1.
Pastikan ArcMap kita menggunakan sistem koordinat WGS ataupun DGN. Pada toolbar
klik View Data Frame Properties, akan
muncul kotak Data Frame Properties.
koordinat DGN, pada folder Geographic Coordinate Systems klik subfolder Asia
DGN 1995 klik OK. Perhatikan, ada kesamaan parameter antara WGS 1984 dan DGN
1995 sebagaimana yang ditampilkan di dalam kotak Data Frame Properties, sehingga
dalam prakteknya kita bisa memilih salah satu diataranya.
2.
Memunculkan fishnet
Klik gambar bernama ArcToolbox
Data Management Tools
Feature Class Create Fishnet.
Fishnet bisa dibilang semacam gridgrid berbentuk seperti jala ikan. Grid
yang akan dibuat untuk kepentingan
ini adalah grid yang sejajar garis
bujur dan lintang, serta lebar gridnya
adalah kelipatan 0,1 (sepersepuluh
detik).
Karena
angka
yang
0,1 detik jika di wilayah Banten yang memiliki lintang sekitar 5 7 derajat LS adalah kirakira berjarak 3,31 s.d. 3,07 meter, dan akan makin melebar untuk daerah yang mendekati
garis khatulistiwa atau sebaliknya akan semakin menyempit jika mendekati kutub. Kalau
memang mengikuti kaidah sebagaimana peraturan menteri di atas, maka seharusnya tidak ada
WIUP yang panjang segmennya cuma 2 meter karena tidak boleh lebih kecil dari 0,1, atau
ada segmen yang panjangnya 20 meter karena bukan merupakan kelipatan 0,1.
Sebagai saran saja, penentuan lebar grid bisa disesuaikan bergantung luas wilayah tambang
yang akan kita kerjakan. Untuk yang luasannya kecil bisa menggunakan lebar grid yang lebih
kecil, sedangkan untuk luas wilayahnya besar bisa menggunakan lebar grid yang lebih besar,
yang penting lebarnya mempunyai kelipatan 0,1. Sebetulnya bisa saja wilayah yang luas
menggunakan grid yang kecil, konsekuensinya akan menghasilkan segmen yang banyak
sekali dan berakibat pada banyaknya titik patok yang akan terdaftar, namun menguntungkan
bagi si pemilik tambang karena lebih sedikit lahan yang terbuang dari hasil pelurusan
tersebut.
3.
terisi batas
kanan-kiri,
atas-bawah-
koordinat
yang
koordinat
sumbu
yang
Y,
serta
berlawanan dengan titik awal. Untuk lebar grid (cell size widht dan cell size height), kita akan
setel sebesar 0,5 detik atau sekitar 0,00013889
0,5 detik = (0,5/3600) derajat
0,00013889 derajat
Opposite
corner
TOP
LEFT
RIGHT
Cell size
height
Fishnet
Origin
4.
BOTTOM
poligon
awal
hasil
plotting
layer
lain, pastikan
bahwa
layer
5.
Sel-sel yang terpilih tersebut kita jadikan layer baru. Caranya adalah dengan menyorot dan
klik kanan layer fishnet (dalam gambar bernama JaringBantuWIUP) Selection Create
Layer From Selected Features sehingga akan terbentuk layer baru bernama JaringBantuWIUP
selection.
Karena
editing,
kita
akan
sangat
melakukan
disarankan
file
tersendiri.
Klik
akan muncul
6
kotak Export Data. Pada Output Feature Class, isi nama file (misalnya PoligonWIUP) pada
folder yang diinginkan dan simpan berupa file Shapefile (.shp) lalu klik OK untuk
mendapatkan file shp baru dari sel terpilih bernama PoligonWIUP.shp. Layer JaringBantuWIUP
selection bisa kita buang dari layar.
6.
Aktifkan editor untuk file PoligonWIUP.shp dengan cara sorot layer PoligonWIUP klik Editor
Start Editing, dan akan muncul beberapa kotak konfirmasi. Setelah editor aktif, buka tabel
PoligonWIUP lalu sorot semua baris (Ctrl A) atau bisa juga menyorot semua sel menggunakan
pointer
. Klik kembali Editor Merge... OK. Akibatnya semua sel tersebut melebur
menjadi satu poligon. Pekerjaan penggabungan selesai, jangan lupa mematikan editing
dengan cara Editor Stop Editing muncul konfirmasi menyimpan hasil editing Save.
7.
Klik
ArcToolbox
Data
7
Hasilnya
adalah
titik
titik
yang
Dari
gambar
simulasi
di
8.
titik-titik
patok.
dan
Y.
Nilai
menampilkan
format
Excel.
Karena
format
angkanya desimal, maka dalam mendefinisikan field pilih tipe numerik float ataupun double.
Akan diminta untuk mengisi Precision dan Scale. Precision menyatakan jumlah digit semua
angka yang bisa dimasukkan, sedangkan Scale menyatakan jumlah digit angka di belakang
koma. Bila kita mendefinisikan Precision dan Scale-nya 7 : 3, maka kita bisa memasukkan
angka 2341,527 dalam field tersebut, sedangkan bila kita memasukkan angka 385,2234 akan
muncul kotak peringatan yang menyatakan angka di belakang koma kelebihan, walaupun total
digitnya masih 7 angka. Penentuan jumlah precision dan scale di dalam pekerjaan kita perlu
memerhatikan sampai seberapa sensitif angka yang akan disajikan. Andai kita ingin hingga
orde 0,1 detik (atau kira-kira 0,00002778 derajat) dan disajikan sebagai 0,0000278, maka kita
bisa isi Precision dan Scale-nya 11 : 7.
Untuk menghitung koordinat X dan Y,
akan
digunakan
fungsi
Calculate
9.
1 derajat = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 derajat = 60 menit = 3600 detik
Bila tahapan konversi derajat desimal derajat menit detik tersebut dituangkan ke dalam
formula Excel, maka salah satu contohnya adalah sebagai berikut (sebagaimana terlihat pada
patok nomor 2) :
10
Nilai X positif dinyatakan dengan koordinat bujur yang berada di belahan bumi Timur (BT).
Adapun untuk nilai Y yang negatif, dinyatakan dengan koordinat lintang yang berada di
belahan bumi Selatan (LS) dengan nilainya menjadi positif, sehingga dalam formula dikali
dulu dengan (-).
Poligon WIUP yang telah memenuhi kaidah permen akan mudah dikenali karena memiliki
pola yang khas, yaitu kesamaan angka koordinat secara zigzag dan jumlah patok yang
berjumlah genap.
11