Mata Kuliah
Ilmu Bahan &
Kimia Industri
1
12
12
heprillia@gmail.com hapvi
Sebagaicontoh, berat atom dari besi adalah 55.85 amu/atom atau 55.85
g/mol. Terkadang penggunaan amu per atom atau molekul lebih nyaman.
Naum pada kesempatan lain g atau kg / mol lebih sering digunakan.
ELEKTRON PADA ATOM
Model atom
Selama akhir dari abad ke-19, disadari bahwa banyak fenomena terkait
elektron pada benda padat tidak dapat dijelaskan dengan penJelasan
mekanik klasik. Yang diikuti adalah pembangunan prinsip dan hukum
bahwa sistem atom dan subatom entities yang dikenal sebagai quantum
mechanics (mekanika kuantum). Sebuah pemahaman dari kelakuan
elektron pada atom dan crystalline solid berhubungan dengan konsep
mekanika kuantum.
Pengembangan mekanika kuantum yang terbaru telah disederhanakan
oleh model atom Bohr yang mana elektron diasumsikan berputar
mengelilingi inti atom pada orbit diskrit dan posisi dari setiap elektron
ditentukan pada orbitnya masing-masing.
Pentingnya prinsip mekanika kuantum lainnya adalah bahwa energi dari
atom terhitung. Dimana elektron diperbolehkan untuk hanya memiliki nilai
energi yang spesifik. Sebuah elektron dapat merubah eneginya tapi dalam
melakukanya harus dengan melompati kuantum untuk menyerap energi
atu dengan mengeluarkan energi. Seringnya, ini lebih mudah bila
memperbolehkan energi elektron dikategorikan sebagai level energi
atau status. Status ini tidak bervariasi secara kontinyu dengan energi.
Contohnya, allowed states dari Bohr untuk atom hidrogen adalah pada
gambar 1 Energi ini dianggap negatif dimana referensi nol adalah elektron
bebas. Tentunya, sebuah elektron yang berhubungan dengan atom
hidrogen akan mengisi hanya satu dari state ini.
Oleh karena itu, model atom Bohr menyatakan pendekatan terbaru yang
menjelaskan elekron di atom, dengan dua buah pembahasan pada posisi
(orbit elektron) dan energi (level energi terkuantisasi).
Model atom Bohr ini ditemukan memiliki beberapa batasan signifikan
karena ketidakmampuannya menjelaskan beberapa fenomena terkait
elektron. Sebuah resolusi dicapai dengan model mekanik gelombang
(wave mechanical model), yang mana elektron dianggap menunjukan
karakteristik yang mirip gelombang dan mirip partikel. Dengan model ini,
sebuah elektron tidak lagi dianggap sebagai paritkel yang bergerak pada
orbit diskrit, lebih dari itu, posisi dinyatakan sebagai kemungkinan dari
sebuah elektron yang berada pada berbagai lokasi sekitar inti atom.
Dengan kata lain, posisi dijelaskan sebagai sebuah kemungkinan distribusi
atau awan elektron. Gambar 2.3 membandingkan model atom Bohr dan
model mekanik gelombang untuk atom Hidrogen. Kedua model digunakan
pada buku ini. Pilihan jatuh pada penjelasan yang lebih sederhana.
heprillia@gmail.com hapvi
Bilangan Kuantum
Menggunakan model mekanik gelombang, setiap elektron pada atom
dikarakteristikan sebagai empat parameter yang disebut bilangan
kuantum. Ukuran, bentuk dan orientasi spatail dari massa jenis
kemungkinan elektron (electrons probability density) dispesifikasikan
dalam tiga bilangan kuantum ini. Selanjutnya, level enegy Bohr
memisahkan sub lapisan elektron, dan bilangan kuantum menjelaskan
jumlah states dalam tiap sub lapisan. Lapisan dijelaskan sebagai sebuah
bilangan kuantum utama n, yang mengambil bilangan integral yang
dimulai dari unity. Kadang lapisan ini didesain dengan huruf K, L, M, N, O
dan selanjutnya, yang berhubungan dengan n= 1, 2, 3, 4, 5, ... seperti
yang tertera pada Tabel 2.1. Sebagai catatan bahwa bilangan ini
bergantung pada jarak dari elektron ke inti atom atau posisinya.
Bilangan kuantum kedua, l, menjelaskan sub lapisan yang ditulis dengan
huruf s, p, d, atau f; yang menjelaskan bentuk dari sub lapisan elektron.
Sebagai tambahan, jumlah sub lapisan ini dibatasi oleh jumlah magnitud
dari n. Sub lapisan yang dibolehkan untuk beberapa nilai n ditampilkan
pada Tabel 2.1. Jumlah state energi untuk tiap sub lapisan ditentukan oeh
bilangan kuantum ketiga, mi. Untuk sebuah sub lapisan s, ada sebuah
state energi tunggal, dimana untuk sub lapisan p, d, dan f, tiga, lima, dan
tujuh lapisan ada (sesuai tabel 2.1). Pada saat tidak ada medan magnet
heprillia@gmail.com hapvi
dari luar, state pada tiap sub lapisan adalah sama. namun, ketika terdapat
medan magnet yang hadir ketika state sub lapisan terpisah, setiap state
memiliki energi yang berbeda.
Yang bergabung dengan tiap elektron adalah momen putar, yang harus
berarah atas atau bawah. Bilangan kuantum keempat berhubungan
dengan momen putar ini, m2, untuk dua nilai yang mungkin (
1
2
+1
2
dan
Oleh karena itu, model Bohr sangat ditingkatkan oleh teori mekanik
gelombang, yang dengan penhgenala tiga bilangan kuantum baru
memberi peningkatan pada sub lapisan elektron pada tiap laisan. Sebuah
perbandingan dari dua model ini diilustrasikan pada Gambar 2.2a dan
2.2b untuk atom hidrogen.
Sebuah diagram level energi untuk berbagai lapisan dan sub lapisan
menggunakan model mekanik gelombang ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: pertama, semakin kecil
bilangan kuantum utama, semakin rendah level energinya. Sebagai
contoh, energi dari sebuah state 1s lebih sedikit dari energi pada state 2s,
yang lebih rendah dari 3s. Kedua, pada tiap lapisan, energi dari level sub
lapisan meningkat dengan nilai dari bilangan kuantum l. Sebagai contoh,
energi dari sebuah state 3d lebih besar dari 3p yang lebih besar dari 3s.
Akhirnya, mungkin akan ada beberapa hal yang overlap pada energi dari
sebuah state pada satu lapisan dengan state pada sebuah lapisan
heprillia@gmail.com hapvi
Konfigurasi Elektron
Diskusi pada bagian sebelumnya telah menjelaskan tentang state
elektron, yaitu sebuah nilai dari energi yang diperbolehkan untuk elektron.
Untuk menjelaskan fenomena ini pada state mana diisi dengan elektron,
kita menggunakan prinsip pemasukan Pauli (Pauli exclusion principle),
konsep mekanik kuantum lainnya. Prinsip ini menjelaskan bahwa tiap
state elektron dapat memengan tidak lebih dari dua elektron yang harus
memiliki putaran berlawanan. Oleh karena itu, sub lapisan s, p, d, dan f
dapat masing masing mengakomodasi jumlah total 2, 6, 10 dan 14
elektron. Pada tabel 2.1 dirangkum jumah maksimum elektron yang dapat
mengisi tiap empat lapisan pertama.
Pastinya, tidak semua state yang mungkin pada sebuah atom diisi dengan
elektron. Untuk kebanyakan atom, elektro mengisi state energi terendah
yang mungkin pada lapisan dan sub lapisan elektron, dua elektron (yang
memiliki putaran berlawanan) tiap state. Struktur energi dari sebuah atom
SODIUM dinyatakan secara skematik pada Gambar 2.5. ketika semua
elektron menempati energi terendah yang memungkinkan sesuai dengan
batasan, sebuah atom dikatakan berada pada state tanahnya (ground
state)/ namun, perpindahan elektron ke state enrgi yang lebih tinggi dapat
terjadi, seperti yang didiskusikan pada Bab 18, dan 21. Konfigurasi
elektron atau struktur atom menjelasakan fenomena dimana state ini diisi.
Pada perjanjian notasi, jumlah elektron pada tiap sublapisan dijelaskan
dengan sebuah superscript setelah lapisan-sublapisan ditentukan.
Sebagai contoh, konfigurasi elektron untuk hidrogen, helium dan sodium
heprillia@gmail.com hapvi
heprillia@gmail.com hapvi
heprillia@gmail.com hapvi
Pada kondisi spesial, orbit s dan p bergabung untuk membuat orbit hybrid
spn, dimana n yang berarti jumlah orbit p yang dibutuhkan, yang memilik
sebuah nilai dari 1, 2, atau 3. Grup elemen 3A, 4A dan 5a pada tabel
periodik adalah elemen yang paling sering membentuk orbit hybrid ini.
Penyebab utama terjadinya formasi ini adalah lebih rendahnya state enegi
untuk elektron valensi. Untuk karbon, sp3 hybrid penting pada bahan
kimia polimer dan organik. Bentuk dari sp 3 menentukan sudut 109o
(tetrahedral) yang ditemukan pada rantai polimer (bab 14).
TABEL PERIODIK
Semua elemen telah dikelompokkan menurut konfigurasi elektron pada
tabel periodik (Gambar 2.6). disini, elemen telah disusun, dengan
peningkatan nomor atom, pada tujuh baris horizontal yang disebut
periode. Penyusunan ini yaitu semua elemen disusun pada sebuah kolom
atau grup yang memiliki kemiripan struktur elektron valensi demikian pula
dengan properti kimia dan fisisnya. Properti bahan berubah secara
bertahap, bergerak horizontal melalui tiap periode dan bergerak secara
vertikal pada tiap kolom.
Elemen yang berada pada grup 0, yang paling kanan, adalah gas inert
yang memiliki lapisan elektron yang terisi dan konfigurasi elektron yang
stabil. Grup elemen VIIA dan VIA memilki kekurangan satu dan dua
elektron. Grup elemen VIIA (F,Cl, Br, I dan At) terkadang digolongkan
sebagai halogen. Alkali dan Metal Alkali tanah (Li, Na, K, Be, Mg, Ca dll)
digolongkan sebagai grup IA dan IIA, memiliki satu dan dua elektron lebih
dari struktur stabilnya. Elemen pada tiga periode panjang, Grup IIIB
sampai IIB, digolongkan sebagai metal yang bertransisi yang memiliki
state elektron d yang terisi sebagian dan pada beberapa kasus satu atau
dua elektron pada lapisan energi selanjutnya yang lebih tinggi. Grup IIIA,
IVA, dan VA (B, Si, Ge, As, dll) menunjukan karakteristik yang sedang
(intermediate) diantara metal dan non metal dengan kelebihan dari
struktur elektron valensinya.
heprillia@gmail.com hapvi
heprillia@gmail.com hapvi
heprillia@gmail.com hapvi
heprillia@gmail.com hapvi
E N = F N dr ( 2.5 )
F A dr + F R dr ( 2.6 )
E A + E R ( 2.7)
Dimana
E N , E A dan ER
heprillia@gmail.com hapvi
Gaya ikatan tarik adalah colombik, yaitu ion positif dan negatif, oleh
charge elektrik yang dimiliki, yang saling menarik satu sama lain. Untuk
dua ion yang terisolasi, energi tarik E A adalah fungsi dari jarak antar atom
menurut
EA=
A
( 2.8 )
r
B
( 2.9 )
rn
heprillia@gmail.com hapvi
Ikatan Kovalen
Pada ikatan kovalen, konfigurasi elektron yang stabil didapatkan dengan
membagikan elektron antara atom terdekat. Dua atom yang terikat
kovalen akan masing-masing memberi satu elektron pada ikatan dan
membagi elektron untuk dimiliki oleh kedua atom. Ikatan kovalen dapat
diilustrasikan pada gambar 2.10 untuk sebuah molekul methan (CH 4).
Atom karbon memiliki empat elektron valensi, dimana setiap atom
hidrogen memiliki satu elektron valensi. Setiap atom hidrogen dapat
menambah sebuah konfigurasi elektron helium (dua 1s elektron valensi)
dimana atom karbon membagi sebuah elektron. Karbon kini memiliki
empat elektron tambahan, satu dari hidrogen, untuk total delapan
elektron valensi, dan struktur elektron dari neon. Ikatan kovalen bersifat
memiliki arah (directional); dimana ikatan ini terjadi antara atom tertentu
dan mungkin terjadi hanya pada arah antara satu atom dan atom lainnya
dalam pembagian elektron.
Banyak molekul elemen non metal (H 2, Cl2, F2, dll) sama seperti molekul
terdiri dari atom yang tidak sama seperti CH 4, H2O, HNO3, dan HF adalah
contoh ikatan kovalen. Lebih dari itu, jenis ikatan ini ditemukan pada
elemen padat seperti berlian (karbon), silikon, dan germanium dan
campuran padat lainnya yang terdiri dari elemen yang berada pada
sebelah kanan tabel periodik, seperi gallium arsenida (GaAs), indium
antimonida (InSb) dan silikon carbida (SiC).
Jumlah ikatan kovalen yang terjadi untuk atom ditentukan oleh jumlah
elektron valensi. Untuk elektron valensi N, sebuah atom dapat terikat
kovalen dengan pada hampir 8 N atom lain. Sebagai contoh, N = 7
untuk klorin, dan 8 N=1, yang berarti bahwa satu atom Cl dapat
berikatan pada hanya satu atom seperti pada Cl 2. Hal serupa terjadi pada
karbon, N=4, dan setiap karbon memiliki 8-4, atau empat elektron yang
dapat dibagi. Berlian adalah contoh struktu interkoneksi tiga dimensi
heprillia@gmail.com hapvi
XA, XB
Ikatan metal
Ikatan Metal adalah jenis ikatan primer, ikatan ini terdapat pada metal
dan campurannya. Sebuah model sederhana telah diajukan yang sangat
mendekati skema ikatan. Material metal memiliki satu, dua atau paling
banyak tiga elektron valensi. Dengan model ini, elektron valensi tidak
terikat pada atom pada padatan dan lebih/kurang bebas berubah melalui
seluruh bagian metal. Mereka mungkin akan dianggap sebagai lautan
elektron atau awan elektron. Sisa elektron non valensi dan bentuk inti
atom yang disebut inti ion, memiliki charge positif net yang sama pada
magnitud dengan total charge elektron valensi per atom. Gambar 2.11
adalah ilustrasi skema dari ikatan metal. Elektron bebas melindungi inti
atom yang tercharge positif dari gaya tolak elektrostatis yang hadir secara
mutual,
dimana
mereka
akan
menggunakan
atau
lainnya.
heprillia@gmail.com hapvi
Ikatan metal dapat ditemukan pada tabel periodik elemen Grup IA dan IIA
dimana semuanya adalah elemen metal.
Beberapa perilaku umum dari berbagai tipe material (metal, keramik dan
polimer) dapat dijelaskan melalui tipe ikatan. Sebagai contoh, metal
adalah konduktor yang baik untuk menghantarkan listrik dan panas,
karena ion bebas mereka. Sebaliknya, material yang berikatan ion dan
kovalen merupakan insulator listrik dan suhu karena tidak adanya banyak
elektron bebas.
Pada bagian 7.4 dapat diperhatikan bahwa pada suhu ruangan,
kebanyakan metal dan campurannya gagal untuk dibentuk, dimana,
kondisi patah terjadi setelah material mengalami perubahan bentuk
permanen yang signifikan. Perilaku ini dijelaskan pada mekanisme
perubahan (deformasi) (bagian 7.2) yang berhubungan dengan
karakteristik ikatan metal. Sebaliknya pada suhu ruangan, material
dengan ikatan ion rapuh karena komponen ion yang mereka miliki
tercharge secara elektrik.
IKATAN SEKUNDER ATAU IKATAN VAN DER WAALS
Ikatan sekunder, van der Waals atau ikatan fisik adalah ikatan yang lemah
dibandingkan dengan ikatan primer atau iaktan kimia. Energi ikatannya
hanya sekitar 10 kJ/mol (0.1 eV/atom). Ikatan sekunder ada diantara
heprillia@gmail.com hapvi
semua atom atau molekul namun keberadaannya jelas jika ada tiga jenis
ikatan pertama. Ikatan sekunder dibuktikan pada gas inert yang memiliki
struktur elektron stabil dan struktur antar molekulnya terikat kovalen.
Gaya ikatan sekunder muncul dari dipole atom atau molekul. Menurut
kepentingannya, sebuah dipole elektrik muncul ketika ada pemisahan
antara atom atau molekul porsi positif dan negatif. Ikatan tersebut
dihasilkan dari kejadian coulombic antara akhir bagian positif dari sebuah
dipole dan bagian negatif dari dipole lainnya seperti yang tertera pada
gambar 2.12. Interaksi dipole yang terjadi antara dipole yang terinduksi,
antara dipole yang terinduksi dan molekul polar (yang memiliki dipole
permanent), dan antara molekul polar. Ikatan hidrogen, adalah jenis
khusus dari ikatan sekunder, yang ditemukan hadir antara beberapa
molekul yang memiliki hidrogen sebagai salah satu penyusunnya.
Mekanisme ikatan ini akan didiskusikan secara singkat.
heprillia@gmail.com hapvi
heprillia@gmail.com hapvi
MOLEKUL
Banyak dari molekul ini disusun dari grup atom yang berikatan denga
ikatan kovalen yang kuat; termasuk juga molekul elemen diatomic (F 2, O2,
H2 dll) dan juga material gabungan seperti (H2O, CO2, HNO3, C6H6, CH4, dll)
pada cairan yang terkondensasi dan kondisi padat, ikatan antar molekul
adalah ikatan sekunder yang lemah. Sebagai akibatnya, material molekul
memiliki suhu leleh dan didih yang rendah. Sebagian besar molekul
tersebut memiliki beberapa molekul kecil yang terdiri dari sedikit atom
rata-rata berupa gas, atau dekat, suhu dan tekanan. Dengan kata lain,
banyak polimer modern, menjadi matrial molekul yang terdiri dari molekul
yang sangat besar, yang muncul sebagai benda padat; beberapa dari
properti mereka sangat bergantung pada adanya ikatan van der Waals
dan ikatan sekunder hidrogen.
heprillia@gmail.com hapvi
KESIMPULAN
Bab ini memulai dengan pembahasan struktur atom dasar, yaitu model
atom Bohr dan mekanika gelombang dari elektron pada atom. Dimana
model Bohr menyatakan bahwa elektron adalah partikel yang mengitari
inti atom pada jalur diskrit dan mekanika gelombang menyatakan bahwa
elektron seperti halnya gelombang memposisikan elektron sebagai
distribusi kemungkinan.
Energi elektron ditentukan dengan bilangan kuantum yang menjelaskan
bahwa adanya peningkatan lapisan dan sub lapisan elektron. Konfigurasi
elektron dari sebuah atom berhubungan dengan diisi tidaknya lapisan dan
sub lapisan ini dengan elektron menurut prinsip pauli. Tabel periodik dari
elemen disusun berdasarkan berbagai macam elemen menurut
konfigurasi elektronnya.
heprillia@gmail.com hapvi