk belajar.
Untuk melakukan ini da
ntuk memiliki motivasi belajar independen, peserta didik harus: 1) percaya
diridalam mengambil keputusan dan bertindak, 2) menghargai nilai dalammerefleksikan
pembelajaran, 3) memutuskan apakah pembelajaran telah efektif atau apakah perlu mencoba
pendekatan lain.
5. Penerapan Konsep Belajar Mandiri
Belajar mandiri dalam pelaksanaannya memerlukan pemahaman
beberapakonsep sehingga kegiatan belajar mandiri dapat berjalan dengan optimal.Efektivitas
pelaksanaan konsep belajar mandiri dapat ditingkatkan denganmemahami konsep motivasi, o
rientasi tujuan,
self-efficacy
,
locus of control
,metakognisi, dan self-regulasi.Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunanseorang individu untuk mencapai tujuannya. Intensitas berasal dari bahasa
latinyaitu
intentio

yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuranintensnya; arah siswa adalah
kompleks dan multidimensi (Lumsden, 1994; 1999).Pada dasarnya, itu terdiri dari berbagai
alasan situasional mengapa siswa memilihapakah atau tidak untuk terlibat dalam tugas-tugas
akademik. Motivasi terdiri daridua jenis, yaitu motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrisik adalahmotivasi yang timbul dari dalam diri sendiri. Motivasi ini
timbul karena dorongandari dalam diri inddividu bersangkutan. Misalnya, Saya belajar
dengan tekunkarena saya ingin menguasai materi tersebut, sehingga
saya tidak mengalamikesulitan dalam mempelajari materi berikutnya. Mot ivasi
ekstrinsik adalahmotivasi yang timbul karena dorongan dari lingkungan, dapat dorongan
darikeluarga, teman, maupun lingkungan masyarakat umum. Misalnya, Saya belajardengan
tekun supaya dapat segera selesai kuliah, dan bekerja, sehingga dapatmengurangi beban
orangtua dalam membiayai saya.Orientasi tujuan adalah sebuah konsep sempit daripada
motivasi.
Tujuanmerupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana seseorangbermaksud
untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan
diwaktu yang akan datang di mana seseorang tersebut akan mewujudkannya.Berorientasi
pada tujuan memberikan panduan kepada individu untuk menetapka
2. Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang paling komplek
s d a n berlangsung sepanjang hayat. Semenjak dalam kandungan janin
sudah mulaibelajar. Interaksi dengan lingkungan menuntut seseorang untuk terus
belajar,menyesuaikan diri, mensikapi dan pada akhirnya sampai pada kondisi
apakahmampu menaklukkan
dunia, atau sebaliknya berada d ibawah cengkeramankekuasaan dunia. Aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan
tigah a l y a n g d i k e m b a n g k a n d a l a m p r o s e s p e m b e l a j a r a n , s e h i
n g g a m e n j a d i pembelajaran yang komprehensif. Pemilahan aspek-aspek
belajar kedalam tigaranah tersebut dikembangkan oleh Benyamin Bloom pada tahun 1956.
Pada tahun2 0 0 1 L o r i n W. A n d e r s o n d a n D a v i d R . K r a t h w o h l m e n u l i s
A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Blooms Taxonomy of
Educational Objectives)
. Anderson dan Kratwohl melakukan revisi mendasar
atast a k s o n o m i B l o o m y a n g d i d a s a r k a n p a d a p e m i k i r a n b a h w a m a n u s i a d a
l a m aktivitas (berpikir) tidak dapat dipisahkan secara parsial. Dalam satu
aktivitas,ketiga aspek --kognitif, afektif dan psikomotorik-- berjalan secara
bersamaan.A s p e k k o g n i t i f b e r h u b u n g a n d e n g a n a k t i v i t a s b e r p i k i r . K
o g n i t i f didefinisikan sebagai pemahaman dan pemaknaan seseorang atas sesuatu
(orangl a i n , m a k h l u k h i d u p l a i n , l i n g k u n g a n , d a n s e b a g a i n y a ) y a n g d i d a p a
tkan dariproses berpikir tentang sesuatu tersebut. Proses kognitif merup
a k a n p r o s e s mencari dan mendapatkan pengetahuan dan mengorganisir pengetahuan
melaluiaktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkandan
berbahasa.Aspek afektif adalah aspek yang berhubungan dengan nilai, sikap,
danperilaku seseorang. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermanfaat, menjadid
asar, diyakini dan dikembangkan seseorang. Sikap adalah pernyataan
evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa, yang mencerminkan perasaan seseo
rangterhadap sesuatu. Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang sebagai

Anda mungkin juga menyukai