Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. MFD

MR

: 876052

Umur

: 16 tahun

Pekerjaan

: Pelajar

Suku Bangsa : Minang


Alamat

: Jln. Jati Koto Panjang, Padang

ANAMNESIS (tanggal 4 Agustus 2014)


Seorang pasien laki-laki berusia 16 tahun dirawat di bangsal Mata RSUP Dr. M Djamil
Padang sejak tanggal 30 Juli 2014 dengan
Keluhan Utama :
Nyeri pada mata kanan sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri padan mata kanan sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya mata kanan
terkena peluru pistol mainan ketika sedang bermain bersama sepupunya dengan jarak +
1 meter di depan pasien, pasien tidak dapat mengingat arah tembakan peluru. Peluru
terbuat dari bahan plastik.
Pasien merasakan mata kanan kabur.
Mata kanan pasien merah dan berair.
Silau saat melihat cahaya (-)

Pasien langung dibawa ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pasien tidak
mendapatkan pengobatan lain sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu :


- Riwayat pengurangan penglihatan sebelum kejadian trauma tidak ada
- Pasien tidak pernah menderita kelainan seperti ini sebelumnya.
- Riwayat sakit mata dan operasi mata tidak ada
- Riwayat penyakit hipertensi, Diabetes Mellitus, keganasan, dan alergi tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita kelainan seperti ini
PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaaan Umum

: Sedang

- Kesadaran

: CMC

- Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

- Frekuensi Nafas

: 18x/menit

- Nadi

: 88 x/menit

- Suhu

: 36,8 OC

Status Ophtalmikus ( tanggal 30 Juli 2014)


Status Ophtalmikus
Visus tanpa koreksi
Visus dengan koreksi

5/6
-

5/5
-

Refleks Fundus

(+) menurun

(+)

Supersilia
Silia

Madarosis (-)
Trichiasis (-)

Madarosis (-)
Trichiasis (-)

Palpebra Superior

Madarosis (-)
Edema (-)

Madarosis (-)
Edema (-)

Laserasi (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)
Edema (-)

Ekstropion (-)
Edema (-)

Laserasi (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Entropion (-)

Aparat Lakrimalis

Ekstropion (-)
Hiperlakrimasi(-)

Ekstropion (-)
Hiperlakrimasi (-)

Konjungtiva Tarsalis

Epifora (-)
Hiperemis (-)

Epifora (-)
Hiperemis (-)

Papil (-)

Papil (-)

Folikel (-)
Hiperemis (-)

Folikel (-)
Hiperemis (-)

Papil (-)

Papil (-)

Palpebra Inferior

Konjungtiva Forniks

OD

OS

Konjungtiva Bulbi

Folikel (-)
Injeksi konjungtiva (+)

Folikel (-)
Injeksi konjungtiva

Sklera
Kornea

Injeksi siliar (+)


Injeksi siliar (-)
Putih
Putih
Erosi (+) arah jam 11-12, d
= 3 mm

(-)

Bening

Kamera Okuli Anterior

Oedem (+)
Hifema (+),

Iris
Pupil

koagulasi (+)
Iridodialisis arah jam 10
3 mm, bentuk bulat

lokasi di sentral

mm,

Cukup dalam
Coklat, ruggae (+)
3 mm, bentuk bulat
lokasi di sentral

Refleks pupil langsung tak Refleks pupil langsung


langsung :

tak langsung :

+/+ normal
Lensa

Bening

+/+ normal
Bening

Korpus Vitreum

Jernih

Jernih

Funduskopi :
- Media
- Papil
Tidak Dilakukan

Tidak Dilakukan

Tekanan Bulbus Okuli

Dengan palpasi normal

Dengan palpasi normal

Posisi Bulbus Okuli

Ortho

Ortho

Gerak Bulbus Okuli

Bebas ke segala arah

Bebas ke segala arah

- Pembuluh darah
- Retina
- Makula

Pemeriksaan Lain

Gambar

Diagnosa Kerja : Hifema Traumatika Grade I OD + Erosi Kornea OD + Iridodialisa OD


Diagnosa Banding : Pemeriksaan Penunjang : Terapi :
Bed Rest dengan elevasi kepala 30o- 60o
Metilprednisolon 1 x 40 mg (po)
Sulfas Atropin ED 2 x 1 gtt OD
Lefofloxacin ED 6 x 1 gtt OD
Cendomicetin ED 3 x 1 gtt OD
Follow Up tanggal 4 Agustus 2014:
Status Ophtalmikus
Visus tanpa koreksi
Visus dengan koreksi

OD

OS

5/6
-

5/5
-

Refleks Fundus

(+)

(+)

Supersilia
Silia

Madarosis (-)
Trichiasis (-)

Madarosis (-)
Trichiasis (-)

Palpebra Superior

Madarosis (-)
Edema (-)

Madarosis (-)
Edema (-)

Laserasi (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)
Edema (-)

Ekstropion (-)
Edema (-)

Laserasi (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Entropion (-)

Aparat Lakrimalis

Ekstropion (-)
Hiperlakrimasi (-)

Ekstropion (-)
Hiperlakrimasi (-)

Konjungtiva Tarsalis

Epifora (-)
Hiperemis (-)

Epifora (-)
Hiperemis (-)

Papil (-)

Papil (-)

Folikel (-)
Hiperemis (-)

Folikel (-)
Hiperemis (-)

Papil (-)

Papil (-)

Konjungtiva Bulbi

Folikel (-)
Injeksi konjungtiva (+)

Folikel (-)
Injeksi konjungtiva

Sklera
Kornea
Kamera Okuli Anterior
Iris
Pupil

Injeksi siliar (+)


Putih
Bening
Cukup dalam
Iridodialisis arah jam 10
3 mm, bentuk bulat

Injeksi siliar (-)


Putih
Bening
Cukup dalam
Coklat, ruggae (+)
3 mm, bentuk bulat

lokasi di sentral

lokasi di sentral

Palpebra Inferior

Konjungtiva Forniks

(-)

Refleks pupil langsung Refleks pupil langsung


tak langsung :

tak langsung :

+/+ normal
Lensa

Bening

+/+ normal
Bening

Korpus Vitreum

Jernih

Jernih

Funduskopi :
- Media
- Papil
Tidak Dilakukan

Tidak Dilakukan

Tekanan Bulbus Okuli

Dengan palpasi normal

Dengan palpasi normal

Posisi Bulbus Okuli

Ortho

Ortho

- Pembuluh darah
- Retina
- Makula

Gerak Bulbus Okuli

Bebas ke segala arah

Pemeriksaan Lain

Bebas ke segala arah


-

Gambar

Diagnosa Kerja : Hifema Traumatika Grade I OD + Erosi Kornea OD + Iridodialisa OD


Terapi :
Bed Rest dengan elevasi kepala 30o- 60o
Sulfas Atropin ED 2 x 1 gtt OD
Lefofloxacin ED 6 x 1 gtt OD

BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 16 tahun datang ke IGD RSUP Dr. M
Djamil Padang tanggal 30 Juli 2014 dengan diagnosis hifema traumatika grade I OD disertai
dengan iridodialisis OD dan erosi kornea OD. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik pada mata.
Berdasarkan literatur, hifema traumatika adalah terdapatnya darah pada kamera okuli
anterior yang disebabkan oleh robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar akibat trauma
tumpul pada regio orbita. Gejala dan tanda dari hifema traumatika adalah rasa nyeri,
penglihatan kabur, juga dapat disertai dengan blefarospasme dan epifora. Pada pasien juga
ditemukan iridodialisis pada mata kanan yaitu merupakan robeknya akar iris dari badan siliar,
juga ditemukan erosi kornea yang merupakan terkelupasnya epitel kornea yang disebabkan
oleh gesekan keras pada epitel kornea.
Pada pasien ini ditemukan gejala klinis berupa nyeri, mata merah dan berair disertai
pandangan kabur. Nyeri timbul akibat trauma tumpul yang terjadi langsung mencederai
kornea sehingga terjadi erosi. Pada erosi kornea pasien akan merasakan sangat nyeri karena
pada kornea terdapat banyak serabut nyeri. Selain itu erosi kornea dapat menyebabkan mata
berair, blefarospasme, lakrimasi, fotofobia dan gangguan penglihatan disebabkan oleh
keruhnya media kornea. Mata merah merupakan manifestasi klinis dari injeksi konjungtiva
dan injeksi siliar. Hal ini terjadi akibat pelebaran dari arteri konjungtiva dan arteri siliaris,
selain disebabkan oleh infeksi, pelebaran arteri konjungtiva dapat disebabkan oleh pengaruh
mekanis seperti trauma, sedangkan pelebaran arteri siliaris terjadi akibat proses radang yang
menyertai erosi kornea.
Pada pasien ini, trauma tumpul yang disebabkan oleh peluru pistol mainan
menyebabkan tekanan yang kuat pada kornea dan iris, hal ini menyebabkan erosi kornea dan
robeknya akar iris. Robekan akar iris dari badan siliar disertai dengan robeknya arteri siliaris.
Perdarahan pada arteri siliaris menyebabkan darah terkumpul di kamera okuli anterior. Pada
pemeriksaan dengan slit lamp yang dilakukan pada pasien dapat terlihat darah mengumpul
pada kurang dari dari 1/3 bagian kamera okuli anterior sehingga didiagnosis sebagai hifema
traumatika grade I. Selain itu, juga terlihat erosi kornea pada arah jam 11 hingga 12 dan
iridodialisis pada jam 10.

Anda mungkin juga menyukai