Anda di halaman 1dari 11

Nama

: Dwi Sri Yani Purwanti

NIM

: P07134014038

Semester

: IV

Pregnancy Test Strip dan Latex Test


Tanggal Praktikum : 12 Mei 2016
Lokasi Praktikum : Lab. Imunoserologi JAK Poltekkes Dps.
I.

TUJUAN
a. Pregnancy Test Strip
Test immunokromatografi untuk determinasi kualitatif adanya
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam sampel urine sebagai
deteksi awal kehamilan.
b. Pregnancy Latex Test
Test serologi untuk determinasi kualitatif adanya HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) dalam sampel urine sebagai deteksi awal
kehamilan secara aglutinasi latex.

II.

METODE
a. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Pregnancy Test Strip
adalah Imunokromatografi
b. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Pregnancy Latex Test
adalah Slide Aglutination Test

III.

PRINSIP
a. Prinsip Pregnancy Test Strip
Pregnancy Test Strip adalah Test Immunochromatographic untuk
determinasi kualitatif adanya
b. Prinsip Pregnancy Latex Test
Test HCG Latex adalah uji aglutinasi slide yang dikembangkan
untuk mendeteksi secara langsung HCG dalam urine pasien. Test ini

dilakukan dengan menguji suspensi partikel latex yang terikat pada


anti-HCG monoklonal terhadap sampel yang diuji. Keberadaan HCG
dalam sampel ditunjukkan dengan adanya aglutinasi
IV.

DASAR TEORI
Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon khas
kehamilan (ditemukan dalam darah dan urine perempuan hamil). Hormon
yang dibentuk oleh sinsiotrofoblast (lapisan bagian luar janin yang
terbentuk pada awal pembentukan janin atau plasenta) ini berfungsi
mempertahankan

korpus

luteum

yang

membuat

ekstrogen

dan

progesterone sampai plasenta terbentuk seutuhnya. Molekul HCG bersifat


dimerik, terdiri dari satu sub unit alfa dan satu sub unit beta, yang khas
untuk HCG dan menentukan individualitas antigenik. (C, Gnoth, 2014)
Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin diantaranya
adalah dengan metode aglutinasi (direct atau indirect) dan metode strip.
Keduanya berdasarkan reaksi pembentukan kompleks antigen-antibody
(immunoassay). Metode aglutinasi dapat mendeteksi adanya beta-HCG di
urin minimal 200 mIU/ml sedangkan metode strip lebih sensitif yaitu
minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim dilakukan karena
selain lebih sensitif juga lebih praktis.( Jesse Olszynko-Gryn. 2013)
Penggunaan strip hCG urin tes merupakan suatu metode
imunoassay untuk memastikan secara kualitatif adanya human chorionic
gonadotropin (hCG) didalam urin sebagai deteksi dini adanya kehamilan.
Human chorionic gonadotropin merupakan sebuah hormon glikopeptida
yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Adanya hCG dan
peningkatan konsentrasinya secara cepat didalam urin ibu membuatnya
sebagai penanda untuk memastikan kehamilan. .( Jesse Olszynko-Gryn.
2013)
Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG
sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibody bersifat spesifik. Antibodi
akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi
poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan

dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbedabeda. Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen
pada satu epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan. (C,
Gnoth, 2014)
V.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Pot urine
2. Timer
3. Slide
4. Rotator
5. Pengaduk disposible
6. Mikropipet
7. Yellow tip
B. Bahan :
1. Kit Test Strip Pregnancy Test
Disimpan pada suhu 2 - 30OC, tidak direkomendasikan disimpan
pada freeze.
2. HCG Latex Reagen Kit
3. kontrol serum positif dan negatif
Disimpan pada suhu 2 - 8OC, tidak direkomendasikan disimpan
pada freeze dan suhu ruang.
C. Sampel :
1. Urine
Sebaiknya urine pagi hari karena biasanya konsentrasi HCG
tertinggi pada urine pagi. Tempat penampungan urine dalam
wadah/pot urine kering dan bersih. Bila urine keruh, dapat
dicentrifugasi sebelum dilakukan test. Bila tidak segera diperiksa
maka urine dapat disimpan pada suhu 2 8OC sampai 48 jam.

VI.

CARA KERJA
A. Cara Kerja Pregnancy Test Strip
1. Alat, Bahan dan sampel dikondisikan disuhu ruang sebelum
digunakan
2. Strip test dibuka dari pembungkusnya
3. Strip test dimasukkan ke dalam spesimen urine secara tegak lurus
hingga menyentuh batas maksimal dan ditunggu 10 15 detik

4. Strip test diangkat dan diletakkan pada tempat yang tidak meyerap,
datar dan kering
5. Timer mulai dihidupkan
6. Hasil dibaca pada waktu 3 menit
Catatan : tidak direkomendasikan test dibaca lebih dari 10 menit.
Pembacaan hasil terlalu lama/lebih dari 10 menit dapat memberi hasil
salah.

B. Cara Kerja Pregnancy Latex Test


1. Alat, Bahan dan sampel diletakkan pada suhu ruang sebelum
digunakan
2. Reagen dalam vial dihomogenkan
3. Letakkan 2 tetes (100 mikron) urine pada lingkaran slide. Letakkan
pula kontrol positif dan negatif masing masing 1 tetes pada
lingkaran slide
4. Reagen latex ditambahkan 1 tetes pada masing masing lingkaran
slide tersebut
5. Campuran tersebut dihomogenkan
6. Campuran digoyang goyangkan dalam waktu 2 menit
7. Lakukan pengamatan adanya aglutinasi
VII.

INTERPRETASI HASIL
a. Pregnancy Strip Test
Negative
Hanya terdapat garis pada control line saja
Positive
Terdapat garis pada control line (C) dan Test (T)
Invalid
Tidak terdapat garis pada control dan test atau hanya terdapat garis
pada test line (T)
b. Pregnancy Latex Test
Negative
Tidak terjadi aglutinasi
Positive
Terjadi aglutinasi

VIII. HASIL PENGAMATAN


Data Probandus :

Nama
: Putu Novi
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 24 tahun
Sampel
: Sampel urine pagi
Hasil
:
Pada Uji Pregnancy Strip Test
Positif (+) = Terdapat 2 garis (pada line Kontrol dan Test)

Pada Uji Pregnancy Latex Test


Positif (+) Aglutinasi

Gambar :
Hasil pengamatan Pregnancy Test Strip :

Test Strip yang digunakan utuk menguji

Sampel urine

pregnancy test strip

Control line yang menunjukkan garis merah dan Test line yang
menunjukkan garis merah = Penanda hasil positif

Hasil pengamatan Pregnancy Latex Test :

Reagen HCG Latex

IX.

PEMBAHASAN
Hormon Chorionic

Terlihat adanya aglutinasi

Gonadotropin

(hCG)

adalah

hormon

gonadotropin yang disekresi oleh wanita hamil dan disintesa oleh sel-sel
sinsitropoblas dari placenta. Hormon hCG mempunyai dua rangkaian
rantai peptide yaitu yang mengandung 92 asam amino dan
mengandung 145 asam amin. Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG)
mempertahankan korpus luteum yang terbentuk ketika sel telur dibuahi
yang dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi. Hormon hCG berdampak
pada meningkatnya produksi progesterone oleh indung telur sehingga
menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi hormon hCG akan
meningkat hingga hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon ini di ekskresikan melalui urin juga terdapat dalam serum. Kali
ini kta akan mendeteksi hormon hormon hCG di urin wanita hamil.
(Rolando Valenzuela. 2011)
Deteksi hormon ini dalam urin atau serum merupakan metode
pertama yang mudah diagnosis kehamilan. hormon dapat dideteksi sedini
hari keenam setelah pembuahan. hCG juga merupakan penanda tumor
penting karena diproduksi oleh beberapa jenis tumor, seperti: seminoma,
koriokarsinoma, tumor sel germinal, pembentukan mola hidatidosa,
teratoma dengan unsur koriokarsinoma.
Pada praktikum pemeriksaan hCG pregnancy test dilakukan
dengan menggunakan dua metode, yaitu dengan metode strip test atau

imunokromatograf dan metode aglutinasi latex. Dimana pada metode strip


tes dilakukan dengan prinsip determinasi secara kualitatif adanya hCG
(Human Chorionic Gonadotropin) dalam sampel urin sebagai deteksi awal
kehamilan. Tes ini menggunakan 2 garis, pada garis test terikat antibody
monoclonal hCG dan pada garis kontrol terikat antibody poliklonal serta
colloidal gold partikel yang kemudian strip test dan specimen akan
bereaksi dengan gaya kapilaritas membentuk garis warna. Sedangkan
dengan menggunakan metode aglutinasi latex dilakukan dengan prinsip uji
aglutinasi slide yang dikembangkan untuk mendeteksi secara langsung
hCG dalam urine pasien. Tes ini dilakukan dengan menguji suspensi
partikel latex yang terikat pada anti-hCG monoclonal terhadap sampel
yang diuji. Keberadaan hCG dalam sampel ditunjukkan dengan adanya
aglutinasi.
Sampel urin sebaiknya menggunakan urin pagi hari karena berisi
konsentrasi hCG yang paling tinggi sehingga baik untuk pemeriksaan
sampel urin dan akan menunukkan hasil yang representatif. Meskipun
demikian, urin sewaktu dapat juga digunakan namun alangkah baiknya
jika menggunakan urin pagi. Cara pengambilan sampel urin ini secara mid
stream atau urin tengah, dimana pancar pertama dibuang dan ditampung
pada pancar tengah. Penyimpanan urin pun haruslah benar agar hasil yang
didapat valid dengan cara menyimpan urin pada tempat penampungan
wadah atau pot urin yang bersih dan kering. Apabila sampel urin yang
digunakan keruh maka urin dapat dicentrifuge sebelum dilakukan test,
dilakukannya centrifuge ini agar hasil yang didapat tidak dipengaruhi
karena urin yang keruh. Selain itu apabila pemeriksaan ditunda maka
sampel urin dapat disimpan pada suhu 2-8C yang dapat bertahan sampai
48 jam.
Pemeriksaan pregnancy test strip ini dilakukan secara kualitatif
dengan cara memasukkan strip test ke dalam spesimen urin secara tegak
lurus hingga menyentuh batas maksimal dan ditunggu 10-15 detik.

Kemudian strip test diangkat dan diletakkan pada tempat yang datar dan
kering untuk menghindari kontaminasi, lalu dihidupkan timer lalu
pembacaan hasil dilakukan pada waktu 3 menit. Waktu pembacaan hasil
pun harus diperhatikan dan tidak direkomendasikan test dibaca lebih dari
10 menit karena pembacaan yang terlalu lama atau lebih dari 10 menit
dapat memberikan hasil yang salah atau invalid. Ketika test strip
dicelupkan ke dalam sejumlah sampel urin yang mengandung hCG akan
bereaksi dengan konjugat secara kromatografi dengan bantuan gaya
kapilaritas menuju daerah test yang mengandung antibody spesifik anti
hCG sehingga membentuk kompleks antigen-antibodi yang menimbulkan
reaksi warna, sedangkat sisa konjugat akan menuju daerah c yang
mengandung antibody poliklonal dal colloidal gold sehingga akan
membentuk reaksi warna pula. Hasil positif ditunjukkan apabila terdapat
garis pada control line (C) dan garis pada test (T), hasil negative
ditunjukkan dengan hanya terdapat garis pada control line saja, sedangkan
bila tidak terdapat garis pada control dan test maka hasil tersebut invalid.
Pada strip test reaksi pencampuran berlanjut di sepanjang absorban
melewati daerah tes dan kontrol. Konjugasi yang tidak berikatan ke reagen
pada daerah kontrol menghasilkan pita berwarna ungu, yang menunjukkan
bahwa reagen dan peralatan masih berfungsi secara baik. Sampel urin
yang diperiksa akan bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain,
dimulai dari zona yang terdapat mobile anti hCG1. Anti hcG1 akan ikut
terbawa oleh urin ke zona anti hCG2 (test area). Disinilah penentuan
positif atau negatifnya suatu tes. Jika pada urin terdapat molekul hCG,
maka molekul ini yang sebelumnya sudah berikatan dengan anti-hCG1
akan berikatan dengan anti-hCG 2 sehingga akan terbentuk warna atau
garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika pada urin tidak terdapat
molekul hCG, maka anti-hCG 2 tidak akan terikat. Selanjutnya urin
bergerak ke zona anti-anti hCG (kontrol area). Pada zona ini, baik urin
yang mengandung molekul hCG maupun yang tidak, akan terbentuk

warna ataupun garis. Hal ini dikarenakan anti-anti hCG berikatan dengan
anti-hCG1 yang ikut terbawa oleh urin. Anti HCG-1 merupakan antibodi
monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di
area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya
tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut mengalir/berpindah tempat.
Dalam uji aglutinasi latex, slide test yang digunakan berwarna
hitam agar mudah dalam melakukan pengamatan pada saat terjadi reaksi
aglutinasi, dimana warna antara dasar / slide test dengan reagen yang
berwarna putih pekat saling bertolak belakang sehingga dapat lebih mudah
dalam

proses

pengamatan.

Sebelum

digunakan

reagen

harus

dihomogenkan.
Pemeriksaan pun dilakukan dengan cara memipipet 50 mikron
sampel dan diteteskan pada petak slide. Kemudian disebelah serum
diteteskan

dengan

reagen

latex.

Kemudian

serum

dan

reagen

dihomogenkan selama 5 detik dan digoyangkan selama 2 menit.


Diusahaan pada saat meneteskan reagen dan sampel urin tidak bercampur
terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya reaksi aglutinasi yang awal
sehingga dapat menyebabkan terjadinya hasil positif palsu. Hasil positif
ditunjukkan apabila terjadi aglutinasi yang merupakan penggumpalan
seperti butiran-butiran halus akibat adanya reaksi antara sampel serum
pasien dengan reagen lateks. Dalam uji aglutinasi latex ini harus
memperhatikan pula hasil control serum positif yang harus menunjukkan
hasil yang positif, sedangkan hasil control serum negatif harus
menunjukkan hasil negatif. Hasil uji pada serum sampel kemudian
dibandingkan dengan hasil control. Uji control positif dan negative harus
selalu dibuat sebagai pembanding agar memudahkan praktikan dalam
penentukan hasil yang didapat. Pembacaan juga memerlukan pencahayaan
yang cukup agar dapat mengamati reaksi aglutinasi yang terjadi.

Pada pemeriksaan pregnancy baik menggunakan metode test strip


maupun dengan metode aglutinasi latex yang dilakukan pada sampel urin
atas nama Putu Novi didapatkan hasil positif. Dimana pada metode strip
test terbentuk warna pada garis control line (C) dan test (T) yang
menandakan terikatnya antibodi monoclonal hCG pada garis test dan
terikatnya antibodi poliklonal serta colloidal gold partikel pada garis
kontrol. Dilanjutkan pada metode agutinasi latex terjadinya reaksi
aglutinasi berupa butiran-butiran halus. Reaksi aglutinasi ini terjadi karena
urin pasien mengandung hormone hCG sehingga terjadi reaksi antara urin
dengan suspensi partikel lateks yang terikat pada anti-hCG monoclonal.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
pemeriksaan hCG antara lain:
1. Semua komponen harus disuhu ruangkan terlebih dahulu sebelum
digunakan.
2. Reagen latex

harus

dihomogenkan

terlebih

dahulu

umutk

penghomogenan partikel yang ada didalamnya.


3. Selalu memperhatikan tanggal kadaluarsa reagen.
4. Sampel yang digunakan adalah sampel urin yang ditampung pada
tempat yang bersih dan kering utnuk menghindari adanya kontaminasi
dan pengenceran urin.
5. Interpretasi tidak boleh dilakukan lebih dari 3 menit pada strip tes dan
tidak boleh dilakukan lebih dari 2 menit pada tes aglutinasi latex
karena dapat menyebabkan positif palsu.

X.

SIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai pemeriksaan
pregnancy dengan menggunakan metode test strip dan latex test pada urin
pasien atas nama Putu Novi di dapatkan hasil positif mengandung
hormone hCG.

XI.

DAFTAR PUSTAKA
C, Gnoth. 2014. Strips of Hope: Accuracy of Home Pregnancy Tests and
New Developments. [online]. tersedia : http://www.ncbi.nlm.nih.
gov/pmc/articles/PMC4119102/ Diakses 13 Mei 2016
Jesse Olszynko-Gryn. 2013. The demand for pregnancy testing: The
AschheimZondek

reaction,

diagnostic

versatility,

and

laboratory services in 1930s Britain. [online]. tersedia :


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4275600/
Diakses 13 Mei 2016
Rolando Valenzuela. 2011. False-positive urine pregnancy tests clinicians as detectives. [online]. tersedia : http://www.ncbi.nlm.
nih.gov/pmc/articles/PMC3201605/ Diakses 13 Mei 2016
Yu, Nan. 2015. HCG-Activated Human Peripheral Blood Mononuclear
Cells (PBMC) Promote Trophoblast Cell Invasion. [online].
tersedia : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC44727
60/ Diakses 13 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai