Anda di halaman 1dari 13

ATEROSKLEROSIS

BAB I
ATEROSKLEROSIS

A. Defenisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD
berasal dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis
(indurasi dan pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu
keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa
endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
(www.medicastore.com)
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri
besar dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium.
komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri.
Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis
merupakan penyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya di ekstremitas,
maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain. (Brunner &
Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena
mengandung lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah
suatu proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil
dan fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba
dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak, meskipun rupture tidak selalu
diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan cara inilah
proses plak berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah
akibat timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang
akan menghambat aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak,
jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri karoid) maka
bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung
(arteri koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling
sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua.
Namun sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada
kanak-kanak. Karena timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah

menjadi fenomena alamiah yang tidak selalu harus terjadi lesi aterosklerosis
terlebih dahulu.

B. Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari
aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau
ateroma, terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah
bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi
biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi
di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih
mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan
karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama
ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh
dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah
pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit
arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan
terlepas dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di
tempat lain (emboli).

Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:

1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadangkadang disebut kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang
disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau
di atas 140/90 mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah,
meningkatkan kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga
tidak memungkinkan oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan
darah gula ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi
ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi
karena tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin
dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan
ekstra dari otot, tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah
tinggi lemak tubuh ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk
faktor risiko lain untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya
hidup faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di
arteri - pada pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun
menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia
45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat
jika ayah atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum
usia 55 tahun, atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan
penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan riwayat
keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak berarti bahwa Anda akan
mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau keduanya.
Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk
mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik
dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang
lebih tua.

C. Patofisiologi
Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan
kasus, secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang
atau tersumbat. Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak
mendapatkan oksigen secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi.
Hal ini dapat berakibat fatal, dan pada kenyataannya, menghasilkan jumlah
jutaan kematian setiap tahun, membuat penyakit kardiovaskuler adalah
penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat bersiklus
fatal, karena pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi
juga membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem
sirkulasi. Lagipula, kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan
harus bekerja walaupun dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke
seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu, penyakit jantung memimpin masalah utama
penglibatan jantung, paru-paru, ginjal, dan segera keseluruhan sistem, sebab
setiap organ dalam tubuh mempercayakan kecukupan oksigen dan nutrisinya
pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk
oleh suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik.
Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana
arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi
beberapa teori telah dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling
dalam arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin,
platelet, sampah seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan
patogenesis aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang
terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai
berikut:
Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak
bagaikan garis lemak.

Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak


kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam.
Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak,
jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
Perubahan degeneratif dinding arteria.
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vascular
untuk memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum
nampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase preklinis
ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Lesi yang bermakna secara klinis, yang dapat
mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih
dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian yang logis dan konklusif
baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap dinding
arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan penebalan
tersebut dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel
pembuluh darah mampu melepaskan endothelial derived relaxing factor (EDRF)
yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial derived
constricting factor(EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada
keadaan normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui
perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel.
Berbagai substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat (ADP), adrenalin,
serotonin, vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu merangsang
pelepasan EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada
keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan
asetil kolin justru merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik
pembuluh darah juga merangsang pelepasan EDCF. Langkah akhir proses
patologis yang menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut:
Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque
Perdarahan pada plak ateroma
pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
Embolisasi thrombus atau fragmen plak
Spasme arteria koronaria
Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun penyebabnya
antara lain adalah:
Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
Tekanan darah yang tinggi
Tembakau
Diabetes

Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet, sampah


produk selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada dinding
pembuluh darah. Hal itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk
memproduksi substansi lainnya yang menghasilkan pembentukannya dari sel.

D. Factor Resiko
1.

Yang tidak dapat diubah

Usia
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Ras
2.

Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:

a.

Mayor

Peningkatan lipid serum


Hipertensi
Merokok
Gangguan toleransi glukosa
Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
b.

Minor

Gaya hidup yang kurang bergerak


Stress psikologik
Tipe kepribadian

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit jantung
koroner, stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau
penyumbatan mendadak, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya
tergantung dari lokasi terbentuknya, sehinnga bisa berupa gejala jantung, otak,
tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan
arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinnya tidak akan
mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke
jaringan

Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi
pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas
gejala aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya
penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi
jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan
menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara:
1. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan,
2.

pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,

3.

skening ultrasonik duplex,

4.

CT scan di daerah yang terkena,

5.

arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,

6.

IVUS (intravascular ultrasound).

G. Penatalaksanaan Medis
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk
pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin,
kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dan lovastatin. Untuk
mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan
seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan
aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu
pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan
prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari
penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang
tersumbat.

H. Asuhan Keparawatan
1.

Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh, semua data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan
untuk menentukan masalah keperawatan pengkajian pada klien aterosklerosis.
a.

Aktivitas dan istirahat.

Kelemahan, kelelahan,ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan


Tacycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).

b.

Sirkulasi

Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,
diabetes melitus.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnnya capilary refill time, distritmia.
Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan
terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
Heaet rate munkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy bradi
cardia ).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normaI.
Edama:Jugular vena distension,odema anasarka,crackles mungkin juga timbul
dengaan gagal jantung.
Warna kulit mungkin pucat baik bibir dan di kuku.

c.

Eliminasi.

Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak,
muntah dan perubahan barat badan.

e.

Hygiene perseorangan

Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar padasaat melakukan


aktivitas.

f.

Neoru sensori

Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

g.

Kenyamanan

Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan dengan nitrogliserin.
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai
ke lengan, rahang dan wajah.
Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang pernah
dialami.Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang
menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, penurunan kontak mata
,perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta
tingkat kesadaran.

h.

Respirasi

Dispnea dengan atau tanpa aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis.Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanisis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesukuler.Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.

i.

Interaksi social

Stress,kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tidak terkontrol.

j.

Pengetahuan

Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,


stroke, hipertensi, perokok.

2.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa adalah masalah keperawatan yang actual (yang sudah terjadi) dan
potensial (kemungkinan akan terjadi) yang dapat ditangani dengan intervensi
keperawatan, maka diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada penderita
aterosklerosis adalah:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung
atau sumbatan pada arteri koronaria.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen,adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
3. Resiko terjadinya penurunan kardiac output berhubungan dengan perubahan
dalam rate, irama konduksi jantuna, menurunnya preload atau peningkatatan
SVR, miocardial infark.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan tekanan darah, hopovolemia
5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan exsess berhubungan dengan
penurunan perfusi organ (renal ), peningkatan retensi natrium, penurunan
plasma prottein.

I.

Rencana Keperawatan

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan di


laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang telah di tetapkan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Intervensi untuk klien dengan gangguan aterosklerosis adalah sebagai berikut :

PENURUNAN CARDIAK OUT-PUT B/D PENURUNAN HIPOVOLEMI


(PRELOAD)
Tujuan : fungsi jantung/cardiak out-put meningkat adekuat setelah tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam.
Intervensi

Rasional

Catat/pantau TTV, HR,TD,RR,


terutama adanya hipotensi,
waspadai penurunan sistole/diastole.

adanya hipotensi menunjukan adanya


disfngsi ventrikel dan semua TTV
menunjukan adanya fenomena
ketidakseimbangan baik tekanan darah
maupun kontraksi otot jantung.

Catat/obs adanya disritmia, kualitas


denyut nadi dan observasi respon
pasien.

disritmia menunjukan kelainan


kontraktilitas jantung, diasamping
juga adanya penurunan kualitas denyut
nadi, semua menunjukan
kualitas aliran darah secara sistemik, bila
ada kelainan-kelainan
tersebut dapat dipantau secara berlanjut.

Observasi perubahan status


mental/orientasi/gerakan reflek
tubuh/gelisah.

adanya perubahan mental dan tingkat


kesadaran dapat terjadi
bila oksigenasi ke otak menurun, hal ini
dapat terjadi karena kondisi
sirkulasi yang tidak adekuat.

Catat kualitas nadi perifer dan suhu


kulit.

Nadi perifer memberikan indikasi adanya


sirkulasi sistemik, bila nadi perifer tidak
teraba menunjukan aliran darah ke perifer
tidak adekuat, demikian juga
kenaikan/penurunan suhu kulit sebagai
indikasi sirkulasi perifer adekuat/tidak.

Ukur dan catat intake-output balance


cairan.

Out-put merupakan volume darah hasil


dari pompa ventrikel, dengan penurunan
CO dapat diindikasikan adanya kekurang
cairan,maka penting untuk tetap
menghitung balance cairan.

Bantu aktifitas perawatan diri sesuai


kemampuan pasien.

Mengurangi dan menjaga keseimbangan


antara kebutuhan oksigen dan suplai
oksigen.

Kaji ulang ECG secra berseri setiap


24 jam.

Ecg berseri dapat melihat perkembangan


dan kelainan kerja jantung secara
bertahap.

Laporkan adanya hipotensi dan


adanya ketidakseimbangan cairan.

adanya hipotensi menunjukan


ketidakseimbangan cairan, dan ini
menyebakan oksigenasi ke sistemik tidak
adekuat, perlu dicatat dan dilaporkan
untuk mendapat terapi lebih lanjut.

Kolaborasi:

Memberikan support tambahan


kebutuhan oksigen secara manual sesuai
kebutuhan Oksigen jaringan dan agar
kerja jantung dapat mengimbangi suplai
dan kebutuhan O2 secara adekuat.

Berikan Oksigen sesuai indikasi.

Berikan IV line sesuai program.

Pemberian IV line disamping menjaga


keseimbangan cairan dan mencegah
terjadinya kekurangan cairan karena
fungsi sistemik cairan yang tidak adekuat,
fungsi lai untuk
memudahkan memberikan injeksi obat
secara cepat dan efisien.

Berikan obat-obatan inotropik,


digitalis sesuai program

Meningkatkan kontraktilitas jantung dan


mengatasi disritmia jantung.

Pantau CVP17

Mengetahui keadekuatan cairan secara


central dan akurat.

GANGGUAN RASA NYAMAN:NYERI B/D ISKEMIA MIOKARD


Tujuan: Nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24
jam.
Kaji tingkat nyeri dada dan abdomen

Menentukan tingkat keparahan penyebab


nyeri dada dan abdomen, nyeri dada
timbul karena inefektif darin suplai darah
ke jantung, nyeri abdomen dikarenakan
adanya pembesaran dari hati hal ini
disebabkan adanya pembendungan vena
portal sehiingga membuat arus balik dari
sistem sirkulasi.

Observasi/pantau adanya
cemas/gelisah

Ketidakadekuatan dari oksigen ke otak


membuat pasien gelisah

Catat/pantau TTV

Sebagai pantau kestabilan dari


hemodinamik dan respon tubuh secara

dini
Berikan posisi nyaman dan ajarkan
tehnik relaksasi

Posisi memberikan rasa nyaman dan


tehnik relaksasi dapat mengurangi rasa
nyeri

Bantu perawatan diri

Mengurangi stressor penyebab nyeri yang


timbul, semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan semakin membuat pasien
menjadi nyeri, seperti aktifitas sehari-hari
ini dapat dibantu

Identifikasi/dorong penggunaan
prilaku adaptif

Mengurangi tingkat stressor pasien


sehingga nyeri berkurang

Kolaborasi: - Berikan obat anti nyeri


sesuai indikasi

Obat-obatan yang bersifat menekan


sistem saraf yang dapat menurunkan
nyeri

Anda mungkin juga menyukai